Anda di halaman 1dari 14

TERSEDIA SECARA ONLINE JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI:

http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan- Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan


geografi/index dan Ilmu Geografi 58
Tahun 21, No. 2, Juni 2016
Halaman: 58-71

ANALISIS INDEKS KUALITAS TANAH ANDISOL PADA


BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SUMBER BRANTAS
KOTA BATU

Juarti1

Email: juarti.fis@um.ac.id

Abstrak: Kualitas tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi mempertahan-


kan produktivitas tanaman, mempertahankan dan menjaga ketersediaan air serta
mendukung kegiatan manusia. Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja
fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi ali-
ran air dan menyangga lingkungan yang baik pula. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui indeks kualitas tanah Andisol pada berbagai penggunaan la-
han di Desa Sumber brantas kota Batu. Indikator kualitas tanah adalah sifat, ka-
rakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang dapat menggambar-
kan kondisi tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumberbrantas Kota Batu
dengan order tanah Andisol pada penggunaan lahan monokultur dan tumpang
sari. Indeks kualitas tanah dihitung dengan menggunakan kriteria Mausbach dan
Seybold (1998), yang dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan menggunakan
analisis Minimum Data Set (MDS). Berdasarkah hasil penelitian didapatkan In-
deks Kualitas Tanah (IKT) lahan monokultur sebesar 0,42 termasuk kriteria se-
dang, lahan tumpangsari Indeks Kualitas Tanah sebesar 0,38 termasuk kriteria
rendah. Nilai indeks kualitas tanah berkisar antara 0-1, semakin nilai indeks
mendekati 1 menunjukkan kualitas semakin baik. Tanah yang berkualitas baik
akan menjamin keberlanjutan fungsi tanah, baik fungsi produksi maupun fungsi
ekologi. Penentuan Indeks Kualitas tanah suatu lahan akan berguna untuk pe-
nyusunan arah pengelolaan lahan yang berkelanjutan.

Kata Kunci: indeks kualitas, tanah Andisol, penggunaan lahan

PENDAHULUAN tas tanah adalah kapasitas tanah yang


Komponen tanah yang terdiri dari bahan berfungsi mempertahankan produktivitas
padatan, air dan udara merupakan sum- tanaman, mempertahankan dan menjaga
berdaya alam utama yang sangat memen- ketersediaan air serta mendukung kegia-
garuhi kehidupan. Tanah mempunyai tan manusia. Kualitas tanah yang baik
fungsi utama sebagai tempat tumbuh dan akan mendukung kerja fungsi tanah se-
berproduksi tanaman. Kemampuan tanah bagai media pertumbuhan tanaman,
sebagai media tumbuh akan optimal jika mengatur dan membagi aliran air dan
didukung oleh sifat fisika, kimia dan bi- menyangga lingkungan yang baik pula
ologi yang baik, biasanya menunjukkan (Winarso, 2005).
tingkat kesuburan tanah (Sartohadi, dkk., Kualitas tanah yang terjaga akan
2012) berpengaruh kepada manusia secara
Kesuburan tanah yang tinggi menun- ekonomi dengan penjualan hasil panen,
jukkan kualitas tanah yang tinggi. Kuali- ketahanan tanah terhadap erosi, keseha-
1
Dosen Jurusan Geografi FIS UM
58
59
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

tan manusi yang terminimalisasi dari hingga erosi permukaan akan semakin
pengaruh logam berat ataupun sebagai tinggi, (2) intensitas penanaman yang
konsumen dari hasil panen yang di pero- tinggi akan menguras banyak unsur hara
leh. Kualitas tanah sangat erat hubungan- dan bahan organik tanah, dan (3) penggu-
nya dengan lingkungan, yaitu tanah tidak naan pestisida dan bahan kimia lainnya
hanya dipandang sebagai produk trans- akan mencemari lingkungan (Utomo,
formasi mineral, bahan organik dan seba- 1994).
gai media pertumbuhan tanaman tingkat Kualitas tanah diukur berdasarkan
tinggi, tetapi dipandang secara menyelu- pengamatan kondisi dinamis indikator-
ruh, yaitu mencakup fungsi-fungsi ling- indikator kualitas tanah. Pengukuran in-
kungan dan kesehatan. dikator kualitas tanah menghasilkan in-
Menurunnya kemampuan tanah da- deks kualitas tanah. Indeks kualitas tanah
lam melaksanakan fungsi-fungsinya me- merupakan indeks yang dihitung berda-
nunjukkan telah terganggunya kualitas sarkan nilai dan bobot tiap indikator kua-
tanah yang mengakibatkan bertambahnya litas tanah. Indikator-indikator kualitas
lahan kritis, penurunan produktivitas ta- tanah dipilih dari sifat-sifat yang menun-
nah dan pencemaran lingkungan. Salah jukkan kapasitas fungsi tanah (Partoyo,
satu penyebab penurunan kualitas tanah 2005).
adalah perubahan penggunaan lahan atau Indikator kualitas tanah adalah sifat,
konversi lahan (Arifin, 2011). karakteristik atau proses fisika, kimia dan
Jumlah penduduk yang meningkat biologi tanah yang dapat menggambarkan
menyebabkan kebutuhan manusia akan kondisi tanah. Menurut Doran & Parkin
pangan dari tahun ke tahun semakin me- (1994), indikator-indikator kualitas tanah
ningkat. Selain dengan teknik intensifika- harus (1) menunjukkan proses-proses
si, usaha untuk meningkatkan produksi di yang terjadi dalam ekosistem, (2) mema-
lakukan dengan cara ekstensifikasi atau dukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan
perluasan areal tanam. Perluasan areal proses biologi tanah, (3) dapat diterima
tanam mengharuskan membuka areal hu- oleh banyak pengguna dan dapat dite-
tan atau padang rumput yang semula me- rapkan di berbagai kondisi lahan, (4) peka
rupakan daerah konservasi menjadi lahan terhadap berbagai keragaman pengelolaan
pertanian baru. Konversi hutan menjadi tanah dan perubahan iklim, dan (5) apabi-
lahan pertanian menyebabkan penurunan la mungkin, sifat tersebut merupakan
kualitas tanah. Hal ini disebabkan oleh: komponen yang biasa diamati pada data
(1) lahan menjadi semakin terbuka, se- dasar tanah.
60
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa
Sumber Brantas Kota Batu

