Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Timbang Terima

NAMA KELOMPOK :

Berliana crishmawati (201702057)


Dimas Septiyan Pratama (201702060)
Erin kusumawati (201702064)
Farid Muhamad Nur (201702065)
Miranda maulida Rohmah (201702081)
Shalsyabilla Novi D A (201702091)
Tri Setyo Faridni (201702096)
Elvin Kurniawati (201702102)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA

MADIUN2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Trend Issue Keperawatan yang berjudul
“Timbang Terima Keperawatan”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada prodi
keperawatan, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon perawat dapat dan mampu
memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk dirinya sendiri ataupun di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan mahasiswa dan dosen
pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Madiun, 20 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif
dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah- langkah konkret dalam
pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan ketenagaan dan pasien,
penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan


peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.  Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim
kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya
adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan
dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan
dan lisan.

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang
dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam,
program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Timbang
terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima
perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan
bagian penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari- hari.

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari
seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul
kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas
pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima
yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kelompok akan melaksanakan timbang terima


pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary Nursing.

1.2  Tujuan

1.2.1    Tujuan Umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu mengkomunikasikan


hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik dan mampu bermain peran,
sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.

1.2.2    Tujuan Khusus

a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).


b. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan pada
klien.
c. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

1.3  Manfaat

1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar  perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.
BAB II
KONSEP TEORI

2.1  Pengertian

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang
pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab
utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.

Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam


menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah
waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat
yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi
yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga informasi-
informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

2.2  Tujuan Timbang Terima

a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).


b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima
(handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan


perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.

2.3  Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.


b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
 Kondisi atau keadaan pasien secara umum
 Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
 Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
(Nursalam, 2002)

2.4 Prosedur Dalam Timbang Terima

1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
 Identitas klien dan diagnosa medis.
 Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
 Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
 Intervensi kolaborasi dan dependen.
 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2002)

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.


Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.
2.5 Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak
up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali
saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi


untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:

1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari
penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan
terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi
atau terlupa.

2.6 Faktor-faktor dalam Timbang Terima

1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.


2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.
2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga

Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang
perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah
sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan
malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada
siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk
istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut,
akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan
efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas
kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi
pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan
Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan
paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah
kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan
bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu
kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.

2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan
dikerjakan oleh perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:


a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:


 Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
 Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
 Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)
2.9 Skema Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN

RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:

- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN
2.10 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra Timbang 1. Kedua kelompok dinas 10 menit Nurse Karu


Terima sudah siap dan berkumpul Station
PP
di Nurse Station.
2. Karu mengecek kesiapan PA

timbang terima tiap PP.


3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang
terima & nursing kit.
4. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.

Pelaksanaan 1. PP dinas pagi melakukan 20 menit Nurse Karu


Timbang timbang terima kepada PP Station
PP
Terima dinas sore. Hal-hal yang
perlu disampaikan PP pada PA

saat timbang terima :


a. Identitas klien
dandiagnosa medis
termasuk hari rawat
keberapa atau post op
hari keberapa.
b. Masalah keperawatan.
c. Data yang mendukung.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum yang
perlu dilakukan:
Pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur
tindakan tertentu.
2. Karu membuka dan memberi
salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien,
PP sore mengenalkan Disamping
anggota timnya dan tempat
melakukan validasi data. tidur klien
3. Lama timbang terima setiap
klien kurang lebih 5 menit,
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih
rinci.

Post timbang 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse Karu


terima data oleh PP sore. station
PP
2. Penyampaian alat- alat
kesehatan. PA

3. Laporan timbang terima


ditandatangani oleh kedua
PP dan mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
4. Reward Karu terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas.
5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.


 Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
 Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
 Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat
klien.
 Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station.
(Nursalam, 2008)

2.11 Evaluasi dalam Timbang Terima

1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala
ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila
ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

BAB III
SKENARIO

Pemain :

Narator : Elvin
Kepala Ruangan : Tri Setyo
Perawat Pelaksana Malem 1 : Berliana
Perawat Pelaksana Malem 2 : Dimas
Perawat Pelaksana Pagi 1 : Erin
Perawat Pelaksana Pagi 2 : Farid
Pasien 1 : Mira
Pasien 2 : Shalsa

NURSE STATION

Karu : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan timbang terima, marilah


kita ucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt. Karena rahmat serta
karunianya lah kita dapat berkumpul disini, pada pagi hari ini hari Senin,
tanggal 21 Oktober 2020. Akan dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin
kita lakukan setiap pergantian shift. Kepada perawat pelaksana yang dinas
malam dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing pasien saat ini ke
perawat pelaksana yang dinas pagi.
PP 1 (Malam) : Terima kasih Bu. Assalamu’alaikum Wr Wb, terima kasih untuk kesempatan
yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah
pasien di kamar mawar saat ini ada 2 orang.
Identitas pasien yang pertama:
1. Nama Ny. M umur 35 tahun, diagnosa medis CKD
S : Ny. M mengeluh sesak nafas dan mengalami penurunan
pengeluaran urine 40 cc/ 24jam
O : - Kesadaran kompos mentis, terdapat bunyi nafas Ronchi
- pasien terpasang oksigen 3 lpm 15 menit yang lalu, SpO2
88%.
- TTV TD: 150/80 mmHg, S: 36,5 oC, N : 100 x/menit, RR:
30x/menit
- Hasil Lab dari Hb 9 mg/dl, albumin 3 mg/dl, ureum 23 mg/dl
- oedema ekstremitas bawah dan asites
- sudah terpasang DC urin tampung jam 21.00 – 06.00 50cc
- injeksi Lasik 1 amp IV
A : masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : lanjutkan intervensi posisi semi fowler, pemberian oksigen,
kolaborasi pemberian diuretik dan monitor urin tampung
PP 2 (Malam) : Pasien selanjutnya nama Ny. S umur 38 tahun, diagnosa medis CKD.
S : Ny. S mengatakan perut terasa penuh
O :- px tampak lemah
- px minum 600 ml/hr
- belum BAK selama 8 jam
- TTV TD : 160/80 mmHg, S : 36,5oC, N : 109 x/menit, RR : 22
x/menit, abdomen tampak mengeras dan oedema ekstremitas
bawah
A : Masalah resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi batasi cairan 600ml/hr, menghitung input
output cairan, batasi makanan mengandung natrium, jadwalkan
program hemodialisis dan pemasangan DC
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien di kamar mawar
saat ini
Karu : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi dari
semua pasien saat ini, mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien

Kemudian Karu dan Perawat pelaksana menuju ke ruangan pasien

SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN

Karu : Assalamu’alaikum Wr Wb, dengan Ny. M benar ? Bagaimana keadaannya


saat ini bu?
Pasien : iya benar, masih merasakan sesak Bu.
Karu : baik buk, nanti akan dibantu oleh perawat kami. Seperti biasa, kita disini
akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin setiap pergantian shift,
tujuan dari timbang terima ini adalah mengkomunikasikan keadaan ibu
sekarang dan menyampaikan informasi yang penting antar shift jaga.
Perkenalkan kepada perawat pelaksana pagi yang akan bertugas menggantikan
perawat pelaksana pagi ini.

Kemudian Perawat pelaksan memperkenalkan diri. Dan Masing-masing perawat


pelaksana yang dinas pagi melakukan validasi langsung ke pasien.

PP 1 (Pagi) : Apa yang masih dirasakan bu ? apakah masih merasakan sesak atau ada
keluhan lain?
Pasien 1 : Iya suster saya masih merasakan sesak nafas sama masih bengkak pada
bagian kaki saya
PP 1 (Malam) : Identitas pasien yang pertama:
S : - Nama Ny. M umur 35 th, dengan diagnosa medis CKD
- Masalah keperawatan yang muncul saat pengkajian pola nafas tidak
efektif dan resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
B : - Pasien masih mengeluh sesak, oedema ekstremitas bawah dan asites.
A : - TD: 150/80 mmHg, RR: 30x/menit
- pengeluaran urine 40 cc/ 24jam
- Hasil Lab dari Hb 9 mg/dl, albumin 3 mg/dl, ureum 23 mg/dl.
R : - Tanyakan pada dokter apakah pemberian oksigen perlu diganti
dengan NRM dan konsul untuk pemberian diuretiknya apakah perlu di
tingkatkan atau tidak
- Lanjutkan intervensi lainya

Kemudian validasi dilanjut ke pasien berikutnya yaitu Ny. S

PP 2 (Pagi) : Assalamualaikum, dengan Ny. S, apa yang masih dirasakan sekarang bu ?


Pasien 2 : iya benar, perut saya terasa penuh, belum bisa BAK dari semalam.
PP 2 (Malam) : Identitas pasien yang kedua :
S : - Nama Ny. S umur 38 th, dengan diagnosis medis CKD
- Masalah keperawatan yang muncul saat pengkajian resiko
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
B : - Saat ini pasien masih merasa perutnya terasa penuh
- abdomen tampak mengeras, oedema ekstremitas bawah, dan pasien
belum BAK selama 8 jam
A : - TD : 160/80 mmHg, RR : 22 x/menit
- Hasil Lab dari Creatinin 12,25 mg/dl, BUN 60 mg/dl
R : - Untuk rencana hari ini akan di lakukan hemodialisis dan pasang DC
- Intervensi lainya dilanjutkan

Demikian perawat pelaksana menanyakan secara bergantian keluhan dari semua


pasien yang ada di kamar mawar untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh
perawat pelaksana yang bertugas pada malam hari.

DI NURSE STATION
Perawat pelaksana dinas pagi mengklarifikasikan hasil validasi kepada Karu dan
perawat pelaksana dinas malam.

Karu : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima, saya
berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift
bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien tadi ada yang masih harus di
diskusikan lagi?
PP 1 (Pagi) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar mawar atas nama Ny. M masih
mengeluhkan sesak nafas.
PP 1 (Malam) : untuk Ny. M tadi sudah diberikan terapi oksigen 3 lpm tetapi masih sesak
mungkin perlu megganti oksigen dengan NRM
Karu : untuk intervensi lainya tetap dilanjutkan pasien Ny. M tetap berikan posisi
semi fowler, bila perlu konsulkan lagi ke dokter Riri
PP 1 (Pagi) : Baik Bu.. terima kasih.
Karu : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana yang telah bekerja
dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga apa yang telah kita
lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita
diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian
saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Timbang terima bertujuan
untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga
tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

4.2    SARAN

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih mematuhi SOP yang
ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta tenaga
kesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan,
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP
malam dan PP pagi sebagai dokumentasi keperawatan.

DAFTAR  PUSTAKA
Friesen, M.A.White,V.S& Byers F.J ( 2008 ).Handsoffs : Implication For Nurse.

Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih


Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Kaasean M, Jagoo ZB. (2005). Managing change in the nursing handover from traditional to
bedside handover- a case study from Mauritius. BMC Nursing 4 ( 1 ) : 1

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Suarli, dkk. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta :


Erlanggga

Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.


Online.http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf.Diakses tanggal 26 Januari
2013.
Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD
Raden.Online.http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php.Diakses tanggal 26 Januari

Anda mungkin juga menyukai