TINJAUAN PUSTAKA
a. Inventarisasi
seseorang yang dilakukan langsung dengan menjelajah alam atau kegiatan yang
menyatu dengan alam berupa tumbuhan dan hewan yang dapat mengetahui
tersusun secara sistematis baik itu jenis hewan maupun jenis tumbuhan yang ada
pengumpulan data yang secara jelas dan terinci melalui susunan dan kosep
sehingga dapat mengetahui kekayaan alam baik itu keberadaan dan tempat suatu
benda atau habitat lainnya terutama pada makhluk makhluk hidup itu sendiri.
b. Anura
Bangsa Anura merupakan bangsa amfibi yang terbesar dan memiliki beberapa
macam jenis yang mencapai kisaran antara 4.100 lebih jenis katak dan kodok.
Jumlah taksa baru terus bertambah hingga pada saat sekarang masih banyak
yang belum diteliti, yang telah dicatat dari Indonesia sekitar 450 jenis, yang
hidup di dua alam yaitu di Darat dan di Air, dengan demikian kehidupan Amfibi
dengan kondisi yang cukup stabil. Jenis Amfibi di Dunia kurang lebih terdiri
dari 7.405 jenis, dan memiliki 3 bangsa yang diantaranya yaitu: bangsa
berjumlah 204 jenis, dan terdiri dari 33 marga dan 10 famili, bangsa Caudata
atau salamander dan newt yaitu mempunyai anggota 676 jenis, yang terdiri dari
66 marga dan famili, Anura atau katak dan kodok yakni mempunyai anggota
6.525 jenis yang terdiri dari 438 marga dan 55 famili (Kamsi dkk, 2017:28)
Perbedaan kedua habitat tersebut akan mempengaruhi jenis Amfibi, seperti yang
ditemukan di daerah perairan yang memiliki kecepatan arus yang tinggi, dan ada
pula yang menemukan di perairan dengan kecepatan arus rendah seperti di air
Amfibi adalah salah satu biota yang terdapat di Indonesia yang begitu
kurang mendapat perhatian dalam penelitian tentang Amfibi sebagai salah satu
komponen ekosistem, padahal Amfibi sangat berperan dalam rantai makanan
yang memiki kegunaan terutama bagi manusia baik sacara ekologi maupun
c. Morfologi Anura
Bangsa Anura umumnya dikenal dengan nama lain yaitu kodok dan
1. Morfologi kodok
panjang, dan bermata besar, gerakan pada kodok memiliki perbedaan dengan
kodok mampu berpindah tempat dengan cara melompat. Ciri khas pada
kodok adalah adanya gendang telinga di bagian belakang kedua mata di sisi
kepala, selaput pada gendang telinga sangat peka ketika ada getaran udara
(Susanto, 1989:5-7).
2. Morfologi katak
untuk melompat, pada sela-sela jari memilki selaput yang bisa membantu
aktivitasnya dalam berenang, kulit pada katak juga memilki kulit yang harus
selau basah karena kulit yang di gunakannya adalah alat untuk bernapas
yang di temukan di Afrika barat dengan ukuran panjang tubuh pada kodok
d. Habitat Anura
membutuhkan masa waktunya yang lama, sedangkan pada masa berudu atau
merupakan hewan yang berdarah dingin dimana pada suhu tubuh yang di
milikinya akan selalu mengikuti suhu yang di sekitarnya, baik itu suhu
udara maupun suhu air pada tempat hidupnya. Hanya terdapat beberapa
spesies saja jenis kodok yang mampu hidup dan berkembang biak pada suhu
di bawah 0o C, dan pada spesies yang lain dengan kisaran suhu 34o C.
(Susanto, 1989:5-6).
dan masih begitu terbatas. Pulau sumatera adalah pulau terbesar akan tetapi
masih banyak yang kurang minat untuk penelitian tentang Amfibi. Dengan
Indonesia tidak termasuk kedalam daftar satwa liar yang dilindungi undang-
undang, maka tidak mengherankan jika kerusakan yang terjadi pada habitat
Amfibi sehingga kita tidak tahu hewan yang hidup didalamnya. Untuk
e. Metamorfosis
Pembuahan terjadi pada luar tubuh induk betina yang masih terbungkus
melewati tahap kecebong, yaitu pada ekor yang lebih panjang dari tubuhnya
katak betina yang dewasa akan bertelur dan akan menetas setelah 10 hari,
kemudian setelah telur katak menetas akan menjadi berudu. Setelah berkisar
dari umur 2 hari, berudu tersebut sudah memilki insang luar yang berbulu
dewasa.
lembab atau di air, setelah telur menetas akan menjadikan berudu dan hidup
ditempat yang basah atau di Air dengan bernapas melalui insang, setelah
hewan dewasa dan berpindah di tempat yang kering atau di daratan dengan