Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dian Tri Utami

Prodi : S1 Keperawatan

Descriptive Text
USG (Ultrasonography)

Definisi USG
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit
(non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Gelombang suara
ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam
teknik ultrasonografi (kedokteran) gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.

Cara pemeriksaan USG


Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Per vagina
- Memasukkan probe USG transvagina/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
- Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
- Tidak menyebabkan keguguran.
2. Per abdominan
- Probe USG di atas perut.
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
- Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak
baru menembus rahim.

Jenis pemeriksaan USG


1. USG 2 Dimensi : Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi : Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar
lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya.
Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.
Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi : Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3
dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG
3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
“bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan
janin di dalam rahim.
4. USG Doppler : Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran
darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: Gerak
napas janin (minimal 2x/10 menit), Tonus (gerak janin), Indeks cairan
ketuban (normalnya 10-20 cm), Doppler arteri umbilikalis, Reaktivitas denyut
jantung janin. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG
kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat
kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu
menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk
mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.

Manfaat USG
1. Dapat memperkirakan usia kehamilan. Dengan USG usia kehamilan dapat
dengan mudah dihitung berdasarkan ukuran tubuh janin atau bayi, jadi
perkiraan waktu kelahiran nantinya juga lebih mudah untuk ditentukan.
2. Memantau tumbuh kembang bayi selama dalam kandungan ibunya.
3. Membantu mengidentifikasi ketika ada kemungkinan mengalami keguguran.
Biasanya dapat dipantau ada tidaknya pendarahan, karena USG dapat
memantau secara akurat dan baik sehingga pendarahan akan cepat
teridentifikasi.
4. Membantu identifikasi masalah terkait plasenta dalam kandungan. Dengan
USG dapat diketahui sedini mungkin dan menilai ketika ada masalah pada
plasenta seperti kasus plasenta previa dan lainnya.
5. Ketika ada kehamilan kembar, USG juga dapat segera memperlihatkan dan
memastikan ada berapa fetus atau janin dalam rahim.
6. Membantu mengukur volume air ketuban. Karena akan sangat bermasalah jika
volume air ketuban terlalu berlebihan maupun terlalu sedikit. USG dapat
menghitung volume air ketuban ini sehingga memastikan tidak ada masalah
dengannya.
7. USG juga akan membantu memastikan apakah ada kelainan dalam posisi
janin atau tidak. Selain itu kelainan pada janin itu sendiri juga dapat
diidentifikasi dengan segera, seperti anesefali, hidrosefalus, sumbing, kelainan
kromosom dan jantung. Dan yang pasti, USG akan dapat membantu untuk
mengetahui kelamin dari janin dalam kandungan.
Beberapa hal yang bisa diketahui dari penyebab USG antara lain :
1. Konfirmasi kehamilan : Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio
dapat dilihat lewat USG. Di usia 7 minggu, detak jantung janin dapat
diketahui.
2. Usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untuk mengukur usia
kehamilan. Ukuran ini bisa diketahui lewat pemantauan dengan USG >
Tanggal persalinan pun dapat diperkirakan dengan mudah.
3. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
4. Ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai
kesehatan dari tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk
melanjutkan kehamilan.
5. Plasenta bermasalah : USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya
masalah seperti plasenta previa (plasenta menutup jalan lahir)
6. Hamil ganda/kembar : jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu,
bila ada bayi kembar, orangtua dapat mengetahuinya sejak awal.
7. Ukuran cairan ketuban : lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan
ketuban yang berlebih maupun kurang dapat mempengaruhi kondisi janin.
Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.
8. Kelainan posisi janin : kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan
melintang juga bisa dipantau lewat alat canggih ini
9. Jenis kelamin bayi : bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting
dalam proses kontrol kehamilan.

Pada kehamilan trimester I:


1. Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
2. Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat
bawaan.
3. Meyakinkan adanya kehamilan.
4. Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan
muda, misalnya kehamilan ektopik.
5. Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
6. Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
7. Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
8. Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
9. Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista,
mioma,

Pada kehamilan trimester II & III:


1. Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
2. Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan janin.
3. Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. Jadi,
lebih ke arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
4. Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas,
banyaknya cairan amnion, dsb.
5. Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum
persalinan.
6. Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
7. Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).

Anda mungkin juga menyukai