OLEH :
YULIA APRILIANA
2010306108
i
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH
Disusun oleh :
Yulia Apriliana
2010306108
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh :
Pembimbing :
Tanda tangan:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah yang berjudul “Fisioterapi Pada kasus Luka Bakar
(Combustion)” ini ditulis guna melengkapi tugas pada Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas
makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat
waktu,
Yogyakarta.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah presentasi ini,
namun penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penyusun.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
A. Asessment Fisioterapi..................................................................8
B. Diagnosis Fisioterapi....................................................................11
C. Intervensi......................................................................................13
D. Rencana Intervensi.......................................................................13
A. Implikasi Klinis...........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar adalah luka
yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api
secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis
kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
b. Api (flame), merupakan 50% penyebab luka bakar pada dewasa. Pajanan panas
langsung (contact), baik oleh sumber api maupun terkena cairan yang mudah terbakar
(bensin, minyak, cairan dari pemantik api) Pajanan suhu tinggi dari matahari
Selain itu, 3-4% dari luka bakar disebabkan oleh cedera elektrik, yang dapat
1
dikategorikan sebagai berikut:
c. Cedera akibat pajanan listrik sesaat (Flash), ketika terdapat pajanan listrik voltase tinggi
Luka bakar juga dapat disebabkan oleh bahan kimia yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan di rumah tangga maupun dari pabrik. Luka bakar cedera
kimia umumnya dalam karena sifat agen kimia yang korosif, khususnya jika bersifat alkali.
Luka bakar kimia sering kali terkait dengan pekerjaan (occupational hazard).
(alomedika.com.2018)
yang tepat. Secara umum, respon tubuh terhadap cedera termis dapat dibagi menjadi respon
a. Respon Lokal
Berdasarkan penelitian oleh Jackson pada tahun 1947, terdapat 3 zona pada luka bakar:
1. Zona Koagulasi.
Pada zona ini, kerusakan jaringan sudah tidak dapat diperbaiki karena protein
2. Zona Stasis
Jaringan pada zona ini masih dapat diselamatkan, namun sudah terdapat
3. Zona Hiperemia.
zona terluar dalam luka bakar. Jaringan pada zona ini biasanya akan mengalami
hipoperfusi jangka panjang dapat mengganggu proses perbaikan jaringan pada zona
hiperemia. [3]
b. Respon Sistemik
Efek sistemik muncul dipengaruhi oleh pelepasan sitokin dan mediator inflamasi
terutama setelah area luka bakar mencapai 30% dari total luas permukaan tubuh/ total
1. Perubahan Kardiovaskular
kapiler. Hal ini berakibat pada perpindahan protein dan cairan intravaskuler ke
ditambah dengan hilangnya cairan dari zona luka, dapat berakibat hipotensi
3
Secara khusus, gangguan sirkulasi yang telah disebutkan di atas dimediasi
yang berujung gangguan perfusi (hipoksia) pada organ yang kemudian dapat
4
4) Kehilangan kulit sebagai barrier akibat cedera termis juga
gangguan perfusi.
2. Perubahan Respiratori
dan pada kasus luka bakar yang berat dapat menyebabkan sindroma gagal
3. Perubahan Metabolik
meningkat hingga tiga kali dari BMR normal. Hal ini, terutama jika dibarengi oleh
4. Perubahan Imunologi
Jika luka bakar disebabkan oleh cedera elektrik, aliran listrik akan mengalir
dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan di antara titik masuk (entry) dan titik
keluar (exit) listrik. Di dalam tubuh, aliran listrik akan menghasilkan panas, sebesar
merusak jaringan dan menyebabkan perubahan fisiologi tubuh seperti yang sudah
dijelaskan di atas. Cedera yang disebabkan di dalam tubuh akan bergantung dari
b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering
c. Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri. d. Pada hari ke empat akan
Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I
Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah
Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan
Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi ), tapi warna
permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi
pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah
6
muda mempunyai beberapa aliran darah
b. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah
hancur.
c. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang 1
Berwarna hitam.
7
BAB II
PROSES FISIOTERAPI
A. Assesment Fisioterapi
dikelompokkan menjadi :
a. Anamnesis umum Pada anamnesis umum didapatkan data berupa ; (1) Nama (2) Umur :
1) Keluhan Utama
Keluhan utama pasien pada kasus ini adalah adanya odeam pada bagian yang
mengalami luka bakar, nyeri dan dalam beberapa kasus terjadi kontraktur.
Gambaran singkat mengenai pasien apakah pernah mengalami kasus yang sama di
Gambaran singkat mengenai riwayat penyakit penyerta pasien apakah pasien sedang
8
5) Riwayat Pribadi
tempat tinggal.
