Anda di halaman 1dari 57

Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

BAB II
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP

2.1 DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


Kegiatan pembangunan dipastikan akan mempengaruhi kondisi komponen
lingkungan hidup disekitarnya. Namun tidak semua komponen lingkungan
akan dikaji dengan analisis secara mendalam, tetapi hanya dilakukan pada
komponen lingkungan yang diduga dapat mengalami perubahan mendasar atau
berpotensi terkena dampak penting atau dapat menimbulkan dampak terhadap
komponen lingkungan lainnya di sekitar lokasi kegiatan pembangunan.

2.1.1. Komponen Lingkungan yang Mempengaruhi Rencana Usaha


dan/atau Kegiatan
Pada bagian ini menggambarkan data rona awal komponen lingkungan
yang mempengaruhi rencana usaha dan/atau kegiatan. Data ini
diperlukan untuk mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
A. Komponen Geofisik-Kimia
1. Iklim
Untuk menganalisis kondisi iklim di Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan, Pelabuhan Internasional PT PELINDO I
(Persero) di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara, Provinsi
Sumatera Utara, digunakan data unsur-unsur iklim dari Stasiun
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terdekat
dengan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan. Stasiun BMKG
yang terdekat berada di Marihat Kabupaten Simalungun, yaitu
Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK), dengan titik
koordinat2.93874 LU, 99.110312 BT.
a. Curah Hujan
Curah hujan disekitar lokasi kegiatan dan sekitarnya
berdasarkan pemantauan SMPK pada 6 (enam) tahun
terakhir 2011–2016, trend curah hujan rata-rata tahunan
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

tertinggi terjadi pada tahun 2015, sebesar 407 mm dan


terendah pada tahun 2012, sebesar 21 mm, secara garis besar
diuraikan seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Curah Hujan (mm) di Wilayah Studi


No. Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Januari 74 21 65 58 149 49
2. Februari 35 96 98 119 56 201
3. Maret 36 58 77 116 107 33
4. April 55 49 60 302 212 241
5. Mei 57 73 64 351 342 248
6. Juni 38 23 41 132 154 230
7. Juli 28 93 39 159 86 159
8. Agustus 66 26 41 369 245 136
9. September 59 133 49 236 236 95
10. Oktober 61 40 84 279 206 182
11. November 64 96 69 193 407
12. Desember 134 84 98 268 221
Jumlah Tahunan 707 792 785 2582 2421 1574
Rata-rata Tahunan 58,92 66,00 65,42 215,17 201,75 157,40
Jumlah bulan kering 6 6 4 0 1 2
Jumlah bulan basah 6 6 8 12 11 8
Nilai Q 0,39
Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) Marihat, Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui penggolongan tipe


iklim menurut Schmidt dan Ferguson didasarkan atas nilai
quotient (Q) dengan cara membagi jumlah bulan kering rata-
rata dengan jumlah bulan basah rata-rata yang dinyatakan
dalam persen (%) seperti berikut:

Jumlah bulan kering rata-rata


Q=
Jumlah bulan basah rata-rata
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Bulan kering adalah bulan-bulan yang curah hujannya kurang


dari 60 mm, sedang bulan basah adalah bulan-bulan yang
curah hujannya lebih besar dari 100 mm. Bulan-bulan yang
curah hujannya berkisar antara 60 – 100 mm disebut bulan
lembab.
Nilai Q hasil perhitungan tersebut selanjutnya digunakan
untuk menetapkan tipe iklim suatu lokasi seperti disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Tipe Iklim menurut Schmidt dan Ferguson berdasarkan Nilai
Q
No. Tipe Iklim Kriteria Keterangan
1. A 0 ≤ Q < 0,143 Sangat basah
2. B 0,143 ≤ Q < 0,333 Basah
3. C 0,333 ≤ Q < 0,600 Agak basah
4. D 0,600 ≤ Q < 1,000 Sedang
5. E 1,000 ≤ Q < 1,670 Agak kering
6. F 1,670 ≤ Q < 3,000 Kering
7. G 3,000 ≤ Q < 7,000 Sangat kering
8. H 7,000 ≤ Q Luar biasa kering
Sumber : Schmidt and Ferguson, 1952

Dari hasil analisis data hujan tersebut, nilai Q menurut


Schmidt dan Ferguson rata-rata 5 tahun terakhir adalah
0,3922. Maka dapat disimpulkan wilayah studi termasuk tipe
iklim C (agak basah).

b. Data Hari Hujan (Hari)


Pemantauan hari hujan adalah banyak hari yang terjadi turun
hujan dengan tidak memperhitungkan lamanya hujan yang
terjadi pada hari tersebut, data hari hujan ini dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Tabel 2.3. Hari Hujan (Hari) di Wilayah Studi


No Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Januari 15 11 18 7 12 6
2. Februari 10 11 18 3 4 12
3. Maret 11 11 10 7 5 3
4. April 13 23 17 17 9 7
5. Mei 14 12 13 17 16 12
6. Juni 14 7 8 7 7 11
7. Juli 10 15 10 6 8 14
8. Agustus 19 11 13 21 16 7
9. September 16 13 12 18 10 10
10. Oktober 25 16 22 10 10 15
11. November 13 18 17 16 16
12. Desember 9 16 14 20 14
Jumlah hari/Tahun 169 164 172 149 127 97
% Hari Hujan 46,3 44,9 47,1 40,8 34,8 26,6
% Hari Cerah 53,7 55,1 52,9 59,2 65,2 73,4
Sumber : Stasiun MeteorologiPertanian Khusus ( SMPK ) Marihat, Kabupaten Simalungun.

Dari tabel diatas diketahui rata-rata hari hujan di atas 40%,


dengan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Oktober tahun
2011 dengan 25 hari hujan dan terendah pada bulan Februari
2014 dan bulan Maret 2016 yang hujan hanya terjadi hanya 3
hari saja.

c. Suhu/Temperatur

Berdasarkan data SMPK Tahun 2011-2016, suhu udara rata-


rata tahunan 6 tahun terakhir di lokasi studi sebesar 32 OC.
Kecendrungan suhu udara rata-rata enam tahun terakhir
mengalami kenaikan. Suhu udara rata-rata bulanan selama
Tahun 2011-2016 berkisar 29OC–33OC dengan suhu
maksimum 33OC pada bulan April 2016 dan suhu udara
minimum 27OC pada bulan Januari 2014.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

d. Kelembaban Udara
Kelembaban udara rata-rata di wilayah rencana lokasi
kegiatan dari data selama Tahun 2011-2016 berkisar 85,16%
dengan kelembaban maksimum 90% pada bulan November
dan Desember 2014 dan kelembaban minimum 77% pada
bulan Juli 2014 dan Februari 2015.

Tabel 2.4. Tingkat Kelembaban rata-rata Bulanan (%) di Wilayah


Studi
No. Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Januari 85 84 88 85 88 88
2. Februari 82 79 86 83 85 87
3. Maret 85 82 83 81 87 87
4. April 84 86 86 84 88 87
5. Mei 84 85 85 86 87 85
6. Juni 82 81 82 77 83 81
7. Juli 82 85 85 79 84 83
8. Agustus 86 86 85 88 87 80
9. September 86 87 84 87 86 -
10. Oktober 82 88 88 87 89 -
11. November 87 89 87 87 90 -
12. Desember 87 88 86 88 90 -
Rata-rata 84,33 85,00 85,42 84,33 87,00 84,75
Sumber : Stasiun MeteorologiPertanian Khusus (SMPK) Marihat, Kabupaten
Simalungun.

2. Morfologi dan Geologi


Pulau Sumatera merupakan bagian tepi baratdaya -selatan dari
lempeng benuaEurasiayang berinteraksi dengan lempeng Samudera Hindia
-Australia yang bergerak ke arah utara - timur laut. Interaksi kedua
lempeng tersebut dipengaruhi olehbesarnya sudut interaksi serta
kecepatan konvergensi lempeng. Gerakan tersebut telah menghasilkan
bentuk-bentuk gabungan penunjaman (subduction) dan sesar mendatar
dextral. Penunjaman pada masa tersier sampai Resen di bawah Pulau
Sumatera mengakibatkan terbentuknya jalur busur magma yaitu
Pegunungan Bukit Barisan. Penunjaman yang berlangsung secara
berkata telah dilepaskan melalui sesar transform yang sejajar tepian
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

lempeng (Fitch, 1972) dan terpusat di sepanjang sistem Sesar Besar


Sumatera membentang sepanjang Pulau Sumatera.
Menurut Cameron (1980) batuan berumur pra tersier di wilayah Sumatera
Utara dibagi atas tiga kelompok yaitu Kelompok Tapanuli berumur
Permokarbon, Kelompok Peusangan berumur Yura-Trias dan Kelompok
Woyla berumur Yura-Kapur. Ketiga kelompok batuan tersebut tersebar
luas di sepanjang Bukit Barisan Sumatera Utara (Sumber : buku laporan
penyelidikan geologi teknik dan hidrogeologi untuk perencanaan landfill
Pelabuhan Kuala Tanjung diambil dari data penyelidikan PT INALUM
(Persero) yang dilakukan oleh PT Econusa Kualiva Abadi dan PT
INALUM (Juni, 2013). Gambaran morfologi dan geologi dijelaskan
sebagai berikut.
a. Morfologi
Berdasarkan bentuk bentang alamnya daerah penyelidikan dan
sekitarnya merupakan daerah dataran pantai dengan kemiringan lereng
medan relatif datar. Daerah tersebut umumnya dibentuk oleh tanah
alluvium pantai dan rawa dengan tanah penyusunnya merupakan
perselang-selingan lempung, lempung pasiran, pasir lempungan, pasir
maupun lanau.
Lokasi Pelabuhan Kuala Tanjung berada di dekat pantai dari Selat
Malaka, yang diperkirakan merupakan endapan dari sungai-sungai yang
bermuara di selatan dari daerah penyelidikan yang bercampur endapan
pasir dari pantai.
b. Geologi
Berdasarkan hasil pemboran teknik yang telah dilakukan di areal
Pelabuhan Kuala Tanjung, tanah di daerah penyelidikan dan sekitarnya
disusun oleh perselang-selingan antara lempung, lempung pasiran,
lanau pasiran, pasir, pasir lempungan dan serta timbunan limbah tanah
penutup atau tanah timbunan dijunapai menutupi timbunan limbah yang
umumnya berupa tanah lempung pasir lempungan dengan ketebalan 0,5
- 1,50 m. Pemerincian dari masing-masing lapisan tanah adalah sebagai
berikut:
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

1. Lempung (CH), berwarna abu-abu hingga abu-abu kehitaman, lunak


- teguh, plastisitas sedang, permeabilitas rendah.
2. Lempung pasiran (CL), berwarna abu-abu, lunak - teguh, plastisitas
rendah - sedang, permeabilitas rendah.
3. Lanau pasiran (ML), berwarna abu-abu, lunak - teguh, plastisitas
rendah, permeabilitas rendah.
4. Pasir lempungan dan pasir lanauan (SM), berwarna abu-abu
kecoklatan hingga abu-abu, lepas - agak padat, berukuran sedang -
kasar, porositas sedang.
5. Pasir halus dan pasir (SM), berwarna abu-abu kecoklatan hingga
abu-abu, lepas - agak padat, berukuran pasir halus - kasar, porositas
sedang.
6. Pasir kuarsa (SM), berwarna putih keabu-abuan, umumnya berbutir
sedang - kasar, lepas, porositas sedang.
7. Limbah padat, berwarna abu-abu, abu-abu kehitaman hingga hitam,
keras dan kompak.
3. Kegempaan
Daerah penyelidikan yang termasuk pantai timur Pulau Sumatera juga
merupakan kawasan yang aman terhadap bahaya gempa bumi. Pada
umumnya pusat gempa dangkal terletak di barat Pulau Sumatera (Lautan
Hindia). Kegempaan yang dominan berpengaruh pada lokasi kegiatan
bersumber dari 2 sumber gempa yaitu sesar Sumatera dengan sumber
gempa bumi di darat dan daerah subduksi dengan sumber gempa bumi di
laut. Berdasarkan Peta Zonasi Gempa Indonesia (SNI 03-1726-2012),
respon spectra percepatan 1 detik di batuan dasar Sa untuk probabilitas
terlampaui 2% dalam 50 tahun terakhir (redaman 5%) adalah 0,2 – 0,25 g
(Gambar berikut).
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambar 2.1. Peta Zonasi Gempa Indonesia (SNI 03-1726-2012), 2012

4. Tata Ruang
Rencana lokasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung berada disekitar
kawasan pabrik aluminium PT INALUM (Persero) dan PT MULTIMAS
NABATI ASAHAN.

