Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN

2548-9712

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT


UNGGUL TANAMAN JAMBU MADU MENGGUNAKAN
METODE SAW
Irfan Fandinata1, Budi Serasi Ginting2
1), 2)
Sistem Informasi STMIK Kaputama
Jl. Veteran No. 4A-9A Binjai-Sumatera Utara
e-mail: boedi56@yahoo.co.id

ABSTRAK
Jambu madu adalah jambu yang memiliki kemanisan yang luar biasa. Tingkat
kemanisan jambu madu dapat mengalahkan kemanisan buah apel dan buah lainnya.
Jambu madu juga memiliki daging yang rapuh yang membuat lezat saat dimakan.
Jambu madu memiliki kombinasi tingkat kemanisan tertinggi di Indonesia mencapai
12, sampai 15,5 brix. Buah jambunya juga memiliki buah yang besar 200 sampai 300
gram perbuah. Bibit unggul dan bermutu merupakan salah satu kunci untuk
mendapatkan pertanaman yang mampu memberikan hasil yang optimal. Bibit unggul
dan bermutu adalah benih yang berasal dari varietas murni dengan persentasi
perkecambahan tinggi, bebas dari hama dan pengakit, dan tempat perawatan yang
cocok dengan jenis jambu tersebut. Untuk mendapatkan jambu madu yang berkualitas
harus dari bibit jambu madu yang unggul dan berkualitas pula, dalam penentuan bibit
jambu madu yang unggul dapat dilihat dari beberapa criteria yaitu tekstur tanah yang
cocok berdasarkan jenis jambu madu, suhu, ketahanan dan masa produksi. Sistem
Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat membantu petani dalam menentukan bibit
jambu madu yang berkualitas dan dapat mempermudah maupun mempercepat
pekerjaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode SAW berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan diperoleh hasil perhitungan SAW berdasarkan perankingan
tertinggi ke rendah yaitu bibit jambu madu jenis deli hijau dengan nilai 9,33, bibit
jambu madu jenis super green dengan nilai 7,17, dan bibit jambu madu jenis kesuma
merah dengan nilai 6,83.

Kata Kunci : Jambu Madu, SAW, Sistem Pendukung Keputusan (SPK).

ABSTRACT
Guava honey is a guava that has extraordinary sweetness. The level of sweetness of
guava can beat the sweetness of apples and other fruits. Guava also has a delicate
meat that makes it delicious when eaten. Guava has a combination of the highest
sweetness level in Indonesia reaching 12, up to 15.5 brix. The guava fruit also has a
large fruit of 200 to 300 grams of fruit. Superior seeds and quality is one of the key to
get the plant that can give optimal results. Superior and quality seeds are seeds
derived from pure varieties with high germination percentages, free from pests and
diseases, and treatments that match those types of cashew nuts. To get quality guava of
honey must be from superior honey and quality also, in the determination of superior
guava seed honey can be seen from some criterion that is suitable land texture based
on honey guava type, temperature, endurance and production period. Decision

27
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Support System is expected to assist farmers in determining quality guava honey and
can facilitate or speed up the work. This research use SAW method based on
predetermined criteria obtained by calculation of SAW based on highest to lowest rank
that is green deli with 9,33 value, seed of honey super green value 7,17, and seed of
honey of red kesuma with value 6,83.

Keywords: Guava Honey , SAW , Decision Support System (SPK).

1. PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan oleh


Bibit bermutu merupakan salah suryono, dkk (2017) dalam jurnal
satu kunci untuk mendapatkan expert tentang Sistem Pendukung
pertanaman yang mampu memberikan Keputusan menentukan kualitas bibit
hasil optimal. Bibit bermutu adalah pala menggunakan metode SAW. Hasil
benih yang berasal dari varietas murni dari penelitian ini adalah metode SAW
dengan persentase perkecambahan dapat digunakan untuk pengambilan
tinggi, bebas dari hama dan penyakit keputusan penentuan bibit pala yang
dan dengan kadar air yang tepat. Mutu berkualitas baik.
bibit juga ditentukan oleh variates, ada Dengan latar belakang di atas, maka
atau tidaknya penyakit terbawa benih. dapat dirumusan masalah sebagai
Faktor penentu tersebut sangat berikut:
dipengaruhi oleh kondisi penakaran 1. Bagaimana sistem dapat
benih dilapangan, yaitu faktor genetik, menentukan bibit unggul pada
lingkungan, dan setatus benih. tanaman jambu madu?
Pengaruh bibit jambu madu 2. Bagaimana metode SAW dalam
yang kurang bagus dapat menyebabkan pemilihan bibit unggul tanaman
pertumbuhan yang lambat dan kerdil jambu madu?
sehinga pertumbuhan jambu madu 3. Bagaimana merancang Sistem
menjadi lambat dan panen jambu madu Pendukung Keputusan dalam
terhambat. Daun jambu madu yang pemilihan bibit unggul tanaman
tumbuh menjadi mengerut alias kriting jambu madu menggunakan metode
dan berguguran. Jambu yang SAW dengan menggunakan
diharapkan rasanya seperti madu software VB.net dan SQL Server
akhirnya terasa asam dan tidak enak 2008 ?
dikonsumsi dan pertumbuhan yang Sebagai batasan yang akan dibahas
lambat sehingga merugikan para petani dalam penelitian ini adalah :
jambu madu. 1. Pada penelitian ini membahas
Peran Sistem Pendukung pemilihan bibit unggul tanaman
Keputusan sangat dibutuhkan guna jambu madu berdasarkan tekstur
meningkatkan efisiensi dan ketepatan tanah, suhu, ketahanan dan
dalam pengambilan keputusan. Peran kelembapan.
Sistem Pendukung Keputusan akan 2. Dalam membangun rules basis
membantu pihak pembibitan jambu pengetahuan pemilihan bibit
madu bahkan orang – orang yang unggul menggunakan aturan yang
belum paham tentang pemilihan bibit ada pada metode SAW.
unggul tanaman jambu madu dapat 3. Software pemrograman yang
terbantu dalam memilih bibit unggul digunakan untuk membangun
tanaman tersebut. aplikasi system pendukung
keputusan pemilihan bibit unggul

