Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERJALANAN MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

OLEH
ARESTA DWI MAHAYANI
ANGGUN INDRIANI
MUH. AKMAL FIRDAUS
LD. AFZAL RAMADHAN
SHADIA KHAIRUL MUALIMA
WINIY MAHDIYAH SIRADJA
SYAHREIHAN
LD. MUNARDIN

SMA NEGERI 1 BAUBAU


2019
A. Sejarah Masuknya Islam di Nusantara
Kedatangan Islam diberbagai daerah Indonesia tidak lah bersamaan ada beberapa
pendapat tentang proses masuknya Islam ke Indonesia. Para tokoh yang mengemukakan
pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya
budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk
penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (Eropa). Tokoh-tokoh tersebut
diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Batuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir
Ricard Waisted.
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute
pelayran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia denagn berbagai daerahdidaratan
Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual di sana
menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Rempah-rempah seperti pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa
dan Sumatera yang kemudian dijual ke pedagang Asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di
Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering di singgahi pedagang asing, seperti
Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang Sumatra (Sunda kelapa di Jawa).
Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama islam dilakukan oleh para
pedagang Arab dibantu oleh para pedangan Persia dan India. Abad ke 7 masehi merupakan
awal kedatangan agama islam. Pada masa ini, belum semua penduduk yang bersedia
menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan hindu buddha.
Berdasarkan bukti dan temuan sejarah, islam masuk ke Indonesia dengan beberapa
penjelasan waktu yang berbeda, yaitu:
1. Masuknya Islam sejak abad ke-7 M
Pedagang-pedagang Muslim asal Arab, Persia, dan India juga ada yang sampai ke kepulauan
Indonesi untuk berdagang sejak abad ke-7 (abad1 H) ketika Islam pertama kali
berkembang di Timur Tengah. Malaka, merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan
dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok
Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat, yang melakukan hubungan dagang
langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan demikan, Malaka menjadi mata rantai
pelayaran yang penting.
2. Masuknya Islam sejak abad ke-11 M
Indonesia adaalh naman dari negara ini. Sebelum Indonesia merdeka, pada tgl 17 Agustus
1945 dan jauh sebelum itu nama negara ini belumlah Indonesia. Di Indonesia masih
tersebar berbagai kerajaan-kerajaan sehingga negara ini masih disebut Nusantara.
Kedatangan Islam dimulai saat negeri ini menjadi kunci perdangangaan di benua Asia
bahkan seluruh Dunia. Terutama di daerah kerajaan Sriwijaya, Sumatera yang merupakan
tempat berlabuh para pedagang yang berlayar dan datang dari berbagai wilayah termasuk
wilayah Timur Tengah.
Kala itu masyarakat disana telah terlebih dahulu memeluk agama Islam dan kebanyakan
para pedagang tyang datang memilih untuk berdiam sementara di Nusantaar ini menunggu
angin yang tepat yang akan mengantarkan mereka kembali ke negaranya masing-masing.
3. Masuknya Islam sejak abad ke-13 M
Disamping pendapat tentang masuknya Islam pada abad ke-7 dan 11 diatas, beberapa ahli
lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru di mulai pada abad ke-
13 M pendapat ini didasarkan pada penemuan-penemuan sebagai bukti yang kuat
diantaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya dinasti Abbasiyah di Bagdad, berita dari
Marco Polo, penemuan batu nisan kubur Sultan Malik As-Saleh disamudera Pasai juga
berita datang dari Ibnu Batuta. Pendapat tersebut juga diperbuat dengan masa penyebaran
ajaran Tasawuf di Indonesia .
Selain itu, Ada kemungkinan islam sudah masuk di Nusantara terjadi pada masa kenabian
atau masa hidupnya Nabi Muhammad SAW. Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang
menyentuh indonesia, dikalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad
Mansur Surya negara meng Ikhtisarkannya menjadi 3 teori besar. Pertama, teori Gujarat,
kedua, teori Mekkah. Ketiga, teori Persia dan teori China.
