Anda di halaman 1dari 6

I.

TUJUAN
1. Mengidentifikasi benang berdasarkan jenisnya.
2. Menghitung nomer benang filamen dan stapel berdasarkan standar penomoran benang.
3. Mengetahui jenis benang berdasarkan nama benang,cara pembuatan benang, dan jenis
benang.

II. DASAR TEORI


Mesin penggulung benang manual (winding) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk membuat
bentuk gulungan benang dengan menggunakan tenaga putaran manusia. Di desa Jombor – Klaten
terdapat suatu industri kecil penggulungan benang yang masih menggunakan mesin 1 spindel
manual dari zaman dahulu. supaya dapat meningkatkan suatu kapasitas produksi dan pendapatan
dari para pengrajin menggulung benang dengan waktu penggulungan yang lebih efektif, maka
perlu membuat mesin penggulung benang yang lebih efektif dengan cara memodifikasi dari
mesin 1 spindel menjadi mesin 4 spindel manual. Dalam penelitian ini dilakukan membuat mesin
penggulung benang manual dengan kemampuan 4 spindel. Kemudian dilakukan pengujian antara
1 sampai 4 spindel dengan masing-masing pengujian menggunakan berat benang 1 kg. pada
proses penggulungan ini meliputi dari tahap pemasangan, tahap menggulung, sampai tahap
pelepasan, dimana pada pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui waktu proses
penggulungan dan kapasitas produksi pada gulungan benang. Setelah itu membandingkan antara
pengujian 1 sampai 4 spindel dengan mesin 1 spindel di Klaten. Pada hasil penelitian dilakukan
pengujian tanpa kardus dan pakai kardus, dari pengujian tanpa kardus didapatkan total waktu
pada proses penggulungan benang adalah 19.62 menit, 19.16 menit, 18.36 menit, dan 17.63
menit, kemudian untuk pengujian pakai kardus adalah 32.76 menit, 30.1 menit, 29.65 menit, dan
29.29 menit, jadi secara kesimpulan pada pengujian tanpa kardus dan pakai kardus yang
memperoleh total waktu tercepat yaitu pengujian 4 spindel, tetapi jika dibandingkan berdasarkan
dari data waktu proses penggulungan pada mesin 1 spindel yang ada di daerah Klaten, waktu
yang dihasilkan dari pengujian experiment belum bisa dikatakan efektif, maka akan lebih baik
jika dilakukan study lanjut tentang mesin penggulungan benang khususnya di desa Jombor –
Klaten.
Pemintalan benang itu artinya pembuatan benang yg masih mentah (baru dari tumbuhan atau
hewan) menjadi benang jadi (benang seutuhnya).
Benang merupakan jajaran serat yang disatukan melalui proses spinning (pemintalan), serat yang
saling berikatan secara kontinyu inilah yang menghasilkan benang. Jenis dan macam sendiri
tersedia banyak sekali, untuk mempermudah membedakan ukuran benang dan memepersamakan
persepsi ukuran benang maka dibuatlah sisteem penomoran benang.
Nomor benang ini lah yang digunakan untuk membedakan tingkat kehalusan dari sebuah benang.
Kelalusan disini merupakan perbandingan antara Panjang benang dengan diameter benang.
Sebuah benang dikategorikan semakin halus ketika diameter benang semakin kecil sedangkan
untuk kasar berarti sebaliknya, diameter benang semakin besar.
Dalam industri tekstil dengan adanya penomoran benang ini sangat membantu dalam menentukan
sebuah kontruksi kain yang akan dibuat. Hal ini karena untuk mengukur sebuah diameter sebuah
benang akan sangat sulit dan membutuhkan alat khusus.
Macam Penomoran Benang
Sistem penomoran benang ini terdiri dari dua macam, Penomoran tidak langsung atau Indirect
system dan Sistem penomoran langsung atau direct system. Untuk lebih jelasnya akan kita
jabarkan satu persatu beserta contohnya dibawah ini
Sistem Penomoran tidak Langsung (Indirect system)
Sitem penomoran tidak langsung ini sering juga disebut sebagai yarn count, yang mendasarkan
pada panjang benang dalam hank (840 yards) pada berat tetap (1 lb). Satuan yang digunakan
adalah Ne. Pada penomoran benang tidak langsung ini semakin halus benangnya (diameter
benang kecil) maka nomor benang akan besar.
Sebagai contoh benang Ne1 20 artinya Panjang benang tersebut adalah 20 hank (20x840 yard)
sedangkan beratnya adalah 1 pound. Jika benang Ne1 40 berarti dalam 1 pound Panjang benang
adalah 40 hank (40x840yard). Hal ini berarti Panjang benang Ne1 40 dua kali lipat lebih Panjang
dibanding Ne1 20, jadi benang Ne1 40 lebih halus dibandingkan Ne1 20.
Sistem Penomoran Langsung (Direct System)
Sistem penomoran direct system ini sering disebut yarn number. Sistem penomoran langsung
mengacu pada berat benang (missal dalam gram) dengan Panjang tetap (misalnya 9000 meter).
Pada system ini kebalikan dengan system penomoran tidak langsung, benang semakin halus
(diameter kecil) maka nomor benang akan semakin kecil juga. Dalam penomoran benang
langsung ini memiliki satuan Denier untuk Panjang benang 9000 meter/ 1 gram dan TEx untuk
Panjang benang 1000 meter/ 1 gram.
Contoh : benang 5 Denier berarti berat benang 5 gram dengan Panjang 9000 meter. Cotoh kedua
adalah benang 1 Denier berarti berat 1 gram Panjang benang 9000 meter. Jika dibandingan
kehalusan benang makan benang 1 Denier lebih halus dibandingkan 5 denier.
Sistem penomoran benang langsung:
Tex : B (gr) x 1000
P (m)
Denier : B (gr) x 9000
P (m)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Penggaris
 Mesin pemintal benang
 Gunting
 Meteran
 Korek api

