Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERMASALAHAN MBS DI SEKOLAH DASAR

“Meningkatkan Kesejahteraan Guru Honorer di SDN


Kalimongko Purworejo”
Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

NAMA :
NIM :
KELAS :

NAMA JURUSAN
NAMA FAKULTAS
NAMA UNIVERSITAS
2021
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan
negara. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta
didik melalui proses pembelajaran. Pendidik dan peserta adalah dua entitas
yang tidak terpisahkan dalam menggerakkan dimensi pendidikan.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi
seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui
interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU R.I.
Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bab I pasal 1 dinyatakan
bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengeva-luasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Redaksi Sinar Grafika,
2009:3)
Guru profesional yang di Indonesia memiliki status kepegawaian yang
berbeda-beda yaitu guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru Honorer.
Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar.
Guru honorer merupakan guruyang ditugaskan berdasarkan Surat Keputusan
(SK) kepala sekolah atau yayasan pada satuan pendidikan. Guru honorer
merupakan guru yang memiliki hak untuk memperoleh honorium, baik
perbulan maupun pertriwulan, mendapatkan perlindungan hukum dan cuti
berdasarkan peraturan pemerintah yang tertuang dalam undang-undang
ketenagakerjaan (Mulyasa, 2016)
Banyaknya guru yang berstatus sebagai guru honorer daerah. sangat
memprihatinkan, mulai dari masa depan yang tidak jelas, menjalani kondisi
terpuruk bertahun-tahun, mengabdi di daerah tertinggal, sistem honorium
yang tidak menentu, terkadang menerima honorium setelah tiga bulan
menjalankan tugas bahkan tidak menentu.
Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan, penulis
memperoleh informasi jumlah tenaga honorer di SDN Kalinongko dan
penjaga adala 10 orang, sedangkan PNS sejumlah 4 orang. Melalui
wawancara kepada salah satu guru honorer SDN Kalinongko, menunjukan
berbagai problem yang dilema, mulai dari masa mengabdi yang cukup lama,
namun kesejahteraan secara ekonomi masih relatif kecil untuk bisa
memenuhi kebutuhan pribadinya. Namun, beliau tetap bertahan dengan
kondisi terpuruk bertahun-tahun, ditambah status kepegawaiannya yang
belum jelas. Guru honorer tersebut tetap menjalankan tugas utamanya
sebagaimana tugas guru tetap, yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha kuasa.
Perbedaan tersebut dapat kita lihat dari gaji seorang guru PNS dengan
guru honorer yang sangat jauh, padahal secara kerja mereka tidak jauh berbeda
dan kontribusi yang mereka beikan juga tidak jauh berbeda, sehinga sebagai
warga negara Inonesia, seorang pekerja, dan pahlawan pndidikan upah minimal
yang seharusnya diterima adalah sebesar upah minimum daerah. Sehingga guru
honorer sebagai salah satu tenaga kerja terdidik akan diperlakukan seperti tenga
kerja pada umunya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana permasalahan yang dialami guru honorer di SDN
Kalinongko, Purworejo?
2. Bagaimana kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan
guru honorer di SDN Kalinongko, Purworejo?

2.1. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah
1. untuk menganalisis permasalahan guru honorer di SDN Kalinongko,
Purworejo
2. untuk menganalisis kebijakan dan strategi untuk meningkatkan
kesejahteraan guru honorer di SDN Kalimongko, Purworejo.

BAB II. PEMBAHASAN


2.1. Guru Honorer
Tenaga Honorer berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012, Tenaga Honorer adalah seseorang yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam
pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah
atau yang penghasilannya menjadi beban APBN atau APBD.
Guru Non PNS yang bertugas di sekolah negeri dengan pengangkatan
oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dan menerima penghasilan
yang bersumber dari APBN dan/atau APBD dapat dikatakan sebagai Guru
Honorer. Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 15 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), pengaturan tentang tenaga honor mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Guru honorer atau dapat disebut sebagai guru tidak tetap adalah guru yang
diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas lembaga
pendidikan yang bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pihak sekolah.”
Guru Sekolah Dasar menjadi sosok yang mempunyai peran sangat
substansial. Karena Gurponu Sekolah Dasar harus bisa memberikan pondasi
pengetahuan, sikap, keterampilan dan juga nilai-nilai spiritual bagi peserta
didiknya. Pengetahuan dan etika tersebut akan menjadi bekal peserta didik
dalam proses berikutnya. Melihat peran guru Sekolah Dasar, maka perlu
adanya pemberian ruang, kompensasi atau insentif atas kinerja yang telah
diberikan berupa gaji maupun tunjangan, sebagai reward atas dedikasi baik
kepada Guru ASN maupun Guru Honorer Sekolah Dasar.

2.2. Strategi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Guru Honorer


1. Guru Honorer Daerah
Guru Honorer yang telah terdaftar DAPODIK sudah mendapatkan
gaji langsung dari Pemerintah Daerah. Guru Honorer kini mendapat
perhatian serius bagi pemerintah, mengingat honor dan gaji mereka
sangat minim, karena hanya dianggarkan dari dana BOS sebesar 15%
dari alokasi BOS tiap sekolah. Sehingga Pemerintah Daerah ikut andil
dalam mengalokasikan dananya untuk menambah kesejahteraan Guru
Honorer.
Pemerintah memiliki kebijakan bagi pemerintah daerah dalam
pengalokasian dana daerah Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal
dari APBN dan APBD, dialokasikan kepada daerah untuk membantu
membiayai kebutuhan khusus daerah. Alokasi DAK ditentukan dengan
memerhatikan tersediannya dana dalam APBN maupun APBD sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, yang dimaksud dengan
kebutuhan khusus adalah (1) kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus alokasi umum,dalam pengertian kebutuhan
yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain,dan (2) kebutuhan yang
merupakan komitmen/prioritas nasional. DAK akan berfungsi sebagai
saluran untuk mengefektifkan prioritas nasional. Contohnya dalam
bidang pendidikan baik dalam perbaikan mutu pendidikan dan juga
penghargaan atas kinerja guru. Upah/ gaji adalah hak pekerja atau buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tentang Pengupahan.
Pemerintah menetapkan standart KHL (Kebutuhan Hidup Layak)
sebagai dasar penetapan upah minimum provinsi seperti yang di atur
pasal 88 ayat 4.
Berdasarakan ketentuan pasal 19 PP No.8 Tahun1981 yaitu apabila
upah terlambat di bayar, maka mulai hari ke empat sampai ke delapan
terhitung dari hari di mana seharusnya upah di bayar.upah tersebut di
tambah dengan 5% untuk tiap hari keterlambatan.sesudah hari ke
delapan tambahan itu menjadi 1% untuk tiap hari keterlambatan, dengan
ketentuan bahwa tambahan itu untuk satu bulan tidak boleh melebihi
50% dari upah yang seharusnya di bayarkan. Dengan hal tersebut para
guru honorer di daerah terlindungi hak-haknya untuk mendapatkan
perlakuan lebih baik dari pemerintah daerah sehingga kesejahteraan
hidup layak dapat terealisasikan dengan baik.
Pemerintah juga membuat sebuah kebijakan tentang jaminan sosial
tenaga kerja. Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yaitu lembaga
yang bertugas sebagai pelaksana untuk asuransi karyawan yang saat ini
juga di peruntukkan bagi guru honorer, untuk memberikan perlindungan
finasial (atau ganti rugi secara finasial) untuk keselamatan jiwa,
kesehatan dan lain sebagainya mendapat penggantian finansial dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti
kematian, kecelakaan kerja, sakit, di mana melibatkan pembayaran
premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan. Berberdasarkan undang-undang No.24
tahun 2011 lebih memperhatikan perlindungan kerja dan keselamatan
kerja.

2. Status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)


Seleksi terbuka PPPK merupakan langkah strategis dalam
pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik dan penyelesaian masalah guru
honer pemerintah membuka seleksi PPPK sebagaimana diatur dalam PP
No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK, selain sebagai solusi pemenuhan
kebutuhan guru juga merupakan solusi atas permasalahan guru honorer.
Melalui PPPK guru memperoleh jaminan dari sisi kesejahteraan
maupun kesempatan pengembangan diri dan pengembangan karir untuk
menunjang tugasnya sebagai guru profesional. Berdasarkan UU NO 5
Tahun 2014 tentang ASN Pasal 22, Pengangkatan Guru Honorer atau
Guru dengan PPPK diangkat sebagai Pegawai dengan Perjanjian Kerja
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah. PPPK berhak memperoleh gaji dan tunjangan, cuti,
perlindungan dan pengembangan kompetensi. Pengadaan calon PPPK
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi
Pemerintah. Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengumuman, lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK. Penerimaan calon PPPK
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif
berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan
persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian pada BKN untuk Instansi Pusat dan BKD untuk
instansi daerah. Masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan penilaian
kinerja. PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS.
Untuk dapat diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua
proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PPPK berhak mendapatkan gaji, tunjangan, cuti, pengembangan
kompetensi, penghargaan, dan perlindungan. Di samping itu, PPPK juga
memiliki kewajiban untuk mematuhi tugas pekerjaan, target kinerja, hari
kerja dan jam kerja, dan disiplin bagi PPPK.

BAB III. KESIMPULAN


Setelah penulis melakukan analisis dan pembahasan pada masalah-masalah
yang muncul berkaitan dengan guru honorer, penulis menarik kesimpulaan ke
dalam beberapa poin berikut :
1. Guru honorer yang ada di SDN Kalinongko belum mendapatkan kepastian
dalam karir profesionalitasnya
2. Gaji untuk guru honorer terbilang masih cukup minim dibandingkan dengan
gaji guru ASN
3. Kebijakan pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana APBN dan/atau
APBD untuk guru honorer dapat mewujudkan kehidupan yang adil dan
sejahtera
4. Seleksi PPPK merupakan langkah strategis pemerintah sebagai upaya
pemenuhan guru dan penyelesaian guru honorer.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Wandi & Arifin, Ridwan. 2019. Asas Keadilan Upah Guru Honorer dalam
Perspektif Hukum. Riau Law Jurnal. Vol 3 (No 2) : 85-104

Ayusari, Tri Widhi, dkk. 2019. Pengangkata Pegawai Pemerintah dengan


Perjanjian Kerja (PPPK) dan Implikasinya terhadap Hak dan Kewajiban
Kepegawaian. SLR. Vol 2 (No 1) : 56-71

Fauzi, Hilmi & Syafar, Djunawir. 2017. Studi tentang Kebijakan Guru Honorer
Sekolah Dasar di Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol
5 (No2) : 162-172
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-23-I-P3DI-
Desember-2020-1953.pdf Diakses pada 12 April 2021 Pukul 17.25

https://p3gtk.kemdikbud.go.id/dokumen/penerimaan-pppk-p3k-guru-2021-
saupve3/kebijakan-pengadaan-pppk-guru-npgz64t Diakses pada 12
April 2021 Pukul 17.29

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt56d59d47d249a/status-dan-
gaji-pegawai-honorer/ Diakses pada 12 April 2021 Pukul 17.30

M.Iwan Satriawan, Politik Hukum Pemerintahan Desa di Indonesia, 150, 7.9 Asri
Wijayanti, S.H , M.H Hukum Ketenaga Kerjaan Pasca Reformasi, Sinar
Grafika, Jakarta: 2013, 11810 Hani Regina Sarisyamsiar Syamsu,S.H,
M.H.Ati Yuniati S.H, M.H, Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan
Undang-Undang No.24 Tahun 2011.

Mulyasa, E. (2016). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN

Rolasta, Marwanto, dkk (2020) Pengangkatan Tenaga Honorer Eks Kategori 2 (K


II) Berdasarkan Skema PPPK di Kabupaten Banyumas. SLR. Vol 2 (No
1) : 13-24

Standar Nasional Pendidikan “PP RI No.19 tahun 2005”, 2005. Jakarta : Redaksi
Sinar Grafika

Anda mungkin juga menyukai