NPM : 18021004
Tugas Resume
Sejarah legislatif di Indonesia itu sendiri lahir pasca diberlakukannya sistem tanam
paksa (culture stelsel) oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Dimana pada
saat itu Belanda memberlakukan politik balas budi untuk Indonesia yang telah
menyelamatkan negara belanda dari kebangkrutan melalui sistem tanam paksa tadi.
Maka dibentuklah parlemen Hindia Belanda di Indonesia yg beranggotakan kaum
priayi dan bangsawan saja. Lalu setelah Indonesia merdeka barulah Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki sebuah dewan legislatif sendiri yg semua
anak bangsa memiliki kesempatan yg sama untuk bisa duduk di dalamnya,yaitu
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), di samping itu juga ada MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) yang merupakan gabungan dari DPR dan DPD (Dewan
Perwakilan Daerah).
Sebelum amandemen UUD 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi yang ada di
Indonesia. Namun, setelah adanya amandemen maka MPR tidak lagi menjadi
lembaga tertinggi sehingga kedudukannya sejajar dengan lembaga Negara lainnya.
MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang telah terpilih dalam pemilu dengan
masa jabatan selama 5 tahun. Dalam menjalankan fungsinya, MPR mempunyai
beberapa tugas antara lain :
1) Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar
2) Melantik Presiden serta Wakil Presiden
3) Memberhentikan Presiden serta Wakil Presiden mengikuti peraturan masa
jabatan yang telah diatur dalam UUD
Kehadiran DPR merupakan salah satu bukti bahwa Negara Indonesia adalah
Negara demokrasi karena para anggota DPR RI dipilih oleh rakyat lewat pemilu
setiap 5 tahun sekali. DPR mempunyai kedudukan di tingkat pusat sedangkan yang
berada di tingkat Provinsi disebut DPRD dan ditingkat kabupaten disebut dengan
DPRD kabupaten.
Sebagai salah satu Badan Legislatif yang bertujuan untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat, maka ada beberapa tugas dan fungsi
yang harus dijalankan dengan baik yaitu :
DPD merupakan salah satu struktur lembaga legislatif di Indonesia yang terdiri
atas wakil-wakil dari Provinsi yang telah dipilih saat pemilu. Banyaknya anggota
DPD adalah 1/3 dari jumlah anggota DPR, dan keanggotan DPD akan diresmikan
oleh Presiden.
Lembaga Yudikatif adalah lembaga yang memiliki tugas untuk mengawal serta
memantau jalannya perundang-udangan atau penegakan hukum di Indonesia.
yudikatif di Indonesia meliputi tiga lembaga yakni Mahkamah Agung, tugas
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
Dan untuk lembaga tinggi negara yang berkedudukan sejajar terdiri dari tugas dan
wewenang DPR (DPR), Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah
Agung (MA) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Dengan kata lain, lembaga yudikatif hanya terdiri dari Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
Kemudian, UUD 1945 diamandemen empat kali yaknipada tahun 1999, 2000,
2001, 2002, dan susunan lembaga tinggi negara berubah. DPA, sebagai lembaga
penasihat Presiden dihapuskan. Kemudian, dimunculkan beberapa lembaga baru.
Lembaga baru tersebut adalah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) untuk lembaga
legislatif .
lembaga yudikatif juga mempunyai lembaga baru, yaitu Komisi Yudisial. Komisi
Yudisial adalah lembaga tinggi negara yang mengawasi kinerja hakim di peradilan
Indonesia.
1) Mengadili pada tingkat pertama sampai akhir putusan yang bersifat final
untuk menguji UU.
2) Bertugas memutuskan persengketaan
3) Bertugas memutuskan pembubaran partai politik
4) Bertugas memutuskan perselisihan dan persengketaan yang berkaitan
dengan pemilu
5) Memiliki kewajiban memberi keputusan tentang dugaan DPR tentang
dugaan oleh Presiden dan wakilnya sesuai dengan UU
6) Bertugas menerima kemunculan presiden dan wakilnya dari DPR untuk
segera ditindak lanjuti.
Adalah lembaga negara yang memiliki tugas dan berwenang untuk mengatur
pengangkatan hakim agung dan menjaga juga menegakan keluhuran kehormatan
martabat dan perilaku hakim.
Secara umum Lembaga Yudikatif ini memiliki fungsi ialah sebagai pengontrol dari
pelaksanaan sistem pemerintahan. Lembaga yudikatif ini berhak untuk mengadili
pelanggar kebijakan yang sudah/telah dibuat.
Oleh sebab lembaga kepresidenan sebagian besar diatur dalam konstitusi, maka
pembahasan sejarah lembaga ini akan difokuskan menurut pengaturan dalam
konstitusi dan akan dibagi menurut masa berlakunya masing-masing konstitusi.
Pembagian inipun tidak sepenuhnya lepas dari kesulitan di setidaknya dua kurun
waktu. Pertama, periode antara tahun 1949–1950 ketika ada dua konstitusi yang
berlaku secara bersamaan. Kedua, antara 1999–2002 ketika konstitusi mengalami
pembongkaran ulang. Selain itu, karena dinamika yang masih terus berlangsung,
maka pembahasan artikel hanya akan dibatasi sampai tahun 2008 atau setidak-
tidaknya pertengahan 2009.
Secara umum fungsi dari lembaga eksekutif ini ialah sebagai sebuah pelaksana dari
peraturan dan juga kebijakan yang ditetapkan oleh Lembaga Legislatif.
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan
pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa
Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah.
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang
dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara
dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit,
pemerintaha adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif
beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem
pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi
dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik.
Peranan partai politik sangat dominan, yang artinya kekuatan masing-masing
golongan atau kelompok yang secara ideologis berbeda satu sama lain dominan.
Karakteristik pada periode ini juga ditandai dengan lemahnya kekuasaan lembaga
eksekutif dihadapan parpol.
Masa ini ditandai dengan dominannya peran seorang presiden dalam proses politik.
Peran partai politik tidak terlalu kuat. Kekuasaan Presiden Sukarno pada masa ini
ditopang oleh Nasakom, gabungan kelompok politik yang berhaluan nasionalis,
agama, dan komunis. Pada kenyataannya, gabungan kelompok tersebut bersitegang
secara ideologis satu sama lain. Puncak ketegangan antara ketiga golongan tersebut
adalah peristiwa kelam pada 30 September 1965.
Orde Baru (1966-1998)
Periode ini dimulai sejak reformasi 1998. Partai politik yang semula
disederhanakan oleh rezim Orde Baru, menjadi kompleks kembali. Sebanyak 48
parpol muncul dan berpartisipasi pada pemilu setahun setelahnya. Sistem
pemerintahan pasca orde baru adalah Demokrasi Pancasila, setidaknya demikian
klaim yang disebarkan oleh para tokoh reformasi. Presiden Indonesia pertama pada
era pasca Orde Baru adalah B. J. Habibie yang bertugas mengisi transisi selama
setahun sampai pemilu presiden diselenggarakan. Pada masa ini, Indonesia sudah
mengalami lima kali ganti presiden dan empat kali pilpres. Sampai sekarang,
pidato-pidato kenegaraan masih menunjukkan pentingnya nilai-nilai demokrasi dan
Pancasila. Sistem politik Indonesia yang diterapkan adalah Demokrasi Pancasila
dengan sistem pemerintahan yang presidensial. Sekali lagi, pidatonya.