Anda di halaman 1dari 9

Modul 8.

PENELITIAN OPERASIONAL

INTEGER PROGRAMMING

Oleh :
Eliyani

PROGRAM KELAS KARYAWAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA


http://www.mercubuana.ac.id

JAKARTA

2007
2

PENDAHULUAN

Salah satu asumsi teknik LP adalah divisibility atau fractionality, yaitu


setiap variabel dapat terjadi pada nilai non negatif atau kontinyu. Pada beberapa
kasus, asumsi ini tidak realistik dan tak dapat diterima. Misalnya suatu solusi
menunjukkan bahwa banyaknya mesin yang harus dibuat adalah 3,35 mesin.
Tentu saja solusi ini tidak bermakna praktis. Yang harus dibuat bisa 3 atau 4
mesin. Atau solusi yang diharapkan adalah yang bernilai 1 atau 0 di mana angka
1 mewakili setuju dan angka 0 berarti pekerjaan tidak diteruskan. Pendekatan
pembulatan dari solusi nilai pecah dari LP dapat tidak memenuhi semua kendala
dan menyimpang cukup jauh dari solusi bulat yang tepat. Integer programming
merupakan teknik LP dengan tambahan persyaratan semua atau beberapa
variabel bernilai bulat non negatif tetapi tidak perlu bahwa parameter model juga
bernilai bulat.
Terdapat 3 jenis integer programming:
1. Pure (all) integer programming
Jika model mengharapkan semua variabel basis bernilai integer (bulat
positif atau nol)
2. Mixed integer programming
Jika model hanya mengharapkan variabel-variabel tertentu bernilai bulat.
3. Zero one integer programming
Jika model hanya mengharapkan nilai 0 atau 1 untuk variabelnya.
Terdapat beberapa solusi pendekatan integer programming, dua di
antaranya adalah metode branch and bound dan metode cutting plane (algoritma
bidang pemotong).

METODE BRANCH AND BOUND

Metode ini menjadi kode komputer standar untuk integer programming


dan lebih efisien dibandingkan dengan metode cutting plane. Metode ini pertama
kali dikembangkan oleh Land and Doig kemudian dilanjutkan oleh peneliti lain.
Teknik ini dapat diterapkan untuk pure maupun mixed integer programming,

http://www.mercubuana.ac.id
3

Langkah-langkah
Agar lebih mudah dipahami, perhatikan penyelesaian masalah berikut:

Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2


Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10

X1, X2 non negatif integer

1. Selesaikan dengan metode LP baik grafik maupun simpleks, diperoleh


solusi optimum kontinyu X1 = 8, X2 = 2,25 dan Z = 35,25. Perhatikan
bahwa syarat yang harus dipenuhi adalah kedua variabel X 1 dan X2
bernilai bulat positif. Solusi optimum kontinyu tersebut dijadikan sebagai
batas atas awal
2. Tetapkan batas bawah, yaitu solusi yang dibulatkan ke bawah, sehingga
X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34 (nilai Z diperoleh dengan memasukkan nilai X 1
dan X2 yang baru).
3. Pilih nilai solusi pecah yang akan dicabangkan menjadi sub-sub masalah,
dalam kasus ini yaitu X2 yang bernilai 2,25.
4. Untuk menghilangkan bagian pecah dari X2, dibuat dua kendala baru,
yaitu : dua nilai bulat terdekat terhadap 2,25, yaitu 2 dan 3 sehingga
dipunyai dua kendala baru yaitu X2 2 dan X3 3. Kendala ini untuk
menghilangkan kemungkinan solusi nilai di antara 2 dan 3. Sehingga
masalah dipecahkan menjadi dua bagian:
Bagian A
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10 (berlebih)

X2 2

X1, X2 0

http://www.mercubuana.ac.id
4

Bagian B
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10

X2 3

X1, X2 0
5. Selesaikan bagian A maupun B dengan metode-metode LP tanpa
pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi :
Bagian A : X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34
Bagian B : X1 = 6,5, X2 = 3 dan Z = 34,5
6. Walaupun solusi bagian A telah semuanya bulat, namun tetap perlu
dilakukan pencarian lebih lanjut karena nilai fungsi tujuan pada bagian B
lebih besar. Untuk itu, bagian B dibagi ke dalam dua sub bagian menjadi

B1 dan B2 dengan X1 6 dan X2 7.


Sub Bagian B1
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1  8 (berlebih)

2X2  10

X2 3

X1 6

X1, X2 0

Sub Bagian B2
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10

X2 3

X1 7

X1, X2 0

http://www.mercubuana.ac.id
5

7. Selesaikan sub bagian B1 maupun B2 dengan metode-metode LP tanpa


pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi :
Sub Bagian B1 : X1 = 6, X2 = 3,25 dan Z = 34,25
Sub Bagian B2 : tidak layak
8. Karena sub bagian B1 menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih besar
dari 34 (batas atas bagian A) maka bagian B1 dapat dicabangkan lagi
menjadi sub sub bagian B1a dan B1b dengan kendala masing-masing X2

3 dan X2 4.
Sub Sub Bagian B1a

Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2


Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10 (berlebih)

X2 3

X1 6

X1, X2 0
Sub Sub Bagian B1b
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Dengan syarat : 2X1 + 4X2 25

X1 8

2X2  10

X2 4

X1 6

X1, X2 0

9. Selesaikan sub bagian B1a maupun B1b dengan metode-metode LP


tanpa pembatasan bilangan bulat. Diperoleh solusi :
Sub Sub Bagian B1a : X1 = 6, X2 = 3 dan Z = 33
Sub Sub Bagian B1b : X1 = 4,25, X2 = 4 dan Z = 33,5

10. Kedua solusi menghasilkan Z yang nilainya lebih kecil daripada nilai Z
pada bagian A sehingga percabangan dihentikan atau proses pencarian

http://www.mercubuana.ac.id
6

solusi optimum selesai. Jadi solusi optimum untuk masalah ini dihasilkan
oleh bagian A, yaitu : X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34.

