Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PELATIHAN MANAJEMEN WAKTU SEBAGAI SOLUSI MENGATUR


SKALA PRIORITAS KEGIATAN MAHASISWA
(STUDI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNP YANG
MENGIKUTI ORGANISASI DALAM DAN LUAR KAMPUS)

Disusun dalam rangka


memenuhi persyaratan
tugas akhir mata kuliah
Manajemen Sumber
Daya Manusia

Oleh:

Jelli Anggraini

18053071 / 2018

Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,


karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pelatihan Manajemen Waktu Sebagai Solusi
Mengatur Skala Prioritas Kegiatan Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi UNP yang Mengikuti Organisasi Dalam dan Luar
Kampus).  Dan tidak lupa pula sholawat serta salam diucapkan kepada nabi
besar Muhammad SAW.

Penulis berterima kasih kepada Ibu Sri Arita, Spd., M.Pd. selaku guru
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada Penulis kemudian kepada teman-teman serta semua pihak
yang telah membantu dan mendukung Penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini maka
dari itu dimohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang
membaca makalah ini untuk perbaikan penulisan selanjutnya dimasa mendatang.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Padang, 8 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.......................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................4
A. Mahasiswa...................................................................................................4
B. Organisasi....................................................................................................5
C. Manajemen Waktu.......................................................................................8
D. Pelatihan Manajemen Waktu.......................................................................8
E. Kerangka Konseptual.................................................................................12
BAB III METODE PENULISAN.........................................................................12
A. Jenis Penulisan..........................................................................................13
B. Sumber Data..............................................................................................13
C. Analisis Data..............................................................................................13
D. Sistematika Penulisan................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................15
A. Kemampuan Manajemen Waktu...............................................................15
B. Pelatihan Manajemen Waktu.....................................................................15
BAB V PENUTUP................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen waktu adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan
manusia, sebab dengan manajemen waktu yang baik maka seseorang akan
menjalankan waktunya dengan efektif, efisien, dan produktif. Begitupun bagi
mahasiswa, manajemen waktu yang baik akan memberikan dampak yang baik
terhadap kehidupan kampus dan juga di lingkungan sekitarnya. Dalam kehidupan
pribadinya mahasiswa dapat menentukan prioritas kegiatannya seperti menuntut
ilmu, mengerjakan tugas, berorganisasi, dan bergaul dengan teman-teman di
kampus. Dan di lingkungan sekitarnya mahasiswa dapat turut serta membantu
kegiatan-kegiatan sosial untuk memajukan dan mengembangkan lingkungan
sekitar. Sehingganya dengan manajemen waktu yang baik, mahasiswa dapat
menyeimbangkan antara kegiatan pribadinya di kampus dan kegiatan sosialnya di
lingkungan sekitar.

Para Mahasiswa yang mengambil jenjang pendidikan stratum 1 berada pada


rentang usia remaja akhir menuju dewasa awal. Menurut Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), khususnya di Indonesia usai 14-24 tahun adalah usia pemuda
(Sarwono, 2007:10). Menurut Hurlock (1999:246), individu dikatakan dewasa
ketika mencapai umur 18-21 tahun. Individu yang berada pada fase transisi
remaja akhir menuju dewasa awal ini diharapkan sudah dapat melepaskan diri
dari ketergantungan orangtua. Pada fase transisi remaja akhir menuju dewasa
awal juga individu memiliki tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi sehingga baru
bisa dikatakan sebagai manusia dewasa yang mulai manidiri untuk mencapai
tujuan dalam dirinya. Pertama, kemandirian dalam hal ekonomi yang dilalui
dengan proses yang bertahap untuk bisa lepas dari orangtua. Kedua, kemandirian
dalam pengambilan keputusan yang mencakup hal-hal rumit seperti karier, nilai-
nilai, keluarga, hubungan dengan orang lain dan juga gaya hidup (Santrock, 2002:
72-74). Jadi, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengendalikan dirinya dan
mulai belajar mandiri dalam menjalankan kegitaan sehari-hari sehingga dapat

1
memperoleh pengetahuan yang tidak hanya untuk memenuhi keinginan dan
hasrat semata.

