A. Pokok Pikiran
Tujuan mempelajari materi Anti Korupsi pada Pelatihan Dasar CPNS ini
adalah agar peserta mampu mengubah persepsi dan sikap terhadap korupsi serta
memiliki keterampilan dan kecakapan baru untuk meminimalisir tindakan korupsi
di lingkup kerja masing-masing.
Secara harfiah dalam KBBI, korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara atau perusahaan untuk kepentingan pribadi atau
orang lain. Korupsi terjadi secara sistemik, saling terkait satu sama lain dan
bersifat kompleks. Secara teori, korupsi terjadi secara sistemik akibat biaya
demokrasi yang sangat besar. Semakin banyak uang (akumulasi dana), maka
semakin banyak pula tindak korupsi yang terjadi. Semakin tinggi kekuasaan,
maka semakin tinggi pula peluang melakukan korupsi.
Korupsi tidak disebabkan karena faktor kemiskinan, akan tetapi
keserakahanlah yang menjadi pemicu utama. Adanya kesempatan juga memberi
peluang terjadinya tindak korupsi. Tuntutan kebutuhan yang terus meningkat
berdasarkan gaya hidup juga menjadi faktor munculnya keinginan melakukan
korupsi pada diri seseorang. Selain itu, penegakan hukum Indonesia yang masih
tebang pilih seakan mempermudah tindakan korupsi dan melemahkan proses
pemberantasan korupsi.
Korupsi di Indonesia sudah memasuki fase mengkhawatirkan. Tindakan
korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem
politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di
negara ini. Dengan demikian, perbaikan sistem sangat perlu dilakukan sebagai
upaya pencegahan korupsi. Jika sistem ini tidak diperbaiki, maka cepat atau
lambat praktik korupsi akan menghancurkan negara ini.
Korupsi seakan telah menjadi budaya di Indonesia. Praktik korupsi saat ini
telah menyentuh semua lini, tidak hanya pada pejabat yang memiliki kekuasaan
tinggi. Hal ini menunjukkan krisisnya mental masyarakat Indonesia. Dengan
demikian, gerakan bersama dalam perbaikan mental masyarakat Indonesia sangat
perlu dilakukan. Masyarakat yang korup akan menghasilkan pemimpin yang
korup. Masyarakat yang jujur dan amanah akan menghasilkan pemimpin yang
juga jujur dan amanah.
Edukasi menjadi poin utama dalam pencegahan korupsi. Edukasi bisa
dijadikan titik awal untuk me-RESET generasi muda untuk memiliki sikap anti
korupsi. Generasi muda yang anti korupsi tentu akan menghasilkan masyarakat
yang anti korupsi juga. Dari masyarakat yang anti korupsi inilah akan muncul
pemimpin-pemimpin baru yang anti korupsi. Proses edukasi ini perlu dilakukan
mulai dari lingkungan keluarga dengan menanamkan sikap jujur, peduli, mandiri,
disiplin, dan tanggung jawab pada diri anak. Peran agama juga sangat dibutuhkan
dengan pengamalan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman
agama yang baik akan menghadirkan manusia yang memiliki akhlaq yang baik.
B. Penerapan
Upaya pemberatasan korupsi tentu tidak hanya bisa dilakukan oleh
penegak hukum yang berwenang, akan tetapi semua masyarakat bisa ikut berperan
aktif. Semua masyarakat bisa ikut membangun budaya anti korupsi di lingkungan
sekitarnya ataupun di lingkup ruang kerjanya. Sebagai contoh, seorang ibu bisa
menjadi agen anti korupsi dalam keluarganya dengan meminimalisir tindakan
korupsi dalam lingkungan keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan
menanamkan karakter anti korupsi pada diri mereka sedari kecil.
Sebagai ASN tenaga pendidik, guru bisa menjadi agen anti korupsi dengan
meminimalisir tingkat korupsi di lingkungan sekolah. Seorang guru harus mampu
menanamkan nilai-nilai paham anti korupsi kepada peserta didik. Penanaman
nilai-nilai inilah yang akan membentuk sikap peserta didik yang berkualitas. Sikap
yang berkualitas sudah tentu menunjang pencapaian pengetahuan peserta didik.
Penanaman nilai-nilai anti korupsi pada peserta didik juga bisa dilakukan dengan
berbagai kegiatan seperti mengadakan kegiatan anti korupsi pada masa orientasi
siswa dan mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan. Seorang
guru juga bisa memberikan motivasi-motivasi diawal atau diakhir pembelajaran
kepada peserta didik.
Saya sebagai guru bahasa Inggris bisa ikut berperan aktif dalam
menanamkan karakter anti korupsi pada peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar bahasa Inggris di kelas. Penanaman nilai kejujuran bisa dilakukan pada
kegiatan menceritakan kembali pengalaman yang telah dialami dengan jujur
menggunakan simple past tense. Penanaman nilai tanggung jawab bisa dilakukan
dengan mengarahkan peserta didik untuk berani mempertanggungjawabkan hasil
kerja (tugas) mereka dengan tidak terpaku pada jawaban benar atau salah. Saya
harus selalu siap dan berusaha menyelipkan penanaman nilai-nilai karakter anti
korupsi dalam setiap materi atau kegiatan belajar baik itu memiliki keterkaitan
maupun tidak.