1. Teori Gujarat, India
Islam dioercayai datang dari wilayah gujara-india melalui peran para pedagang india
muslim pada sekitar Abad ke-13 M. Penggagas dan pencetus utama dari teori india adalah
Pijnapel, seorang Profesor Belanda Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Ia mengatakan
bahwa islam masuk di Indonesia (Nusantara) bukan berasal dari arab, tapi berasal dari
India, terutama dari pantai barat, yaitu daerah Gujarat dan Malabar.
Teori tersebut kemudian di revisi oleh Cristian Snouck Hurgronje, menurutnya islam yang
terbesar di Indonesia berasal dari wilayah Malabar dan Coromandel, dua kota yang berada
di India selatan, setelah Islam berpijak kuat di wilayah tersebut. Baru setelah itu, datanglah
orang-orang arab melanjutkan islamisasi di indonesia.
Alasan Snouck Hurgronje bahwa islam di Indonesia berasal dari Daccan adalah adanya
kesamaan tentang faham Syafi'iyah yang kini masih berlaku di pantai Coromandel.
Pendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari anak Benua India juga di kemukakan oleh
J.P. Moquette yang berkesimpulan bahwa tempat asal Islam di Nusantara adalah Gujarat,
India. Pendapat ini di dasarkan pada pengamatan Moquette terhadap bentuk batu nisan di
Pasai yang berangka 17 Dzulhijjah 831 H/27 September 1927. Dan bentuk batu nisan pada
makan Maulana Malik Ibrahim (w.822 H/1419M) di Gresik, Jawa Timur. Kedua nisan
tersebut sama dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat, selatan India.
2. Teori Makkah atau Arab
Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tenggah melalui jasa dari para
pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Islam di Indonesia juga di bawa oleh para
pedagang dari Arabia. Para pedagang Arab ini juga terlibat aktif dalam penyebaran Islam
ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal abad ke-7 dan ke-8
Masehi. Asumsi ini berdasarkan pada sumber-sumber China yang menyebutkan bahwa
menjelang perempatan ketiga abad ke-7, seorang Arab menjadi pemimpin pemukiman
Arab Muslim di pesisir Barat Sumatra.
Teori Arab ini semula di kemukakan oleh Crawfurd yang mengenalakan bahwa Islam di
kenalkan pada masyarakat Nusantara langsung dari tanah Arab, meskipun hubungn bangsa
Melayu-Indonesia dengan umat Islam di Pesisir Timur India juga merupakan faktor
penting.
Sejumlah ahli Indonesia dan Malaysia mendukung teori Arab ini. Dalam beberapa seminar
yang di gelar pada tahun 1963 dan 1978 di simpulkan bahwa islam yang datang ke
Indonesia langsung dari Arab, bukan dari India. Islam datang pertama kali kae indonesia
pada abad ke-7 Masehi, bukan abad ke 12 Masehi, atau ke-13 Masehi.
Pendukung teori Arab lainnya adalah Syet Muhammad qunaib al-Attas, seorang pakar
Kesusastraan Melayu dari University kebangsaan malaysia kelahiran Indonesia. Dia
mengatakan bahwa bukti paling penting yang dapat dipelajari ketika mendiskusikan
kedatangan Islam dikepulauan Melayu-Indonesia adalah karakteristik internal Islam itu
sendiri dikawasan ini.
3. Teori Persia
Islam tiba di Indonesia memalui peran para pedagang asal Persia yang dalam
perjalanannya singgah ke Gujarat sebem ke Nusantara sekitar abad ke -13 M.[4]
Teori ini didasarkan pada unsur kebudayaan Persia, khususnya Syi'ah yang ada dalam
kebudayaan Islam di Nusantara. Pendukungnya adalah P.A Hoesein Djaja Ningrat, yang
mendasarkan analisisnya pada pengaruh sufisme Persia terhadap beberapa ajaran mistik
Islam (sufisme) Indonesia. Ajaran manunggaling kaula gusti Syekh Siti jannar merupakan
pengaruh dari ajaran wahdad al-wujud al-Hallaj dari Persia. Ini merupaka alasan pertama
dari teori ini. Alasan Kedua, penggunaaan istilah bahsa Persia dalam sistem mengeja huruf
Arab, terutama untuk tanda-tanda bunyi harakat dalam pengajaran Al-Qur'an. Alsan Ketiga,
peringatan Asyyura atau 10 Muharram sebagai salah satu hari yang diperingati oleh kaum
Syiah, yakti hari wafatnya Husain bin Abi Thallib di padang Karbala.
