Anda di halaman 1dari 9

NAMA : LIA AMALA

NPM : 18021004

MATA KULIAH : HUBUNGAN ANTA LEMBAGA PEMERINTAHAN

JURUSAN /SEMESTER : ILMU PEMERINTAHAN/V (A)

Tugas Resume

SEJARAH LEMBAGA NEGARA, PERKEMBANGAN LEMBAGA NEGARA,


PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA NEGARA

Sejarah, Perkembanga, Peran dan Fungsi Lembaga Legislatif

Sejarah legislatif di Indonesia itu sendiri lahir pasca diberlakukannya sistem tanam
paksa (culture stelsel) oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Dimana pada
saat itu Belanda memberlakukan politik balas budi untuk Indonesia yang telah
menyelamatkan negara belanda dari kebangkrutan melalui sistem tanam paksa tadi.
Maka dibentuklah parlemen Hindia Belanda di Indonesia yg beranggotakan kaum
priayi dan bangsawan saja. Lalu setelah Indonesia merdeka barulah Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki sebuah dewan legislatif sendiri yg semua
anak bangsa memiliki kesempatan yg sama untuk bisa duduk di dalamnya,yaitu
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), di samping itu juga ada MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) yang merupakan gabungan dari DPR dan DPD (Dewan
Perwakilan Daerah).

 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Sebelum amandemen UUD 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi yang ada di
Indonesia. Namun, setelah adanya amandemen maka MPR tidak lagi menjadi
lembaga tertinggi sehingga kedudukannya sejajar dengan lembaga Negara lainnya.
MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang telah terpilih dalam pemilu dengan
masa jabatan selama 5 tahun. Dalam menjalankan fungsinya, MPR mempunyai
beberapa tugas antara lain :
1) Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar
2) Melantik Presiden serta Wakil Presiden
3) Memberhentikan Presiden serta Wakil Presiden mengikuti peraturan masa
jabatan yang telah diatur dalam UUD

 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Kehadiran DPR merupakan salah satu bukti bahwa Negara Indonesia adalah
Negara demokrasi karena para anggota DPR RI dipilih oleh rakyat lewat pemilu
setiap 5 tahun sekali. DPR mempunyai kedudukan di tingkat pusat sedangkan yang
berada di tingkat Provinsi disebut DPRD dan ditingkat kabupaten disebut dengan
DPRD kabupaten.

Sebagai salah satu Badan Legislatif yang bertujuan untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat, maka ada beberapa tugas dan fungsi
yang harus dijalankan dengan baik yaitu :

1) Meminta keterangan kepada pemerintah terkait kebijakan pemerintah yang


penting dan akan mempunyai dampak yang sangat besar bagi seluruh
masyarakat Indonesia
2) Melakukan penyelidikan akan suatu kebijakan pemerintah yang dicurigai
bertentangan dengan Undang-undang
3) Memberi pendapat mengenai kebijakan dalam negeri yang menimbulkan
kejadian luar biasa dan ikut menyumbang solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

DPD merupakan salah satu struktur lembaga legislatif di Indonesia yang terdiri
atas wakil-wakil dari Provinsi yang telah dipilih saat pemilu. Banyaknya anggota
DPD adalah 1/3 dari jumlah anggota DPR, dan keanggotan DPD akan diresmikan
oleh Presiden.

Tugas dan fungsi DPD yaitu :


1) Tugas DPD telah diatur dalam UUD 1945 pasal 22 D yang mempunyai
kaitan dengan hal-hal otonomi daerah, hubungan daerah tersebut dengan
pusat, sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, serta sumber daya
ekonomi. Adapun tugas tersebut diwujudkan dengan kegiatan berikut ini
2) Ikut serta merancang UU yang mempunyai kaitan dengan otonomi daerah
dan hubungan daerah dengan pusat
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU yang berkaitan dengan
otonomi daerah.

Secara umum Fungsi Lembaga Legislatif untuk membuat sebuah kebijakan,


peraturan serta juga Undang-Undang.

Sejarah, Perkembangan, Peran dan Fungsi Lembaga Yudikatif

Lembaga Yudikatif adalah lembaga yang memiliki tugas untuk mengawal serta
memantau jalannya perundang-udangan atau penegakan hukum di Indonesia.
yudikatif di Indonesia meliputi tiga lembaga yakni Mahkamah Agung, tugas
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.

Sejarah Lembaga Yudikatif, Lembaga yudikatif di Indonesia melalui sejarah


panjang sejak tahun 1945. Awalnya Indonesia hanya punya dua lembaga yudikatif
yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

Sebelum reformasi, lembaga tertinggi negara menurut UUD 1945 sebelum


reformasi adalah MPR atau Majelis Permusyawarahan Rakyat. MPR mempunyai
kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.

