Anda di halaman 1dari 36

Tujuan

Memberikan pemahaman tentang konsep dasar instrumentasi kepada para


Calon-calon Engineer muda sebagai “tool” di dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari. Buku ini ditulis dengan menguraikan teori secara singkat Jenis-jenis
Kontrol Element dan mudah dipahami, sehingga akan sangat membantu dalam
proses pengembangan dalam bidang instrumentasi.

Instrumentasi Industri Page 0


Topik

Terminology
S.I. Unit
Pressure
Temperature
Density
Flow
Automatic Control
Practice
Post test

Instrumentasi Industri Page 1


Process Control Terminology

Accessories : Alat yang terpasang pada actuator untuk melengkapi fungsi dan
kerja dari actuator sehingga menjadi unit utuh kerja. Contoh : Positioner ,
regulator, solenoid, dan limit switch.

Actuator : Alat untuk membuka atau menutup control valve dimana sumber
penggeraknya dapat berupa : Pneumatic, Hydraulic, atau secara Elektris.

Backlash : Nama umum yang diberikan untuk membentuk dead band yang
dihasilkan dari discontinuity sementara antara input dan output dari sebuah
device, contoh bilamana input dari device mengalami perubahan arah. Slack
atau mengalami renggang atau terlepas dari sambungan secara mekanis.

Capacity (Valve) : Rate dari suatu aliran (Flow) yang melalui Valve dimana telah
ditentukan besarannya.

Closed Loop Control Systems : Sistem kontrol dimana informasi mengenai


process variable secara kontinyu memberikan feed back (umpan balik) ke
controller untuk memberikan masukan, guna mengkoreksi process variable
secara otomatis.

Controller Plant or process

Input Out put

Measuring elemen

Instrumentasi Industri Page 2


Open Loop Control Systems : Adalah sistem kontrol dimana outputnya tidak

mempunyai pengaruh terhadap komponen controler.

Controller Plant or process


Input Output

Controller : Alat yang beroperasi secara otomatis dengan menggunakan


algorithma untuk mengontrol variabel kontrol. Dimana controler input menerima
masukan dari status process variabel dan selanjutnya akan memberikan output
signal yang sesuai ke final control element.

Dead Time : Interval waktu, time delay atau respon dari sebuah systems .
contoh : Delay pada action controller, delay pada actuator operation.dll.
Dimana input x(t) dan output adalah y(t)
Y(t) = x(t - T) dimana T adalah dead time.

Jenis Process Variable :


Pressure Level Conductivity Flow
Temperature Mass Mass Specific Gravity
Density Consistency Speed Force
Load Torque

Process Instrument : Alat yang digunakan baik secara langsung maupun tidak
untuk menampilkan satu atau lebih dari tiga fungsi dibawah :
Measurement : Pengukuran dari sebuah variable
Control : Menghasilkan Process variable yang dipertahankan pada nilai yang
telah ditentukan, dalam limit yang telah ditetapkan.
Manipulation : Memerintahkan Final Control element agar secara langsung
merubah Process Variable yang berfungsi untuk mengontrol dari Process
Variable lainnya

Instrumentasi Industri Page 3


S . I . UNITS

Systems International Units


Disusun dari 7 besaran satuan dasar yang telah ditentukan dari sekian banyak
banyak besaran yang ada.

S.I. adalah sistem yang saling terkait. Dengan kata lain hasil dari dua buah
besaran satuan dalam sebuah systems adalah resultantnya.
Contoh :
Gaya = masa x percepatan

= masa x ( kecepatan /waktu )

= masa x jarak / waktu


waktu

= kg x m/s
s

Satuan satuan Dasar dari S . I

Besaran Satuan Symbol


Jarak Meter M
Masa Kilogram Kg
Waktu Detik S
Arus listrik Amper A
Temperatur Kelvin K
Intesitas penerangan Candela Cd
Jumlah molekul Mole Mol

SATUAN DERIVATIF DARI S.I

BESARAN FISIKA SATUAN SYMBOL TURUNAN (derivation)


Frequency Hertz Hz S ¹
Force Newton N kgm/s²
Pressure (Stress) Pascal Pa N/m²
Work ( panas ) Joule J Nm
Daya Watt W J/s
Electric Charge Coulomb C As
Electric Potential Volt V W/A