Gambar 1. Peta Jenis Tanah Daerah Penelitian

Desa Sumber Brantas merupakan de- Andisol). Tanah order Andisol merupa-
sa yang terletak di wilayah barat daya le- kan tanah yang berkembang dari bahan
reng gunung Arjuno yang merupakan induk tuf vulkanik dan abu vulkanik yang
daerah pegunungan dan mempunyai relatif masih muda. Topografi bergelom-
hamparan lahan pertanian yang memberi- bang, agak rata dan dataran tinggi gunung
kan kesejahteraan bagi masyarakatnya. berapi, di bawah vegetasi hutan tropika
Penduduk desa Sumber Brantas berjum- basah. Merupakan tanah yang masih mu-
lah 3872 jiwa, sekitar 60% adalah petani da, sehingga proses-proses pembentukan
dan merupakan sentra penghasil sayur tanah masih lemah (Handayanto,1983).
mayur, memiliki kelerengan dari mir- Solum Andisol umumnya agak da-
ing sampai curam yang sangat berpo- lam sampai dalam, mempunyai horison A
tensi untuk terjadinya erosi ditambah umbrik tetapi horison B yang baru ber-
dengan penggunaan lahan yang intensif. kembang. Struktur tanah umumnya re-
Disamping itu karena adanya alih guna mah, konsistensi tanah gembur. Tekstur
lahan dari hutan menjadi lahan pertanian tanah dicirikan oleh kandungan debu
sayur-sayuran. Sehingga, berdampak pa- yang tinggi. Reaksi tanah rendah sekitar
da terjadinya degradasi lahan dan menu- 0.8 gr/cm3, kejenuhan basa sedang, fiksa-
runnya kualitas serta kuantitas air (Ano- si P tinggi, kapasitas tukar kation rendah,
nimous, 2011). kandungan unsur hara rendah, terutama
Jenis tanah di desa Sumber Brantas N, P, dan K. Permeabilitas baik, tetapi
didominasi oleh tanah Andosol (order
61
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

sangat peka terhadap erosi (Sartohadi, tanah (BOT) sehingga dapat menurunkan
dkk, 2012). kualitas tanah.
Penggunaan Andisol untuk lahan Sistem penggunaan lahan dengan
pertanian seperti tanaman sayuran akan pola pohon monokultur maupun pohon
semakin menguras ketersediaan unsur campuran akan menimbulkan berbagai
hara dan bahan organik tanah jika penge- interaksi antar tanaman, yang dalam
lolaan lahan tidak memperhatikan tehnik- jangka pendek ditekankan pada penga-
tehnik konservasi. Hal ini menyebabkan ruh terhadap produksi tanaman semu-
penurunan kualitas tanah. sim. Interaksi positif dari guguran se-
Sejak tahun 2000 produktivitas per- resah berbagai tanaman ke tanah ber-
tanian di Desa Sumber Brantas menurun, guna sebagai penutup permukaan tanah,
penyebabnya kondisi tanah mulai kurang sehingga dapat meningkatkan laju infil-
subur. Berdasarkan data Gapoktan Sumb- trasi tanah serta dapat meningkatkan
er Jaya terjadi penurunan produksi tana- penyediaan unsur hara lain yang ber-
man sayuran terutama kentang, wortel, guna untuk tanaman semusim.
kubis, sledri, bawang merah, dan sawi Penanaman secara monokultur dan
putih, sehingga pendapatan petani kurang berlangsung secara terus menerus sepan-
maksimal (Jawa Pos, Oktober 2014). jang tahun dapat menurunkan kesuburan
Penurunan produktivitas pertanian tanah, yang pada akhirnya menyebabkan
disebabkan oleh petani yang kurang penurunan hasil. Penanaman ubikayu
memperdulikan kondisi tanah. Penggu- monokultur dapat menurunkan C-organik
naan pupuk anorganik yang berlebih dan (bahan organik), N, K, Mg tersedia, KPK,
pengolahan lahan yang tidak sesuai den- pH tanah, stabilitas agregat, kemampuan
gan kaidah konservasi akan memperbu- memegang air dan meningkatkan berat
ruk kondisi kerusakan lahan. Kemiringan volume. Penanaman tumpangsari atau
lereng yang curam tidak diimbangi den- tumpang gilir dengan berbagai macam
gan pembuatan terasiring sehingga tanah tanaman dalam satu petak dapat mengu-
lapisan atas banyak yang hilang akibat rangi penurunan kesuburan tanah.
erosi. Akibatnya terjadi pemiskinan unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan METODE
tanaman. Penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan hasil survei di lapangan, survei. Subyek penelitian adalah Desa
mayoritas sistem penggunaan lahan di Sumberbrantas dengan luas 1346 ha, ber-
desa Sumberbrantas berupa kebun dengan dasarkan peta tanah Bakosurtanal (1999)
pola tanaman kentang monokultur, kebun order tanah di Desa Sumberbrantas ada-
dengan pola campuran tanaman cabe me- lah order Andisol. Andisol yang berkem-
rah,dan bronkoli. Adanya perbedaan sis- bang dari bahan induk abu vulkanik atau
tem penggunaan lahan di desa tersebut hasil keluaran gunung api yang lain. Iklim
diduga akan berpengaruh terhadap pen- di lokasi ini bersifat udic (dengan bulan
gelolaan lahan, guguran seresah, kuali- kering 1-3 bulan) sehingga great group
tas seresah, kandungan bahan organik tanahnya adalah Hapludands. Tanah tidak
mengalami kekeringan selama 90 hari,
62
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa
Sumber Brantas Kota Batu