Dan untuk lembaga tinggi negara yang berkedudukan sejajar terdiri dari tugas dan
wewenang DPR (DPR), Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah
Agung (MA) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Dengan kata lain, lembaga yudikatif hanya terdiri dari Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
Kemudian, UUD 1945 diamandemen empat kali yaknipada tahun 1999, 2000,
2001, 2002, dan susunan lembaga tinggi negara berubah. DPA, sebagai lembaga
penasihat Presiden dihapuskan. Kemudian, dimunculkan beberapa lembaga baru.
Lembaga baru tersebut adalah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) untuk lembaga
legislatif .

lembaga yudikatif juga mempunyai lembaga baru, yaitu Komisi Yudisial. Komisi
Yudisial adalah lembaga tinggi negara yang mengawasi kinerja hakim di peradilan
Indonesia.

Lembaga- lembaga yudikatif :

 Mahkamah Agung (MA)

Adalah salah satu lembaga yudkatif yang memiliki kekuasaan kehakiman,


kekuasaan ini adalah kekusaan yang menyelenggarakan peradilan guna
penegakkan hukum yang adil.

Tugas Mahkamah Agung yaitu :

1) Mengadili dan memeriksa peraturan-peraturan-undangan.


2) Bertugas sebagai pemberi pertimbangan kepada Presiden tentang
pemberian grasi dan juga rehabilitas
3) Bertugas mengajukan 3 orang anggota hakim konstitusi

 Mahkamah Konstitusi (MK)

Adalah lembaga yudikatif yang berwenang sebagai pengadilan pada tingkat


pertama dan terakhir, yang mana keputusannya bersifat final untuk menguji UU.

Tugas Mahkamah Konstitusi yaitu :

1) Mengadili pada tingkat pertama sampai akhir putusan yang bersifat final
untuk menguji UU.
2) Bertugas memutuskan persengketaan
3) Bertugas memutuskan pembubaran partai politik
4) Bertugas memutuskan perselisihan dan persengketaan yang berkaitan
dengan pemilu
5) Memiliki kewajiban memberi keputusan tentang dugaan DPR tentang
dugaan oleh Presiden dan wakilnya sesuai dengan UU
6) Bertugas menerima kemunculan presiden dan wakilnya dari DPR untuk
segera ditindak lanjuti.

 Komisi Yudisial (KY)

Adalah lembaga negara yang memiliki tugas dan berwenang untuk mengatur
pengangkatan hakim agung dan menjaga juga menegakan keluhuran kehormatan
martabat dan perilaku hakim.

Tugas Komisi Yudisial yaitu :

1) Bertugas pengangkatan Hakim Agung


2) Bertugas menjaga serta menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat dan
juga perlaku Hakim.

Secara umum Lembaga Yudikatif ini memiliki fungsi ialah sebagai pengontrol dari
pelaksanaan sistem pemerintahan. Lembaga yudikatif ini berhak untuk mengadili
pelanggar kebijakan yang sudah/telah dibuat.

Sejarah,Perkembangan, Peran dan fungsi Lembaga Eksekutif

Eksekutif di Indonesia meliputi presiden dan wakil presiden beserta menteri-


menteri yang membantunya. Presiden adalah lembaga negara yang memegang
kekuasaan eksekutif yaitu mempunyai kekuasaan untuk menjalankan
pemerintahan. Di Indonesia, Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala
pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Presiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya
untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan
tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam
sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam
menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (secara bersama-sama disebut lembaga


kepresidenan Indonesia) memiliki sejarah yang hampir sama tuanya dengan sejarah
Indonesia. Dikatakan hampir sama sebab pada saat proklamasi 17 Agustus 1945,
bangsa Indonesia belum memiliki pemerintahan. Barulah sehari kemudian, 18
Agustus 1945, Indonesia memiliki konstitusi yang menjadi dasar untuk mengatur
pemerintahan (UUD 1945)dan lembaga kepresidenan yang memimpin seluruh
bangsa. Dari titik inilah perjalanan lembaga kepresidenan yang bersejarah dimulai.

Sejarah perjalanan lembaga kepresidenan Indonesia memiliki keunikan tersendiri,


sebagaimana tiap-tiap bangsa memiliki ciri khas pada sejarah pemimpin mereka
masing-masing. Perjalanan sejarah yang dilalui lembaga kepresidenan diwarnai
setidaknya tiga atau bahkan empat konstitusi. Selain itu ini boleh dikatakan
“hanya” diatur dalam konstitusi. Peraturan di bawah konstitusi hanya mengatur
sebagian kecil dan itupun letaknya tersebar dalam berbagai jenis maupun tingkatan
peraturan. Ini berbeda dengan lembaga legislatif dan lembaga yudikatif yang
memiliki undang-undang mengenai susunan dan kedudukan lembaga itu sendiri.
Lain daripada itu masalah tokoh dan periodisasi juga memerlukan pencermatan
lebih lanjut.