Manajemen waktu yang baik adalah salah satu bentuk kemandirian yang
musti dimiliki oleh seoarang mahasiswa. Mahasiswa harus bisa mandiri karena
dalam perkuliahan di kampus jadwal kuliah dan kegiatan harus dibuat sendiri dan
diatur sendiri. Dosen hanya berperan sebagai fasilitator yang memberikan
gambaran jadwal kuliah kemudian mahasiswa sendiri yang akan mengatur jadwal
tersebut sesuai dengan prioritasnya masing-masing. Dengan demikian bagaimana
kemampuan mahasiswa memanajemen waktu nya akan menentukan bagaimana
prestasi yang akan diraih kedepannya. Melalui kegitan perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat menjadi manusia berguna dengan ilmu yang di dapatkannya
kelak. Kemudian mengikuti organisasi di kampus akan lebih baik daripada
menghabiskan waktu luang mahasiswa hanya untuk kegiatan yang tidak berguna.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas penulis menemukan beberapa masalah


antara lain :

1. Apakah mahasiswa Pendidikan Ekonomi UNP yang mengikuti


organisasi di dalam dan luar kampus mengalami kesulitan untuk
memanajemen waktu dengan baik ?

2. Apa yang menyebabkan sebagian mahasiswa Pendidikan Ekonomi UNP


yang mengikuti organisasi di dalam dan luar kampus masih ada yang kurang
bertanggung jawab akan kewajibannya untuk masuk ke pertemuan kuliah dan
melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa yang seharusnya ?

3. Mengapa perlu diadakan pelatihan manajemen waktu bagi mahasiswa


Pendidikan Ekonomi UNP ?

2
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah diantaranya :

1. Mengetahui apakah mahasiswa Pendidikan Ekonomi UNP yang


mengikuti organisasi di dalam dan luar kampus mengalami kesulitan untuk
memanajemen waktu dengan baik.

2. Mengidentifikasi penyebab sebagian mahasiswa Pendidikan Ekonomi


UNP yang mengikuti organisasi di dalam dan luar kampus masih ada yang
kurang bertanggung jawab akan kewajibannya untuk masuk ke pertemuan
kuliah dan melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa yang seharusnya.

3. Mengetahui alasan perlu diadakan pelatihan manajemen waktu bagi


mahasiswa Pendidikan Ekonomi UNP.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapakan dapat memberikan sumbangan informasi


mengenai manajemen waktu.

2. Manfaat Praktis

Penulisan makakah ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk


berlatih menulis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belajar berfikir
kritis dalam menjawab persoalan yang ada.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Dalam KBBI mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, di


dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan
tertinggi diantara yang lain. Mahasiswa adalah seorang yang sedang menimba ilmu
dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani
pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Menurut
Knopfemacher, mahasiswa adalah seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya
dengan perguruan tinggi yang didik dan diharapkan untuk menjadi calon-calon yang
intelektual.

Menurut Siswoyo (2007 :121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai


individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik itu negeri
maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dianggap memiliki intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berfikir, dan perencanaan dalam suatu tindakan. Berpikir secara kritis dan
bertindak dengan tepat dan cepat adalah sifat yang cenderung melekat pada diri
setiap mahasiswa yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan


kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang
menawarkan wawasan dan cara berpikir baru, seperti ; terhadap mahasiswa lain
yang berbeda dalam hal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang
berbeda dengan kultur pada umumnya, dan terhadap lingkungan yang berbeda
dari kehidupan sekolah sebelumnya.

4
Setelah selesai masa remaja, selanjutnya ialah masa kedewasaan. Sebagai
fase perkembangan seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk kepribadian
tersendiri. Menurut Langeveld (dalam Ahmadi dan Sholeh, 1991: 90) ciri-ciri
kedewasaan seseorang antara lain :

a) Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta


pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada
tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup.

b) Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral.

c) Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia


berada.