distribusi curah hujan yang merata dan han yang dilakukan pada beberapa hal,
cukup selama musim tanam. Terjadi pen- yaitu:
cucian sepanjang tahun. 1. Indikator kemantapan agregat dide-
Penelitian dilakukan dengan mela- kati dengan presentase debu+lem-
kukan survei lapangan, pengambilan pung. Presentase debu+lempung sa-
sampel tanah dan analisis di laborato- ngat menentukan kemantapan agre-
rium. Pengambilan contoh tanah dilaku- gat yang dapat berperan pada fungsi
kan secara komposit dari lapisan olah pengaturan kelengasan, penyaring
(pada kedalaman 0-25 cm ) dari areal ta- dan penyangga tanah.
naman tumpang sari dan monokultur. 2. Indikator C total dapat diganti de-
Contoh tanah dikering anginkan selama ngan C organik, dengan pertim-
satu minggu kemudian ditumbuk dan di- bangan bahwa pengukuran C organik
ayak menggunakan ayakan dengan di- lebih mudah dilakukan.
ameter lubang 2 mm untuk keperluan 3. Batas atas dan batas bawah beberapa
analisis. indikator tanah diturunkan atau di-
Analisis tanah di laboratorium diper- naikkan, disesuaikan dengan hasil
lukan untuk mengetahui sifat-sifat fisika pengukuran parameter di lapangan.
dan kimia tanah, meliputi: Kadar lengas Modifikasi tersebut terangkum dalam
tanah dan kadar lengas kapasitas lapan- Tabel 1 pada halaman berikutnya.
gan dengan metode gravimetris, Berat Cara perhitungan indeks adalah se-
Volume (BV) tanah dengan metode ring bagai berikut :
sampel, Berat Jenis (BJ) dengan prisip A. Indeks bobot dihitung dengan me-
ngalikan bobot fungsi tanah (bo-bot
hukum Archimedes, Tekstur tanah den-
1) dengan bobot medium pera-karan
gan metode pipet, Porositas dihitung den- (bobot 2) dengan bobot jeluk
gan rumus (1-BI/BJ)x100%, Pengukuran perakaran (bobot 3). Misalnya, in-
pH H2O dan pH KCl dengan pH meter, P deks bobot untuk porositas dipe-
tersedia tanah dengan metode Bray I, Ka- roleh dengan mengalikan 0,40 (bobot
lium tersedia tanah dengan pengekstrak 1) dengan 0,33 (bobot 2) dengan
0,1 N NH4Oac pada pH 7, Nitrogen total 0,60 (bobot 3), dan hasilnya sama
dengan 0,080.
dengan metode Kjedal (destruksi dan des-
B. Skor dihitung dengan membanding-
tilasi), C-organik tanah dengan ekstraksi kan data pengamatan dari indikator
K2Cr2O7 , Penentuan C/N ratio menggu- tanah dan fungsi penilaian. Skor ber-
nakan perbandingan C organik tanah dan kisar dari 0 untuk kondisi buruk dan
N total, kedalaman perakaran (kedalaman 1 untuk kondisi baik. Penetapan skor
efektif) dengan mengukur profil tanah. dapat melalui interpolasi atau persa-
Berdasarkan data sifat fisik dan ki- maan linier sesuai dengan kisaran
yang ditetapkan berdasar harkat atau
mia di atas, Indeks kualitas tanah dihitung berdasarkan data
berdasarkan kriteria Mausbach dan Sey- yang diperoleh.
bold (1998), yang dapat disesuaikan den- C. Indeks kualitas tanah dihitung de-
gan kondisi lapangan menggunakan ana- ngan mengalikan indeks bobot dan
lisis Minimum Data Set (MDS). Peruba- skor dari indikator.
63
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

Tabel 1. Modifikasi Indikator, Bobot dan Batas-batas Fungsi Penilaian


Fungsi Tanah Bobot I Indikator Tanah Bobot II Bobot III Indeks
Bobot
Melestarikan aktivitas biologi 0,4 Medium perakaran 0,30