2.1.2. Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak dari Rencana


Usaha dan/atau Kegiatan
A. Komponen Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
Pada tanggal 22 Maret 2018, dilakukan pengamatan kualitas
udara di areal dan di sekitar kegiatan atau/proyek.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kualitas
udara dapat dikatakan buruk bagi kesehatan karena akibat
mobilisasi kendaran proyek yang keluar-masuk menyebabkan
debu yang sangat mengganggu.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambar 2.2 Debu yang menempel pada tanaman di


lokasi proyek

2. Kebisingan
Kebisingan di lokasi kegiatan berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa tingkat kebisingan di areal kegiatan atau
/proyek sangat mengganggu tetapi tingkat kebisingan di areal
pemukiman dapat dikatakan tidak menggangu berdasarkan
hasil wawancara terhadap masyarakat sekitar. Sumber
kebisingan utama adalah aktivitas alat berat saat
pembangunan berlangsung akibat pemancangan tiang
pancang.

3. Kualitas Air Laut

Pemantauan kualitas air laut terhadap pembangunan


Pelabuhan Kuala Tanjung didapatkan hasil yang cukup
mengejutkan dikarenakan terdapat limbah botol oli di areal
kegiatan atau/proyek yang berhasil didokumentasikan dan
warna air laut terlihat keruh sepanjang pembangunan
pelabuhan tersebut.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambar
2.3 Limbah Botol Oli dan Air Laut Terlihat Keruh

4. Getaran

Getaran yang terjadi di lokasi kegiatan berdasarkan hasil


pengamatan diketahui bahwa tingkat getaran di areal kegiatan
atau /proyek sangat mengganggu dan merusak berbagai
fasilitas di sekitar lokasi proyek berdasarkan hasil wawancara
terhadap masyarakat sekitar dan pengamatan langsung di
areal sekitar proyek. Sumber getaran utama adalah aktivitas
alat berat saat pembangunan berlangsung akibat
pemancangan tiang pancang dan mobilisasi alat-alat berat
seperti dump truck. Salah satu efek getaran yang terjadi
adalah rumah warga mengalami retak dan warga mengeluh
akan ketidaknyamanan saat malam hari.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambar 2.4 Retakan pada rumah warga akibat getaran


saat pemancangan tiang pancang

Gambar 2.5 Retakan pada rumah warga akibat getaran


saat pemancangan tiang pancang

5. Kualitas Air Tanah


Berdasarkan pengamatan disalah satu Mesjid dan wawancara
beberapa warga yang terdampak proyek didapat bahwa
kualitas air tanah mengalami penurunan sejak adanya
pembangunan PT INALUM (Persero) dan PT MULTIMAS
NABATI ASAHAN dan semakin diperparah dengan
pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Berdasarkan hasil
pengamatan, air di sekitar proyek berminyak, berbau serta
tidak jernih.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

B. Komponen Biologi
I. Biota Darat
a. Flora
Diperkirakan kegiatan ini nantinya akan berdampak
terhadap penurunan flora dan fauna darat, maka komponen
flora dan fauna darat merupakan suatu indikator yang
sangat penting. Pengamatan terhadap flora dan fauna darat
dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara
dengan penduduk setempat serta studi literatur untuk
mendapatkan jenis-jenis yang terdapat di sekitar kegiatan
rencana kegiatan. Adapun jenis-jenis flora darat yang
terdapat di lokasi studi berdasarkan pengamatan,
identifikasi dan informasi dilokasi kegiatan, umumnya
didominasi oleh vegetasi tumbuhan perkebunan, tumbuhan
pelindung, tumbuhan pagar, serta tumbuhan
penutup/bawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 2.5. Jenis-Jenis Flora yang terdapat pada Lokasi Kegiatan


NO NAMA UMUM NAMA LATIN FAMILI
1 Bambu Bambusa sp Poaceae
2 Bunga kertas Bougainvillea spectabilis Nyctaginaceae
3 Keladi Caladium sp Araceae
4  Rumput jukut Isachne albens Poaceae
5 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae
6 Sawit Elaeis guinensis Arecaceae
7 Bunga raya Hibiscus rosa-sinensis Malvaceae
8 Ilalang Imperata cylindrica Poaceae
9 Mangga Mangifera indica Anacardiaceae
10 Singkong Manihot utilissima Euphorbiaceae
11  kacangan Mucuna sp Fabaceae
12 Pisang Musa paradisiaca Musaceae
13  Rumput teki Paspalum sp Poaceae
14 Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae
15 Jati Tectona grandis Verbenaceae
16 Ketapang Terminalia catappa Combretaceae
17 Tebu Saccharum Poaceae
18 Bakau Rhizophoraceae Malpighiales
19 Beringin Ficus Moracae
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

NO NAMA UMUM NAMA LATIN FAMILI


20 Jagung Zea mays Poaceae
Sumber: Hasil Pengamatan, Laporan Amdal PT. INALUM 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat pada lokasi kegiatan dijumpai
sebanyak 20 jenis dari berbagai famili yang mana umumnya
didominasi oleh tumbuhan penutup (tanaman bawah),
tanaman pelindung, tumbuhan pagar serta tumbuhan
perkebunan.

b. Fauna
Sama halnya dengan komponen kegiatan pada tahap
pematangan lahan akan berdampak terhadap penurunan
flora dan fauna darat, maka komponen fauna darat
merupakan suatu indikator yang sangat penting seperti
halnya dengan flora, pengamatan jenis fauna darat
dilakukan di rencana lokasi kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Kuala Tanjung dan sekitar jalan masuk ke areal
tersebut. Pengamatan terhadap jenis fauna darat
menunjukkan bahwa satwa liar yang paling banyak
dijumpai yang terdiri dari sekelompok Mamalia, Aves,
Reptilia dan Amphibia. Adapun satwa liar ini adalah satwa
yang tidak dilindungi. Berikut ini adalah jenis-jenis fauna
darat yang ada pada lokasi rencana kegiatan:

Tabel 2.6. Jenis-Jenis Fauna Pada Lokasi Rencana Wilayah Studi


No. Nama latin Nama Umum Keterangan
MAMALIA
1. Felis Silvestris Kucing Pengamatan Langsung
2. Canis lupus Anjing Pengamatan Langsung
3. Macaca fascicularis Monyet ekor panjang Pengamatan Langsung
4. Rattus rattus Tikus Pengamatan langsung
5. Chiroptera Kelelawar Pengamatan langsung
6. Sus scrofa Babi Informasi masyarakat
AVES
1. Prinia sp Perenjak Informasi masyarakat
2. Geopelia striata Perkutut Pengamatan Langsung
3. Passer montanus Burung gereja Pengamatan Langsung
4. Dicrurus spp Burung Cabai Informasi masyarakat
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

5. Streptopilia sp Tekukur Informasi masyarakat


REPTILIA
1. Mabouya multifasciata Kadal Pengamatan Langsung
2. Calotes versicolor Bunglon Pengamatan Langsung
3. Hemidactylus frenatus Cicak rumah Pengamatan Langsung
4. Chelonia mydas Penyu hijau Informasi masyarakat
5. Ophiophagus hannah Ular Kobra Informasi masyarakat
AMPIBIA
1. Bufo melanostictus Kodok Informasi masyarakat
Sumber: Hasil Pengamatan, Laporan Amdal PT. INALUM 2016

Dari data diatas, berdasarkan hasil pengamatan langsung


maupun informasi dari masyarakat diperoleh hasil untuk
Klas Mamalia dijumpai sebanyak 6 jenis, kelompok Aves
sebanyak 5 jenis, Reptilia sebanyak 5 jenis dan golongan
Amphibia sebanyak 1 jenis. Kalau dilihat dari jumlah fauna
yang teridentifikasi maka skala penilaian kualitas
lingkungan biotik (keanekaragaman fauna) dikelompokkan
ke dalam skala 5 (sangat baik) dimana untuk skala 5
terdapat > 15 jenis). Dari seluruh jenis yang ada baik dilihat
secara langsung maupun informasi dari masyarakat tidak
ada dijumpai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
Dengan adanya kegiatan pematangan lahan ini
kemungkinan besar fauna darat akan berpindah tempat
mencari tempat untuk singgah, mencari makan dan
berkembangbiak untuk kehidupan mereka disebabkan flora
disana nantinya akan menjadi lahan terbuka dengan adanya
aktivitas pematangan lahan yang akhirnya akan berdiri
sebuah kegiatan pengembangan industri. Kehidupan fauna
darat ini sangat bergantung terhadap floranya. Dengan
adanya kegiatan ini maka fauna yang ada di lokasi kegiatan
nantinya akan mencari tempat baru untuk melangsungkan
kehidupannya.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

II. Biota Perairan


a. Plankton
Di perairan terdapat kelompok organisme yang tidak toleran
dan kelompok organisme yang toleran terhadap
pencemaran. Organisme yang dapat dijadikan sebagai
indikator biologi pada perairan tercemar adalah organisme
yang dapat memberikan respons terhadap sedikit banyaknya
bahan pencemar dan meningkatkan populasi organisme
tersebut. Organisme yang tidak toleran akan mengalami
penurunan bahkan akan mengalami kemusnahan ataupun
hilang dari lingkungan perairan tersebut. Jenis organisme
yang tidak toleran ini dapat dijadikan indikator terhadap
kualitas air bersih dan normal.
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup
melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga
mudah terbawa arus. Mikroorganisme ini baik dari segi
jumlah dan jenisnya sangat banyak dan sangat beraneka
ragam serta sangat padat. Plankton merupakan salah satu
komponen utama dalam sistem mata rantai makanan dan
jaring makanan. Mereka menjadi pakan bagi sejumlah
konsumen dalam sistem tersebut.
Keberadaan plankton sangat mempengaruhi kehidupan di
perairan karena memegang peranan penting sebagai
makanan bagi berbagai organisme laut. Berubahnya fungsi
perairan sering diakibatkan oleh adanya perubahan struktur
dan nilai kuantitatif plankton. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari alam
maupun dari aktivitas manusia seperti adanya peningkatan
yang signifikan dari konsentrasi unsur hara secara sporadis.
Dengan demikian, hal ini dapat menimbulkan peningkatan
nilai kuantitatif Plankton melampaui batas normal yang
dapat ditolerir oleh organisme hidup lainnya.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

1. Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidup di dasar
perairan dan menempati tropik di atas plankton. Benthos
pada umumnya memakan detritus dan plankton, serta
beberapa jenis merupakan mangsa ikan, udang dan
burung. Ada beberapa jenis benthos tertentu digunakan
sebagai bio indikator terhadap pencemaran perairan,
karena sifat hidup benthos yang diam menetap di dasar
perairan dan mempunyai toleransi yang tinggi serta
mampu menerima segala perubahan ekstrim yang terjadi
di perairan. Sehingga jenis Benthos tertentu dapat
digunakan sebagai pencemaran dalam perairan. Hasil
analisis parameter Benthos dapat dilihat pada tabel
berikut.

b. Nekton
Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang
diperoleh dari masyarakat, diketahui bahwa pada perairan
laut dan pesisir di areal pengembangan terdapat beberapa
jenis ikan seperti terlihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.7. Jenis-Jenis Ikan (nekton) yang Ditemukan di Rencana


Wilayah Studi
No Nama Umum Nama Ilmiah Keterangan
1 Ikan selar Crumennopthalmus sp Tidak dilindungi
2 Ikan Sembilang Plotosus canius Tidak dilindungi
3 Ikan kembung Rastrelliger sp Tidak dilindungi
4 Ikan Buntal Diodon hystrix Tidak dilindungi
5 Ikan Tongkol Euthynnus affinis Tidak dilindungi
6 Ikan Manyung Tachysurus sp Tidak dilindungi
7 Ikan Pari Dasyatis uarnak Tidak dilindungi
8 Ikan Kakap Merah Lutjanus camphecanus Tidak dilindungi
Sumber: Hasil Pengamata, Laporan Amdal PT. INALUM 2016
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

C. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Gambaran rona awal lingkungan hidup terkait masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299 Tahun
1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Menurut pedoman tersebut tidak semua parameter dari
komponen sosial ekonomi dan budaya dikaji, tetapi hanya pada
parameter yang mengalami perubahan mendasar dengan adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Pelabuhan Kuala
Tanjung Di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka. Parameter
yang diprakirakan akan mengalami perubahan yang mendasar
dengan adanya rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah
kesempatan kerja dan peluang berusaha, yang akan berdampak
turunan pada tingkat pendapatan rumah tangga (bagi masyarakat
yang terserap menjadi tenaga kerja) serta dampak sikap dan
persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan.
Terkait gambaran kondisi masyarakat yang bermukim disekitar
lokasi kegiatan dilakukan pengumpulan data sekunder yakni dari
data Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017 (Badan
Pusat Statistik, Kabupaten Batubara, 2017) dan data profil desa di
wilayah studi serta data primer dengan memberikan kuesioner
kepada masyarakat dan melakukan wawancara kepada tokoh
masyarakat dan aparat pemerintah setempat. Gambar rona awal
lingkungan hidup hasil dari pengumpulan data sekunder dan
primer tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Demografi (Potensi
Sumber Daya Penduduk)
Data demografi diwilayah studi dapat dipergunakan sebagai
informasi untuk memprakirakan jumlah manusia yang
terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan dan
juga untuk melihat wilayah persebaran dampak.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

a. Struktur
Penduduk
1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin di
wilayah studi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Diwilayah Studi


No. Desa Perempuan % Laki-Laki % Jumlah %
1 Kuala
3166 3209 100
Tanjung 49,6 50,3 6375
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017, BPS Kabupaten Batubara

Pada tabel diatas diketahui persentase penduduk


berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di wilayah
studi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan,
dimana persentase penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin
perempuan. Di Desa Kuala Tanjung penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 50,33% dan perempuan
49,6%.

2. Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur


Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok
usia tertentu penting juga diketahui agar pembangunan
dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai
pelaku pembangunan, diketahuinya struktur penduduk
berdasarkan kelompok umur maka dapat juga
menginformasi angka beban ketergantungan atau beban
ekonomi yang harus ditanggung penduduk usia
produktif terhadap penduduk usia tidak produktif
diwilayah studi, dimana semakin kecil angka
ketergantungan, maka semakin kecil pula beban
ekonomi yang akan ditanggung oleh penduduk usia
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

produktif. Gambaran struktur penduduk berdasarkan


umur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.9. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur


Di Kecamatan Sei Suka
Umur Jumlah
No. %
(Tahun) Penduduk ( Jiwa )
1. 0 – 14 8803 31.2
2. 15 – 64 18410 65,2
3. >64 1014 3,59
Jumlah 28227 100
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017,
BPS Kabupaten Batubara

Berdasarkan tabel diatas untuk struktur penduduk


menurut kelompok umur di Kecamatan Sei Suka
menurut data Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun
2017 berada pada komposisi penduduk usia produktif,
dikarenakan persentase penduduk usia produktif lebih
besar (65,2%) dibandingkan dengan persentase
penduduk usia muda dan tua (penduduk tidak
produktif). Persentase penduduk usia muda (0-14
tahun) sebanyak 31.2% dan penduduk usia tua (> 64
tahun) sebanyak 3,59%).

3. Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian


Menurut data Kecamatan Sei Suka Dalam Angka
Tahun 2017 gambaran penduduk berdasarkan mata
pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Diwilayah Studi (Jiwa)
Kecamatan Sei Suka
No. Kategori
Jumlah (Jiwa) %
1. Bertani 6.711 54,84
2. Buruh tani 439 3,59
3. Nelayan 78 0,64
4. Buruh Nelayan 67 0,55
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Kecamatan Sei Suka


No. Kategori
Jumlah (Jiwa) %
5. Peternakan 74 0,60
6. Perkebunan Rakyat 87 0,71
7. Pertambangan/Penggalian 31 0,25
8. Industri 102 0,83
9. Listrik/Gas dan Air 10 0,08
10. Bangunan/Konstruksi 227 1,85
11. Perdagangan 251 2,05
12. Angkutan/Komunikasi 80 0,65
13. Keuangan/Assuransi 11 0,09
14. Pegawai Negeri Sipil 385 3,15
15. ABRI/POLRI 61 0,50
16. Karyawan Swasta 1.623 13,26
17. Jasa Lainnya 1.436 11,73
18. Penggangguran 565 4,62
Total 12.238 100,00
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sebanyak


54,84% penduduk di Kecamatan Sei Suka bermata
pencaharian sebagai petani, sebagai karyawan swasta
sebanyak 13,26%, 3,59% sebagai buruh tani, yang
bermata pencaharian sebagai nelayan sebanyak 0,64%
dan buruh nelayan sebanyak 0,55%,, sedangkan
penduduk yang memiliki mata pencaharian dibidang
bangunan/konstruksi hanya 1,85%, dibidang jasa
lainnya sebanyak 11,73% dan masyarakat yang belum
memiliki pekerjaan (pengangguran) sebanyak 4,62%.

b. Kepadatan
penduduk
Gambaran kepadatan penduduk, luas wilayah dan
banyaknya rumah tangga di Desa Kuala Indah dan Desa
Kuala Tanjung secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk, Jumlah RT, dan Rata-Rata Per Rumah
Tangga
Jumlah Banyaknya Rata-Rata
Luas Kepadatan
No. Desa Penduduk Rumah Per RT
(Km2) ( Jiwa/Km2)
(Jiwa) Tangga (Jiwa)
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

1. Kuala Indah 3.542 5,05 701 806 4


2. Kuala Tanjung 6.322 7,15 884 1.484 4
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas kepadatan penduduk


di Desa Kuala Indah sebanyak 701 jiwa/km2 dan di Desa
Kuala Tanjung sebanyak 884 jiwa/km2, dan rata-rata
anggota rumah tangga di dua desa tersebut sebanyak 4
jiwa/rumah tangga. Berdasarkan data kepadatan penduduk
diketahui untuk nilai kepadatan penduduk diwilayah ini
berada pada katagori nilai kriteria sangat baik,
dikarenakan rentang kepadatan penduduk berada dibawah
5.000 jiwa/km2. Nilai kepadatan penduduk ini mengacu
pada Chafid Fandeli (2017) yang membagi skala kualitas
lingkungan untuk kepadatan penduduk dengan kriteria
sebagai berikut :

1. Skala 1 = nilai kriteria kepadatan penduduk sangat


jelek dengan rentang > 20.000 jiwa/km².
2. Skala 2 = nilai kriteria kepadatan penduduk jelek
dengan rentang 15.000 – 20.000 jiwa/km².
3. Skala 3 = nilai kriteria kepadatan penduduk sedang
dengan rentang 10.000 – 14.999 jiwa/km².
4. Skala 4 = nilai kriteria kepadatan penduduk baik
dengan rentang 5.000 – 9.999 jiwa/km².
5. Skala 5 = nilai kriteria kepadatan penduduk sangat
baik dengan rentang < 5.000 jiwa/km².

c. Tenaga Kerja
Berdasarkan data penduduk berdasarkan kelompok umur
ketersediaan tenaga kerja di Kecamatan Sei Suka cukup
memadai, hal ini dikarenakan persentase penduduk usia
produktif diwilayah tersebut lebih banyak jika
dibandingkan penduduk usia tidak produktif, dimana
penduduk usia produktifnya sebanyak 65,13%. Sedangkan
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

gambaran jumlah penduduk usia produktif yang menjadi


angkatan kerja dan bukan angkatan kerja diwilayah studi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.12. Gambaran Angkatan Kerja Penduduk Usia Produktif Diwilayah Studi
(Kecamatan Sei Suka)
Persentase Persentase
Laki- Angkatan Kerja Angkatan Kerja
Ketera Perempuan Jumlah
No Laki Laki-Laki yang Perempuan yang
ngan (Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa) pengangguran Pengangguran
(%) (%)
Angkat
an
Kerja
1
Bekerja 13.214 - 3.967 - 17.181
Pengan 1.407 46,3 1.632 53,7
gguran 3.039
Bukan
Angkat
an
Kerja
Sekola 1.121 - 1.192 -
h 2.313
2
Mengur 463 - 9.907 -
us
Rumah
Tangga 10.370
Lainny 2.276 - 1.361 -
a 3637
Sumber : Kecamatan Sei suka Dalam Angka, 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui dari jumlah


penduduk usia produktif yang masuk pada katagori
angkatan kerja sebanyak 55,3%, sedangkan masuk pada
katagori bukan angkatan kerja sebanyak 44,7%. Sementara
dari jumlah angkatan yang belum memiliki pekerjaan atau
dalam kondisi menganggur sebanyak 3.039 orang (15%)
dari total penduduk yang masuk pada katagori angkatan
kerja, sedang yang memiliki pekerjaan sebanyak 17.181
orang (85%).

