Anda di halaman 1dari 6

QUIZ WAJIB

PENGANTAR ILMU EKONOMI

DISUSUN OLEH :
- NABILA ARDIELLA ( 2034021167 )
- M. RIZKI DARMAWANTO ( 2034021198 )
- DEDEK BHARA ANDIKA ( 2034021180 )
SOAL

1. Jelaskan pengertian eksternalitas

2. Sebutkan dan jelaskan jenis eksternalitas beserta contohnya.

3. Sebutkan dampak eksternalitas dari sisi produsen dan konsumen.

4. Sebutkan dan jelaskan kebijakan publik yang dapat mengatasi eksternalitas, minimal 3
kebijakan.

5. Jelaskan dari masing-masing kelompoknya pemikiran terkait soal nomor 3 & 4 diatas dalam
kondisi bencana Covid-19 yang melanda dunia.

JAWABAN

1. Eksternalitas adalah aktivitas ekonomi seseorang atau institusi yang mempengaruhi ( positif
ataupun negatif ) aktivitas ekonomi pihak lain , dan pengaruh ini tidak terefleksi pada harga pasar.

2. Secara umum, eksternalitas terbagi ke dalam dua kelompok:

 Eksternalitas negatif

Eksternalitas negatif mewakili konsekuensi negatif dari aktivitas ekonomi (konsumsi atau
produksi) ke pihak ketiga yang tidak terkait. Beberapa eksternalitas negatif sangat berbahaya
seperti limbah, polusi dan pencemaran lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh eksternalitas
Negatif :

a. Polusi udara akibat asap kendaraan bermotor atau pabrik yang menggunakan bahan bakar fosil.

b. Polusi air, misalnya, akibat tumpahan minyak kapal tanker. Polusi semacam ini dapat
menghancurkan ekosistem di laut dan mempengaruhi orang-orang yang tinggal di daerah pesisir.

c. Polusi suara, misalnya, akibat kebisingan pesawat. Masyarakat yang tinggal di dekat bandara
besar.

d. Merokok menghasilkan efek negatif tidak hanya bagi perokok tetapi tetapi juga bagi kesehatan
orang lain di sekitar perokok (perokok pasif).
 Eksternalitas Positif

Eksternalitas positif adalah manfaat dari kegiatan ekonomi bagi pihak ketiga yang tidak terlibat.
Meskipun memberikan manfaat, namun eksternalitas semacam ini juga menciptakan inefisiensi
pasar. Berikut adalah beberapa contoh eksternalitas positif, baik yang terkait dengan produksi dan
konsumsi :

a. Riset dan pengembangan. Perusahaan yang menemukan teknologi baru sebagai hasil dari kegiatan
penelitian dan pengembangan (R&D) menciptakan manfaat yang membantu masyarakat secara
keseluruhan. Penelitian semikonduktor misalnya, tidak hanya bermanfaat bagi produsen semikonduktor,
tetapi juga bagi industri telekomunikasi modern, stereo dan perangkat komputer.

b. Pembangunan infrastruktur. Pembangunan jalan dan jaringan transportasi lainnya bermanfaat bagi
mobilitas barang dan orang. Tidak hanya itu, agen real estat juga mendapatkan keuntungan. Harga real estat
naik karena pembangunan membuat aksesibilitas yang lebih baik. Agen real estate memperoleh komisi
yang lebih tinggi.

c. Pendidikan dan pelatihan. Perbaikan sistem pendidikan dan pelatihan tidak hanya bermanfaat pekerja dan
perusahaan. Tetapi, itu juga bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan pendidikan dan
pelatihan yang lebih baik, pekerja mendapat gaji yang lebih tinggi dan perusahaan dapat meningkatkan
produktivitas. Bagi perekonomian, itu merangsang pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat
pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, barang lebih murah dan bervariasi, dan berkurangnya
angka kejahatan.

d. Vaksinasi. Manfaat tidak hanya bagi orang yang divaksinasi tetapi juga orang lain karena risiko
penularan menurun.
3. a. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain

Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika
kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari
produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian
atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh produsen hilir
(downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan
oleh produsen hulu (upstream producers). Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh
dengan contoh ini .Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-
residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya,
sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para
penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak
negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek
suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain.

b. Dampak Produsen Terhadap Konsumen

Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya
merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak atau efek samping
yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi.
Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity)
karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air,
yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Sebagai contoh,
kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan
adanya polusi udara.

c. Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain

Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau
kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Dampak atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam
berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi
radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan
sebagainya.
e. Dampak Konsumen Terhadap Produsen

Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi
suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah
rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya sehingga menganggu perusahaan tertentu
yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.