Jeluk perakaran cm 0,6 0,07


Berat Volume gr/cm3 0,4 0,048
Kelengasan 0,30
Porositas % 0,2 0,024
C-Organik % 0,4 0,048
Debu + Lempung % 0,4 0,048
Keharaan 0,30
pH 0,1 0,012
P tds ppm 0,2 0,024
K tds me/100g 0,2 0,024
C – organik % 0,3 0,036
N- tot % 0,2 0,024
Pengaturan dan penyaluran air 0,3 Debu + Lempung % 0,60 0,180
Porositas % 0,20 0,060
Berat Volume g/cm3 0,20 0,060
Filter dan buffering 0,3 Debu + Lempung % 0,60 0,180
Porositas % 0,10 0,030
Proses mikrobiologis 0,30
C – organik % 0,5 0,045
Bahan Organik % 0,5 0,045
Total 1,0

HASIL PENELITIAN dan tumpangsari disajikan pada tabel di


Berdasarkan hasil analisa sifat fisika bawah ini:
tanah,kimia tanah dan kedalaman peraka-
ran pada penggunaan lahan monokultur

Tabel 2. Hasil analisis sifat fisika,sifat kimia dan kedalaman efektif pada Andisol lahan
monokultur dan tumpangsari
Penggunaan Lahan
Sifat Fisika dan Kimia Monokultur Tumpangsari
(kentang) /harkat (sawi,wortel)/ harkat
Tekstur tanah Lempung berpasir Lempung berpasir
- pasir (%) 48 55
- debu (%) 48 37
- liat (%) 4 8
Berat Volume (gr/cm3) 0,145 0,142
Berat jenis (gr/cm3) 0,182 0,192
Porositas (%) 79,7 73,95
Kedalaman akar(cm) 80 95
Lengas Kapasitas Lapangan (%) 29,36 30,15
pH H20 5,5 5,3
pH KCl 5,2 5,1
N total (%) 0,40 0,36
P tersedia (ppm) 23,09 10,42
K tersedia (cmol/kg) 0,54 0,12
Bahan organik (%) 5,62 5,93
C organik (%) 3,25 3,43
C:N ratio 8 9
64
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa
Sumber Brantas Kota Batu

1. Sifat Fisika Tanah tara 3,4 sampai 6,7 dengan rata-rata 5,4.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa Tetapi, kisaran pH antara 4,5 sampai 5,5
Andisol pada lahan monokultur dan merupakan kisaran pH paling banyak,
tumpangsari mempunyai klas tekstur sedangkan kedua terbanyak adalah pada
sama yaitu lempung berpasir, tetapi dari kisaran pH antara 5,5 sampai 6,5. Nilai
fraksi penyusunnya menunjukkan pH KCl pada lahan monokultur adalah
perkembangan tanah yang berbeda. Hal 5,2 lebih tinggi dibandingkan dengan la-
ini dapat dilihat pada penggunaan lahan han tumpangsari yakni 5,1.
monokultur kandungan fraksi pasir 42%, Nilai C organik pada penggunaan la-
fraksi debu 48%, fraksi liat 10%, han monokultur adalah 3,25, bahan orga-
sedangkan pada penggunaan lahan tum- nik 5,62 lebih rendah dibandingkan pada
pangsari kandungan fraksi pasir 47%, penggunaan lahan tumpangsari yaitu C
fraksi debu 37% dan kandungan fraksi organik 3,43 dan bahan organik 5,93.
liat 16%. Untuk kandungan N total pada lahan
Berdasarkan hasil analisis berat vo- monokultur lebih tinggi dibandingan pada
lume dan berat jenis tanah menunjukkan lahan tumpangsari yaitu 0,40 dan 0,36.
bahwa lahan monokultur mempunyai be- Meskipun keduanya termasuk kisaran
rat volume atau berat isi 0,145 gr/cm3 tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
dan berat jenis 0.182 gr/cm3, sedangkan pada praktek pengelolaan pertanian petani
pada penggunaan lahan tumpangsari berat banyak memupuk lahannya dengan pu-
volume 0,142 gr/cm3, berat jenis 0,192 puk organik yang berasal dari tanaman
gr/cm, dimana nilai tersebut termasuk legume yang banyak mengandung N, di
rendah. Porositas pada lahan monokultur samping itu untuk budidaya monokultur
lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang menggunakan N adalah satu jenis
tumpangsari yaitu 79,7%, lahan tumpang- tanaman saja, sedangkan pada lahan tum-
sari 73,5%, dimana keduanya termasuk pangsari banyak yang menggunakan N
kategori porositas tinggi. karena pada tumpangsari dalam satu pe-
Kedalaman efektif adalah kedalaman tak terdapat tiga jenis tanaman, meskipun
tanah yang masih bisa ditembus akar ta- sudah dipupuk dengan kondisi sama se-
naman. Pada lahan monokultur kedala- perti pada lahan monokultur.
man efektif 80 cm, sedangkan pada lahan Kandungan fosfor tersedia pada la-
tumpangsari sekitar 95 cm. Lengas kapa- han monokultur lebih tinggi dibanding-
sitas lapangan pada lahan monokultur dan kan dengan lahan tumpangsari. Keterse-
tumpangsari hampir sama, yaitu 29,36 diaan fosfor di dalam tanah sangat dipen-
dan 30,15. garuhi oleh pH tanah. Pada pH asam fos-
2. Sifat Kimia Tanah for akan difiksasi oleh Al, sedangkan pa-
Pada hasil analisa diketahui nilai pH da pH basa fosfor akan difiksasi oleh Ca.
H2O pada lahan monokultur sebesar 5,5, Berdasarkan hasil analisis reaksi tanah
sedangkan pH lahan tumpangsari 5,3. Ta- pada lahan monokultur lebih netral di-
nah Andosol di Indonesia memiliki ki- bandingkan pada lahan tumpangsari se-
saran pH yang cukup lebar, yaitu an-
65
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