2. Gambaran Ekonomi (Potensi Ekonomi)


Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

1) Ekonomi Rumah Tangga


Gambaran ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari beberapa
indikator antara lain : tingkat pendapatan/pengeluaran penduduk,
tingkat kesejahteraan keluarga dengan katagori: keluarga pra
sejahtera, sejahtera tahap I dan sejahtera tahap II, III dan III plus,
kondisi bangunan rumah dengan katagori: semi permanen,
permanen, darurat, kemampuan untuk memperoleh fasilitas air
bersih maupun fasilitas listrik negara. Gambaran ekonomi rumah
tangga dilihat dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh
masyarakat di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung berdasarkan
hasil wawancara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.13. Penghasilan Keluarga Dalam Satu Bulan


N Jumlah
Penghasilan Dalam Satu Bulan %
o Responden
1 < Rp. 2.313.625 111 48.47
2 > Rp. 2.313.625 s/d Rp. 4.627.250 93 40.61
3 > Rp. 4.627.250 s/d Rp. 6.940.875 14 6.11
4 > Rp. 6.940.875 3 1.31
5 Tidak ada penghasilan 8 3.49
Total 229 100
Sumber : Hasil Data Primer, Hasil Wawancara, Laporan Amdal PT.Pelindo 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sebanyak 48,47%


pendapatan/ penghasilan keluarga dalam satu bulan dibawah
Rp. 2.313.625, dan sebanyak 40,61% berkisar > Rp. 2.313.625
s/d Rp. 4.627.250, sebanyak 6,11% berkisar > Rp. 4.627.250 s/d
Rp. 6.940.875, sebanyak 1,31% diatas > Rp. 6.940.875, dan ada
sebanyak 3,49% (8 orang) tidak mempunyai penghasilan
(penghasilan tidak tetap). Berdasarkan data tersebut kondisi
ekonomi rumah tangga dilihat dari pendapatan rumah tangga yang
diperoleh dalam satu bulan di Desa Kuala Tanjung dan Kuala
Indah sebanyak 51,96% masih dibawah upah minimum
Kabupaten Batubara tahun 2017, dimana upah minimum
Kabupaten Batubara tahun 2017 sebesar Rp. 2.313.625.

2) Perekonomian Lokal dan Regional


Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

a. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan


atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi/produksi dengan demikian pengertian
kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang masih
kosong (www.nakertrans.go.id , 2017). Kesempatan kerja akan
diperoleh masyarakat dari kegiatan-kegiatan industri,
perdagangan maupun jasa. Data jumlah industri yang ada di
Desa Kuala Indah dan Desa Kuala Tanjung dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.14. Jumlah Industri Diwilayah Studi


Desa Kuala
No. Katagori Desa Kuala Indah
Tanjung
1. Besar 1 1
2. Sedang - -
3. Industri Kecil - 1
4. Industri Rumah Tangga 11 21
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas katagori industri yang


paling banyak di Desa Kuala Indah adalah industri rumah
tangga sebanyak 11 industri, dan hanya ada 1 industri besar,
begitu juga di Desa Kuala Tanjung selain industri besar juga
telah ada industri kecil sebanyak 1 industri dan industri rumah
tangga sebanyak 21 industri, untuk jenis industri rumah tangga
tidak terinformasi katagori jenis industri yang dimaksud dalam
data Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017.

b. Kegiatan Perekonomian Lainnya


Kegiatan perekonomian lainnya di Desa Kuala Indah dan
Kuala Tanjung dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.15. Sarana Perekonomian Di Wilayah Studi
Desa
No Kategori Kuala Tanjung
Kuala Indah
1 Pasar/Pekan - -
2 Kios 12 49
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Desa
No Kategori Kuala Tanjung
Kuala Indah
3 Los - -
4 Hotel - -
5 Koperasi Non KUD - -
6 KUD - -
7 Bank - -
8 Lumbung desa - -
9 Usaha kredit - -
Total 12 49
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas kegiatan perekonomian di


Desa Kuala Tanjung dan Kuala Indah masih sangat terbatas,
diketahui hanya ada kegiatan usaha perdagangan, dengan skala
kios. Dengan demikian kegiatan perdagangan ini juga
mendukung perekonomian di wilayah tersebut.

3) Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial


Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Kuala Indah dan Desa
Kuala Tanjung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.16. Sarana Peribadatan Diwilayah Studi


No. Kategori Desa Desa
Kuala Indah Kuala Tanjung
1. Mesjid 4 2
2. Langgar/Surau/Musholla 2 5
3. Gereja 4 3
4. Kuil - -
5. Vihara - -
Total 10 10
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sarana peribadatan


yang ada di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung untuk umat
beragama Islam dan Kristen cukup memadai, dapat dilihat telah
adanya sarana ibadah untuk umat beragama tersebut, tetapi untuk
umat beragama lainnya yakni Hindu maupun Budha belum belum
ada diwilayah tersebut ini menurut data Kecamatan Sei Suka
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Dalam Angka Tahun 2017, sementara pada data Kecamatan Sei


Suka Dalam Angka Tahun 2017 tidak terinfomasi untuk saran
peribadatan diwilayah studi.

Sarana Pendidikan
Banyaknya sarana pendidikan serta jenisnya dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.17. Sarana Pendidikan di Desa Kuala Indah dan


Kuala Tanjung
Desa Desa
No. Kategori Kuala Indah Kuala Tanjung
(Gedung) (Gedung)
1. TK - -
2. SD Negeri dan Inpres 1 2
3. SD Swasta - -
4. SLTP Negeri 1 -
5. SLTA Negeri dan Swasta - -
6. Madrasah Ibtidaiyah - 1
7. Perguruan Tinggi - -
Total 2 3
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kab. Batubara.

Berdasarkan data pada diatas diketahui bahwa sarana pendidikan


di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung belum memadai, ini
ditandai belum tersedianya sarana pendidikan pada jenjang SLTA
dan Perguruan Tinggi. Dengan demikian penduduk yang ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi harus
melakukan mobilisasi ke luar desa. Kondisi ini akan menjadi
salah satu faktor penghambat bagi penduduk untuk meningkatkan
sumber daya manusianya. Kondisi ini dapat menjadi masukkan
bagi pemerintah setempat untuk meningkatkan sarana pendidikan
bagi penduduk diwilayah ini sehingga sumber daya manusia di
wilayah kegiatan dapat ditingkatkan dan dapat bersaing untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik.

4) Gambaran Produksi Sumber Daya Alam


a. Gambaran Produksi Hasil Laut
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambaran produksi sumber daya alam yang berasal dari hasil


laut di Kecamatan Sei Suka dan kecamatan lainnya diwilayah
Kabupaten Batubara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.18. Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan Ikan tiap


Kecamatan di Kabupaten Batubara, 2017 (Ton)
No Darat
Kecamatan Laut Perairan Jumlah
Budi Daya
Umum
1 Sei Balai - 345,00 85,40 430,40
2 Tanjung Tiram 10.835,0 - 56,10 10.891,1
3 Talawi 3.582,0 - 81,30 3.663,3
4 Lima Puluh 4.179,0 - 115,00 4.294,0
5 Air Putih - 265,80 85,00 350,80
6 Sei Suka 2.089,5 157,40 49,00 2.295,9
7 Medang Deras 7.164,0 - 257,00 7.421,0
Kabupaten Batu Bara 27.849,5 768,20 728,80 29.346,5
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS 2017

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui produksi ikan dari


laut di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak
2089,5 Ton, berasal dari perairan umum di darat (sungai)
sebanyak 157,40 Ton dan dari budi daya sebanyak 49 Ton.

a.1. Produksi Perikanan Menurut Jenis Komoditi tiap


Kecamatan di Kabupaten Batubara
Gambaran produksi perikanan menurut jenis komoditi
di Kecamatan Sei Suka dan kecamatan lainnya di
Kabupaten Batubara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.19. Produksi Perikanan Menurut Jenis Komoditi tiap Kecamatan di
Kabupaten Batubara, 2017 (Ton)
Jenis Komoditi
No Kecamatan Ikan Udang
Perairan Teri Perairan Kerang
Laut Laut
Umum Umum
1 Sei Balai - 328,80 - - 16,20 -
2 4
Tanjung Tiram - 5 031,3 516,40 - 84,20
754,8
3 2
Talawi - 615,00 281,20 - 396,00
372,5
4 3
Lima Puluh - 657,30 265,00 - 345,70
125,4
5 Air Putih - 250,10 - - 15,70 -
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

6 1
Sei Suka 146,50 - 186,20 10,90 206,00
313,6
7 4
Medang Deras - 1 726,5 480,70 - 525,60
322,0
Kabupaten Batubara 15
888, 725,40 8 030,1 1 729,5 42,80 1 557,5
3
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS 2017

Berdasarkan tabel diatas produksi laut berdasarkan


jenis komoditi diketahui sebanyak 1313,6 Ton adalah
ikan dari laut dan dari perairan umum (sungai)
sebanyak 146,50 Ton, udang sebanyak 186,20 Ton dari
laut dan dari perairan umum (sungai) sebanyak 10,90
Ton dan Kerang sebanyak 206 Ton.

a.2. Gambaran Alat Penangkap Ikan Laut Menurut


Jenisnya
Gambaran Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya
di Kecamatan Sei Suka dan wilayah lainnya di
Kabupaten Batubara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.20. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Kapal


Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya tiap kecamatan di
Kabupaten Batubara
No Jenis Alat yang Digunakan
Jumlah
Perahu Kapal Motor
Kecamata Perahu
Tanpa dengan
n Tanpa <5 5 – 9 10–19 > 20
Perahu Motor Sub Jumlah
Motor Gt Gt Gt Gt
Tempel
1 Sei Balai - - - - - - - - -
2 Tanjung
- 31 171 388 286 43 49 766 968
Tiram
3 Talawi - 53 45 106 65 - - 171 269
4 Lima
- 51 72 107 98 - - 205 328
Puluh
5 Air Putih - - - - - - - - -
6 Sei Suka - 29 37 42 - - - 42 108
7 Medang
- 52 125 227 137 16 25 405 582
Deras
Kabupaten
- 216 450 870 586 59 74 1 589 2 255
Batubara
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas perahu yang


digunakan oleh nelayan di Kecamatan Sei Suka yakni
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

sebanyak 29 perahu tanpa motor, sebanyak 37 perahu


dengan motor tempel, untuk kapal motor hanya
menggunakan kapal dibawah 5 Gt, ada sebanyak 42
kapal.

a.3. Banyaknya Rumah Tangga Budi Daya Perikanan


Menurut Jenisnya tiap Kecamatan di Kabupaten
Batubara
Banyaknya rumah Rumah Tangga Budi Daya
Perikanan Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Suka
dan kecamatan lainnya di Kabupaten Batubara dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.21. Banyaknya Rumah Tangga Budi Daya Perikanan Menurut


Jenisnya tiap Kecamatan di Kabupaten Batubara
No Banyaknya Rumah Tangga Perikanan
Kecamatan Jaring
Tambak Kolam Sawah Kolam Air Jumlah
Apung
1 Sei Balai - 22 - - - 22
2 Tanjung
7 38 - - - 45
Tiram
3 Talawi 14 23 - - - 37
4 Lima Puluh 10 22 - - 1 33
5 Air Putih - 18 - - - 18
6 Sei Suka 13 17 - - - 30
7 Medang
15 27 - - - 42
Deras
Kabupaten
59 167 - - 1 227
Batubara
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas untuk usaha budi


daya perikanan di Kecamatan Sei Suka ada sebanyak
13 rumah tangga yang mempunyai tambak, 17 rumah
tangga yang memiliki kolam.

a.4. Gambaran Alat Penangkap Ikan yang digunakan


oleh Nelayan
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambaran alat penangkap ikan yang digunakan oleh


Nelayan di Kecamatan Sei Suka dan kecamatan lainnya
di Kabupaten Batubara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.22. Banyaknya Alat Penangkap Ikan Menurut Jenisnya tiap Kecamatan di Kabupaten
Batubara, 2017 (Unit)
Jenis Alat Sei Balai Tanjung Tiram Talawi Lima Puluh Air Putih Sei Suka Medang Deras
Jaring Angkat - 21 33 46 - 23 18
· Bagan
- - - - - - -
Perahu/Rakit
· Bagan Tancap - - - - - - -
· Sero - 8 6 - - - 6
· Pukat Pantai - 13 27 46 - 23 12
· Jaring Angkat
- - - - - - -
Lainnya
Pancing - 261 172 160 - 80 255
· Rawai Hanyut - - - - - - -
· Rawai Tetap - 31 25 22 - 14 32
· Rawai Tuna - 12 6 - - - 7
· Pancing
- 218 141 138 - 66 216
Lainnya
Pukat Kantong - 160 19 47 - - 121
· Seine Net - 124 19 47 - - 106
· Tuamang - - - - - - -
· Songko - - - - - - -
· Pukat Rantai - - - - - - -
· Pukat Cincin - 36 - - - - 15
Jaring Insang - 430 229 325 - 122 311
· Jaring Insang
- 144 77 92 - 16 101
Hanyut
· Jaring Lingkar - 107 85 83 - 32 114
· Jaring Klitik - - - - - - -
· Jaring Insang
- 152 67 150 - 74 96
Tetap
· Jaring Tremel - - - - - - -
Perangkap - 23 20 21 - - 20
· Sero - - - - - - -
· Jermal - - - - - - -
· Bubu - 23 20 21 - - 20
· Perangkap
- - - - - - -
Lainnya
Alat Pengumpul
- 52 20 15 - 28 35
Kerang
Alat Penangkap
- 9 16 15 - - 12
Ikan Lainny
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS 2017
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui alat


penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan di
Kecamatan Sei Suka yakni jaring angkat, pukat pantai,
pancing, rawai tetap, pancing lainnya, jaring insang,
jaring insang hanyut, jaring lingkar, jaring insang tetap
dan alat pengumpul kerang.
a.5. Gambaran kategori nelayan
Gambaran katagori nelayan di Kecamatan Sei Suka
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.23. Banyaknya Nelayan Menurut Kategori


Pekerjaan tiap Kecamatan di Kabupaten
Batubara, 2017
Kategori Pekerjaan
Kecamatan Sambilan Sambilan Jumlah
Penuh
Utama Tambahan
1 Sei Balai - - - -
2 Tanjung Tiram 6 678 2 489 760 9 927
3 Talawi 1 010 848 678 2 536
4 Lima Puluh 1 351 759 428 2 538
5 Air Putih - - - -
6 Sei Suka 355 476 229 1 060
7 Medang Deras 3 520 566 317 4 403
Kabupaten Batu Bara 12 914 5 138 2 412 20 464
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara, BPS
2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sebanyak 355


rumah tangga di Kecamatan Sei Suka bermata pencaharian
nelayan katagori penuh, dengan kata lain mata pencaharian
nelayan sebagai mata pencaharian utama dan tidak ada mata
pencaharian sampingan lain, sementara sebanyak 476 rumah
tangga menjadikan mata pencaharian nelayan sebagai
pekerjaan sambilan utama dan sebanyak 229 rumah tangga
menjadikan mata pencaharian nelayan sebagai mata
pencaharian tambahan.
b. Gambaran Penggunaan Tanah
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Gambaran penggunaan tanah di Desa Kuala Tanjung dan


Kuala Indah Kecamatan Sei Suka dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.24. Penggunaan Tanah di Kecamatan Sei Suka


Tanah Sawah Tanah Kering
No Desa
(Ha) (Ha)
1 Kuala Tanjung 120 105
2 Kuala Indah 170 142
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017, BPS

Berdasarkan data pada tahun 2017, diketahui ada sebanyak


120 Ha tanah sawah di Desa Kuala Tanjung dan 170 Ha
tanah sawah di Kuala Indah, sementara untuk tanah kering di
Kuala Tanjung seluas 105 Ha, dan di Kuala Indah seluas 142
Ha.

c. Luas Tanaman dan Produksi Coklat


Gambaran luas tanaman dan produksi coklat di Kecamatan
Sei Suka dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.25. Luas Tanaman dan Produksi Coklat Tanaman


Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di
Kabupaten Batu Bara, 2017
Luas Tanaman (Ha) Produksi
kecamatan
TBM TM TTM Jumlah (Ton)
Sei Balai 47 145 6 198 141
Tanjung
61 437 - 498 448
tiram
Talawi 65 281 2 348 266
Lima Puluh 61 381 - 442 546
Air Putih 15 94 - 109 85
Sei Suka 32 285 - 317 229
Medang
40 92 - 132 82
Deras
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara, BPS 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui produksi coklat


di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak 229 Ton
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

d. Luas Tanaman dan Produksi Karet


Gambaran produksi karet di Kecamatan Sei Suka dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.26. Luas Tanaman dan Produksi Karet Tanaman


Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di
Kabupaten Batu Bara, 2017
Luas Tanaman (Ha) Produksi
Kecamatan
TBM TM TTM Jumlah (Ton)
Sei Balai 2 21 - 23 37
Tanjung Tiram - - - - -
Talawi 47 80 - 127 144
Lima Puluh 12 59 - 71 106
Air Putih - - - - -
Sei Suka 150 110 - 260 198
Medang Deras - - - - -
Batu Bara 211 270 - 481 485
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara, BPS, 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui produksi karet


di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak 198 ton.

e. Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Sawit


Gambaran produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Sei Suka
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.27. Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Sawit


Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut
Kecamatan di Kabupaten Batu Bara, 2017
Luas Tanaman (Ha) Produksi
Kecamatan TBS
TBM TM TTM Jumlah
(Ton)
Sei Balai 45 1 350 - 1 395 22 275
Tanjung Tiram 452 3 675 - 4 127 60 637
Talawi 250 1 010 - 1 260 16 665
Lima Puluh 199 1 845 - 2 044 29 889
Air Putih 90 556 - 646 9 174
Sei Suka 94 1 150 - 1 244 18 975
Medang Deras 278 1 005 - 1 283 16 582
Batu Bara 1 408 10 591 - 11 999 174 197
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batubara, BPS, 2017.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui produksi Kelapa


Sawit di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak
18.975 Ton.

f. Luas Tanaman dan Produksi Kelapa


Gambaran produksi Kelapa di Kecamatan Sei Suka dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28. Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Tanaman


Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di
Kabupaten Batu Bara, 2017
Produksi
Luas Tanaman (Ha)
Kecamatan Kopra (Ton)
TBM TM TTM Jumlah
Sei Balai 16 1 267 - 1 283 7 297
Tanjung Tiram 250 4 426 - 4 676 25 493
Talawi 20 495 - 515 2 851
Lima Puluh 155 1 312 - 1 467 7 557
Air Putih - 49 - 49 282
Sei Suka - 95 - 95 547
Medang Deras 210 325 - 535 3 024
Batu Bara 651 7 969 - 8 620 47 051
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batubara, BPS, 2017.

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui produksi Kelapa


di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak 547 Ton.

g. Luas Tanaman dan Produksi Pinang


Gambaran produksi pinang di Kecamatan Sei Suka dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.29. Luas Tanaman dan Produksi Pinang Tanaman


Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di
Kabupaten Batubara
Produksi
Luas Tanaman (Ha)
Kecamatan (Ton)
TBM TM TTM Jumlah
Sei Balai 3 17 - 20 14
Tanjung Tiram 2 41 - 43 39
Talawi 2 40 - 42 38
Lima Puluh 5 9 - 14 9
Air Putih 3 24 - 27 23
Sei Suka 5 4 - 9 4
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Produksi
Luas Tanaman (Ha)
Kecamatan (Ton)
TBM TM TTM Jumlah
Medang Deras 1 22 - 23 21
Batu Bara 21 157 - 178 148
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui produksi Pinang


di Kecamatan Sei Suka pada tahun 2017 sebanyak 4 Ton.

3. Gambaran Potensi Budaya


Gambaran potensi budaya di lokasi kegiatan yang dikaji terkait
beberapa paramater yakni proses sosial (kerja sama), konflik sosial
yang pernah terjadi, solusi untuk penanganan konflik, tokoh
masyarakat yang ada diwilayah studi, organisasi dan kelembagaan
masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat terkait rencana usaha
dan/atau kegiatan. Tujuan untuk mengetahui sikap dan persepsi
masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah untuk
melihat dukungan masyarakat serta saran-saran masyarakat kepada
Pemrakarsa dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup nantinya,
sehingga dapat meningkatkan dampak positif dan meminimalisir
dampak negatif yang timbul dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Data-data terkait kerja sama, konflik sosial, tokoh masyarakat,
organisasi dan kelembagaan masyarakat serta sikap dan persepsi
masyarakat terhadap kegiatan diperoleh dari data primer Laporan
Amdal PT. INALUM 2016. Pemukiman masyarakat yang
diprakirakan terkena dampak langsung dan berinteraksi secara terus
menerus dengan pelaksanaan kegiatan yang juga diprakirakan akan
mengalami perubahan secara mendasar sebagai dampak dari kegiatan
adalah pemukiman masyarakat di Desa Kuala Tanjung dan Kuala
Indah Kecamatan Sei Suka. Populasi dalam studi ini difokuskan pada
dua desa tersebut yang berjumlah rumah tangga 2.290 rumah tangga.
Dikarenakan jumlah populasi lebih dari 100 maka jumlah responden
minimal dapat diambil sebanyak 10% (Hadari Nawawi, Metode
Penelitian Sosial, 2017), secara rinci sebagai berikut.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Tabel 2.30. Jumlah Populasi dan Jumlah Masyarakat yang


diambil Menjadi Responden (Sample Frame)
Jumlah Persentase yang
No
Desa Rumah Jumlah Responden
.
Tangga (RT) 10% (RT)
1 Kuala Indah 806 81
2 Kuala Tanjung 1.484 148
Total 2.290 229
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017

Banyaknya jumlah responden merupakan jumlah minimal dari


masyarakat yang diwawancarai di dua desa tersebut. Gambaran
kondisi budaya masyarakat diwilayah kegiatan dilihat dari beberapa
parameter, diuraikan sebagai berikut.

a. Gambaran Jenis Kelamin Responden


Jenis kelamin responden yang diwawancara sebanyak 150 orang
Laki-Laki dan 79 orang Perempuan, secara rinci pada tabel
berikut.

Tabel 2.31. Jenis Kelamin Responden


No
Jenis Kelamin Frekuensi %
.
1 Laki-laki 150 65.50
2 Perempuan 79 34.50
Jumlah 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sebanyak 150 orang


responden (65,50%) berjenis kelamin Laki-Laki dan 79 Orang
(34,50%) berjenis kelamin Perempuan.

b. Latar Belakang Etnis/Suku


Gambaran latar belakang etnis/suku masyarakat diwilayah kegiatan
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang menjadi
responden diketahui latar belakang etnis/suku dari responden terdiri
dari beberapa etnis/suku, secara rinci pada tabel berikut:
Tabel 2.32. Latar Belakang Etnis /Suku Responden
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

No Suku/Etnis
Frekuensi %
.
1 Mandailing 15 6.55
2 Toba 21 9.17
3 Simalungun 2 0.87
4 Aceh - -
5 Melayu 138 60.26
6 Jawa 43 18.78
7 Karo 6 2.62
8 Minang 2 0.87
9 Lainnya 2 0.87
Jumlah 229 100
Sumber : Data Primer, Hasil Wawancara , Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas terinformasi latar belakang


etnis/ suku masyarakat yang menjadi responden sebanyak 15 orang
(6,55%) etnis/suku Mandailing, Batak Toba sebanyak 21 orang
(9,17%), Simalungun sebanyak 2 orang (0,87%), Melayu sebanyak
138 orang (60.26%), Jawa sebanyak 43 orang (18,78%), Karo
sebanyak 6 orang (2,62%) dan bersuku Minang sebanyak 2 orang
(0,87%) dan lainnya sebanyak 2 orang (0,87%).

c. Gambaran Latar Belakang Tingkat Pendidikan Responden


Gambaran responden yang diwawancara sebanyak 42,3% berlatar
belakang pendidikan Tamat SLTA dan secara rinci dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2.33. Tingkat Pendidikan Terakhir


No Jumlah
Pendidikan Terakhir %
. Responden
1 Tidak sekolah 7 3.06
2 Tidak tamat SD 27 11.79
3 Tamat SD 59 25.76
4 Tamat SLTP 30 13.10
5 Tamat SLTA 96 41.92
6 Tamat Akademi/D3 5 2.18
7 Perguruan Tinggi 5 2.18
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui mayoritas responden


(41,92%) berlatar belakang pendidikan terakhir tamat SLTA, tamat
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

perguruan tinggi sebanyak 5 orang (2,18%), sebanyak 7 orang


(3,06%) dari responden tidak sekolah, tidak tamat SD 27 orang
(11,76%) dan hanya tamatan SD sebanyak 59 orang (25,76%),
responden yang tamatan SLTP sebanyak 30 orang (13,10%).
Dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat diketahui sumber
daya manusia diwilayah kegiatan dilihat dari tingkat pendidikan
masih rendah.
d. Lama Menetap Di Pemukiman Desa Kuala Indah dan Kuala
Tanjung
Gambaran lamanya responden menetap di Desa Kuala Indah dan
Kuala Tanjung sebanyak 91,5% lebih dari 10 Tahun, secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.34. Lama Menetap di Desa Kuala Tanjung dan


Kuala Indah
No Jumlah
Lama menetap %
. Responden
1 Kurang dari 1 tahun 5 2.18
2 > 1-3 tahun 2 0.87
3 > 3 – 6 tahun 3 1.31
4 > 6 – 10 tahun 8 3.49
5 > 10 tahun 211 92.14
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui lama responden


menetap diwilayah kegiatan (Desa Kuala Indah dan Kuala
Tanjung) sebanyak 211 orang (92,14%) lebih dari 10 tahun, dan
responden yang menetap dilokasi kegiatan kurang dari 1 tahun
hanya 5 orang (2,18%), dan selebihnya responden menetap
diwilayah kegiatan lebih dari 1 hingga 10 tahun. Dengan demikian
dikarenakan mayoritas responden (92,14%) menetap dilokasi lebih
dari 10 tahun maka responden yang diwawancarai memahami dan
mengetahui kondisi tempat tinggal mereka dan mengetahui
perubahan apa saja yang dirasakan dengan adanya rencana usaha
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

dan/atau kegiatan ini bagi mereka dan masyarakat diwilayah


tersebut.
e. Status Responden Dalam Masyarakat
Masyarakat yang diwawancara sebanyak 229 orang, secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.35. Status Dalam Masyarakat


Status Jumlah
No. %
Dalam Masyarakat Responden
1 Masyarakat biasa 211 92.14
2 Tokoh masyarakat/tokoh adat 3 1.31
3 Tokoh agama 2 0.87
4 Aparat pemerintahan desa/kelurahan 12 5.24
5 Pemimpin/anggota organisasi/ Parpol 1 0.24
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui status responden


dalam mayoritas masyarakat biasa sebanyak 211 orang (92,14%),
tokoh masyarakat/Tokoh adat sebanyak 3 orang (1,31%), tokoh
agama sebanyak 2 orang (0,87%), aparat Pemerintah Desa
sebanyak 12 orang (5,24%) dan pemimpin/anggota
organisasi/parpol sebanyak 1 orang (0,24%).

f. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan (Mata


Pencaharian)
Gambaran mata pencaharian responden dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.36. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan


(Mata Pencaharian)
No Pekerjaan/Mata Jumlah
%
Pencaharian Responden Responden
1 Petani 12 5.24
2 Wiraswasta 100 43.67
3 Pedagang 15 6.55
4 Nelayan 64 27.95
5 Tukang / kuli bangunan 12 5.24
6 Kontraktor 7 3.06
7 Pegawai (Aparatur
2
pemerintahan) 0.87
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

No Pekerjaan/Mata Jumlah
%
Pencaharian Responden Responden
8 Lain-lain (Tak tentu, Bengkel
15
Las, Supir) 6.55
9 Tidak bekerja 2 0.87
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sebanyak 27,95%


responden bermata pencaharian sebagai nelayan, 5,24 % sebagai
petani. Mata pencaharian responden dengan persentase tertinggi
adalah wiraswasta sebanyak 43,67% dan mata pencaharian
responden lainnya adalah pedagang sebanyak 6,55%, tukang/kuli
bangunan sebanyak 5,24%, kontraktor sebanyak 3,06%, aparatur
pemerintahan sebanyak 0,87%, mata pencaharian tidak menentu
sebanyak 6,55% dan yang tidak bekerja sebanyak 0,87%.

g. Gambaran Ibu Rumah Tangga yang Bekerja


Berdasarkan hasil wawancara diketahui dari 229 orang responden
menjawab ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sebanyak 52
orang (22,71%), sedangkan yang tidak memiliki pekerjaan
sebanyak 177 orang (77,29%).

Tabel 2.37. Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Diwilayah


Studi
No Ibu Rumah Tangga Jumlah
%
Yang Memiliki Pekerjaan Responden
1 Ibu rumah tangga yang memiliki
52 22.71
pekerjaan (formal dan informal)
2 Ibu rumah tangga yang tidak
memiliki pekerjaan (formal dan 177 77.29
informal)
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui masyoritas (77,29%)


ibu rumah tangga tidak memiliki pekerjaan (formal maupun
informal). Dengan demikian melihat kondisi ini perlu menjadi
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

perhatian bagi pemrakarsa maupun pemerintah setempat bahwa ibu


rumah tangga diwilayah studi harus mendapatkan program
pemberdayaan agar dapat produktif untuk menunjang ekonomi
keluarga.

h. Persepsi Masyarakat yang Menjadi Responden Terkait


Kondisi Air Laut Diwilayah Mereka
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang menjadi
responden di Desa Kuala Tanjung dan Kuala Indah mayoritas
masyarakat (90,2%) berpendapat bahwa kondisi air laut diwilayah
mereka masih baik/belum tercemar, dikarenakan beberapa alasan,
antara lain :
1. Pada saat ini nelayan tetap bisa untuk mencari ikan, walaupun
harus ketengah laut, minimal ± 2 mil.
2. Ikan pari, cumi, kerapu, remis masih menjadi hasil tangkapan
nelayan.
3. Bahwa nelayan tradisional masih beroperasi di pinggir pantai
dan masih ada hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan.
4. Responden masih merasakan kondisi laut masih sama seperti
dulu.
Sementara sebanyak 9,8% dari responden berpendapat bahwa
kondisi air laut pada saat ini telah tercemar, dengan beberapa
alasan yang disampaikan antara lain :
1. Pada saat ini nelayan telah merasa kesulitan untuk mencari
ikan di perairan laut disekitar pemukiman mereka, dan
merasakan berkurangnya tangkapan saat melaut, walaupun
kualitas air laut terlihat masih baik tapi perkembangan biota laut
semakin menurun.
2. Responden merasakan air laut telah tercemar dengan adanya
limbah yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang ada
diwilayah ini.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

3. Nelayan sudah merasakan berkurangnya tangkapan seperti


sebelum berdirinya pabrik-pabrik di Kecamatan Sei Suka.
4. Responden mengatakan jarak tangkap nelayan pada saat ini
semakin jauh dari bibir pantai (lebih dari 2 mil).
5. Banyak pembuangan limbah cair ke laut dari kegiatan-kegiatan
yang ada diwilayah Kecamatan Sei Suka.
6. Susah mencari kepah.

i. Persepsi Masyarakat Terhadap Proses Kerja Sama Dalam


Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa
proses kerja sama sudah tidak ada lagi dalam masyarakat, dimana
menurut masyarakat tersebut salah satu faktor kondisi ini terjadi
dikarenakan bahwa masyarakat sudah banyak menghabiskan waktu
untuk bekerja dan hanya 11 orang responden yang mengakui
bahwa masih terjalin kerja sama dalam masyarakat dipemukiman
mereka. Terkait akan hal ini secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.38. Kegiatan yang Dilakukan Bersama-sama oleh


Masyarakat
Kgiatan yang dilakukan Jumlah
No %
bersama-sama Responden
1 Ada 25 10.92
2 Tidak ada 204 89.08
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui pendapat masyarakat


tentang ada atau tidaknya kegiatan yang dilakukan bersama-sama
oleh masyarakat, sebanyak 25 orang (10,92%) mengatakan bahwa
masih ada kerja sama dalam masyarakat, sedangkan sebanyak
89,08% berpendapat sudah tidak ada lagi kegiatan yang dilakukan
bersama-sama dalam masyarakat pada saat ini. Adapun bentuk
kegiatan yang dilakukan bersama-sama dalam masyarakat di Desa
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Kuala Tanjung dan Kuala Indah menurut responden sebagai


berikut.
1. Bergotong royong dengan masyarakat
2. Perhelatan kematian
3. Bidang kesehatan
4. Kebaktian
5. Perwiritan.
6. Membentuk kelompok budidaya ikan/kepiting
7. Melaksanakan gotong royong setiap kali ada kegiatan di
masyarakat.

j. Tokoh Masyarakat di Desa Kuala Tanjung dan Kuala Indah


Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa tokoh masyarakat
diwilayah studi, yakni :
Tokoh Masyarakat Di Desa Kuala Tanjung, antara lain :
1. Imam sebagai Kepala Dusun I Desa Kuala Tanjung
2. Usman sebagai kepala Desa Kuala Tanjung
3. Pono sebagai kepala dusun VI Pematang Kapas Desa Kuala
Tanjung
4. Jamal sebagai tokoh masyarakat di Desa Kuala Tanjung
5. Irhamsyah sebagai kepala dusun IV Desa Kuala Tanjung
6. Misnan sebagai sekretaris Desa Kuala Tanjung
7. Darwin sebagai mantan kepala dusun I Desa Kuala Tanjung
8. Nurbit sebagai tokoh adat di Desa Kuala Tanjung
9. Ir. Lukmanudin sebagai tokoh agama di Desa Kuala Tanjung
10. OK. Budiman sebagai BKM Musholla di dusun III Alai Desa
Kuala Tanjung
11. Darwin sebagai tokoh masyarakat dan mantan kepala Desa
Kuala Tanjung
12. Bustaman sebagai tokoh agama di Desa Kuala Tanjung
13. Nurbit sebagai tokoh masyarakat di Desa Kuala Tanjung
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

14. Bapak Irul (Tokoh masyarakat di Dusun I Desa Kuala


Tanjung)
15. Bapak Ahmad (Tokoh masyarakat di Dusun I Desa Kuala
Tanjung).
16. OK. H. Syafii (Tokoh masyarakat/Ketua Laskar Melayu)

Sementara tokoh masyarakat di Desa Kuala Indah menurut


responden antara lain :
1. Matsyah sebagai kepala Desa Kuala Indah
2. Sukiran sebagai tokoh masyarakat di Desa Kuala Indah
3. Tiurlan Napitupulu sebagai anggota DPRD Kabupaten
Batubara
4. OK. M.Nasir sebagai tokoh masyarakat di Desa Kuala Indah
5. Ridwan sebagai LPM di Desa Kuala Indah
6. A. P. Hasibuan sebagai direktur PT. Indah Lestari
7. Siswan Hadi sebagai kepala dusun III Desa Kuala Indah
8. Subur Yahya sebagai kepala dusu V Desa Kuala Indah
9. Suhadi sebagai BPD di Desa Kuala Indah
10. Abdul Wahid sebagai tokoh warga di Desa Kuala Indah
11. Hamdan sebagai tokoh agama (bilal) di Desa Kuala Indah
12. Irwansyah (Kepala Dusun I Desa Kuala Indah)
13. M.Nur (Tokoh masyarakat di Desa Kuala Indah)
14. Kasum (Tokoh masyarakat Desa Kuala Indah)
15. Ibrahim ( Kepala Lorong Dusun V Desa Kuala Indah)
16. Amir Hasan (Tokoh masyarakat Desa Kuala Indah)’
17. Wito (Tokoh agama Dusun V Desa Kuala Indah)
18. Wak Dinan (Mantan Kepala Desa Kuala Indah)
19. Syukur (Pemuka Agama Desa Kuala Indah)
20. Iswan Hadi (Kepala Lorong Dusun III Desa Kuala Indah)

k. Konflik yang Pernah Terjadi


Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Konflik yang pernah terjadi tempat tinggal responden di Desa


Kuala Tanjung antara lain :
1. Pertikaian pemuda
2. Perkelahian antar pemuda
3. Perbedaan pendapat
4. Demonstrasi ke perusahaan

Cara penyelesaian terhadap suatu masalah atau konflik yang ada di


dalam masyarakat :

1. Berdamai
2. Cara yang dilakukan adalah secara bermusyawarah melalui
aparat desa dan masyarakat
3. Mengadakan kegiatan ceramah agama
4. Perdamaian secara kekeluargaan
5. Musyawarah mufakat mencari solusi dan jalan keluarnya

Sementara konflik yang pernah terjadi Di Desa Kuala Indah


menurut responden adalah pertikaian antar pemuda.

Cara penyelesaian terhadap suatu masalah atau konflik yang pernah


ada di dalam masyarakat yakni :
1. Musyawarah bersama.
2. Diarahkan ke solusi yang terbaik untuk pihak yang brkonflik.

l. Nama Organisasi yang Ada di Desa Kuala Tanjung dan Kuala


Indah
Organisasi masyarakat yang ada di Desa Kuala Tanjung dan Kuala
Indah seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.39. Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat di Desa Kuala Tanjung


dan Kuala Indah
Organisasi Organisasi Organisasi Organisasi
No Desa
Agama Pemuda Sosial Budaya
1 Kuala Perwiridan Kegiatan olah Serikat Tolong Laskar Melayu dan
Tanju dengan kegiatan raga dengan Menolong Pujakesuma dengan
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Organisasi Organisasi Organisasi Organisasi


No Desa
Agama Pemuda Sosial Budaya
Kemalangan
kegiatan yang (STMK) dengan
kegiatan
dilakukan kegiatan
perwiridan yasin pertunjukan seni
adalah bermain membantu jiran
budaya leluhur
sepak bola tetangga yang
terkena musibah
Forum Pemuda
Pemudi Kuala
Tanjung
(FPPKT),
Wirid Yasin Al-
kegiatan yang
Ikhlas dengan kegiatan
dilakukan
ceramah agama
bidang olah raga
misalnya
ng mengadakan
turnamen,
Al–Insani dengan
kegiatan pengajian dan
ceramah agam yang
dilakukan pada malam
jumat
GPDI Maranatha di
desa Kuala Tanjung
dengan kegiatan
kebaktian agama
nasrani
Remaja Mesjid dengan
kegiatan hari besar
agama
2 Gerakan
Anak Muda Kuda Kepang
Perwiridan Al-Ikhlas Tobat Arjuna dengan
di dusun I desa Kuala (Granat) kegiatan
Indah dengan kegiatan dengan Tidak ada pertunjukan seni
pengajian malam kegiatan kuda kepang atau
Jumat bela diri kuda lumping di
dan upacara dan pesta
badminton
Kuala Angkatan Pemuda
Indah Islam Al-Ikhlas (Amil)
dengan kegiatan
perwiridan remaja dan
PHBI
Kumpulan Remaja
Muslim Al-
Munawwaroh (Kurma)
dengan kegiatan
pegajian dan olahraga
pemuda.
Muda-mudi Kristen di
Desa Kuala Indah
dengan kegiatan
olahraga voli dan
membantu orang,
kemalangan dan orang
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Organisasi Organisasi Organisasi Organisasi


No Desa
Agama Pemuda Sosial Budaya
berpesta
Sumber : Data Primer, Hasil Wawancara, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

m. Program Pemberdayaan yang Dibutuhkan Oleh Masyarakat


Menurut Responden
Program pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan Di Desa
Kuala Tanjung menurut masyarakat yang menjadi responden :
1. Program bidang perekonomian yakni bantuan untuk
pemberian modal untuk pedagang kecil, petani, dan pertanian
memajukan ekonomi masyarakat misalnya bantuan untuk dan
bantuan bidang kesehatan yakni pengobatan gratis.
2. Program pemberian pelatihan/keterampilan agar masyarakat
dapat meningkatkan keterampilan dan membuka lapangan
pekerjaan.
3. Jumlah anak sekolah dan mahasiswa yang mendapatkan
bantuan beasiswa ditambah jumlahnya.

Sementara program pemberdayaan yang sangat dibutuhkan oleh


masyarakat di Desa Kuala Indah untuk memperbaiki kualitas
kehidupan yakni :
1. Bantuan modal usaha
2. Bantuan untuk nelayan
3. Pelatihan keterampilan/ skill memperbaiki mesin kapal dan
mesin
4. Program pelatihan kerja untuk masyrakat.
5. Bantuan alat-alat melaut (jala, rakit dan lain-lain).
6. Bantuan untuk pelatihan UKM
7. Bantuan pemberian bidang kesehatan yakni pengobatan gratis
dan pemberian makanan tambahan (Posyandu, Ibu hamil dan
Posyandu Lansia).
8. Bantuan perbaikan rumah yang tidak layak huni.
9. Bantuan pembuatan septic tank dan drainase.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

10. Beasiswa
11. Sembako

n. Sikap Masyarakat yang Menjadi Responden Tehadap


Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Pelabuhan
Kuala Tanjung
Sikap masyarakat yang menjadi responden terhadap rencana
usaha dan/atau kegiatan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Tabel 2.40. Sikap Responden Terhadap Rencana Usaha


dan/atau Kegiatan Pembangunan Pelabuhan
Kuala Tanjung
No Jumlah
Sikap Masyarakat %
. Responden
1 Mendukung 208 90.83
2 Tidak mendukung 13 5.68
3 Tidak menjawab 8 3.49
Total 229 100
Sumber : Data Primer,hasil wawancara, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas mengenai sikap responden


terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang
akan dilakukan oleh Pelabuhan Kuala Tanjung diketahui bahwa
sebanyak 208 orang (90,83%) mendukung dan yang tidak
mendukung sebanyak 13 orang (5,68%), sementara yang tidak
menjawab sebanyak 8 orang (3,49%). Alasan masyarakat di Desa
Kuala Tanjung dan Kuala Indah mendukung rencana usaha
dan/atau kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyerap tenaga kerja untuk masyarakat, khususnya
masyarakat di Desa Kuala Tanjung dan Kuala Indah serta desa
lainnya di Kabupaten Batubara.
2. Terbukanya lapangan kerja baru yang dapat meminimalisr
angka pengangguran.
3. Mendukung program pembagunan yang dicanangkan oleh
pemerintah..
4. Terbukanya lapangan pekerjaan akan meningkatkan
peningkatan ekonomi dan pertumbukan ekonomi di lokasi
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

kegiatan serta diwilayah Kabupaten Batubara secara umum,


sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perbaikan kualitas hidup masyarakat.
5. Mendukung asalkan memberikan kontribusi langsung kepada
masyarakat.

Sementara alasan responden yang tidak mendukung rencana


usaha dan/atau kegiatan sebagai berikut :
1. Apabila pihak perusahaan tidak mempekerjakan masyarakat
setempat dan merusak lingkungan.
2. Apabila pelaksanaan kegiatan menimbulkan polusi udara.
3. Apabila pemrakarsa kegiatan tidak melakukan upaya
pengelolaan yang akan menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan, khususnya lingkungan masyarakat disekitar ;lokasi
kegiatan.

Beberapa pandangan positif yang disampaikan oleh responden


terhadap rencana kegiatan :
1. Kedepannya banyak peluang kerja.
2. Dapat mengurangi pengangguran yang ada.
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
4. Adanya pekerjaan menambah penghasilan masyarakat, desa
semakin ramai dan akan meningkatkan peluang usaha
misalnya usaha penjualan makanan/minuman serta usaha
lainnya.