Bahan
 Benang

IV. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum pemintalan benang.
2. Menyusun alat pemintalan benang dan mengatur arah gerak gulungannya
3. Menyiapkan cont yang akan diisi dengan tenang
4. Masukan cont ke dalam alat kemudian putar alat secara perlahan-lahan sehingga benang bisa
terpindah dan tergolong dengan sempurna.
5. Membuat analisa dan kesimpulan dari praktek yang telah dilakukan.

V. DISKUSI ANALISA
Pemintalan benang memiliki tujuan untuk memindahkan benang dari ukuran yang kecil menjadi
ukuran yang lebih besar atau sebaliknya proses ini membutuhkan waktu karena pada prosesnya
terjadi penyempurnaan pada sambungan benang sehingga tidak terlihat apabila benang telah
disambung. Proses pemintalan benang memiliki arah gulungan an-nur di sebabkan oleh roll
penatanya semua arah gulungannya disesuaikan dengan lubang pada roll

VI. HASIL PRAKTEK


VII. KESIMPULAN
Pemintalan benang itu artinya pembuatan benang yg masih mentah (baru dari tumbuhan atau
hewan) menjadi benang jadi (benang seutuhnya).

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Buku pedoman praktek desain 1 sekolah tinggi teknologi warga surakarta.2013
2. Buku pedoman praktek desain 2 sekolah tinggi teknologi warga surakarta.2020
3. Buku pedoman kuliah desain 2 sekolah tinggi teknologi warga surakarta.2020
4. Buku pedoman kuliah pembuatan kain 1 sekolah tinggi teknologi warga surakarta.2020

PRAKTEK PEMINTALAN BENANG


MENGGUNAKAN
ALAT PEMINTAL WINDING SKALA KECIL.
DISUSUN OLEH:
Christina Pujaninngrum. (194001)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA


2020/2021

Anda mungkin juga menyukai