hingga fosfor tersedia lebih tinggi pada Tanah sebagai tempat aktivitas bi-
lahan monokultur. ologi terdapat beberapa fungsi indikator
Kandungan kalium pada lahan mo- yang mendukung aktivitas biologi, yaitu
nokultur lebih tinggi dibandingkan den- media perakaran, kelengasan dan nutrisi
gan lahan tumpangsari. Ketersediaan ka- atau keharaan. Penentuan fungsi indikator
lium sangat dipengaruhi oleh bahan induk tanah dengan menggunakan beberapa pa-
dan tingkat perkembangan tanah. Kalium rameter tanah. Untuk fungsi indikator
terdapat pada mineral-mineral primer ta- media perakaran ditentukan dengan pa-
nah seperti mineral feldspar, mika dan rameter kedalaman perakaran dan berat
lain-lain, sehingga ditemukan banyak da- volume (BV).
lam tanah, tetapi sebagian kecil yang da- Fungsi indikator kelengasan ditentu-
pat dimanfaatkan oleh tanaman yaitu K kan dengan parameter porositas, jumlah
yang larut dalam air. karbon tanah, dan persentase debu dan
Sifat fisika dan kimia tanah Andisol lempung, sedangkan nutrisi ditentukan
pada kedua jenis penggunaan lahan, di- dengan parameter pH tanah, P tersedia,
gunakan sebagai indikator menetapkan K tersedia, C organik dan N total.
fungsi-fungsi tanah dalam menentukan Tanah berfungsi sebagai tempat pen-
Indeks Kualitas Tanah. Tanah dapat ber- gaturan dan penyaluran air menggunakan
fungsi dengan baik dalam menopang ke- parameter persentase debu dan lempung,
hidupan organisme yang hidup di dalam porositas dan berat volume tanah, se-
dan di atasnya, menunjukkan kualitas ta- dangkan tanah dapat berfungsi sebagai
nah yang baik. penyangga yang baik harus didukung
3. Indeks Kualitas Tanah oleh parameter persentase debu dan lem-
Perhitungan Indeks Kualitas Tanah pung, porositas, C organic, dan bahan
(Tabel 3) mengacu pada perhitungan IKT organik tanah.
dengan metode Minimum Data Set. Me- Data hasil perhitungan indeks kuali-
nurut Mausbah dan Seybold (1998) da- tas tanah didapatkan dengan mengalikan
lam Partoyo (2005), yaitu dengan mene- nilai indeks bobot tanah dengan skor nilai
tapkan fungsi tanah dengan memilih indi- indikator yang diperoleh dari perhitungan
kator tanah sesuai dengan tingkat lapan- koefisien regresi.
gan. Tanah mempunyai kualitas baik da- Berdasarkan hasil perhitungan dida-
pat mendukung kelangsungan hidup or- patkan Indeks Kualitas Tanah untuk lahan
ganisme di dalam dan di atasnya. Hal ini monokultur sebesar 0,42, termasuk krite-
tidak terlepas dari fungsi tanah sebagai ria sedang, sedangkan pada lahan tum-
tempat aktivitas biologi, mengatur, dan pangsari 0,38, dengan kriteria rendah.
membagi air serta berfungsi sebagai pe- Nilai indeks kualitas tanah berkisar antara
nyangga (buffer capacity). Fungsi-fungsi 0-1, dan semakin nilai indeks mendekati
tanah dibagi dalam beberapa parameter 1 menunjukkan kualitas semakin baik.
meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah yang sangat mendukung fungsi ta-
nah tersebut.
66
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kota Batu

Tabel 3. Perhitungan Indeks Kualitas Tanah Pada Andisol Lahan Monokultur dan Lahan Tumpangsari (Mausbah and Seybold, 1998)
Fungsi Tanah Bobot I Indikator Tanah Bobot Bobot Indeks Nilai Indikator Tanah Indeks Kualitas Tanah Rata-
II III Bobot Monokultur Tumpangsari Monokultur Tumpangsari rata
Nilai Skor Nilai Skor
Medium Perakaran 0,30
Jeluk Perakaran 0,6 0,072 80 0,54 95 0,78 0,039 0,056 0,048
Berat Volume 0,4 0,048 0,145 0,75 0,142 0,50 0,036 0,024
Melestarikan aktivitas g/cm
biologi 0,4 Kelengasan 0,30
Porositas % 0,2 0,024 79,7 0,13 73,95 0,6 0,003 0,014 0,009
C organik % 0,4 0,048 3,25 0,75 3,43 0,75 0,036 0,036 0,036
Debu + Lempung 0,4 0,048 52 0,25 45 0,07 0,012 0,003 0,008
Keharaan 0,30
pH 0,1 0,012 5,5 0,75 5,3 0,75 0,009 0,009 0,009
P tsd ppm 0,2 0,024 23,09 1 10,42 0,5 0,024 0,012 0,018
K tsd me/100 g 0,2 0,024 0,54 0,75 0,12 0,25 0,018 0,006 0,012
C-organik % 0,3 0,036 3,25 0,75 3,43 0,75 0,027 0,027 0,027
N tot % 0,2 0,024 0,40 1 0,36 1 0,024 0,024 0,024
Pengaturan dan 0,3 Debu + Lempung 0,60 0,180 52 0,25 45 0,07 0,045 0,013 0,029
penyaluran air %
Porositas % 0,20 0,060 79,7 0,13 73,95 0,60 0,008 0,036 0,022
Berat Volume 0,20 0,060 0,145 0,75 0,142 0,75 0,045 0,045 0,045
g/cm3