Sementara pandangan negatif dan kekhawatiran dari masyarakat


terhadap rencana kegiatan juga diungkapkan oleh responden,
antara lain :
1. Terjadi banyak pencemaran terhadap lingkungan.
2. Akan berpengaruh terhadap lingkungan.
3. Akan timbul masalah kebisingan dari pabrik, penurunan
kualitas air laut maupun tanah, penurunan kualitas udara
(peningkatan debu) yang mengganggu kesehatan masyarakat.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Saran/ pendapat terhadap rencana kegiatan :


1. Perhatikanlah putra daerah supaya bisa bekerja di Pelabuhan
Kuala Tanjung
2. Memperhatikan kesehatan masyarakat yang bermukim di
sekitar Pelabuhan Kuala Tanjung agar masyarakat selalu
sehat.
3. Memperhatikan masyarakat sekitar pabrik.
4. Pelabuhan Kuala Tanjung harus dapat bekerja sama,
berkoordinasi dan melakukan musyawarah dengan aparat
pemerintah di Desa Kuala Tanjung dan Kuala Indah terkait
pelaksaan kegiatan.
5. Mengutamakan kepentingan masyarakat dan pemuda di
sekitar perusahaan.
6. Melakukan upaya pengelolaan agar dapat meminimalisir
timbulnya dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh kegiatan pabrik.
7. Memberikan bantuan untuk anak sekolah.
8. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembangunan.
9. Program – program CSR harus diperbanyak, dan program
CSR disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya
bagi masyarakat yang bermukim disekitar lokasi kegiatan.
10. Memberikan program pelatihan kepada masyarakat
khususnya kepada perempuan, nelayan serta pemuda/remaja
agar dapat meningkatkan keterampilan dan skill.
11. Membuat kegiatan dalam penyambutan hari-hari besar..
12. Berikan bantuan yang tepat sasaran dan membuat bus di desa
Kuala Tanjung dan Kuala Indah.
13. Pemberian bantuan sembako.

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


Uraian mengenai rona lingkungan hidup awal untuk komponen
aspek kesehatan masyarakat untuk rencana kegiatan mengacu
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

pada Informasi yang diperlukan untuk penyusunan rona


lingkungan. Komponen kesehatan masyarakat mengacu pada
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 124/12/1997 tentang Panduan
Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan
AMDAL. Sumber data mengenai komponen kesehatan
masyarakat diperoleh dari dataKecamatan Sei Suka Dalam
Angka, Puskesmas serta Dinas Kesehatan maupun data primer
hasil dari wawancara.

1). Pola Penyakit


Untuk melihat kondisi perubahan pola penyakit yang ada di
lokasi kegiatan, maka ada beberapa hal yang akan dianalisa.
Data yang akan dianalisa adalah data jenis penyakit, sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, sanitasi lingkungan, vektor
penyakit dan status gizi.

a. Jenis Penyakit
Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat
digambarkan melalui jumlah penyakit terbesar diwilayah
kegiatan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.41. Sepuluh Penyakit Terbanyak yang Diderita Masyarakat Tiap Bulan
di Kecamatan Sei Suka
Jenis Penyakit
Infeksi Gigi
Hypertensi
Dermatis

Gastritis

Febris
Alergi
Diare

No Bulan
Asma
ISPA

RA

1 Januari 400 39 88 88 79 86 15 128 9 -


2 Februari 405 36 109 79 110 93 17 124 11 -
3 Maret 323 36 103 73 77 62 21 143 8 -
4 April 319 36 97 56 76 92 48 112 - -
5 mei 309 33 102 79 99 116 24 155 10 -
6 Juni 338 51 90 72 73 83 58 153 9 -
7 Juli 263 34 83 65 86 59 60 110 - -
8 Agustus 401 34 107 67 96 97 55 124 - -
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

9 Septembar 192 38 117 61 112 92 57 88 - -


10 Oktober 442 19 118 84 76 87 71 133 - -
11 November 447 41 109 70 113 106 53 114 - -
12 Desember 409 19 92 58 92 114 29 124 - -
2017 4248 416 1215 852 1089 1087 508 1508 47 -
Sumber : BPS Kecamatan Sei Suka Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui penyakit


terbanyak (urutan pertama) yang diidap oleh masyarakat
di Kecaamatan Sei Suka adalah ISPA, urutan kedua adalah
infeksi gigi, diikuti penyakit hypertensi, gastritis, RA,
diare, alergi, dermatis dan asma.

b. Sumber Daya Kesehatan


Situasi sumber daya kesehatan di Kecamatan Sei Suka
meliputi sarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Berikut
adalah data sarana kesehatan di wilayah studi.

Tabel 2.42. Gambaran Sarana Kesehatan di Desa


Kuala Indah dan Desa Kuala Tanjung
Sarana Desa Desa
No
Kesehatan Kuala Indah Kuala Tanjung
1. Rumah Sakit - -
2. Pustu - 1
3. Klinik 4 7
4. Posyandu 5 4
Sumber: Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2017, BPS Kabupaten
Batubara

Sarana kesehatan di Desa Kuala Indah terdiri dari 4 unit


klinik dan 5 posyandu, sedangkan di Desa Kuala Tanjung
1 pustu, 7 klinik dan 4 posyandu. Sarana kesehatan
tersebut tentunya didukung oleh tenaga kesehatan.
Gambaran tenaga kesehatan di Kecamatan Sei Suka dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.43. Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah


Studi
Desa Desa
No Kategori Kuala Indah Kuala Tanjung
(Orang) (Orang)
1 Dokter 0 0
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

2 Paramedis/perawa 2 5
t
3 Bidan 3 1
Total 5 6
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka, 2017, BPS Kab.
Batubara

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui di Desa


Kuala Indah dan Kuala Tanjung belum tersedianya tenaga
dokter, dan jumlah tenaga medis yang ada yaitu perawat
di Desa Kuala Indah sebanyak 2 orang dan di Desa Kuala
Tanjung sebanyak 5 orang, sementara tenaga bidan di
Desa Kuala Indah sebanyak 3 orang dan Desa Kuala
Tanjung 1 orang. Dengan demikian jumlah tenaga
kesehatan belum memadai untuk memberikan pelayanan
di wilayah tersebut. Data ketersediaan tenaga kerja ini
diperoleh dari data Kecamatan Sei Suka Dalam Angka
Tahun 2017, sementara pada data Kecamatan Sei Suka
Dalam Angka Tahun 2017 tidak terinformasi data tenaga
kesehatan di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung.

c. Kondisi Lingkungan
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang
memiliki jamban sehat, sumber air bersih, tempat
pembuangan limbah, ventilasi rumah yang cukup,
kepadatan hunian rumah yang sesuai luas lantai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Gambaran
rumah sehat dan rumah yang belum memenuhi syarat
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.44. Gambaran Rumah Sehat (Memenuhi


syarat) dan Rumah yang Belum Memenuhi
Syarat di Wilayah Kegiatan
No Kategori Desa Desa
Kuala Indah Kuala Tanjung
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

(RT) (RT )
1 Rumah sehat 758 1.552
2 Rumah yang belum
memenuhi syarat 96 69
sehat
Total 854 1621
Sumber : Puskesmas Sei Suka, 2017.

Berdasarkan data pada tabel diatas rumah yang belum


memenuhi syarat sehat di Desa Kuala Indah sebanyak
11.2%, dan untuk Desa Kuala Tanjung sebanyak
4,3%.

2. Akses Terhadap Air Bersih


Air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan
baik kualitas maupun kuantitasnya. Gambaran sumber
air bersih masyarakat di wilayah kegiatan menurut
data dari Puskesmas Sei Suka dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.45. Gambaran Sumber Air Bersih di Wilayah


Kegiatan
Desa Desa Kuala
No Kategori Kuala Indah Tanjung
(RT) (RT )
1 PAM - -
2 Sumur Gali 73 41
3 Sumur Gali dengan
26 45
Pompa
4 Sumur Bor dengan
515 1.535
Pompa
5 Perpipaan (PDAM
240 -
BPSPAM)
Sumber : Puskesmas Sei Suka, 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui sumber


air bersih masyarakat di Desa Kuala Tanjung berasal
dari sumur gali, sumur gali dengan pompa, sumur bor
dengan pompa, begitu juga di Desa Kuala Indah dan
di Desa Kuala Indah juga ada sebanyak 240 rumah
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

tangga untuk sumber air bersih berasal dari


sambungan perpipaan dari PDAM BPSPAM.

3. Sarana Sanitasi Dasar


Sarana sanitasi dasar meliputi jamban, tempat
pembuangan sampah dan pengelolaan air limbah,
didalam pembuatannya harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan antara lain menggunakan tangki septik,
menggunakan penutup dan mempunyai saluran
pembuangan dan lain sebagainya. Buruknya sanitasi
dasar merupakan salah satu media/faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat sanitasi
yang kurang sehat antara lain : diare, demam
berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, thipus,
cacingan. Gambaran sanitasi dasar diuraikan sebagai
berikut :
a. Jenis jamban diwilayah kegiatan
Jenis jamban pada rumah tangga penduduk di
Kuala indah dan Kuala Tanjung dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.46. Gambaran Jenis Jamban di Wilayah Kegiatan
Desa Desa Kuala
No Kategori Kuala Indah Tanjung
(RT) (RT )
1 Jamban dengan
813 1.539
leher angsa
2 Jamban
- 50
plengsengan
3 Jamban cemplung - 3
Sumber : Puskesmas Sei Suka, Juni 2017

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui jenis


jamban rumah tangga di Desa Kuala Indah adalah
jamban dengan leher angsa, sebanyak 813 RT,
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

sementara 1.539 RT di Desa Kuala Tanjung jenis


jamban dengan leher angsa, 50 RT dengan jenis
jamban plengsengan dan 3 RT dengan jenis jamban
cemplung.

b. Pengelolaan Sampah
Gambaran pengelolaan sampah rumah tangga
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat
yang menjadi responden di Desa Kuala Indah dan
Kuala Tanjung dilakukan dengan cara dibakar
dihalaman rumah dan dibuang ke sungai. Secara
rinci terkait hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.47. Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Diwilayah Kegiatan (Desa Kuala Indah dan Kuala
Tanjung)
No Pengelolaan Sampah
Jumlah Responden %
. di Rumah Tangga Responden
1 Dibakar dihalaman rumah 216 94,32
Diangkut oleh petugas Dinas - -
2
Kebersihan
3 Dibuang ke sungai 13 5,68
4 Lainnya - -
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Hasil Wawancara, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui


sebanyak 94,32% responden mengatakan bahwa
pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan
dengan cara dibakar dihalaman rumah dan
sebanyak 5,68% dibuang ke sungai.
c. Sistem saluran pembuangan limbah cair rumah
tangga
Gambaran sistem pembuangan limbah cair rumah
tangga berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat yang menjadi responden di Desa Kuala
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

Indah dan Kuala Tanjung dapat dilihat pada tabel


berikut.

Tabel 2.48. Gambaran Sistem Saluran Pembuangan Limbah


Rumah Tangga
No
Kategori Jumlah Responden %
.
1 Saluran tertutup 123 53,71
2 Saluran terbuka 106 46,29
Total 229 100
Sumber : Data Primer, Hasil Wawancara, Laporan Amdal PT.INALUM 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui


sebanyak 53,71 % dari responden mengatakan
bahwa sistem saluran pembuangan limbah rumah
tangga mereka telah dibuat dengan sistem saluran
tertutup, namun 46,29% dari responden
mengatakan sistem pembuangan limbah rumah
tangga mereka masih dibuat dengan sistem saluran
terbuka.
4. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam
pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan
oleh berat badan dan tinggi badan anak. Berdasarkan
data BPS Tahun 2017 diketahui ada sebanyak 4 kasus
gizi buruk di Kecamatan Sei Suka.

Anda mungkin juga menyukai