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang artinya alat.


Organisasi secara statis berarti wadah kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan secara dinamis adalah sebuah sistem atau kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian organisasi menurut ahli :

a) James D. Money : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk


mencapai tujuan bersama.

b) Chester I. Barnard : Organisasi adalah sistem kerja sama antara dua


orang atau lebih.

c) Robbin, S.P : Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola
aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang
oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.

d) Dimock : Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada


bagian-bagian yang saling bergantung/berkaitan untuk membentuk

5
kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan
dalam usaha mencapai tujuan.

e) Kenneth : Organisasi adalah struktur sosial/masyarakat yang tetap yang


mengambil sumber-sumber daya dari lingkungannya dan kemudian
memprosesnya untuk menghasilkan keluaran.

2. Organisasi Mahasiswa

Organisasi kemahasiswaan merupakan wadah bagi mahasiswa untuk


mengembangkan kapasitas kemahasiswaannya berupa aspirasi, inisiasi, atau gagasan-
gagasan positif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang relafan dengan tujuan
pendidikan nasional serta visi dan misi institut perguruan tinggi itu sendiri yang bekerja
secara organisatoris.

Organisasi mahasiswa atau yang dapat disebut juga organisasi kemahasiswaan


memiliki fungsi untuk :

a) mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan


potensi Mahasiswa,

b) mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan


kepemimpinan, serta rasa kebangsaan,

c) memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa, dan

d) mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada


Masyarakat.

Bentuk berikutnya adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang biasanya disingkat UKM
yaitu organisasi mahasiswa yang dibentuk berdasarkan kesamaan minat, baik di bidang
olahraga, kepecintaalaman, seni atau lainnya serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
yang bentuk dan atau strukturnya berbeda di setiap perguruan tinggi. Kedudukan UKM,
karena beranggotakan berbagai disiplin ilmu, maka kedudukannya ada di Universitas.

Menurut Joesoef (1978:23), organisasi kemahasiswaan merupakanwadah


yang diharapkan mampu menampung seluruh kegiatan kemahasiswaan dan juga
merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir atau bernalar secara
teratur di luar perkuliahan formal, kemampuan berorganisasi, dan menumbuhkan

6
kepemimpinan. Selanjutnya Joesoef (1978:25) menambahkan bahwa dibentuknya
organisasi atau lembaga kemahaaiawaan ini bertujuan untuk membantu
mahasiswa mewujudkan kekuatan penalaran yang secara potensial dimilikinya,
kelak apabila mahasiswa menerjunkan dirinya ke masyarakat setelah ia
menyeesaikan studinya di perguruan tinggi.

Sementara itu menurut Launa (2000:32), organisasi kemahasiswaan kampus


merupakan suatu wadah atau organisasi yang bergerak di bidang kemahasiswaan,
yang di dalamnya dilengkapi dengan perangkat teknis yang jelas dan terencana
seperti struktur, mekanisme, fungsi, prosedur, program kerja, dan elemen lainnya
yang berfungsi mengarahkan seluruh potensi yang ada dalam organisasi tersebut
pada tujuan atau cita-cita akhir yang ingin dicapainya. Definisi organisasi
kemahasiswaan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi kemahasiswaan
adalah wahana atau sarana pengembangan diri mahasiswa kearah integritas
kepribadian, perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawanan, serta
peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat 10 kegemaran, dan kesejahtraan
mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan di perguruan tinggi, yang di dalam
pelaksanaannya dilengkapi dengan perangkat teknis yang jelas dan terencana
seperti struktur, mekanisme, fungsi, prosedur, program kerja, dan elemen lainnya
yang berfungsi mengarahkan seluruh potensi yang ada dalam organisasi tersebut
pada tujuan atau cita-cita akhir yang ingin dicapainya.

3. Ciri-ciri Mahasiswa yang Aktif Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan

Menurut Priambodo dan Sarwono (dalam jurnal Leny dan P. Tommy Y.