Filter dan buffering 0,3 Debu + lempung 0,60 0,180 52 0,25 45 0,07 0,045 0,013 0,029
%
Porositas % 0,10 0,030 79,7 0,13 73,95 0,60 0,004 0,018 0,011
Proses 0,30
Mikrobiologis
C-Organik % 0,5 0,045 3,25 0,75 3,43 0,75 0,034 0,034 0,034
Bahan Organik % 0,5 0,045 5,62 0,21 5,93 0,18 0,009 0,008 0,009
Total 1,0 0,42 0,38 0,37
67
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

Tabel 4. Kriteria kualitas tanah berdasarkan nilai Indeks Kualitas Tanah (IKT)
No. Kelas Nilai IKT Kriteria Kualitas Tanah
1. 0,80 - 1,00 Sangat baik
2. 0,60 - 0,79 Baik
3. 0,40 – 0,59 Sedang
4. 0,20 – 0,39 Rendah
5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber: Partoyo (2005)

PEMBAHASAN

Gambar 2. Peta Penggunaan lahan

Berdasarkan hasil analisa tekstur ta- asam2 organik yang merupakan pelarut
nah Andisol pada penggunaan lahan mo- efektif bagi batuan dan mineral-mineral
nokultur maupun tumpangsari mempu- primer (pasir dan debu) sehingga lebih
nyai kelas sama yakni lempung berpasir. mudah pecah menjadi ukuran yang lebih
Tekstur pada penggunaan lahan tumpang- kecil yakni lempung. Selain itu, kerapatan
sari lebih berkembang dibandingkan den- akar lebih tinggi pada tumpangsari akan
gan monokultur. Hal ini disebabkan kare- mempercepat penghancuran secara fisika
na pengaruh bahan organik. Pada proses sehingga fraksi yang lebih halus akan ce-
dekomposisi bahan organik menghasilkan pat terbentuk.
68
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa
Sumber Brantas Kota Batu

Tekstur tanah sangat menentukan babkan susunan butir-butir menjadi padat


kecepatan infiltrasi dan kemampuan tanah sehingga porositasnya menjadi lebih ren-
menahan air. Tanah yang didominasi dah. Semakin besar nilai porositas me-
fraksi pasir mempunyai infiltrasi tinggi, nyebabkan daya simpan air secara mak-
gampang meloloskan air sehingga ke- simum akan besar pula. Berdasarkan kla-
mampuan mengikat air rendah. Kandun- sifikasi kedua penggunaan lahan mempu-
gan fraksi liat sedikit menyebabkan tanah nyai porositas yang tinggi.
mempunyai kemantapan agregat rendah Berdasarkan hasil analisa pH kedua
sehingga sering kehilangan unsur hara penggunaan lahan monokutur dan tum-
akibat pencucian maupun bahaya erosi. pangsari adalah 5,5 dan 5,3. Banyaknya
Tekstur tanah akan mempengaruhi tata contoh pada kisaran pH 4,5 sampai 5,5
udara di dalam tanah dan mempengaruhi dan 5,5 sampai 6,5 menunjukkan bahwa
kehidupan mikroorganisme maupun ma- tanah Andosol di Indonesia didominasi
kroorganisme di dalam tanah. oleh mineral-mineral liat amorf. Tanah
Berat isi tanah Andosol di Indonesia Andosol ini berasal dari daerah yang
sangat bervariasi, yaitu berkisar dari 0,37 mempunyai curah hujan tinggi dengan
sampai 0,90 gcm-3. Rendahnya berat isi bahan induk bersifat andesitik, atau
tanah Andosol ini tidak terlepas dari andesitik-basaltik. Pada penggunaan la-
pengaruh kandungan mineral amorf yang han tumpangsari nilai pH lebih kecil ka-
dominan. Dalam tanah Andisol yang di- rena terjadi pencucian lebih tinggi. Fraksi
dominasi oleh mineral amorf, jumlah pasir yang lebih tinggi pada tumpangsari
pori mikro cukup banyak terutama po- menyebabkan kemampuan tanah meme-
ri intra dan inter partikel dari alofan. gang unsur hara dan kation-kation basa
Berat volume akan mempengaruhi ruang lebih kecil sehingga mudah hilang terba-
pori tanah, semakin rendah nilai berat vo- wa air perkolasi dan menyebabkan penu-
lume maka ruang pori akan semakin ting- runan nilai pH .
gi. Nilai pH KCl pada penggunaan la-
Hasil perhitungan persentase pori ta- han monokultur dan tumpangsari adalah
nah menunjukkan bahwa porositas peng- 5,2 dan 5,1. Hal ini menunjukkan bahwa
gunaan lahan monokultur lebih besar di- lahan tumpangsari mempunyai total ion
bandingkan dengan penggunaan lahan H+ lebih tinggi. pH KCl lebih rendah dari
tumpangsari. Ruang pori adalah bagian pH H20 pada kedua jenis penggunaan
yang diduduki oleh udara dan air. Jumlah lahan,sehingga ΔpH antara pH KCl dan
ruang pori sebagian besar ditentukan oleh pH H2O bernilai negatif. Selisih antara
susunan butir-butir padat. Pada penggu- pH KCl dan pH H2O atau disebut
naan lahan monokultur susunan butir- juga ΔpH. Nilai ΔpH merupakan gam-
butir relatif lebih renggang dibandingkan baran suatu tanah bermuatan variabel.
dengan penggunaan lahan tumpang sari Suatu tanah bermuatan variabel jika me-
karena kandungan pasirnya lebih sedikit miliki nilai ΔpH antara -0,5 s/d 0,0. Nilai
sehinga porositasnya lebih besar, dengan ΔpH negatif menunjukkan tanah didomi-
kandungan pasir yang lebih besar pada nasi muatan negatif. Reaksi tanah (pH)
penggunaan lahan tumpangsari menye- tidak hanya menunjukkan sifat kemasa-
69
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

