Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Nama : Muhammad Ikramul Haq


NIM : 1193030062
Jur/Smt/Kls : HTN/3/B
Matkul : Hukum Pidana
Dosen : Ridwan Eko Prasetyo S.H.I. , M.H

1. Bagaimana Paul Johan Anslem Von Feuerbach mencetuskan asas legalitas?

Jawab :
Asas legalitas pertama kali dicetuskan oleh Paul Johan Anslem Von Feuerbach
(1775−1833), seorang sarjana hukum berkebangsaan Prancis. Asas tersebut
dikelompokkan Von Feuerbach dalam bahasa Latin menjadi tiga frasa, yaitu nulla poena
sine lege (tiada pidana tanpa undang-undang), nulla poena sine crimine  (tiada pidana
tanpa perbuatan pidana), nullum crime sine poena legali  (tiada perbuatan pidana tanpa
pidana menurut undang-undang). Ketiga frasa itu kemudian dijadikan satu oleh Von
Feuerbach menjadi nullum delictum nulla poena sine pravia lege poena yang berarti tiada
suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali ada peraturannya,

2. Apakah analogi hanya bisa pada gugatan pidana sedangkan dalam perdata apakah
juga bisa demikian?

Jawab :
Secara teori ilmu hukum, memang tidak dimungkinkan penerapan analogi
(argumentum per analogiam). Namun dalam praktik, sering kali dirasakan adanya
kebutuhan mendesak untuk menerapkan analogi, meski secara "terselubung" atau
implisit. Sebagai contoh dan sudah kerap dilakukan, terhadap berbagai pihak yang
sekalipun bukan merupakan lembaga pembiayaan, namun diancam dan dihukum pidana
berdasarkan Undang-Undang tentang perbankan. Bila merujuk doktrin hukum pidana,
sejatinya Undang-Undang tentang Perbankan hanya dapat diterapkan terhadap berbagai
badan hukum yang bergerak dibidang perbankan, bukan terhadap badan hukum yang
bergerak dibidang non perbankan. Analogi memiliki makna, terhadap perbuatan hukum
serupa yang diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan, diberlakukan terhadap
konstruksi perbuatan serupa dalam ranah yang berbeda. Sehingga, sebuah perseroan
Terbatas biasa sekalipun, sepanjang melakukan aktivitas "menyerupai" lembaga
perbankan, secara seketika dapat diberlakukan pula Undang-Undang tentang Perbankan-
sekalipun Anggaran Dasarnya menyatakan bergerak dibidang usaha trading, sebagai
contoh,

3. Apa fungsi norma hukum dalam gejala social?

Jawab :
Norma hukum berfungsi untuk melakukan tugas tertentu, terutama memberikan
jaminan bagi seseorang bahwa kepentingannya diperhatikan oleh setiap orang lain.
kepentingan-kepentingan hukum tersebut dalam keadaan tertentu membutuhkan
perlindungan agar dapat terjalin hubungan yang serasi/harmoni di antara sesamanya.
Dalam kehidupan masyarakat, konflik antar berbagai kepentingan tidak dapat
dihindarkan . Menurut Soedikno, manusia berkepentingan bahwa ia merasa aman. Aman
berarti bahwa kepentingankepentingannya tidak diganggu, bahwa ia dapat memenuhi
kepentingankepentingannya dengan tenang. Oleh karena itu ia mengharapkan
kepentingan kepentingannya dilindungi terhadap konflik, gangguan-gangguan dan
bahaya yanng mengancam serta menyerang kepentingan dirinya dan kehidupan bersama.

4. Bagaimana hubungan sebab akibat (CAUSALITEIT) dalam hukum pidana dan


penerapannya dalam praktek?

Jawab :
1. Ajaran sebab akibat dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana terdiri dari dua
elemen yaitu : Elemen objektif, menunjuk pada perbuatan yang dapat dihukum yang
bertentangan dengan hukum positif. Elemen subjektif, suatu perbuatan yang dapat
dipidana karena akibat yang ditimbulkan oleh pelaku dan dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya.

2. Penerapan ajaran-ajaran kausalitas (sebab-akibat) dalam praktek, adalah lebih serasi


jika selalu disesuaikan dengan perkembangan hukum yang hidup dalam masyarakat.
Artinya secara kausalitas diadakan keseimbangan antara kesadaran hukum
perorangan atau kelompok masyarakat tertentu dengan masyarakat pada umumnya,
dan berpedoman pada ajaran conditio sine qua non, teori umum keseimbangan dan
teori khusus secara seimbang. Dalam mencari hubungan antara sebab dan akibat
(causaliteit) harus dipergunakan metode Induktif. Yang berarti bahwa pengambilan
kesimpulan dari suatu tindak pidana dalam mencari hubungan sebab akibat haruslah
memperhatikan/menelaah seluruh faktor-faktor yang ada dalam tindak pidana tersebut
yang kemudian dinilai oleh hakim.

Anda mungkin juga menyukai