Instrumentasi Industri Page 4


Electric Capacitance Farad F C/V
Electric Conductance Siemens S ¹
Magnetic Flux Weber Wb Vs
Magnetic Flux Density Tesla T Wb/m²
Inductance Henry H Vs/A
Temperature Degree Celcius °C °C=K-273
Luminous Flux Lumen lm cd sr
Illumination Lux Lx lm /m²

Satuan Supplementary & Satuan Derivatif

Satuan Supplementary

Besaran Satuan Symbol


Plane Angle Radian rad
Solid Angle Stedradian sr

Satuan Derivatif

Satuan yang berupa hasil dari penggabungan dua satuan atau lebih

Contoh : Velocity = Distance


Time

Hasil dari penurunan Satuan dari satuan dasar dan satuan supplementary

Besaran Satuan S I
Nama Symbol
Accelarartion (Percepatan) Meter per second per second m / s²
Angular acceleration Radian per second per second rad / s²
Angular momentum Kilogram meter sq. per sec kg.m²/s
Angular velocity Radian per second rad/s
Area Square meter m²
Coefficient of linear expansion 1 per Kelvin 1/K
Concentration mole per cubic meter mol / m³
Current density Ampere per square meter A / m²
Density Kilogram per cubic meter kg / m³
Diffusion coefficient Square meter per second m² /s
Electric current density Ampere per square meter A / m²
Exposure rate (ionizing rad) Ampere per kilogram A / kg
Kinematic viscosity Square meter per second m² / s
Luminance Candela per square meter cd / m²
Magnetic field strength Ampere per meter A/m
Magnetic moment Ampere meter squared a.m²
Mass flow rate Kilogram per second kg /s
Mass per unit area Kilogram per square meter kg / m²
Mass per unit length Kilogram per meter Kg / m²
Molarity Mole per kilogram mol / kg

Instrumentasi Industri Page 5


Molar mass Kilogram per mole kg / mol
Molar volume Cubic meter per mole m³/mol
Moment of inertia Kilogram meter square kg.m²
Besaran Satuan S I
Nama Symbol
Moment of momentum Kilogram meter squared per sec kg.m²./s
Momentum Kilogram meter per second kg.m/s
Rotational frequency 1 per second 1 / s, r / s
Specific volume Cubic meter per kilogram m³ / kg
Velocity Meter per second m/s
Volume Cubic meter m³
Wave number 1 per meter 1/m

Gravity Effect

Dalam system standar British pressure biasanya diukur dalam satuan pon per

square inch (lb/sq.in) p.s.i

Satu atmosphere standar setara dengan tekanan 29.92 inchi Mercury pada

temperatur 32ºF. Dimana densitynya adalah 0.4913 lbs per cubic inch dan ini

menetapkan bahwa 1 atm = 14.7 psi.

Contoh : Atmospheric pressure 1 bar = 100kPa = 14.7 psi

Satuan seperti p.s.i, kg.cm², in H2O, in Hg dimana kesemuanya itu berkaitan dengan

gravitasi

Instrumentasi Industri Page 6


PRESSURE

Pressure disini kita definisikan sebagai Gaya yang diterima pada satu bidang

luas.

P=F/A

Contoh dari satuan pressure :

- psi

- kg/cm²

- Pascal

- InH2O pada suhu 68° F

Mengapa Tekanan diukur ?

- Untuk menentukan level pada sebuah tanki

- Untuk mengukur flow yang melewati pipa

- Untuk menentukan besarnya hambatan yang ditimbulkan oleh sebuah filter

- Untuk menentukan besarnya daya hisap atau vacum yang dihasillkan

pompa

- Mengukur density

- Membaca static pressure

Jenis jenis Pressure

Gage (psig) - Pressure level yang setara tekanan atmospere baik negatif

maupun positif

Absolute (Psia) - besarnya pressure mulai dari Zero (nol) absolute pressure

Referensi atm : 14.73 psia

Instrumentasi Industri Page 7


Differential (psid) : beda pressure antara dua titik pengukuran

Absolute pressure

Gage pressure

Vacuum pressure

Differential pressure

760 mm Hg abs represent reference


0 mm Hg abs 0 mm H G
Absolute vacuum
represent reference value

Gambar 3

Head pressure : Tinggi dari kolom fluida

Line (static) pressure : - Pressure dalam pipa, vessel

Vapor Prressure (psia) : - pressure pada kondisi dimana terjadinya perubahan

fasa dari cairan - liquid/gas

Vacuum : - pressure yang besarnya dibawah nilai atm

Alat Alat pengukur tekanan standar

- Barometers
Digunakan untuk mengukur barometric pressure
Dimana referensinya adala 0 psia , sehubungan dengan rendah vapor pressure
dari Hg.
P.head = P atBarometric pressure = atmospheric pressure