Suyasa, 2006), terdapat beberapa ciri yang melekat dalam diri mahasiswa yang
aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

a) Senang menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan.


Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan hampir selalu
ingin terlibat dalam kepengurusan harian maupun kepanitiaan berbagai
kegiatan dan acara yang diadakan organisasinya. Mereka bersedia untuk
terlibat aktif mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan dalam organisasi
tempatnya bergabung

7
b) Cenderung sering duduk-duduk dan berbincang-bincang di ruangan atau
kantor organisasi kemahasiswaan yang diikuti. Mahasiswa-mahasiswa
yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan cendrung lebih banyak
meluangkan waktunya untuk berkumpul di ruangan atau kantor organisai
sambil duduk-duduk dan berbincang-binsang dengan sesama anggota
organisasi lainnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan organisasi
yang diikuti maupun mengenai isu-isu yang beredar di lingkungan luar
atau masyarakat

c) Cenderung mempunyai wawasan yang luas tentang perkembangan dunia


luar maupun tentang hal-hal yang terjadi di seputar kampus. Disamping
memiliki wawasan yang luas, mahasiswa yang aktif dalam organisasi
kemahasiswaan juga cendrung memandang segala sesuatu secara keritis.
Mereka cederung lebih peka dan lebih kritis terhadap perkembangan
kejadian-kejadian di lingkungan liat, mosalnua perkembangan keadaan
politik di dalam maupun luar negeri.

C. Manajemen Waktu

1. Pengertian Manajemen Waktu

Manajemen adalah proses organisasi yang meliputi perencanaan strategis,


penataan, penetapan tujuan, pengelolaan sumber daya, pengembangan manusia,
dan aset keuangan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan dan mengukur hasilnya
(Konig, 2007). Kemudian The Lian Ge (Effendi, 2002) mendefinisikan
manajemen sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam
untuk tujuan yang telah ditentukan.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
dilakukan secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan
memperdayakan sumber daya manusia secara profesional dan sumber daya
lainnya.

8
Sedangkan manajemen waktu adalah tindakan atau proses perncanaan dan
pelaksanaan, pantauan sadar atau sejumlah waktu yang digunakan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas (Singh dan Jain, 2013).

Beberapa pengertian manajemen waktu menurut pada ahli :

a) Widyawati : kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan serta


melaksanakan tanggung jawab individu untuk kepuasan individu itu sendiri

b) Atkinson : Sebuah keterampilan yang berhubungan dengan segala bentuk


upaya dan tindakan individu yang dilakukan secara terencanan agar personal
tersebut dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

c) Orr : Kemampuan dalam menggunakan waktu secara efisien dan efektif untuk
memperoleh manfaat maksimal.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah keterampilan seseorang


untuk menggunakan waktu supaya aktivitas yang dikerjakan dapat lebih efektif
dan efisien. Dalam mengelola waktu manusia dapat meningkatkan kemampuan
melaksanakan jadwal yang dimiliki mulai dari perencanaan, penggunaan waktu,
mengorganisasikan terhadap penggunaan waktu sampai kepada pelaksanaannya.

2. Faktor-faktor yang Memperngaruih Manajemen Waktu

Menurut Srijanti (dalam Fitrah, 2014) mengemukakan faktor-faktor yang


dapat mempengaruhi manajemen waktu yaitu :

a) Adanya target yang jelas

Dengan adanya target pencapaian maka hidup akan lebih terarah dan
waktupun dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

b) Adanya prioritas kerja

Individu dapat menjalankan manajemen waktunya dengan baik akan


mencurahkan seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai prioritas
yang telah ditetapkannya. Adanya prioritas dalam bekerja merupakan salah

9
satu faktor utama yang membuat individu berhasil melakukan pekerjaan
dengan baik.

c) Penundaan pekerjaan

Kebiasaan menunda pekerjaan seringkali menyebabkan kehabisan waktu


dan tenaga saat akan mengerjakannya. Sehingga bila dipaksakan
melaksanakannya maka hasilnya bukanlah yang terbaik karena dilakukan
dengan sia-sia.

d) Pendelegasian tugas

Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan selesai
dengan sempurna seringkali membuat tersitanya waktu yang dimiliki. Perlu
kiranya diingat bahwa pekerjaan yang dilakukan orang lain mungkin tidak
sebaik jika dilakukan sendiri, akan tetapi jika pekerjaan tersebut tidak yang
utama kenapa tidak didelegasikan saja pada orang lain dengan tetap diawasi.
Hal itu dapat meringankan pekerjaan, waktu yang ada dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas disamping dapat
meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan dan rasa hormat dari orang
yang kita beri tugas.

