Resume PPN Rati Pebriani (1810604015)
Resume PPN Rati Pebriani (1810604015)
Nim : A31114012
Ringkasan Materi Kuliah
A. PENGERTIAN
PPN atau singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak tidak Langsung yang
dikenakan pada setiap pertambahaan nilai atau transaksi penyerahan barang dan atau jasa
kena pajak dalam pendistribusiannya dari produsen dan konsumen.
Disebut pajak tidak langsung karena tidak langsung dibebankan kepada penanggung
pajak (konsumen) tetapi melalui mekanisme pemungutan pajak dan disetor oleh pihak lain
(penjual). Transaksi penyerahannya bisa dalam bentuk jual-beli, pemanfaatan jasa, dan sewa-
menyewa.
Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat
berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang
dikenakan PPN. Pada dasarnya semua barang merupakan Barang Kena Pajak kecuali yang
diatur lain oleh Undang-Undang Nomor PPN itu sendiri. Barang Kena Pajak tersebut terdiri
dari barang berwujud (bergerak dan tidak bergerak) dan barang tidak berwujud (hak cipta,
merek dagang, paten, dll). Indnesia menganut sistem tarif tunggal untuk PPN, yaitu 10%.
dasar humkum yang digunakan unutk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983.
PPN secara efektif mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 April 1985, walaupun
berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 dinyatakan berlaku pada
tanggal 1 Januari 1984.
PPN ditetapkan dengan Undang- undang Nomor 18 Tahun 2000 merupakan pajak
yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya
faktor-faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para
konsumen.
Pasal 16D :
PPN dikenakan atas penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan oleh PKP kecuali atas penyerahan aktiva yang pajak masukkannya
tidak dapat dikreditkan sebagimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (8) huruf b dan c.
Syarat Penyerahan Terutang PPN Pasal 16D
Yang melakukan penyerahan atau pemindahtanganan adalah Pengusaha Kena Pajak;
Perolehan aktiva tersebut bukan untuk diperjualbelikan atau sebagai barang dagangan;
Perolehan aktiva tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dan bukan
jenis kendaraan sedan dan station wagon.
Yang dimaksud dengan pengeluaran yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan
usaha adalah pengeluaran yang berhubungan dengankegiatan produksi, distribusi, pemasaran
dan manajemen. Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha.
1. Penyerahan Barang Kena Pajak
Pasal 1A ayat (2) :
penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa
guna usaha (leasing);
penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;
pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;
penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena
Pajak.
Jenis jasa yang tidak dikenai PPN adalah jasa tertentu dalam jasa sebagai berikut :
Jasa pelayanan kesehatan medis
Jasa pelayanan sosial
Jasa pengiriman surat dengan perangko
Jasa asuransi
Jasa keuangan
Jasa keagamaan
Jasa pendidikan
Jasa kesenian dan hiburan
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
Jasa angkutan umum di darat dan air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri
Jasa tenaga kerja
Jasa perhotelan
Jasa-jasa yang disediakan oleh pemerinth dalam rangka menjalankan pemerinthan
secara umum
Jasa penyediaan tempat parkir
Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
Jasa boga atau katering.
PPN memiliki peranan strategis dan signifikan dalam posisi penerimanaan negara dari
sektor perpajakkan. Oleh karena itu para pengusaha di Indonesia wajib melaporkan
usahanya agar segera dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Kewajiban
melaporkan usaha tersebut harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
bulan terjadinya jumlah penjualan barang atau jasa kena pajak melebihi Rp. 4.8 M
sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013. Jika pengusaha tidak dapat
mencapai Rp. 4.8 M maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan
pengukuhan sebagai PKP. Dengan menjadi PKP pengusaha wajib memungut,
menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib
disetor oleh PKP, disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran
ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan
ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun membuat
produknya.
Sumber :
http://www.hartaku.com/apa-itu-pajak-ppn-jasa-dan-bagaimana-menghitungnya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_pertambahan_nilai
http://www.online-pajak.com/id/berita-dan-tips/pajak-pertambahan-nilai-ppn