Instrumentasi Industri Page 8


P head

P atm

Gambar 4

Manometer

U - tube dengan salah satu sisi sebagai referensi, sisi lain untuk pengukuran

High Low
High Low High Low

WELL (RESERVOIR) Inclined


U- tube Manometer MANOMETER MANOMETER

Gambar 5 Mercury Float MANOMETER

Titik referensi (sisi) dapat berupa :

- Tertutup (referensi AP )

Instrumentasi Industri Page 9


- Sama dengan tekanan atmospere ( referensi GP )

- Dihubungkan dengan pressure referensi ( DP reference )

DP = H ( SG fill fluid - SG process fluid )

Manometer ini biasanya digunakan untuk pengukuran low pressure

Metoda pengukuran pressure

LEVEL

P = Force / Area

Force = mass * accelaration =

Density = mass / volume =   * volume = mass

P =  * volume * gravity / A

Volume = height * area

P=  * gravity * height * area / area Ph =  * g * h

Shortcut : Pin H20 = s . g. * h

 dimana s.g = specific gravity

Contoh Pengukuran Level dg menggunakan pressure :

S.G process
Diketahui :

s.g = 1.5 Height


Phead = 75 inches H2O
XMTR
Instrumentasi Industri Page 10
H
Karena Phead = S. G x Height

Liquid Height = 75 / 1.5

= 50 inches

Mengukur Density menggunakan Pressure


P top P head
P bottom = S.G X h2 (top ) P top h1

P top = S.G X h1 H

P bottom - P top = S . G (h2 -h1) h2

Didapat : P head (bottom)


S. G = diff. Pressure / jarak antar taps
H
P bottom

Catatan : permukaan liquid harus diatas tap transmitter bagian atas

Pengukuran Interface dengan menggunakan pressure

Pada kondisi 100 % Liquid Interface

Ptop = Vapor + ( h2 X SG1 )

Pbottom = Vapor + ( h2 x SG1) + [(h1 - h2) x SG2)]

Vapor
SG1
P top
h2
100
H %

h1

SG2

0%
H
Instrumentasi Industri P bottom Page 11
Pada kondisi 0 % Liquid Interface

Ptop = Vapor + ( h1 x SG1 )

Pbottom = Vapor + ( h2 x SG1 )

Vapor
SG1
P top
h2
100 %
H

h1

0%
H
SG2
P bottom

Note : Level dari liquid harus berada diatas tap transmiter bagian atas

Instrumentasi Industri Page 12


Pressure digunakan untuk sebagai pengukuran flow

Orifice Plate

Hambatan Flow dalam Line (Pipa) menyebabkan terjadinya differential pressure

Dasar Perhitungan Flow.

Rumus persamaan Continuity

Qv = A1 V1 = A2 V2

Dimana :
V V2
Q = Volumetric Flow 1

A = Diameter pipa

V = Kecepatan gerak fluida


A2
A1

Instrumentasi Industri Page 13


Rumus persamaan Bernoulli

P V
+ Y = Constant
* g 2g

dimana :

p = static pressure

g = percepatan gravitasi

V = Kecepatan gerak fluida

 = density dari fluida

Y = head elevasi dari fluida ( nilainya = 0 bila pipa dalam posisi horizontal ).

Dengan menggabungkan persamaan diatas maka didapat hasil sbb :

Qv = constant * [ DP / rho ] ¹/²

Dimana volumetric flow ratenya equal dengan square root dari differential

pressure.

MASS FlOW RATE

Qm = Qv * rho

Qm = constan * [ DP * P ] ¹/²

Dimana :

P = static pressure

f = ( flow conditions ( P, dP, T ), element configuration) = constant

Instrumentasi Industri Page 14


Temperatur

Mengapa temperatur diukur ?