4. a. Kebijakan rencana tata ruang wilayah/kota

Penyusunan kebijakan rencana tata ruang wilayah/kota merupakan bentuk intervensi


pemerintah guna meminimalkan eksternalitas negatif akibat pemanfaatan ruang perkotaan secara
berlebihan. Pemerintah berasumsi bahwa apabila kebijakan tata ruang dipatuhi, maka dapat
meminimalkan eksternalitas negatif seperti banjir, kemacetan, dll. Dengan demikian rencana tata
ruang seharusnya dianggap sebagai public goods yang dibutuhkan oleh semua warga dalam rangka
meminimalisir eksternalitas negatif akibat transaksi pemanfaatan ruang wilayah/perkotaan oleh
berbagai pihak. Sebagai public goods, kebijakan penataan ruang wilayah/kota seharusnya memiliki
sifat non-excludable dan non-rivalry dalam arti semua warga seharusnya dapat secara bebas
mengakses rencana tata ruang tersebut.

b. Regulasi

Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau
pembatasan. Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau mewajibkan perilaku atau tindakan,
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan pihak-pihak tertentu dalam rangka
mengatasi eksternalitas. Dengan adanya regulasi memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi
yang dihasilkan industri karena polusi tersebut merupakan tanggung jawab pihak yang menghasilkan
polusi dan diberlakukannya sanksi yang tegas bagi pelaku yang melanggar regulasi. Contohnya
pemerintah mengeluarkan PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air atau PP No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tetapi dalam
kenyataannya regulasi ini sulit untuk diterapakan karena pada kenyataannya masalah polusi yang
terjadi tidaklah selalu sederhana. Karena polusi merupakan efek sampingan yang tak terelakkan dari
kegiatan produksi industri. Kita tidak dapat menghapus polusi secara total. Kita hanya bisa membatasi
jumlah polusi hingga ambang tertentu. Sehingga tidak akan terlalu merusak lingkungan namun tidak
juga menghalangi kegiatan produksi.
c. Pajak pigouvian

Pajak pigouvian merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi eksternalitas.
Konsumen atau perusahaan yang menyebabkan eksternalitas harus membayar pajak sama dengan
dampak marginal dari eksternalitas yang dibuat. Hal itu membuat konsumen atau perusahaan
memperhitungkan berapa banyak manfaat dan dampak dari jumlah barang yang diproduksi atau
dikonsumsi perusahaan ataupun konsumen. Artinya dengan diterapkannya pajak akan memberikan
insentif kepada para pemilik pabrik untuk sebanyak-banyaknya mengurangi polusinya. Semakin tinggi
tingkat pajak yang dikenakan maka semakin banyak penurunan polusi yang terjadi. Pemerintah harus
campur tangan untuk mengatasi eksternalitas negatif.

5. Menurut pendapat dan pengamatan kami , terkait soal nomor 3 & 4 diatas dalam kondisi bencana
Covid-19 yang melanda dunia yaitu, kami sependapat bahwa pada awal munculnya pandemi
COVID-19 ini terjadi peningkatan konsumsi masyarakat yang bisa memicu panic buying di tengah
pandemi COVID-19 dan ini termasuk eksternalitas negatif. Konsumsi masyarakat menjadi meningkat
di tengah pandemi COVID-19 ini. Ada beberapa alasan yang menyebabkan konsumsi masyarakat
meningkat. Salah satunya, konsumsi masyarakat meningkat karena alasan takut kehabisan dan jika
tidak membeli secepatnya ditakutkan harga barang akan naik. Konsumsi yang meningkat, juga bisa
memicu terjadinya panic buying, yang khususnya dilakukan oleh masyarakat kelas atas. Hal ini bisa
dikatakan eksternalitas negatif karena panic buying atau membeli barang dalam jumlah banyak di saat
yang bersamaan dapat menyebabkan stok barang menipis, atau bahkan menjadi langka untuk periode
waktu tertentu. Hal ini tentunya berdampak buruk bagi sesama pembeli lainnya karena tidak dapat
membeli barang yang dibutuhkan akibat stok yang menipis. Selain itu, stok barang yang menipis dan
menjadi langka, kemungkinan besar bisa menyebabkan harga barang tersebut naik drastis. Seringkali
ditemukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang malah mencari keuntungan di tengah
pandemi COVID-19 ini. Mereka melakukan penimbunan barang dengan membeli produk dalam
jumlah banyak dan menjualnya dengan harga lebih tinggi ketika produk mulai sulit untuk didapatkan.
Hal macam ini juga tentunya akan merugikan banyak orang yang membutuhkan barang tersebut tetapi
harus merogoh kocek lebih dalam hingga dapat berpengaruh buruk pada kondisi keuangannya.
Mungkin hal ini tidak akan menjadi masalah bagi masyarakat ekonomi kelas atas, namun bisa menjadi
ancaman bagi masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah, karena pendapatan mereka berkurang
akibat pandemi ini dan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, sementara harus
tetap memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup. Seharusnya, di tengah situasi seperti ini kita
harus menjadi pembeli yang bijak dan mengkonsumsi sesuatu sesuai kebutuhan saja.

Anda mungkin juga menyukai