3. Aspek-aspek Manajemen Waktu

Menurut Haynes (2010), aspek-aspek manajemen waktu dibagi menjadi tiga


yang dikenal dengan metode ABC.

a) A artinya prioritas yang “harus dilakukan” inilah tugas yang penting.


Tugas ini bersifat mendesak atau memiliki kepentingan yang tinggi.

b) B artinya prioritas “sebaiknya dilakukan”. Artinya tugas yang tercakup


disini memiliki tingkat kepentingan yang menengah penting namun tidak
mendesak atau tidak saat itu juga dikerjakan.

c) C artinya prioritas yang “menyenangkan bila dilakukan”. Kategori ini


memiliki tingkat kepentingan paling rendah. Meskipun kegiatan pada

10
tingkat ini menyenangkan atau menarik namun pelaksaannya dapat
ditunda.

Pembagian prioritas diatas bersifat fleksibel, tergantung pada


kepentingan setiap orang. Prioritas juga berubah seiring berjalannya waktu.
Kriteria dalam penentuan prioritas dibuat dengan menggunakan
pertimbangan, relativitas dan training.

D. Pelatihan Manajemen Waktu

1. Pengertian Pelatihan Manajemen Waktu

Dalam Kasmir (2019: 126) pelatihan merupakan proses untuk membentuk


dan membekali karyawan dengan menambah keahlian, kemampuan, pengetahuan
dan prilakunya. Sementara manajemen waktu adalah keterampilan seseorang
untuk menggunakan waktu supaya aktivitas yang dikerjakan dapat lebih efektif
dan efisien. Jadi dapat diambil kesimpulan pelatihan manajemen waktu adalah
proses untuk membentuk dan membekali individu dalam menambah keahlian,
kemampuan, pengetahuan dan prilaku menggunakan waktu supaya aktivitas yang
dikerjakan dapat lebih efektif dan efisien.

2. Pentingnya Pelatihan Manajemen Waktu

a. Keseimbangan hidup yang baik


Hidup harus seimbang sekalipun anda ingin memanfaatkan waktu dengan baik.
Bukankah manusia bukan robot dan anda pun juga bukan seorang robot buatan Jepang
atau Amerika? Jadi, time management memang tetap berlaku namun jangan luppakan
keseimbangan hidup dengan cara memberikan beberapa waktu untuk diri sendiri agar
lebih santai dan menikmati hidup diluar tekanan pekerjaan.

b. Meningkatkan produktivitas kerja


Memfokuskan perhatian dengan sepenuhnya untuk mencapai keberhasilan atas
pekerjaan tersebut. Anda memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang
paling utama.

c. Memperbaiki hubungan masing-masing individu


Perusahaan akan berjalan dengan harmonis serta memiliki semangat kerja dan

11
kebersamaan yang tinggi. Hubungan baik akan terbentuk antar team dan akan meluas
hingga ke luar kantor.

d. Meningkatkan kepuasan dalam bekerja


Meningkatnya suatu kinerja berarti semakin banyak pekerjaan yang terselesaikan
dengan begitu kepuasan kerja juga semakin meningkat.

e. Menghindari kecemasan
Manajemen waktu yang baik dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan dalam
bekerja. Pengelolaan informasi dalam dilakukan dengan jernih sehingga pengambilan
keputusan bisa dilakukan dengan baik.

f. Produktivitas yang lebih sehat


Tingkat kecemasan dan ketegangan kerja akan berkurang sehingga bisa
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja semakin meningkat.