Karena temperatur dapat mempengaruhi :

- tingkatan dari suatu reaction

- viscosity

- kekuatan suatu bahan

- rasa dan kwalitas dari bahan pangan

- keamanan dari suatu proses

Temperatur sangatlah critical untuk process di bawah ini :

- food industry Pasteurization

- pulp & paper

- vacuum packaging

- chemical industry

Dimana titik pengukuran temperatur menjadi critical ?

- Boilers / furnaces

- Carbon black application

- Chemical batch & continuos reactor

- Fractionation columns

- Emergency shutdown systems

- Glass plants

Instrumentasi Industri Page 15


- Oil & Gas distribution

- Offshore industry

- Semi-conductor clean room / diffusion furnace

- Steel plants

- Temperature points under control

Temperature Konversi

C = 5/9 (°F - 32)

F = 9/5 (°C) + 32

K = 273 + °C

R = 460 + °F

Titik didih air 373 100° 672 212°

Titik Beku 273 0° 492 32°

Absolute Zero 0 -273° 0 - 460°

KELVINE CELSIUS RANKINE FARENHEIT

Instrumentasi Industri Page 16


Technology pengukuran temperature

Prinsip penggunaaan :

Metal akan berubah volumenya sesuai dengan perubahan temperature Dan


lempengan metal yang tidak sama jenis akan mempunyai koefisien volume
perubahan yang berbeda pula.
Contoh : Bimetallic thermometer
Thermocouple

- Bimetallic thermometer
Derajad kelengkungan dari dua metal yang berbeda nilainya akan setara
dengan perubahan temperature. Expansion dan Contraction dari cairan

Expansion dan Contraction dari cairan


Contoh : Termometer yang menggunakan prinsip Vapour pressure.

Kubah yang terhubung dengan sebuah lubang kecil capilar, dimana


dihubugkan dengan peralatan penunjuk. Alat penunjuk ukuran yang terdiri
dari spiral bourdon gauge yang terhubung ke jarum penunjuk indicator.
Dasar kerjanya adalah sistem yg ada menggunakan tekanan pada kondisi
jumlah volume yang tetap untuk menghasilkan gerakan mekanis

Perubahan frekwensi gema (resonant) pada kristal yg merespon


perubahan temperatur
Contoh : Quartz Crystal Thermometers

Quartz kristal ditutup rapat-rapat dalam silinder stainles steel, serupa dengan
thermocouple atau RTD sheath tapi ukurannya lebih besar. Quartz kristal

Instrumentasi Industri Page 17


merubah temperatur menjadi frekuensi. Hasilnya adalah akurasi yang baik
dan respon waktu dgn stabilitas yg bagus Oleh karena itu teknologi untuk ini
menjadi mahal.

Collection of Thermal Radiation From an objected subjected to heat.

Pengumpul thermal radiasi dari sebuah object yang akan diukur panasnya.
Contoh : Radiasi Pyrometry

Infers temperatur dengan menguumpulkan panas radiasi dari proses dan


difokuskannya pada photon detector sensor

Sensor menghasilkan serta mengeluarkan signal karena ada energi radiasi


yg mengenainya dan kemudian akan menghasilkan daya listrik .

Prinsip penggunaan perubahan besar Hambatan yang berkaitan


dengann perubahan suhu.

Contoh Thermistor

Semi konduktor terbuat dari campuran yang spesifik dari oxida murni
nikel, mangan, copper, cobalt, dan benda metal lainnya tahan pada
temperatur yang tinggi. Digunakan bersama Wheatstone brige dimana akan
menguatkan perubahan yg kecil dalam resistance , dgn sebuah sirkuit yg
sederhana menggunakan baterai dan micrometer.

RTD (Resistance Temperature Detector)

Instrumentasi Industri Page 18


 Kerjanya tergantung pada sifat karakter metal (biasanya Platinum) :
hambatan listrik akan mempengaruhi perubahan hantaran arus pada
saat metal mengalami perubahan suhu.
 Jika kita bisa mengukur besar hambatan pada metal, maka kita bisa
mengetahui suhunya
Platinum
resistance
changes
with temperature

Thin-film sensing
element
Wire-wound sensing Rosemount’s
element Series 68,
Rosemount’s 58
Series 78, Series 65
88

Two common types of RTD elements:

Perubahan resistance adalah perubahan yang repeatable

- Perubahan resistance (hambatan) pada kawat platinum bisa diperkirakan


pada kurva ideal.