man atau kebasaan suatu tanah, melain- Berdasarkan hasil analisis ketiga un-
kan juga berkaitan dengan sifat kimia ta- sur makro N, P, K pada lahan monokultur
nah lainya, misalnya ketersediaan unsur lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
hara fosfat dan kation-kation basa yang tumpangsari. Hal ini disebabkan pada la-
lain. han monokultur hanya satu jenis tanaman
Bahan organik dan C-organik tum- sehingga unsur hara yang tersedia tidak
pangsari lebih tinggi dibandingkan den- banyak terserap. Pada lahan tumpangsari
gan lahan monokultur hal ini disebabkan ketiga unsur hara makro tersebut akan
karena pada tipe penggunaan lahan ini banyak terserap oleh tanaman disamping
mempunyai jenis tanaman beragam, pe- itu penanaman biasanya dilakukan pada
ngelolaan tanahnya tidak intensif dan lereng yang miring sehingga banyak ter-
dipupuk dengan pupuk kandang. Peng- cuci, di samping itu karakter dari Andisol
gunaan lahan tumpangsari merupakan yang berada pada iklim udic,dimana ta-
tipe penggunaan lahan yang baik untuk nah tidak mengalami kekeringan selama
mempertahankan kandungan C organik 90 hari dan terjadi pencucian sepanjang
tetap tinggi dan aktivitas biologi tanah- tahun.
nyapun tertinggi pada tipe penggunaan Berdasarkan hasil perhitungan dida-
lahan ini. patkan Indeks Kualitas Tanah untuk lahan
Secara umum kandungan bahan or- monokultur sebesar 0,42, termasuk krite-
ganik pada tanah Andisolrelatif tinggi, ria sedang, sedangkan pada lahan tum-
tetapi bahan organik dan C organik pada pangsari 0,38, dengan kriteria rendah.
lahan tumpangsari lebih tinggi diban- Tanah Andisol pada penggunaan mono-
dingkan dengan lahan monokultur. Hal kultur dengan tanaman kentang menun-
ini disebabkan pada lahan tumpangsari jukkan kualitas tanah sedang, sedangkan
dipupuk dengan bahan organik yang be- pada penggunaan lahan tumpangsari den-
rasal dari kotoran hewan, di samping itu gan tanaman sawi dan wortel menunjuk-
sisa-sisa hasil tanaman dimasukkan seba- kan kualitas rendah.
gai pupuk hijau, sedangkan pada lahan Penanaman monokultur adalah me-
monokultur bahan organik dan C organik nanam satu jenis tanaman pada lahan dan
lebih rendah disebabkan oleh sistem pen- waktu yang sama. Kelebihan sistem ini
golahan tanah yang tidak tepat akan men- yaitu teknis budidayanya relatif mudah
guras bahan organik. Pengolahan tanah karena tanaman yang ditanam hanya satu
yang intensif akan menyebabkan kandun- jenis, tetapi disisi lain kelemahan sistem
gan bahan organik semakin rendah den- ini adalah berperan memerosotkan kuali-
gan meningkatnya oksidasi bahan organik tas tanah. Jenis tanaman sama yang dita-
oleh mikroorganisme tanah. Pengolahan naman secara terus menerus tanpa adanya
tanah yang terus-menerus akan memper- rotasi tanaman menyebabkan unsur hara
cepat dekomposisi seresah dan oksidasi yang sama akan diserap tanaman dalam
bahan organik, sehingga mengurangi kan- jangka waktu lama. Kondisi ini diperpa-
dungan bahan organik dan kestabilan rah dengan tidak adanya tindakan konser-
agregat tanah. vasi yang memadai. Sebagian besar di
desa Sumber brantas tanaman kentang
70
Juarti. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa
Sumber Brantas Kota Batu