Oleh sebab lembaga kepresidenan sebagian besar diatur dalam konstitusi, maka
pembahasan sejarah lembaga ini akan difokuskan menurut pengaturan dalam
konstitusi dan akan dibagi menurut masa berlakunya masing-masing konstitusi.
Pembagian inipun tidak sepenuhnya lepas dari kesulitan di setidaknya dua kurun
waktu. Pertama, periode antara tahun 1949–1950 ketika ada dua konstitusi yang
berlaku secara bersamaan. Kedua, antara 1999–2002 ketika konstitusi mengalami
pembongkaran ulang. Selain itu, karena dinamika yang masih terus berlangsung,
maka pembahasan artikel hanya akan dibatasi sampai tahun 2008 atau setidak-
tidaknya pertengahan 2009.

Secara umum fungsi dari lembaga eksekutif ini ialah sebagai sebuah pelaksana dari
peraturan dan juga kebijakan yang ditetapkan oleh Lembaga Legislatif.

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan


Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa
bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya
adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden


Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus
kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi,
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensial.

Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan
pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa
Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah.

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang
dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara
dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit,
pemerintaha adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif
beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem
pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi
dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.

Berikut ini Perkembangan sistem Pemerintahan Indonesia :

 Orde Lama (1945-1966)

Orde lama adalah sebutan periode kepemimpinan politik di Indonesia sejak


proklamasi hingga lengsernya Bung Karno sebagai presiden. Pada masa ini, negara
Indonesia masih bayi. Struktur politik dan pelaksanaan pemerintahannya belum
bisa dikatakan stabil. Pada periode ini ada dua tipe demokrasi yang diterapkan,
yaitu demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin.

 Demokrasi liberal (1945-1959)

Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik.
Peranan partai politik sangat dominan, yang artinya kekuatan masing-masing
golongan atau kelompok yang secara ideologis berbeda satu sama lain dominan.
Karakteristik pada periode ini juga ditandai dengan lemahnya kekuasaan lembaga
eksekutif dihadapan parpol.

 Demokrasi terpimpin (1959-1966)

Masa ini ditandai dengan dominannya peran seorang presiden dalam proses politik.
Peran partai politik tidak terlalu kuat. Kekuasaan Presiden Sukarno pada masa ini
ditopang oleh Nasakom, gabungan kelompok politik yang berhaluan nasionalis,
agama, dan komunis. Pada kenyataannya, gabungan kelompok tersebut bersitegang
secara ideologis satu sama lain. Puncak ketegangan antara ketiga golongan tersebut
adalah peristiwa kelam pada 30 September 1965.
 Orde Baru (1966-1998)

Sistem pemerintahan Orde Baru dimulai dengan munculnya dokumen Supersemar,


yaitu Surat Perintah Sebelas Maret yang berisi penyerahan wewenang kepada
Jenderal Soeharto untuk mengkondisikan negara yang kacau akibat peristiwa 30
September 1965. Proses pemerintahan berjalan dengan pembenahan sistem politik.
Partai Komunis Indonesia yang saat itu dianggap oleh rezim Orde Baru sebagai
biang keladi peristiwa 30 September, secara formal menjadi partai politik
terlarang. Penyederhanaan partai politik dilakukan dengan memunculkan tiga
parpol saja: Partai Peratuan Pembangunan, Golkar, dan Partai Demokrasi
Indonesia. Sistem pemerintahan yang dijalankan pasa masa ini diklaim sebagai
Demokrasi Pancasila. Klaim ini, oleh pihak oposisi dinilai sangat problematis
karena pemerintahan cenderung otoriter dan pancasila dijadikan instrumen untuk
melanggengkan kekuasaan. Gerakan reformasi pada 1998 berhasil melengserkan
Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.

 Pasca orde baru (1998-sekarang)

Periode ini dimulai sejak reformasi 1998. Partai politik yang semula
disederhanakan oleh rezim Orde Baru, menjadi kompleks kembali. Sebanyak 48
parpol muncul dan berpartisipasi pada pemilu setahun setelahnya. Sistem
pemerintahan pasca orde baru adalah Demokrasi Pancasila, setidaknya demikian
klaim yang disebarkan oleh para tokoh reformasi. Presiden Indonesia pertama pada
era pasca Orde Baru adalah B. J. Habibie yang bertugas mengisi transisi selama
setahun sampai pemilu presiden diselenggarakan. Pada masa ini, Indonesia sudah
mengalami lima kali ganti presiden dan empat kali pilpres. Sampai sekarang,
pidato-pidato kenegaraan masih menunjukkan pentingnya nilai-nilai demokrasi dan
Pancasila. Sistem politik Indonesia yang diterapkan adalah Demokrasi Pancasila
dengan sistem pemerintahan yang presidensial. Sekali lagi, pidatonya.

Anda mungkin juga menyukai