350
International Resistance IEC
300
vs. Temperature Chart: 751
250
o
C Ohms 200
0 100.00 150
10 103.90
100
20 107.79
50
30 111.67
N
A
S

S
T
R
E

E
C
I

0
-500 0 500 1000
Temperature (Page
o
C) 19
Instrumentasi Industri
RTD Sensor

2,3 & 4 Wire RTD

Kenapa mengunakan 2-,3-,atau 4- kabel RTD ?

2 kabel -, Biaya murah – jarang digunakan karena error yang ditimbulkan dari
hambatan dalam kabel .
3 kabel -, seimbang pada biaya dan performa . Kabel kompensasinya baik
(hambatan dalam kabel) .
4 kabel -, secara teory paling baik untuk metoda kompensasi hambatan dalam
kabel (kompensai penuh) ; solusi lebih akurat. Dengan Biaya tinggi / mahal.

4-wire
RTD
Typically use copper wires
for extension from the sensor
red R
red
e
Wh
Sensing Element Wh
d
ite
(i.e. wire-wound, thin
White
Bla
ite
film)
White Gre
ck
Gree
en
n

RTD Calibration

Instrumentasi Industri Page 20


IEC 751 standard (telah diprogramkan ke dalam setiap rosemount transmitter)
menerangkan hubungan antara Resistance ideal dibanding dengan temperature
untuk
pt100 adalah 385 RTD

Every RTD is slightly Standard


Standard IEC
IEC 751
751 Curve
Curve
different - they’re not Class
Class B
B Tolerance
Tolerance
ideal!
0.8oC at -100oC
0.3oC at 0oC
0.8oC at 100oC
1 1.3oC at 200oC
75
C 1.8oC at 300oC
IE rve
Cu 2.3oC at 400oC

Class B Tolerance

TEMPERATURE (oC)
M
O
R

A
N
C

H
E
S

S
T
I

(Sensor Interchangeability Error)

The goal is to find out what the real RTD curve looks like, and reprogram the
transmitter to use the “real” curve!

RTD Calibration

Kurva dari RTD ditentukan dengan mengkarakterise sebuah RTD melalui range
atau titik temperatur yang telah ditentukan

Option X 8 : Temperatur range characterization


Calibration certificate provide with sensor

Instrumentasi Industri Page 21


Option X 9 : Temperatur point characterization
Calibration certificate provide with sensor

Customer Receives
RTD-specific Resistance
vs. Temperature Chart:

o
C Ohms
0.0 99.997
Data generated 1.0 100.38
(RTD “characterized”)
2.0 100.77
3.0 101.16
X8 :
Range
Temperature Bath
X9 :
- One temperature for x9 Point
- Multiple temperatures for x8

RTD Calibration

Sensor Matching
One Point Trim
Use with X9
- Data dari cart resistance
400 banding(or temperatur
X8) dapat digunakan untuk
mengurangi interchangeability sensor eror.
300
- Gunakan satu atau dua titik untuk mentrim sensor ke transmitter.
200

100 A 1-point trim shifts the ideal curve up or


down based on the single characterized
TANCE

point
0
RE

Page 22
S

Instrumentasi Industri
I

0 500 1000
-500
Temperature (°C)
Two Point Trim
Use with X8
40
0
35
0
30
0
25
0
20
0 A 2-point trim shifts the ideal curve
15
0 up or down AND changes the slope
10 based on the two characterized points
0
R

N
C
E
S

5
T
I

0
0
- 0 20 40 60 80
200 0
Temperature (°C)0 0 0

MAP THE Real RTD CURVE

Calender Van Dusen secara terus menerus mengeliminate interchangeability


sensor.
 Transmisi tidak menggunakan IEC 751 standart.
 Bagaimanapun konstanta C.V.D digunakan dalam persamaan dibawah ini
untuk membuat kurva sensor yg sebenarnya.

r ve
1 Cu
75
C
IE

Class B
R

A
N
C
E
S

E
T
I

Instrumentasi Industri Page 23


Tolerance

Temperature (oC)
Rt = Ro + Ro[t-(0.01t-1)(0.01t)-(0.01t-1)(0.01t)3]
Rt = Resistance at Temperature t (°C)
Ro = Sensor-Specific Constant (Resistance at t = 0°C)
 = Sensor-Specific Constant
 = Sensor-Specific Constant
 = Sensor-Specific
Keuntungan menggunakan RTD (If t >=0°C, then  = 0)
Constant

 Accuracy & Repeatability. lebih baik


- RTD lebih tahan terhadap noise
- Linearity lebih baik.
- RTD dapat lebih sesuai dengan transmitter. (Interchangeability error dapat di
eliminasi)
- CJC eror lebih besar pada T/C ; tahanan dalam kabel RTD bisa di eliminir.
 Stability yang lebih baik
- Aliran T/C tidak menentu dan tak dapat diterka ; Aliran RTD mudah ditebak.
- T/C tidak dapat re – calibrasi
 Lebih Flexibel
- Tidak memerlukan spesial kabel untuk jarak hubungan yang lebih jauh.
- Tidak perlu terlalu hati- hati pada cold junctions.

“40 millivolts!,”
THERMOCOUPLES Jok yelled in a
Definisi Thermocouple heated debate.

- Dua metal yang tidak sama dihubungkan pada “Hot junction”.


- Kabel tersebut terhubung pada instrument (voltmeter ) yg mengukur potesial
yang ditimbulkan oleh beda suhu antara dua ujung metal.

Process
Temperature
The junction of two dissimilar metals
Hot creates a small voltage output
Instrumentasi Industri Page 24
junction proportional to temperature!
Cara Kerja Thermocouple

- Hasil pengukuran voltase sangat proposional dengan beda suhu antara


bagian ujung metal yg panas dan bagian yg dingin. (T2 -T1) = T
Cold junction
Hot junction
+
Heat
Measurement Junction
T MV Reference
Junction
T1
T2 -
Thermoelectric Voltage
80
vs. Temperature Chart:
o
C Millivolts 60
0 0.000
10 0.591 40 IEC
20 1.192 584
20
30 1.801
m
O

G
V

V
L
T

0
-500 0 500 1000
-20 Temperature (oC)
TYPE E THERMOCOUPLE

Jenis jenis Thermocouple

Instrumentasi Industri Page 25


 Type J
_ Iron / Constantan
" White, Red
" 0 to 760 °C
" Least Expensive
+ -

 Type T
_ Copper / Constantan
» Blue, Red
» -180 to 371 °C
» Highly resistant to
corrosion from moisture
+-

 Type K
_ Chromel / Alumel
» Yellow, Red
» 0 to 1150 °C
» Most Linear

+ -
Special Thermocoples
Pilihan yang lainnya
- Range temperature yang tinggi
- Industri / laboratorium standar
- EMF ouput yang rendah. ( tidak terlalu sensitif)
- Mahal

Instrumentasi Industri Page 26


 Type R
_ Pt, 13% Rh / Pt
» -50 to 1540 °C

 Type B
_ Pt, 6% Rh / Pt, 30% Rh
» 38 to 1800 °C

 Type S
_ Pt, 10% Rh / Pt, Rh
» -50 to 1540 °C

Temperature Sensor
Thermopcouple
Alasan memilih salah satu tipe dari banyak jenis yang ada :

 Temperature range
 Harga

 Signal Level

 Linerrity dari range

Instrumentasi Industri Page 27


Millivolts
Type J

T
Type R
y
p
80 e T
T E y
70 y p
p e
60 e K
50 J
T
40 y
p
30 e
20 T

10
0
0 250 500 750 1000 1250
Temperature (C)

Temperature Sensor
Thermopcouple

Seluruh tambahan kabel ke Thermocouple harus sama jenis tipe kabelnya.


Correct!

Another
Wrong!
Hot
Instrumentasi Industri
Junction is
Page 28
created…
not good!
 ( kabel tembaga sebaiknya tidak digunakan untuk kabel tambahan !
 Kabel T/C lebih mahal dan tingkat kesuliutan dlm instalsi lebih tinggi.