Algoritma Pemotongan

Algoritma Pemotongan disebut juga dengan metode cutting plane. Salah


satu tekniknya yang biasa diterapkan untuk pure integer programming adalah
metode Gomory atau disebut juga metode Fraksional.

Langkah-langkah
Untuk lebih mudah memahami langkah-langkah penyelesaian metode
Gomory, perhatikan langkah-langkah penyelesaian contoh berikut:

Maksimumkan Z = 7X1 + 9X2


Dengan syarat: -X1 + 3X2 6

7X1 + X2 35
X1, X2 non negative integer
Dengan metode simpleks, diperoleh solusi kontinyu optimumnya seperti
pada Tabel 1.

Tabel 1. Solusi Kontinyu Optimum


Basis X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 0 0 28/11 15/11 63

X2 0 1 7/22 1/22 7/2

X1 1 0 -1/22 3/22 9/2

1. Lihat apakah semua variabel basis (X1 dan X2) sudah bulat. Bila belum,
seperti pada contoh ini, tambahkan kendala Gomory yang berupa variabel
slack (Sg).

2. Sg diperoleh dengan rumus:


Sg -fij W j = -fi
di mana:

fij = koefisien variabel non basis ke-j


W j = variabel non basis ke-j

http://www.mercubuana.ac.id
7

fi = bagian pecah variabel basis ke-i


Jadi, variabel basis Xi dapat dipecah menjadi bagian bulat dan bagian pecah.
Contoh:
X1 = 9/2 = 4 ½ sehingga f1 = ½
X2 = 7/2 = 3 ½ sehingga f2 = ½

Persamaan variabel basis yang dipilih sebagai kendala Gomory adalah


persamaan basis yang memiliki nilai fi maksimum. Karena pada kasus ini nilai
f1 dan f2 sama, maka bisa dipilih sembarang. Misalkan saja kita pilih X 2
sebagai Sg, maka :
Sg – 7/22 S1 – 1/22 S2 = -1/2

Berdasarkan Tabel 1., persamaan untuk X2 adalah :


X2 + 7/22 S1 + 1/22 S2 = 7/2

3. Susun tabel simpleks dengan penambahan kendala Gomory. Untuk kasus ini,
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Simpleks dengan Penambahan Kendala Gomory

Basis X1 X2 S1 S2 Sg1 Sisi kanan


Z 0 0 28/11 15/11 0 63

X2 0 1 7/22 1/22 0 7/2

X1 1 0 -1/22 3/22 0 9/2

Sg1 0 0 -7/22 -1/22 1 -1/2

4. Gunakan metode dual simpleks untuk menghasilkan solusi atas masalah


dengan kendala Gomory. Untuk kasus ini, hasilnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Tabel Hasil Dual Simpleks


Basis X1 X2 S1 S2 Sg1 Solusi
Z 0 0 0 1 8 59

X2 0 1 0 0 1 3

X1 1 0 0 1/7 -1/7 32/7

S1 0 0 1 1/7 -22/7 11/7

http://www.mercubuana.ac.id
8

5. Karena solusi baru masih pecah, maka tambahkan lagi kendala Gomory
baru. Persamaan X1 memiliki nilai f1 = 4/7, lebih besar dibandingkan f2
sehingga dijadikan kendala Gomory kedua, sehingga:
Sg2 – 1/7 S2 – 6/7 Sg1 = -4/7

Nilai 6/7 Sg1 diperoleh dari:


Pada Tabel 3. diperoleh : -1/7 = -1 + 6/7

6. Susun tabel simpleks dengan penambahan kendala Gomory kedua. Hasilnya


disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Tabel Simpleks dengan Penambahan Kendala Gomory Kedua

Basis X1 X2 S1 S2 Sg1 Sg2 Sisi


kanan

Z 0 0 0 1 8 0 59

X2 0 1 0 0 1 0 3

X1 1 0 0 1/7 -1/7 0 32/7

Sg1 0 0 1 1/7 -22/7 0 11/7

Sg2 0 0 0 -1/7 -6/7 1 -4/7

7. Gunakan metode dual simpleks untuk menghasilkan solusi atas masalah


dengan kendala Gomory kedua. Untuk kasus ini, hasilnya disajikan pada
Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Hasil Dual Simpleks dengan Penambahan Kendala


http://www.mercubuana.ac.id
Gomory Kedua

Basis X1 X2 S1 S2 Sg1 Sg2 Solusi


Z 0 0 0 0 2 7 55

X2 0 1 0 0 1 0 3

X1 1 0 0 0 -1 1 4

Sg1 0 0 1 0 -4 1 1

Sg2 0 0 0 1 6 -7 4
9

8. Tabel 5. menunjukkan bahwa solusi optimum bulat telah tercapai sehingga


solusi untuk masalah tersebut yaitu : X1 = 4, X2 = 3 dan Z = 55..

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai