0852-5426
Herry Sumual
Dosen Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, UNIMA Manado
ABSTRAK
ABSTRACT
Traditional gold mining process applied at mining areas in Dimembe used the
simple technology, namely mercury, as an absorption agent through amalgam process.
Catching process is tend to create any negative impacts in surrounding environment, while
at the every steps was possibly occur to degrade a heavy metal and predicted that will
pollute environment. One of the technology used to minimize heavy metal in waste water is
using plant as an biofiltrasi agent. With knowing the macro parts of nutrient in waste water
show the possibility of utilization of water plant as an biofiltration agent. Research result
shows that overall mining water consist of heavy metal as Hg, As, Pb which over the
environmental standar, excepted consist of macro nutrient which can support aquatic plant
growth in those wastewater.
932
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
933
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
hidup, terjadi aliran rantai makanan terkandung di dalam limbah. Logam berat
sehingga melalui rantai makanan akan diutamakan pada merkuri (Hg), arsen (As),
terjadi aliran bahan pencemar yang pada dan timbal (Pb). Sedangkan nutrisi
saatnya akan tiba pada manusia sebagai tumbuhan diutamakan pada unsur nitrogen,
bagian dari ekosistem tersebut. Masuknya fosfor dan kalium. Sugiharto (1987)
merkuri dalam tubuh manusia akan mengemukakan bahwa untuk mengetahui
menjadi ancaman serius bagi kesehatan lebih luas tentang air limbah, maka perlu
terutama penyakit yang diakibatkan oleh kiranya diketahui juga secara detail
logam berat. Mukono (2004) menge- mengenai kandungan yang ada di dalam air
mukakan bahwa terdapat beberapa pe- limbah, serta sifat-sifat logam yang
nyakit yang diakibatkan oleh pencemaran terdapat di dalamnya
merkuri seperti mercurilialism, minamata
disease, mad hetter’ disease. Waktu dan Tempat
Kegiatan pertambangan emas rakyat Penelitian ini dilaksanakan selama 2
telah memberi kontribusi bagi penyerapan bulan yaitu September 2009 s/d Oktober
tenaga kerja dan secara langsung juga 2009. Tempat pengambilan sampel di
berdampak pada peningkatan kesejahteraan lokasi pengolahan tambang emas
masyarakat sekitar daerah pertambangan. Dimembe, analisis sampel dilaksanakan di
Berdasarkan data di kecamatan Dimembe balai riset dan standarisasi industri dan
Juli 2004 terdapat 1994 buah tromol dan perdagangan Manado.
menyerap tenaga kerja penambang
sebanyak 2500 - 3000 orang per hari. Alat dan Bahan
Menurut Langkubi (2004) bahwa kegiatan Alat yang dibutuhkan adalah
penambangan telah meningkatkan seperangkat instrumen pengujian dengan
pendapatan bagi masyarakat. Berdasarkan metode AAS, 3 botol penampungan
perhitungan besarnya putaran uang yang sampel limbah yang telah disterilkan
beredar di kecamatan Dimembe dari dengan asam NaCl, alat pengambil sampel
kegiatan pertambangan emas rakyat air, kamera, kotak penampungan botol.
tersebut mencapai nilai minimal Rp. 30 Bahan yang dibutuhkan adalah air limbah
milyar pertahun yang diambil dari buangan pengolahan
Tujuan penelitian ini adalah untuk: emas tradisional.
(1) mengetahui kandungan logam berat
( Hg, As, Pb) pada limbah tambang emas Prosedur Kerja
di Kecamatan Dimembe; (2) mengetahui Air limbah buangan pengolahan emas
kandungan nutrisi (N,P,K) pada air limbah tradisional ditampung pada 1 (satu) botol
tambang emas rakyat di kecamatan penampungan yang telah disiapkan sebagai
Dimembe. sampel pengujian. Selanjutnya sampel air
limbah tersebut dibawa ke laboratorium
untuk diuji karakteristik limbah. Pengujian
METODE PENELITIAN dilakukan menggunakan metode AAS
dengan tujuan untuk menguji kandungan
Karakterisasi limbah dilakukan logam berat berupa total merkuri (Hg),
dengan menggunakan metode deskiptif arsen (As), dan timah (Pb). Selain itu
analitik yaitu suatu usaha untuk dilakukan pengujian tentang kandungan
menggambarkan bagaimana karakteristik nutrisi tumbuhan berupa natrium, fosfor,
limbah dengan cara menganalisis limbah dan kalium.
pengolahan emas yang terdapat disekitar
wilayah penambangan. Karakterisasi Pengamatan
diarahkan untuk mengetahui bagaimana Sampel air limbah yang telah dibawa
konsentrasi logam berat dan nutrisi yang ke laboratorium diuji/dianalisis kandungan
934
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
logam berat merkuri (Hg), arsen (As), Pb, dapat menggambarkan apakah kondisi
dan nutrisi tumbuhan berupa N. P. K. lingkungan air memungkinkan untuk
Parameter pengamatan yaitu bagaimana ditumbuhi tumbuhan atau tidak. Pe-
konsentrasi merkuri, timbal, dan arsen, manfaatan tumbuhan sebagai agen
serta bagaimana konsentrasi unsur natrium, biofiltrasi akan dapat ditentukan
fosfor, dan kalium yang terdapat di dalam berdasarkan kandungan air limbah yang
air limbah. ada. Limbah yang berasal dari lokasi
pengolahan limbah dibawa ke laboratorium
Analisis data untuk dianalisis kandungan nutrisinya
Kandungan Logam berat limbah dengan menggunakan metode AAS.
Untuk mengetahui kandungan logam Kandungan nutrisinya di utamakan pada
berat yang terkandung di dalam limbah, unsur N, P, K. Berasarkan hasil analisis
dilakukan pengujian kandungan logam menunjukkan bahwa limbah tambang emas
berat berupa merkuri (Hg), Arsen (As), tradisional mengandung unsur-unsur
timah (Pb). Pengujian ini menggunakan makro nutrient berupa nitrogen (N)545
metode atomic absorbption spectroscopy mg/l, foefat (P) 25,58 mg/l, kalium (K)
(AAS). Karakterisasi limbah dilakukan 11,67 Mg/l.
dengan tujuan agar peneliti mendapatkan
gambaran bagaimana kandungan logam Tabel 2. Kandungan nutrisi dalam limbah
berat yang ada di dalam limbah, serta
kandungan nutrisi tumbuhan air yang Jenis Nutrisi Total (mg/l)
terkandung di dalam limbah. Natrium (N) 545
Hasil analisis laboratorium me- Phosfat (P) 25,58
nunjukkan bahwa air limbah tambang emas
tradisional mengandung logam berat Kalium (K) 11,67
masing-masing berupa merkuri (Hg) 9,03
ppm, arsen (As) 0,09 ppm , dan timbal (Pb)
0,06 ppm. Konsentrasi logam berat dalam Hasil pengujian ini menunjukkan
limbah pengolahan tambang emas bahwa limbah yang diuji, walaupun sudah
tradisional ini telah mengandung logam tercemar logam berat, tetapi masih dapat
berat sebagai pencemar dengan konsentrasi menyediakan nutrisi untuk tumbuhan air.
masing-masing melewati ambang batas Selain itu pengujian ini membuktikan
baku mutu lingkungan. bahwa untuk menanggulangi pencemaran
di dalam air tersebut dapat menggunakan
Tabel 1. Kandungan logam berat dalam teknologi biofiltrasi.
limbah
935
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
terhadap air limbah yang dibuang setelah merkuri per hari sehingga kira-kira
digunakan sebagai pencuci pada pengo- terdapat 200 ton merkuri yang digunakan
lahan tambang emas tradisional. Dari hari setiap tahun Selanjutnya Limbong dkk
analisis laboratorium dengan metode AAS (2004) mengemukakan estimasi junlah
ternyata kandungan logam merkuri adalah merkuri yang mencemari lingkungan dari
9,035 ppm. Konsentrasi ini telah jauh penambangan emas di Kecamatan
melampaui ambang batas baku mutu air Dimembe adalah 11.232 kg-14.040 kg
sungai sehingga sebelum dilepas ke setiap tahunnya. Namun demikian air
lingkungan perlu adanya perlakuan sumur yang menjadi sumber air minum
(treatment) secara khusus agar kandungan yang berada di daerah pengolahan tambang
logam berat dapat diminimalisasikan. emas belum tercemar. Berdasarkan hasil
Seperti diketahui bahwa air limbah dari analis kandungan merkuri di dalam air
kegiatan proses penambangan akan sumur adalah 0.00082 ppm jauh ai bawah
dibuang ke lingkungan sekitar baik di baku mutu air minum yaitu 0,001.ppm
daratan, maupun dibuang langsung ke yang artinya air sumur yang ada di sekitar
badan sungai. Menurut Kep.Men.LH lokasi pengolahan tambang emas
bahwa baku mutu lingkungan untuk air tradisional masih layak untuk di konsumsi.
yang digunakan untuk persawahan (sungai) Penelitian lain yang telah dilakukan
adalah 0,002 ppm. sebagai kegiatan awal adalah menguji
Konsentrasi logam berat berupa nutrisi tumbuhan yang terdapat di dalam
merkuri, arsen, dan timbal yang terdapat limbah. Pengujian ini penting mengingat
pada air limbah menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan tumbuhan air
limbah tambang emas tradisional ini sebagai agen bioremediasi. Kegiatan
berpotensi untuk mencemari lingkungan remediasi ini membutuhkan kondisi yang
sekitar. Khusus untuk merkuri potensi ini memungkinkan tumbuhan dapat hidup
sangat tinggi mengingat air sungai selang waktu tertentu untuk kegiatan
Talawaan ini dimanfaatkan oleh penyerapan (absorbsi) logam pencemar.
masyarakat sekitar untuk mengairi sawah Canter, Larry 1997) mengemukakan bahwa
dan peternakan ikan tawar. Akibat dari langkah awal yang perlu dilakukan untuk
kegiatan pembuangan ke sungai yang menangani air permukaan adalah
dilakukan selama ini, maka sungai mengidentifikasi kualitas dan kuantitas air
Talawaan dewasa ini terancam tercemar yang akan menjadi obeyek perlakuan.
merkuri. Rumengan et al (2004) Hasil analisis ternyata bahwa air limbah
mengemukakan bahwa berdasarkan hasil mengandung unsur-unsur nutrisi terutama
pemantauan pada tahun 2003, konsentrasi N, P K yang cukup untuk pertumbuhan.
total merkuri di sungai Talawaan yang Nitrogen, fosfor bersama-sama dengan
melewati daerah-daerah pengolahan emas karbon merupakan nutrisi utama untuk
relatif tinggi dibanding dengan sungai- pertumbuhan . Unsur-unsur ini apabila
sungai lainnya yang tidak melalui daerah memasuki lingkungan air akan berperan
kegiatan pengolahan emas tradisional. penting pada pertumbuhan terutama pada
Tingginya kandungan merkuri yang organisme yang tumbuh di air. Apabila
terdapat di aliran sungai sungai Talawaan terlepas dalam jumlah yang melebihi
yang melewati daerah penambangan kebutuhan dapat pula berperan dalam
dimungkinkan karena akumulasi limbah penangulangan polusi yang terjadi di
dari beberapa titik lokasi pengolahan yang sekitarnya.
ada di sekitar wilayah penambangan. Data
dari pemerintah kecamatan Dimembe juli
2004 menunjukkan bahwa terdapat 1994 KESIMPULAN
buah tromol beroperasi tiap hari dengan
masing-masing menggunakan 1-2 kg
936
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
937
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
938
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
939