KELAS : DDIT – F
KELOMPOK : 15
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I. PENDAHULUAN
Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang tidak pernah berusaha
menentukan apakah tanah itu, dari mana asal dan sifatnya. Mereka tidak
memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat
lain. Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang
mengetahui sebab perbedaan ini (Hakim, 1986).
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini
penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-
gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk
pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan
sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah (Hanafiah, 2010).
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi
tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di
mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan
komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik,
volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu (Hardjowigeno, 2003).
Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle
Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan
organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik
tanah dapat memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah
bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat
tanah lainnya dan kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan
struktur tanah sebagai sifak fisik tanah (Madjid, 2007).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk
Density, dan Porositas pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah, sifat
kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai bulk density, dan
Porositas tanah pada sampel tanah utuh.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kapasitas bulk
density, dan Porositas tanah pada sampel tanah utuh.pada tanah sampel. Karena
nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pengolahan
tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air,
dan kemudahan tanah ditembus akar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bulk density atau kerapatan isi menunjukkan perbandingan antara berat tanah
kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bulk density
merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk
density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau menembus akar tanaman.
Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1 – 1,6 g/cc beberapa jenis tanah
mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah Andisol), bahkan
ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk density penting
untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang
didasarkan pada berat tanah perhektar (Hardjowigeno, 2003).
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi
partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi
bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan
akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut.
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan
tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan
perakaran, pori makro terbatas dan penetrasi air terhambat (Hanafiah, 2010).
Nilai bulk density menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah,
pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya
menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Besaran ini
menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di
pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan
organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah.
Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan seperti dalam penentuan
kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah (Hakim, 1986).
Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partkel-partikel yang
dimiliki tanah. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan suatu nilai
batas tanah dalam membatasi atau mengurangi kemampuan akar untuk menembus
(penetrasi) tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Buckman, 1982).
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah
makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus
akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari
tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada
tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan
tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm3,
sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1-0,9
gram/cm3 (Islami,1995).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bulk Density
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi bulk densitynya, makin sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman.
Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap
hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Hardjowigeno, 1992).
Bulk density sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman karena
berhubungan bahan organik di dalam tanah. Dimana semakin banyak bahan
organik di dalam tanah maka semakin tinggi bulk densitynya dan semakin besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu, kita ketahui bahwa bulk
density mempunyai hubungan timbal balik dengan porositas (Islami, 1995).
Dimana semakin tinggi bulk density di dalam tanah maka semakin rendah
porositas di dalam tanah maka semakin baik pula dijadikan media yang baik untuk
melangsungkan kehidupan tanaman untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Semakin tinggi porositas tanaman maka semakin kecil kemungkinan tanaman
untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang (Madjid, 2007).
2.4 Porositas
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air. Porositas tanah adalah
persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Hanafiah, 2004).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai
porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat
memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas
tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih
akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan nilai partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik
pori mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori
makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar
ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat
seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam
agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur
sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume
tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada
keadaan tanah (Madjid, 2007).
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur
tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik
tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas
yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang
pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah
dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).
Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.
Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah
dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel
tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang
lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir
mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada
komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan
udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang
selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau
makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya
disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.6 Hubungan Porositas Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dimana jika pori
didalam tanah kuang maka kurang udara/oksigen didalam tanah. Adapun beberapa
pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik : Memaksimalkan penyerapan air,
memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air tergenang,
menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia, menyelamatkan
kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang baik maka
pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam tanah,
sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan memiliki
kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan lebih
memajukan pertanian (Pairunan, 1997).
III. METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ring sampel, palu dan ring
drivers (peralatan untuk memasukkan ring sampel kedalam tanah), piston beban
berdiameter 1 mm lebih kecil dari pada diameter dalam ring sampel, beban seberat
5 kg, pisau atau gergaji besi berpegangan, karet penyambung, stopwatch, dan lup.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah utuh dengan
agregasi yang baik, dan air.
4.1 Hasil
1,037 Sedang
Lapisan Porositas
I 43,7%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
4.2 Pembahasan
Sebaiknya dalam praktikum ini dilakukan dengan baik dan benar, dan
perintahnya harus jelas agar mahasiswa dapat mengambil data dengan baik guna
untuk mempermudah dalam pembuatan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Bukman, H.D. and N.C. Brady. 1982. The Nature and Properties Of Soil Maxwell
Matmilin: New York.
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hanafiah, A.K. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hanafiah, A.K. 2010. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo ; Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan Nilai Porositas pada Sampel Tanah Utuh
= ( 1 – 0,563 ) x 100 %
= 0,437 x 100 %
= 43,7 %
Jari-jari = 2,75 cm
Tinggi = 2,75 cm
= 3,14
Volume tanah ¿ π r 2t
= 3,14 x (2,75)2 x 6
= 142,47
= 147,8
Bulk Density gram/cm3
142,47
= 1,037 gram/cm3