6) Riwayat Keluarga
c. Anamnesis system
Dilakukan untuk mengetahui tentang ada tidaknya keluhan atau gangguan yang
1) Kepala dan leher Dalam anamnesis pasien apakah ada mengeluh pusing dan kaku leher.
2) Kardiovaskuler Dalam anamnesis pasien apakah ada keluhan nyeri dada dan jantung
berdebardebar.
4) Gastrointestinalis apakah ada keluhan mual, muntah, BAB lancar dan terkontrol.
dan keterbatasan pada area yang terkena atau anggota gerak lainnya
2. Pemeriksaan Obyektif
a. Vital sign terdiri dari ; (1) Tekanan darah, (2) Nadi,(3) Pernapasan, (3) Temperatur, (4)
Sedangkan inspeksi secara dinamis dapat diamati bahwa pada saat berjalan tidak
c. Palpasi Palpasi pada kasus ini untuk menentukan apakah ada odeam, spasme, nyeri dan
3. Pemeriksaan gerak Pemeriksaan gerak ini meliputi pemeriksaan gerak aktif dan pemeriksaan
gerak pasif.
a. Pemeriksaan gerak aktif Pada kasus ini pemeriksaan gerak aktif dilakukan mandiri oleh
b. Pemeriksaan gerak pasif Pada kasus ini mengukur ROM pada anggota gerak atas maupun
c. Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan Pada kasus ini pasien di minta untuk
menggerakan anggota gerak dengan di beri tahanan pada bagian distal dengan tahanan
pasien bagus, pasien mampu memahami dan mengikuti instruksi terapis dengan baik.
interpersonal apakah pasien mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan terapis dan
lingkungan asrama.
meliputi :
10
a. Fungsional dasar Pada kasus ini apakah pasien mengalami kesulitan atau gangguan saat
melakukan aktifitas fungsional dasar seperti berdiri keduduk serta duduk keberdiri.
b. Aktivitas Fungsional : Pada kasus ini, apakah pasien mampu berjalan dan naik turun tangga
c. Akivitas fungsional berupa Makan, Berpindah dari kursi roda ketempat tidur dan
mencukur dan menggosok gigi), Aktifitas ditoilet (menyemprot, mengelap), Mandi, Berjalan
ditempat datar (jika tidak mampu jalan melakukannya dengan kursi roda), Naik turun tangga ,
B. Diagnosis Fisioterapi
adalah hasil proses kajian klinis yang menghasilkan identifikasiadanya gangguan ataupun
1. Gangguan/kelemahan (impairment)
3. Ketidakmampuan(disabilities )
11
4. Sindrom( syndromes ).
olehpasien.
3. Sebagai acuan pemeriksa dalam menentukan intervensi yang baik, benar, dan
bermanfaat.
olahraga,trauma, dll.
koordinasi, dll.
C. Rencana Intervensi
Rencana intervensi berupa penurunan tingkat drajat nyeri pada pasien. Terapi latihan pasif
dan teknik relaksasi pernafasan merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk menurunkan
intensitas nyeri. Latihan pasif pada hakekatnya merupakan cara memelihara ekstensibilitas otot dan
mencegah perlengketan otot sehingga memperoleh efek relaksasi dan perlemasan otot. Teknik
relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan, menurunkan kelelahan
sehingga akan meningkatkan kontrol nyeri. Teknik relaksasi ini efektif digunakan pada pasien nyeri
D. Intervensi.
1. Terapi Latihan.
Terapi latihan pasif diberikan secara manual sesuai area tubuh yang terkena luka
2. Breathing Exsercise
Teknik relaksasi pernafasan dalam dilakukan setiap hari 10-15 menit selama tujuh hari.
13
BAB 3
PENUTUP
A. Implikasi Klinis
Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang serius pada luka bakar derajat II. Kulit
yang terbakar mengakibatkan cidera terhadap jaringan tubuh, keadaan tersebut akan menimbulkan
nyeri karena hampir disemua jaringan tubuh terdapat ujung-ujung saraf halus yang menyalurkan
impuls nyeri. Nyeri digambarkan sebagai sensoris yang tidak menyenangkan dan pengalaman
Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi kenyamanan fisik tetapi juga
meningkatkan mobilisasi lebih awal dan membantu pasien kembali bekerja lebih dini,
memperpendek masa hospitalisasi dan mengurangi biaya perawatan kesehatan. Nyeri yang
berlangsung lama dapat berubah menjadi nyeri kronis yang lebih membahayakan dari sebelumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Afidah, A. N. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penderita Luka Bakar. Naskah Publikasi.
Dewi, Y. R. (2016). Luka Bakar: Konsep Umum Dan Investigasi Berbasis Klinis Luka
15