ditanaman secara monoklutur dan menu- maka makin lama indeks kualitas tanah
rut arah lereng, sehingga pada saat hujan akan semakin rendah. Kondisi ini diper-
turun erosi yang terjadi akan semakin be- parah dengan pemupukan dengan pupuk
sar. Hal ini disebabkan kondisi lahan per- anorganik dalam jangka waktu lama akan
tanian yang terletak pada lereng miring. merusak sifat fisik tanah. Karakteristik
Erosi yang terjadi akan membawa lapisan Andisol sendiri adalah didominasi tekstur
oleh tanah yang banyak mengandung un- debu dengan berat volume ringan sehing-
sur hara, di samping itu pemupukan yang ga rentan sekali terhadap bahaya erosi
melebihi dosis akan banyak unsur hara apabila tanpa disertai tindakan konservasi
yang terbuang sebelum dimanfaatkan ta- yang baik
naman. Lahan yang ditanami sayur-
sayuran di Desa Sumberbrantas sebagian KESIMPULAN
besar berada pada lerengmiring. Hal ini Berdasarkan hasil perhitungan dapat
diperparah dengan tanpa adanya tindakan disimpulkan Indeks Kualitas Tanah (IKT)
konservasi yang baik sehingga sering ter- lahan monokultur sebesar 0,42 termasuk
jadi erosi yang membawa serta unsur hara kriteria sedang, lahan tumpangsari Indeks
pada lapisan olah. Di samping itu, tekstur Kualitas Tanah sebesar 0,38 termasuk
tanahnya banyak didominasi fraksi debu kriteria rendah.
yang mudah tererosi.
DAFTAR PUSTAKA
Pada pola tanam tumpangsari indeks
Anonim. 2014. Produksi Sayur Sumber
kualitas tanah termasuk kategori tengah. Brantas Drop. Jawa Pos Oktober
Tumpangsari adalah menanam lebih dari 2014.
satu jenis tanaman pada lahan sama da- Arifin, Zaenal. 2011. Analisis Indeks Ku-
lam waktu bersamaan. Keuntungan pola alitas Tanah Entisol pada Berbagai
tanam tumpangsari adalah menghasilkan Penggunaan Lahan yang Berbeda.
panen beragam dan dapat menambah ke- Agroteksos Vol. 21 No. 1 April
suburan.Tetapi, yang terjadi di desa Sum- 2011. Fakultas Pertanian Unram.
berbrantas penggunaan lahan tumpang Darmawijaya, M.I.1997. Klasifikasi Ta-
nah. Yogjakarta: UGM Press.
sari indeks kualitas tanah justru rendah.
Ditzler,C.A. and Tugel, A. J.2002. Soil
Tumpang sari selain menguntungkan se-
Quality Field Tools: Experiences of
cara produksi karena mendapatkan hasil USDA-NRCS Soil Quality Institute.
panen beragam, tetapi juga mempunyai Agron. J.94
kelemahan yakni terjadi persaingan unsur Handayanto, Handayanto. 1987. Dasar-
hara antara tanaman, apabila pemilihan Dasar Genesa dan klasifikasi Ta-
jenis tanaman tidak sama. Kombinasi nah. Communications Soil Science
yang baik akan tercapai apabila tanaman Unibrwaw.
berakar dalam ditanam dengan tanaman Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Klasifika-
si tanah dan Pedogenesis. Jakarta:
berakar pendek akan membantu meng-
Akapress..
gemburkan tanah. Pada kasus ini tanaman
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Ta-
sawi ditanam bersamaan dengan tanaman nah. Jakarta: Akademia Pressindo.
wortel yang sama-sama mempunyai akar
serabut dan terjadi persaingan unsur hara
71
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016

Karlen, D. Land. And Mausbach, Soil Quality Institute. 1999. Soil Quality
M.J.2001. Soil Quality Assesment, Test Kit Guide. Washington: United
(online), (www.nstl.gov) States Department of Agriculture.
Larson, W.E and Pierce, F. J.1994. Con- Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya
servation and Enhancement of Soil Tanah dan Air. Yogjakarta: Andi.
Quality. In: The Soil Quality Insti- Suriadi, Ahmad dan Nazam. 2005. Peni-
tude (Ed). The Soil Quality Con- laian kualitas tanah Berdasar Kan-
sept. USA: USDA Natural Re- dungan Bahan Organik di Kabu-
sources Conservation Servis. paten Bima, (online), (www.lit-
Mausbach, M. J and C. A . Seybold. bang.deptan.go.id)
1998. Assesment of Soil Quality. In Waluyaningsih, Sri Rahayu. 2008. Studi
Soil Soil Quality and Agriculture Analisis Kualitas Tanah Pada Be-
Sustainability. Michigan: Ann Ar- berapa Penggunaan Lahan Dan
bor Press. Hubungannya Dengan Tingkat
Munir, M.1996. Tanah-Tanah Utama di Erosi Di Sub Das Keduang Keca-
Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. matan Jatisrono Wonogiri. Sura-
Partoyo. 2005. Analisis Indeks Kualitas karta: Program Studi Ilmu Ling-
Tanah Pada Tanah Pasir Pantai kunganProgram Pascasarjana Un-
Samas Yogjakarta. Jurnal Ilmu iversitas Sebelas Maret Surakarta.
Pertanian, Vol. 12 No.2, Jurusan .
Tanah UPN Yogjakarta.
Primadani, Prasti. 2008. Pemetaan Kuali-
tas Tanah Pada Beberapa Penggu-
naan Lahan Di Kecamatan Jatipu-
ro Kabupaten Karanganyar. Sura-
karta: Fakultas Pertanian Universi-
tas Sebelas Maret Surakarta
Purwanto. 2002. Biota Tanah Sebagai
Indikator kualitas Tanah. Malang:
Universitas Brawijaya.
Sanchez, P. A. 1992. Properties and
Management of Soil in the Tropics.
Amerika: John Wiley and Sons.
Sartohadi, Junun, dkk., 2012. Pengantar
Geografi Tanah. Yogjakarta: Pe-
nerbit Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai