Anda di halaman 1dari 14

A.

KLASIFIKASI MATERI
Berdasarkan susunan partikel suatu benda/ materi, dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu zat padat, cair, dan gas. Materi adalah sesuatu yang mempunyai
massa dan dapat menempati ruang. Contoh zat padat adalah beberapa jenis logam,
seperti besi, emas, dan seng. Beberapa jenis larutan merupakan contoh wujud cair.
Contoh zat berwujud gas adalah hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Contoh wujud
zat yang sederhana adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, maka es
tersebut dalam wujud padat. Tetapi ketika es tersebut dipanaskan akan berubah
kembali menjadi air, maka air tersebut dalam wujud cair. Ketika air dipanaskan
pada suhu 100°C akan berubah menjadi uap air, maka uap air dalam wujud gas.

Ciri ciri yang membedakan zat padat,zat cair,zat gas adalah:


No Yang dibedakan zat padat zat cair zat gas
1 Bentuk tetap Mempunyai Tidak mempunyai Tidak mempunyai
2 Volume tetap Mempunyai Mempunyai Tidak mempunyai
3 Jarak partikel Rapat Lebih renggang Sangat renggang
4 Gaya tarik partikel Kuat kuat lemah
5 Gerak partikel Vibrasional/berge Translasional/dapat Kompresible/dapa
tar, tidak dapat bergerak namun t bergerak bebas
bergerak bebas terbatas

Susunan Partikel zat padat, cair dan gas:

Zat padat Zat cair Zat gas

Contoh zat padat,cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari :

Batu (Zat Padat) Air (Zat cair) Asap (Zat gas)


B. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN
Berdasarkan partikel penyusunnya, materi yang ada di alam semesta, dapat
diklasifkasikan menjadi unsur, senyawa, dan campuran.

Materi

Zat Tunggal Campuran

Unsur Senyawa
a
Homogen Heterogen
Molekul
Atom Molekul

Koloid Suspensi

1. Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih
sederhana di mana akan tetap mempertahankan karakteristik asli dari unsur tersebut.
Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh
unsur logam adalah besi, emas, seng, dan contoh unsur nonlogam adalah karbon, nitrogen,
dan oksigen. Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia.

 Cara penulisan lambang unsur menurut Berzelius:


1. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama latinnya.
2. Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar.
3. Bagi unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil dari nama
unsur tersebut.
Contoh unsur dalam kehidupan sehari-hari adalah :
 Karbon (nama latin: Carbon), lambang unsurnya C
 Kalsium (nama latin: Calsium), lambang unsurnya Ca
 Besi (nama latin: Ferum), lambang unsurnya Fe
 Tembaga ( nama latin : Cuprum),lambang unsurnya Cu
 Emas ( nama latinnya :Aurum),lambang unsurnya Au
 Aluminium ( nama latin : Alumininium),lambamg unsurnya Al

2. Senyawa
Senyawa merupakan zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Misalnya, air yang memiliki rumus H 2O dapat
diuraikan menjadi unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Senyawa terbentuk melalui
proses pencampuran zat secara kimia, pembakaran atau penguraian (dekomposisi)
secara termal ataupun elektrik. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan unsur-unsur
penyusunnya. Contoh sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan gas hidrogen dan
oksigen sebagai unsur penyusunnya. Wujud air sebagai cairan, sedangkan hidrogen
dan oksigen dalam temperatur kamar keduanya berwujud gas.

3. Campuran
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih dan masih
mempunyai sifat zat asalnya.
Ciri- ciri campuran: a. Tersusun dari beberapa zat
b. Sifat campuran sama dengan sifat gabungan zat penyusunnya
Contoh campuran dalam kehidupan sehari –hari adalah teh,minuman kopi,udara

 Perbedaan Unsur, Senyawa dan campuran :


No Unsur Senyawa Campuran
1 Zat tunggal Zat tunggal Tidak zat tunggal
2 Disusun oleh atom yang Disusun oleh atom yang Disusun oleh atom / molekul
sejenis tidak sejenis yang tidak sejenis
2 Dapat berupa atom / Berupa molekul Dapat berupa gabungan atom/
molekul molekul
3 Tidak dapat diuraikan Dapat diuraikan Dapat diuraikan
4 Perbandingan massa zat Perbandingan massa zat Perbandingan massa zat
penyusunnya tetap penyusunnya tetap penyusunnya tidak tetap
 Berdasarkan komposisi penyusunnya, campuran dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Campuran homogen
b. Campuran heterogen
a. Campuran Homogen .
Campuran Homogen atau sering disebut larutan adalah campuran yang seluruh
bagiannya mempunyai komposisi yang sama.Ciri-cirinya tidak ada bidang batas antara
zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang sering digunakan adalah air,
dan ada senyawa yang lain yang dapat digunakan, yaitu pelarut organik.