4. Teori China
Islamisasi China di indonesia perlu mendapat perhatian khusus. Banyaknya unsur
kebudayaan China dalam beberapa unsur kebudayaan di Indonesia perlu
mempertimbangkan peran orang-orang China dalam islamisasi di Nusantara, misalanya
dalam tulisan-tulisan literatur Jawa klasik yang menyebutkan bahwa tokoh-tokoh besar
samacam Sunan Ampel (Raden Ahmad/ Bong Swi Hoo) dan Raja Demak (Raden Fatah/ Jin
Bun) merupakan orang-orang keturunan China.
 
B. CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA
Kedatangan islam dan penyebarannya teradap golongan bangsawan dan rakyat di lakukan
secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacawan dan kelemahan
di sebabkan dengan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka islam di
jadikan alat politik bagi golongan bangsawan. Mereka berhubungan dengan pedagang-
pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan
pedagangan. Apabila kerajaan islam sudah berdiri penguasanya melancarkan perang pada
kerajaan non islam, hal itu bukanlah kerena persoalan agama akan tetapi karena golongan
politis untuk mengusai kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
1. Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia ada 6,
yaitu :
a) Saluran Perdagangan
Saluran islamisasi adalah perdagangan, saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,
bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Uka Tjandrasasmita menyebutkan
bahwa para pedagang Muslim banyak yang bermukim di pesisir Pulau Jawa yang
penduduknya krtika itu masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan
mendatangkan mullah-mullah dari liar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan
karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Dalam perkembangan
selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-
tempat tinggalnya.
b) Saluran Perkawinan.
Para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi dari pada
penduduk pribumi, sehingga para penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan,
tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka di islamkan
terlebih dahulu. Setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka makin luas.
Akhirnya timbul kampung, daerah, dan kerajaan Muslim.
Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar Muslim dengan
anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karna anak-anak dari mereka itu
kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
c) Saluran Tasawuf.
Pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang
sudah di kenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Dengan tasawuf "bentuk" Islam yang di ajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran dengan mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehingga agama baru itu mudah di mengerti dan di terima. Di antara ahli tasawuf yang
memberi ajaran tesebut adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syaikh Lemah Abang, dan Sunan
Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19 M bahkan di
abad ke-20 M.
d) Saluran Pendidikan.
Islamisasi juga di lakukan melalui pendikan, baik pesantren maupun pondok yang di
selenggarakan oleh guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Setelah keluar dari pesantren,
mereka pulang ke kampung masing-masing kemudian berdakwah ke tempat tertentu
mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang di dirikan oleh Raden Rahmat di Ampel
Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri.
e) Saluran Kesenian.
Dari kesenian p;roses Saluran Islamisasi yang paling terkenalbadalah pertunjukan wayang.
Di katakan, Sunan Kalijaga adalah yang paling mahir dalam mementaskan wayang, dia
tidak pernah meminta upah di setiap pertunjukannya, namun ia hanya meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Kesenian- kesenian lain
juga di jadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni
bangunan, dan seni ukir.
f) Saluran Politik.
Banyak rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengeruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam. Di samping itu, demi kepentingan politik,
kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan non-Islam. Kemenangan kerjaan islam secara
politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk agama islam.
2. Kerajaan kerajaan islam di indonesia
a. Kerajaan perlak
Kerajaan perlak merupakan salah satu kerajaan islam pertama yang berdiri di indonesia
yang saat itu terkenal dengan nama nusantara. Raja pertama dari kerajaan ini yaitu sultan
alaudin sayyid Maulana Abdul Aziz Syah. Kerajaan perlak ini didirikan sekitar pertengahan
abad ke 9 M.
b.Kerajaan aceh darussalam
Kerajaan ini di perkirakan berdiri pada tahun 1514. Kerajaan ini terletak di daerah aceh
besar, raja pertama kerajaan aceh yaitu raja Ibrahim (1514-1528), yang bergelar sultan ali
mughayat syah.di bawah kepemimpinan sultan Ali kerajaan aceh menjadi kerajaan yang
besar dan kokoh. Beberapa peninggalan kerajaan aceh, yaitu masjid raya baiturrahman,
makam sultan iskandar muda,maryam kerajaan aceh, emas kerajaan aceh, dan gunongan
c. Kerajaan demak
Kerajaan demak merupakan kerajaan islam pertama di pulau jawa. Pada awalnya wilayah
ini bernama bintoro, salah wilayah kekuasaan kerajaan majapahit, karena semakin
lemahnya pengaruh kerajaan majapahit, dalam hal ini mengakibatkan beberapa penguasa
daerah mulai membangun wilayah kekuasaan sendiri, termasuk penguasa islam di pesisir
pantai jawa.
Kerajaan demak berdiri pada tahun 1478. Palembang,maluku,banjar dan wilayah bagian
utara wilayah jawa merupakan daerah kekuasaan kerajaan daerah demak. Beberapa
peninggalan kerajaan demak, yaitu masjid agung demak, soko tatal dan soko guru, dan
pintu bledek, kentongann, beduk, dampar kencana, pirim campa, kolam wudlu dan
mahrusa.
d. Kerajaan mataram islam
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 di kata gede, bagian tenggara dari yogyakarta.
Kerajaan ini didirikan oleh suto wijoyo, saudara dari pangeran bengowo. suto wijoyo
memiliki gelar penembahan sinopati ing alaga sayyidin panatagama setelah naik tahta pada
tahun 1586. Pada tahun 1601 suto wijoyo meninggal dan di gantikan mas jolang, yang
memiliki gelar sedak ing krapyak.beberapa peninggalan kerajaan mataram islam yaitu tahu
soko, kue kipo, kerajinan perak, pakaian kyai gundel,kalang obong,gapuro makkah kota
gede,batu datar dan sastra gendhing karya sultan agung.
e. Kerajaan cirebon
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1522, didirikan oleh raden fatahillah atau di kenal dengan
sunan gunung jati. Sunan gunung jati meninggal pada tahun 1570 dan di gantikan oleh
cictnya yang bergelar penembahan ratu.adapun beberapa peninggalan dari kerajaan islam
cirbon ini yaitu masjid jami' pangkuncen, masjid sang cipto roso, keraton, kacirebonan,
keraton kasepuhan, keraton kanoman, makam dan beberapa benda pusaka.
f. Kerajaan banten
Kerajaan ini didirikan oleh sultan hassaanudin yang merupakan anak dari sunan gunung
jati.setelah berhasil menaklukan banten pada tahun 1525 sunn gunung jati menyerahkan
kekuasaannya banten kepada putera nya.kerajaan ini mencapai puncak kekuasaanya pada
saat kepemimpinan Ki Ageng Tirtayasa . beberapa peninggalan kerajaan islam banten
ini,yaitu istana keraton surosowan banten, istana keraton kaibon banten, masjid agung
banten, vehara avalocitesvara, benteng speelwijk,mariam ki amuk, danau kasikardi, keris
naga sastra dan keris paniunggal naga.
g. Kerajaan islam banjar
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1520 terletak di kalimantan selatan. Dengan bantuan dari
kerajaan demak, kerajaan banjar berhasil meruntuhkan kekuasaan kerajaan nagaradaha,
kerajaan banjar masin pada saat itu bantuan tersebut tidak dib erikan secara gratis ada
syarat yang dipenuhi oleh kerajaan banjar, yaitu kerajaan islam.
Raja pertama dari kerajaaan banjar adalah raden samudra yang mendapat gelar sultan
surya nulloh. Adapun peninggalan kerajaan islam banjar, yaitu masjkid sultan suryansyah
dan candi agung amuntai.

Anda mungkin juga menyukai