Keuntungan menggunakan Thermocouple dibanding RTD

 Dapat untuk aplikasi temperatur tinggi


Diatas 1100 F
 Response Time yang lebih baik
Tidak Significant bila dibandingkan dengan response time untuk T-Well
dan process
 Flexibility lebih baik
Kabel spesial untuk kabel tambahan tidak diperlukan
Pada bagian cold junction tidak perlu trik khusus

Menentukan jenis Sensor

RANGE Pilihan

-200 to 500º C RTD

500 to 1100º C Thermocouple Type K

>1100º C Special Thermocouple R, S atau B

Fitting untuk extension


Kegunaan :

Instrumentasi Industri Page 29


- Menghindari efek pemanasan dari proses ke transmitter
- Memanjangkan sensor melalui tank jaket atau pipa insolasi..
- Melepas sensor dari process tanpa melalui proses disassembly secara
penuh (Union).
- Pipa extension digunakan untuk pipa berdiameter kecil.

Type.
- Kopel dan nipple assembly
- Union dan Nipple assembly

Transmitter Housing Temperature Rise vs.Extension


Length for a test Installation

6
0
5
0
Rise Above Ambient °C

4
Housing Temp.

0
3 815°C Oven Temp.
0
540°C
2 Oven Temp.
0
250°C
1 Oven Temp.
0
0
3 4 5 6 7 8 9
Extension Length, Inches

Accessories Temperature Sensor

Thermowells (T-well)

Definisi:

Instrumentasi Industri Page 30


- Suatu peralatan yang melindungi sensor dari process flow, pressure,
getaran dan korosi.
- Dapat memudahkan penggantian sensor tanpa harus mematikan process
terlebih dahulu.
- Respon waktu yang lambat. ( dikali 5 )

Alasan menggunakan material yang berbeda beda


- Untuk menghadapi macam macam keaadaan corrosive
- Menanggulangi macam macam perbedaan suhu dan tekanan

Penyebab tidak bekerjanya Thermowell


- T-wells dapat rusak pada kondisi tertentu
- Zat cair yang melewati T-well dapat mengakibatkan terbentuknyan (arus
pusar) turbulent yang disebut dengan Von Karman trail.
- Bila ada frekuensi yang sama dengan natural frekwensi T-well , maka T-well
bisa patah.

Menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada thermowell


Untuk dapat mengetahui kondisi kerja yang sebenarnya, dapat dilihat/ditentukan
dengan mengetahui beberapa hal yang ada di bawah ini :

Instrumentasi Industri Page 31


" Thermowell Style
" Thermowell Material
" Thermowell Dimensions
" Fluid Velocity or Flow Rate
" Process Pressure
" Process Temperature
" Fluid Specific Volume

Thermowell Design Style

Thermowell Design Styles - Comparison Table

Rating:
Process Time Wake Drag
1= Best Price
Pressure Response Frequency Force

1 2 1 or 2 3 2
Tapered

Stepped 1 1 3 1 1

Straight
1 3 1 or 2 1 2

Thermowell Mounting Styles

Threaded
- Bentuk paling umum

Instrumentasi Industri Page 32


- Mudah untuk dilepas dan di pasang.

Weld in
- Tidak dapat dipindahlkan .
- Digunakan pada aplikasi suhu dan tekanan fluida yang tinggi.
- Digunakan pada aplikasi non-leak .

Flanged
- Digunakan pada lingkungan yang corrosive.
- Digunakan pada aplikasi high velocity, tekanan / suhu yang tinggi.

Temperature Transmitter.

4-20 mA Signal
IEC 751 =
(Range: 0-200°C)
Resistance Signal
= 138.5 
“Smart” Transmitters
also relay a digital
signal

100C Copper
Wire Ranged: 0 - 200°C Control 100 °C
System

Alasan Menggunakan transmitter :


- Menyediakan hasil pembacaan diagnosa temperature yang ada dilapangan.
- Memberikan pembacaan indikasi lokal dari pengukuran temperature

Alternatif dalam menggunakan transmitter

Instrumentasi Industri Page 33


Contoh

8 Temp. Measurement Points

(1) “Spur”: Length of T/C wire run from process to Junction Box

(2) “Trunk”: Length of Bundled cable from Junction Box to Marshalling Panel

PLC
Controller
GW
PLC

I/O Interface

I/O Terminations

2
Junction Box

1
Marshalling

IS (Exi)
Barriers
Turbine

Penempatan (Mounting ) dari Transmitter

Instrumentasi Industri Page 34


Ada empat (4) type dari mounting transmitter.

 Head-Mount  Rail-Mount

 Field-Mount  Rack-Mount

Instrumentasi Industri Page 35

Anda mungkin juga menyukai