Contoh campuran homegen dalam kehidupan sehari-hari adalah teh,sirop,udara

b. Campuran Heterogen
Campuran Heterogen adalah campuran yang komposisi penyusunnya tidak
sama.Campuran Heterogen dibedakan menjadi 2,yaitu :
1. Koloid, adalah campuran heterogen yang partikel penyusunnya sangat kecil.
Contoh: Asap,kabut,agar-agar.
2. Suspensi,adalah campuran heterogen yang partikel penyusunnya bisa dilihat
dengan mikroskop biasa.
Contoh: air kapur,air keran
 Perbedaan Campuran Homogen dan campuran Heterogen :

No Campuran Homegen Campuran Heterogen


1 Komposisi penyusunnya sama Komposisi penyusunnya tidak sama
2 Tidak ada bidang batas antara solvent dengan Terdapat bidang batas antara
solute solvent dengan solute
3 Tidak ada endapan Terdapat endapan
4 Warnanya jernih Warnanya keruh
5 Tidak dapat disaring Dapat disaring

C. LARUTAN ASAM, BASA DAN GARAM


1. Asam
Ciri –ciri dari larutan asam:
a) Rasanya asam.
b) Dapat menimbulkan korosif.
c) Mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
d) Mempunyai Ph kurang dari 7.
e) Dalam air akan akan  melepaskan ion H+
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan
asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak
terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena
sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai
kebutuhan manusia
Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari:

Tabel asam dalam kehidupan sehari-hari :


Hujan asam
Hujan asam terjadi bila kadar gas belerang dioksida ( SO2 ) dan Nitrogen oksida ( NO )
diatmosfer sangat tinggi akan bersenyawa dengan air membentuk asan sulfat dan asam
nitrat, serta asam lain. Jika terjadi hujan , air yang dihasilkan bersifat lebih asam dari
normal.

2. Basa
Ciri – ciri dari larutan basa:
a. Terasa licin di kulit.
b. Bersifat Kaustik (merusak kulit)
c. Berasa agak pahit.
d. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
e. Mempunyai Ph lebih dari 7.
f. Dalam air akan akan melepaskan ion hidroksida (OH-)
Contoh Basa dalam kehidupan sehari-hari:
Tri-hari

Perbedaan larutan asam dan basa:

3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk
menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa yang dapat
menetralkan kelebihan asam lambung (HCl). Umumnya zat-zat dengan sifat yang
berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan
asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH-
dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
Asam       Basa               Air

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Ion-ion
ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk
ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika
garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan.
Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Asam + Basa —> Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)
Asam             Basa                 Garam             Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi
(garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada
kekuatan asam dan basa penyusunnya. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO 3. Garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4Cl.
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa,
contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca (OH)2 termasuk basa kuat.

Tabel beberapa contoh garam:

4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit


Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan ”setrum” atau aliran listrik yang
berasal dari aki,  apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus
listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu
terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila
dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus
listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan
arus listrik dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan
asam klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit.
Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea. Untuk mengetahui suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji
elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik
searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari
kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat
menghantarkan arus listrik.
Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara
menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator
yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang
menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan
senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan
a. Indikator buatan
b. Indikator alami

a. Identifikasi Asam, Basa Dan Garam Menggunakan Indikator Buatan


Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair adalah kertas
lakmus
Ada 2 jenis kertas lakmus yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Warna kertas lakmus
dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Sifat dari masing-masing
kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel Perubahan Kertas Lakmus

Sifat Larutan
Kertas Lakmus
Asam Basa Netral
Merah Merah Biru Merah
Biru Merah Biru Biru

b. Identifikasi Larutan Asam, Basa, Garam Menggunakan Indikator Alami


Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan
indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga,
kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa.  Ekstrak
atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam
basa.
 Perubahan warna jika indikator alami diteteskan pada larutan asam dan basa
adalah:
No Indikator alami Sifat Larutan
Asam Basa
1 Kunyit Kuning cerah Jingga
2 Bunga sepatu Merah cerah Hijau
3 Kubis Merah Hijau

D. PEMISAHAN CAMPURAN
Untuk memperoleh zat murni, penyusunnya campuran tersebut harus dipisahkan. Zat-
zat dalam campuran tersebut dapat dipisahkan secara fisika. Prinsip pemisahan campuran
didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran
partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Metoda
pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk
penjernihan air, pemisahan garam, analisis logam berat, dan sebagainya. Beberapa metoda
pemisahan campuran yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi,
sublimasi, kromatografi, dan distilasi.

1. Filtrasi (Penyaringan)
Salah satu metoda pemisahan yang paling sederhana adalah dengan menggunakan
metoda filtrasi (penyaringan). Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat dari suatu
campuran. Prinsip kerja penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat
yang bercampur, umumnya untuk memisahkan padatan dari cairan. Alat utama dalam
penyaringan adalah suatu penyaring dari bahan berpori yang dapat dilewati partikel-
partikel kecil, tetapi menahan partikel yang lebih besar. Penyaringan adalah metode
pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak
larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur.

2. Sentrifugasi
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel padatan
sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara
luas untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal
ini, padatan adalah sel-sel darah yang akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan
plasma darah berupa cairan berada di bagian atas.

3. Destilasi (Penyulingan)
Pemisahan campuran dengan cara destilasi (penyulingan) banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan industri. Pemisahan campuran dengan cara
penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip
kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur sehingga saat
menguap, setiap zat akan terpisah.

Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu


zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat
cair yang bercampur sehingga saat menguap, setiap zat akan terpisah.

4. Kromatografi
Metode pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas dalam
berbagai kegiatan, diantaranya untuk memisahkan berbagai zat warna dan tes urine untuk
seseorang yang dicurigai menggunakan obat terlarang atau seorang atlit yang dicurigai
menggunakan doping. Pemisahan campuran dengan cara kromatografi pada umumnya
digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang berada dalam suatu campuran. Prinsip
kerjanya didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang
bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak.

5. Sublimasi
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi adalah didasarkan
pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat
ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya, campuran
iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi.
E. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
1. Sifat Fisika
Sebelum lebih jauh membahas tentang perubahan materi (benda) perlu kita ketahui
tentang sifat-sifat zat terlebih dahulu. Sifat-sifat benda sangat penting diketahui, untuk
membedakan perubahan-perubahan yang terjadi pada benda. Sifat-sifat benda secara garis
besar dibedakan menjadi sifat fisika dan sifat kimia, Sifat fisika adalah merupakan sifat
yang yang bekaitan dengan keadaan fisik suatu zat. Sifat fisika termasuk didalamnya
bentuk, warna, bau, kekerasan, titik didih, titik beku, titik leleh, daya hantar, ukuran
partikel dan massa jenis (densitas). Massa jenis merupakan hasil bagi antara massa dan
volume sebuah benda. Yang dirumuskan:

Keterangan:
ρ = massa jenis (satuannya kg/m3
m = massa zat (dalam kg atau gram)
V = volume zat (dalam m3)

- Benda dalam keadan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar di
bandingkan massa jenis air.
- Benda dalam keadan melayang jika massa jenis sama dengan massa jenis
air.
- Benda dalam keadan terapung jika massa jenis benda lebih kecil di
bandingkan massa jenis air.

2. Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat zat yang berhubungan dengan mudah atau sukarnya zat
untuk bereaksi kimia. Salah satu contohnya adalah besi. Besi sebelum berkarat adalah
unsur Fe, tetapi besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe 2O3. Yang
menyebabkan besi itu berkarat adalah reaksi antara logam dan oksigen. Ini
menunjukkan bahwa besi memilki sifat kimia yang sangat besar sehinga mudah
bereaksi kimia dengan benda yang ada disekitarnya. Sifat kimia yang di miliki suatu
benda: mudah terbakar,busuk dan asam,berkarat,mudah meledak,beracun

3. Perubahan Fisika
Materi yang ada di alam ini dapat mengalami perubahan. Perubahan materi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perubahan yang menghasilkan zat baru dan
perubahan yang tidak menhasilkan zat baru. Perubahan yang terjadi pada suatu zat
yang tidak menghasilkan zat yang baru disebut perubahan fisika. Perubahan fisika
hanya bersifat sementara dan zat-zat yang bereaksi dapat dengan mudah kembali ke
bentuk asalnya selain itu komposisi materi itu juga tidak berubah. Misalnya air berubah
menjadi es batu. Baik dalam bentuk es maupun dalam bentuk cair keduanya tetaplah
air, yaitu H2O. Contoh perubahan fisika dan perubahan kimia antara lain menguap,
mengembun, mencair, membeku, menyublim, melarut, serta perubahan bentuk.
Contoh perubahan fisika:
1. perubahan wujud yang dialami oleh benda,
2. proses terjadinya hujan,
3. adanya embun pagi akibat udara dingin malam hari

4. Perubahan Kimia
Perhatikan, apabila kayu dibakar, apakah kayu sebelum dan setelah dibakar akan
menghasilkan zat yang sama? Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa, tetapi
setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian, dari proses
pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat
sebelumnya. Proses pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya zat baru
merupakan salah satu contoh perubahan kimia. Perubahan kimia adalah perubahan zat
yang dapat menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya.
Zat baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan adanya perubahan
komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa penggabungan sejumlah zat atau
peruraian suatu zat. Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
 Terbentuknya gas
 Terbentuknya endapan
 Terjadinya perubahan warna
 Terjadinya perubahan suhu

Anda mungkin juga menyukai