3. Teori-teori Pelatihan Manajemen Waktu

a. Teori Time Management Pareto


Manajemen waktu akan terbentuk ketika ada beberapa orang yang paling
efisien untuk melakukan pekerjaan mereka dalam jangka waktu tertentu sehingga
berperan penting dalam produktivitas kerja.

b. Teori Time Management Pickle Jar


Teori yang sangat sederhana untuk dimengerti dan dilaksanakan, hal yang
berhubungan dengan teori ini adalah hobi, tujuan dan waktu. Dedikasi lebih banyak
waktu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Teori ini juga mengajarkan cara yang
tepat untuk memanfaatkan dan mengelola waktu baik dari hobi maupun tugas
sehari-hari. Penerapannya anda cukup mengikuti jalur yang benar sehingga bisa
mencapai hasil maksimal.

c. Teori Time Management Abraham Maslow


Teori ini tidak menentukan periode waktu yang diperlukan dalam pencapaian
tujuan. Teori ini memahami betapa pentingnya elemen periode waktu dalam hidup
dan menetapkan jangka waktu untuk pemenuhan berbagai kebutuhan. Motif untuk
mendapatkan uang sehingga mampu mengurus keluarga dan kebutuhan lainnya

12
adalah bagian dari perkembangan teori Abraham Maslow untuk meningkatkan
standart hidup dengan memuaskan diri dengan berbagai cara.

4. Strategi Manajemen Waktu

Menurut Rosita (dalam Fitriah, 2014) ada beberapa strategi manajemen waktu.
Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk mengelola jadwal
kegiatan.

Strategi manajemen waktu menurut Rosinta (2008), yaitu :

a. Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Daftar ini berisi segala sesuatu yang
butuh untuk dilakukan dan memprioritaskan menurut tingkat kepentingannya.

b. Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu tertentu pula, hal ini
diperlukan untuk pendisiplin diri.

c. Menemukan waktu kerja yang optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas secara


maksimal.

d. Memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan tingkat kepentingannya seperti vital,


penting, harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan besok.

Pengorganisasian, seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan dalam


menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan suasana dan lingkungan yang
dipersyaratkan, misalnya harus bebas dan material yang tidak diperlukan, mengurangi
gangguan (telepon atas kehadiran orang lain) atau interfesi lingkungan (musik dan
kebisingan).

E. Kerangka Konseptual

Mahasiswa

13
Kuliah Organisasi

Masalah Manajemen
Waktu

Pelatihan Manajemen
Waktu

14
BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan jenis penulisan


deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu
masalah yang berkembang dengan gagasan kreatif yang akan dijadikan sebagai
solusi yang inovatif melalui pengembangan pengetahuan ilmiah yang ada.

B. Sumber Data

Data-data yang diperlukan dalam penulisan ini adalah hal-hal yang berkaitan
dengan manajemen waktu. Kemudian dalam penulisan ini penulis menggunakan
metode library research (riset kepustakaan) sebagai metode pengumpulan data
dengan membaca dan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan
permasalahan-permasalahan yang dikemukakan. Bahan-bahan ini dijadikan
sebagai bahan yang melengkapi, agar penulisan karya ini lebih dalam dan
obyektif.

C. Analisis Data

Analsis data dalam penulisan karya ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan
untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai hubungan antara fenomena
yang diselidiki dan hasilnya tidak dinyatakan dengan angka dan kualitatif yang
merupakan pemandu analisis data-data dengan analisis kualitatif.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-
sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,


identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, serta tujuan dan
manfaat dalam penelitian.

15
2. Bab kedua menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang
relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan
masalah yang pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam penulisan
karya tulis ini serta kerangka konseptual.

3. Bab ketiga menyajikan tentang metode penulisan yang digunakan dalam


penulisan karya tulis ini, baik dari metode pengumpulan data sampai prosedur
pengumpulan data dan informasi.

4. Bab keempat menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas. Dalam
bab ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi serta teori-teori yang ada.

5. Bab kelima adalah bab penutup dari penulisan karya tulis ini, dalam bab ini
disajikan kesimpulan dari karya yang ditulis dan juga menjawab permasalahan
yang dibahas. Bab ini juga mengemukakan saran atau rekomendasi yang sejalan
dengan gagasan/kebijakan yang diusulkan.

16
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kemampuan Manajemen Waktu

Kemampuan manajemen waktu adalah tingkat kesanggupan dan kepiawaian


seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatannya. Dari hasil wawancara sederhana yang
dilakukan dengan beberapa orang mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Padang (UNP), dari tingkat dua, tingkat tiga, dan tingkat akhir. Secara umum
menunjukkan bahwa ,mahasiswa Pendidikan Ekonomi UNP memeiliki kemampuan
manajemen waktu yang cukup tinggi, sedangkan sebagian lagi tergolong sedang dan
rendah. Hasil tersbut memaparkan mahasiswa Pendidikan Ekonomi mampu
mengendalikan dan mengatur waktu yang digunakan untuk kegiatan yang prioritas
serta dapat menyesuaikan aktifitas yang sesuai dengan dirinya secara efektif dan
efisien. Mereka mampu kendala yang ditemukan selama mengikuti kegiatan di bangku
perkuliahan sehingga mereka dapat menjalankan kuliah diiringi dengan organisasi
secara seimbang.

Menurut Haynes (2010) manajemen waktu seperti halnya sumber daya lain yang
mengandalkan analisis dan perencanaan. Agar dapat memahami dan mendapatkan
prinsip manajemen waktu, yang perlu diketahui tidak hanya cara mempergunakan
waktu namun juga mengenai permaslahan penggunaan waktu secara efektif. Orang
yang mampu menjalankan waktu secara efektif adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk memprioritaskan tugas yang penting. Jadi mahasiswa yang dengan
kemampuan mengelola waktu yang tinggi dapat menjalankan tugasnya sebagai
mahasiswa dan berperan aktif di organisasi dengan kata lain dapat menggunakan
waktunya dengan efektif, sementara mahasiswa yang kemampuan manajemen
waktunya rendah cukup bisa membuat prioritas kegiatan yang dijalani.

Mahasiswa yang telah mengikuti organisasi memiliki tingkat kemampuan


manajemen waktu yang baik mungkin dikarenakan dari awal mahasiswa mendaftar dan
bergabung di organisasi telah diberikan gambaran dan pemahaman tentang kinerja dari
organisasi itu sendiri. Sebelum mereka terjun dalam pelaksanaan program kerja mereka
telah mengetahui dan menyanggupi syarat bahwa kegiatan organisasi ini nantinya akan

17
menyita banyak waktu kuliah maupun waktu pribadi. Kemampuan untuk menerima
konsekuensi tersebut demi mendapatkan pengalaman baru yang dapat meningkatkan
kualitas diri dan pengembangan kepribadian secara tidak langsung telah membentuk
jiwa pengelolaan waktu.

Kemungkinan berikutnya yang membuat mahasiswa memiliki kemampuan


manajemen waktu yang baik adalah karena sudah terbiasa melakukan kegitan yang
telah dirancang dalam program kerja, dari sana mereka dapat menentukan tugas mana
yang lebih prioritas dan sebaiknya dikerjakan terlebih dahulu. Pada awalnya wajar saja
akan menemukan kesulitan saat membagi waktu, namun lama kelamaan mereka
mampu menyesuaikan diri dan terbiasa dengan kegiatan-kegiatan organisasi yang
mereka jalani. Kemudian hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa yang
mampu mengatur waktunya tersebut memiliki komitmen yang tinggi. Dengan adanya
komitmen mahasiswa harus dapat menjalankan tugasnya dalam jabatan yang
disandang secara profesional.

Tingkat kemampuan mengelola waktu mahasiswa yang tinggi dapat disebabkan


oleh beberapa faktor yang dapat berasal dari dalam diri sendiri. Menurut Srijanti faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu yaitu adanya target yang jelas,
dengan adanya target yang ingin dicapai maka hidup akan lebih terarah dan waktupun
dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan terkait dengan kabar bahwa mahasiswa yang banyak lalai juga dalam
perkuliahannya dikarenakan ikut organisasi adalah sebuah anggapan oleh banyak orang
namun tidak sepenuhnya terbukti. Sebab berdasarkan hasil penelitian kecil yang Penulis
lakukan tidak menemukan hal demikian.

B. Kegiatan Pelatihan Manajemen Waktu

Sebenarnya sudah sangat banyak program pelatihan manajemen waktu yang


dilakukan oleh oleh pihak universitas bahkan pada setiap jurusan juga diadakan agenda
pelatihan manajemen waktu contohnya saja pada Jurusan Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Padang (UNP) yang mengadakan Training Dasar Manajemen
Organisasi (TDMO) untuk mahasiswa barunya. Disana diajarkan bagaimana mengatur
jadwal kuliah dan organisasi secara baik. Kegiatan ini biasanya selalu diangkatkan
dengan sasaran pelatihan adalah mahasiswa baru. Untuk jurusan Pendidikan Ekonomi

18
UNP sendiri yang menjadi penggerak kegitatan tersebut adalah Himpunan Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi yang dibimbing oleh pembina, dosen dan Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi.

Materi-materi yang diajarkan dalam pelatihan tersebut dengan mengundang


pemateri yang luar biasa. Disana diajarkan dan diberikan pengetahuan mengenai seluk
beluk dan tata cara beroranisasi, salah satunya adalah materi tentang pelatihan
manajemen waktu bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi. Sebab dalam perkuliahan
tidakn hanya dituntut memiliki IPK yang tinggi, namun juga relasi dan pengalaman
dalam organisasi sebagai wadah membangun hubungan dengan orang lain dan sebagai
media melatih diri untuk bersosialisasi dengan baik.

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan pergantian pola kehidupan dari sekolah ke dunia perkuliahan


menjadikan seorang mahasiswa harus dan dituntut untuk selalu aktif dan
berintegritas terhadap masa perkuliahannya. Aktif dalam organisasi mahasiswa di
kampus adalah salah satunya. Banyak mahasiswa yang memang aktif di berbagai
kegiatan dalam organisasi, namun tidak sedikit yang menjadikannya lalai akan
tugas utamanya sebagai mahasiswa. Manajemen waktu yang belum baik menjadi
masalah umum yang dihadapi oleh mahasiswa yang aktif berorganisasi. Untuk itu
sangat perlu diadakannya pelatihan manajemen waktu agar dapat membantu
mahasiswa setidaknya dalam hal menentukan skala prioritasnya.

B. Saran

Bagi mahasiswa hendaknya mengikuti berbagai pelatihan mengenai


manajemen waktu yang berguna untuk kelancaran aktivitas mahasiswa itu sendiri
untuk kedepannya. Kuliah itu kewajiban sementara organisasi adalah sebuah
keharusan. Berpandai-pandai untuk mengaturnya merupakan keterampilan yang
wajib dimiliki sebagai aktivis kampus dan mahasiswa yang baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agustamanesia, Elisabeth Dwi Retno, 2017. Tingkat Kemampuan Mengelola Waktu


Mahasiswa. Skripsi Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta.

http://dvdpelatihansdm.com/materi-pelatihan-yang-sangat-lengkap-tentang-time-
management-atau-manajemen-waktu/

https://www.pahlevi.net/manajemen-waktu/

Kasmir. 2019, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktek), Depok:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Setiawati, 2011. Hubungan Manejemen Waktu dan Akademis Organisator di FPMIPA


Universitas Lambung Mangkurat. Skripsi Univeristas Lambung Mangkurat.

Suroto, November 2016. Dinamika Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Berbasis


Kearifan Lokal Dalam Upaya Memperkuat Karakter Unggul Generasi Muda.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Volume 6 Nomor 2.

21

Anda mungkin juga menyukai