28
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

menggunakan VB.net dan SQL pendekatan (metodologi) untuk


Server 2008. mendukung pengambilan keputusan.
4. Memiliki output atau hasil akhir SPK menggunakan CBIS (computer
berupa ranking yang merupakan based information system) yang
bibit unggul jambu madu. fleksibel, interaktif dan dapat
diadaptasi yang dikembangkan untuk
Sebagai tujuan penelitian ini adalah : mendukung solusi untuk masalah
1. Untuk menerapkan metode saw manajemen spesifik yang tidak
dalam pemilihan bibit unggul terstruktur. Dari uraian diatas dapat
tanaman jambu madu. disimpulkan bahwa, sistem pendukung
2. Agar dapat menghasilkan Sistem keputusan adalah suatu sistem
Pendukung Keputusan yang dapat berbasis komputer yang dapat
membantu dalam pemilihan bibit menghasilkan alternatif terbaik yang
unggul pada tanaman jambu madu. telah ditentukan berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu untuk membantu
Adapun manfaat penelitian ini adalah : para pengambil keputusan dalam
1. Untuk mempercepat proses menentukan keputusan secara objektif.
pemilihan bibit unggul pada Sistem pendukung adalah
tanaman jambu madu dan dapat bagian dari sistem informasi berbasis
memberikan hasil yang tepat. komputer yang dipakai untuk
2. Untuk mempermudah dalam mendukung pengambilan keputusan
pemilihan bibit unggul terutama dalam suatu organisasi atau
pada tanaman jambu madu. perusahaan.DSS dapat juga dikatakan
sebagai sistem komputer yang
Penelitian Terdahulu mengolah data menjadi informasi
Menurut Suyono, dkk (2017) untuk mengambil keputusan dari
dalam jurnal expert tentang Sistem masalah semiterstruktur yang spesifik
Pendukung Keputusan menentukan (Syafrizal, 2010) .
kualitas bibit pala menggunakan
metode SAW. Hasil dari penelitian ini Metode SAW(Simple Additive
adalah metode SAW dapat digunakan Weighting)
untuk pengambilan keputusan SAW adalah salah satu metode
penentuan bibit pala berkualitas baik yang digunakan untuk menyelesaikan
dan dapat membantu petani pala dalam masalah dari Fuzzy Multiple Attribute
pemilihan bibit pala berkualitas baik. Decision Making ( FMADM ) adalah
metode Simple Additive Weighting
Pengertian Sistem Pendukung (SAW) yaitu suatu metode yang
Keputusan (SPK) digunakan untuk mencari alternatif
Keputusan merupakan optimal dari sejumlah alternatif dengan
kegiatan memilih suatu strategi atau kriteria tertentu.
tindakan dalam pemecahan masalah. Metode SAW sering juga
Pengambilan keputusan merupakan dikenal istilah metode penjumlahan
tindakan memilih strategi atau aksi terbobot. Konsep dasar SAW adalah
yang diyakini manajer akan mencari penjumlahan terbobot dari
memberikan solusi terbaik atas rating kinerja pada setiap alternatif
sesuatu. pada semua atribut metode SAW
Menurut Turban dkk (Citra, dkk, membutuhkan proses normalisasi
2013) SPK merupakan suatu matriks keputusan (X) ke suatu skala

29
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

yang dapat diperbandingkan dengan 2. METODE PENELITIAN


semua rating alternatif yang ada Dalam analisa ini seluruh data
(Rachman, dkk, 2017). Formula untuk diperoleh dari penangkaran bibit
melakukan normalisasi tesebut adalah tanaman holtikultura perkebunan dan
sebagai berikut: kehutanan CV.MULIA TANI, akan
diiplementasikan kedalam bentuk
pengambilan keputusan dengan
langkah-langkahnya yaitu:

a. Menentukan setiap masing-masing


kriteria yaitu sebagai berikut:

Dimana: Tabel III.1 keterangan kriteria


rij = reting kinerja ternormalisasi dari Kode kriteria Kriteria
alternatif Ai (i=2,....m) C1 Tekstur Tanah
Maxi = nilai maksimum dari setiap C2 Suhu
baris dan kolom. C3 Ketahanan
Mini = nilai minimum dari setiap baris C4 Kelembapan
dan kolom.
Xij = baris dan kolom dari matriks b. Selanjutnya dari masing-masing
kriteria tersebut akan ditentukan
Langkah-langkah Menggunakan bobotnya
Metode SAW
Menurut Citra, dkk, 2013. Tabel III.2 bobot kriteia
Langkah-langkah dalam menggunakan Kriteria Bobot Bobot
metode SAW yaitu : C1 4
1. Menentukan kriteria-kriteria yang C2 2
akan dijadikan acuan dalam C3 3
pengambilan kepusan. C4 1
2. Membuan reting kecocokan setiap Total 10
alternatif pada semua kriteria. Keterangan: 1 = Rendah
3. Membuat matriks keputusan 2 = Sedang
berdasarkan kriteria, kemudian 3 = Tinggi
melakukan normalisasi matriks 4 = sangat Tinggi
berdasarkan persamaan yang Pemberian bobot tekstur tanah(C1)
disesuaikan dengan jenis atribut
(atribut keuntungan atau atribut
biaya) sehingga diperoleh matriks Tabel III.3 Bobot Tekstur Tanah
ternormalisasi R. Bobot Nilai
4. Hasil akhir diperoleh dari proses Kasar (tanah berpasir) 1
perankingan, yaitu penjumlahan dari Tanah Lempung 2
perkalian matriks ternormalisasi R Halus (kasar berliat) 3
dengan vektor bobot sehingga
diproleh nilai terbesar yang dipilih Pemberian bobot suhu (C2)
sebagia alternatif terbaik sebagai
solusi. Tabel III.4 Bobot suhu
Bobot Nilai
Rendah (33-35 ͦ C) 1

30
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Sedang ( 29 -32 ͦ C) 2 Dimana:


Tinggi (25-28 ͦ C) 3 Jika J adalah atribut keuntungan
(benefit)
Pemberian bobot Ketahanan bibit Jika j adalah atribut biaya (cost)
terhadap hama dan penyakit (C3) Normalisasi Matriks
Tabel III.6 Bobot Ketahanan bibit r 11 = = = 0,33
terhadap hama dan penyakit ( , , )

Bobot Nilai r 21 = ( , , )
= =1
Lemah 1
Sedang 2 r 31 = = = 0,67
( , , )
Kuat 3
Pemberian bobot masa produksi atau r 12 = = =1
( , , )
berbuah(C3)
r 22= = =1
( , , )
Tabel III.6 Kelembapan
r32= ( , , )
= = 0,5
Bobot Nilai
Rendah (60-90 %) 1
Tinggi (80-100 %) 2 r13= = =1
( , , )

3.1.2 Perhitungan Manual Metode r23= = = 0,5


( , , )
SAW r33= = =1
Dibawah ini merupakan hasil ( , , )
penginputan data jambu madu yang
sudah dikonversikan dengan bilangan r14= ( , , )
= = 0,5
nilai, dapat dilihat pada tabel III.6 :
r24= ( , , )
= =1
Tabel III.7 Nilai Bibit Jambu r34= = =1
( , , )
Bibit Jambu Hasil Penilaian
Madu C1 C2 C3 C4
Kesuma Merah 1 2 3 1 Dari perhitungan diatas diperoleh
Deli hijau 3 2 2 2 matriks normalisasi sebagai berikut:
Super Green 2 1 3 2 0,33 1 1 0,5
R= 1 1 0,5 1
Kemudian melakukan matriks 0,67 0,5 1 1
keputusan yang dibentuk dari:
1 2 3 1 Memberikan nilai pada masing-masing
X= 3 2 2 2 kriteria sebagai berikut:
2 1 3 2 w ꞊ [4 2 3 1]. Selanjutnya hasil
Melakukan normalisasi dari setiap bibit perankingan atau nilai terbaik untuk
jambu madu. Rumus yang dipakai setiap jambu madu (Vt) dapat dihitung
adalah sebagai berikut: dengan rumus sebagai berikut:

Vt= ∑ Wj.Rij................................(4),
⎧ ⎫
⎪ ⎪ maka hasil yang diperoleh sebagai
⎪ ⎪ berikut:
Rij = Kesuma Merah = (4)(0,33) + (3)(1) +
⎨ ( ) ⎬
⎪ ⎪ (2)(1) + (1)(0,5)
⎪ ⎪
⎩ ⎭ = 1,33+3+2+0,5
= 6,83

31
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Deli Hijau = (4)(1) + (3)(1) + (2)(0,5) + Perancangan Sisitem


(1)(1) Pemodelan (modeling) adalah
= 4+3+1,33+1 proses merancang piranti lunak
= 9,33 sebelum melakukan pengkodean
Super Green = (4)(0,67) + (3)(0,5) (coding). Adapun konsep pemodelan
+(2)(1) +(1)(1) sistem yang digunakan dalam
= 2,67+1,5+2+1 merancang sistem pendukung
= 7,17 keputusan menentukan bibit unggul
Berdasarkan perhitungan diatas jambu madu adalah sebagai berikut:
perankingan hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Flowchart
Flowchart adalah gambaran
Tabel III.8 Hasil Perhitungan SAW dalam bentuk diagram alir dari
Bibit Jambu Ranking Nilai algoritma dalam suatu program yang
Madu menyatakan arah alur program. Untuk
Kesuma Merah III 6,83 membangun sistem pendukung
Deli Hijau I 9,33 keputusan menentukan bibit unggul
Super Green II 7,17 jambu madu diusulkan flowchart
seperti dituju pada gambar III.1 berikut:
Dari hasil perhitungan SAW
yang dapat dilihat pada tabel III.7
diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
Dari 3 Jenis bibit jambu madu yang ada
di penangkaran bibit tanaman
holtikultura perkebunan dan kehutanan
CV. MULIA TANI, dan telah di proses
dalam perhitugan metode SAW didapat
bibit jambu madu jenis Deli Hijau
sebagai bibit jambu madu dengan nilai
tertinggi yaitu 9,33, artinya bibit jambu
madu jenis Deli Hijau adalah sebagai
bibit unggul di penangkaran bibit
tanaman holtikultura perkebunan dan
kehutanan CV.MULIA TANI. Sebagai
contoh kasus dari penangkaran bibit
dan tanaman holtikultura perkebunan
dan kehutanan CV.MULIA TANI dan
berdasarkan perhitungan diatas dapat
kita tentukan tanaman jambu madu
dengan jenis bibit Deli Hijau cocok
ditanam didaerah Binjai sekitar lebih Gambar III.1 Skema Flowchart
tepatnya di Payaroba dengan tekstur SAW
tanah halus, suhu rata-rata 29 -32 ͦ C,
dengan ketahanan bibit terhadap hama Use Case Diagram
dan penyakit sedang dan kelembapan Use case diagram adalah sebuah
tinggi antara 80-100%. diagram yang dapat merepresentasikan
interaksi yang terjadi antara user
dengan sistem. Use case diagram akan

32
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

menjelaskan fungsi apa saja yang kebutuhan untuk merancang aplikasi


dikerjakan oleh sistem. Dalam sistem pendukung keputusan pemilihan
membangun sistem pendukung bibit unggul jambu madu diperlukan
keputusan ini dapat dilihat apa yang perangkat keras dan perangkat lunak
dibuat oleh sistem pada gambar III.5 seperti berikut ini.
berikut:
Uji CobaSistem Dan Program
Hasil perancangan sistem
pendukung keputusan dalam pemilihan
bibit unggul tanaman jambu madu
menggunakan metode Saw ini
selanjutnya akan diuji untuk
membuktikan apakah sistem yang telah
dibangun dapat berjalan dengan baik
atau tidak. Proses pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan
metode Black Box Testing yang
Gambar III.2 Use Case Sistem merupakan pengujian fungsi dari suatu
program untuk menemukan kesalahan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN fungsi pada aplikasi yang dibangun.
Setelah merancang dan
melakukan perhitungan dengan Pembahasan Program
menggunakan metode SAW, maka hal Berikut ini merupakan tampilan
selanjutnya adalah melakukan hasil perancangan sistem pakar
implementasi sistem merupakan hasil pendukung keputusan pemilihan bibit
akhir dari seluruh perancangan dan unggul tanaman jambu madu, berikut
perhitungan yang akan diterapkan pada keterangannya:
Bahasa pemrograman (VB.Net dan 1. Form Login
SQL Server ) untuk menjadi sebuah Form ini merupakan form login
sistem yang berjalan sesuai dengan untuk membuka aplikasi program
yang telah dirancang dan dihitung. dimana ada penginputan user name dan
Implementasi password yang dilakukan seorang
Tahap ini merupakan admin. Disini merupakan user name
pembuatan perangkat lunak yang nya admin dan password nya admin
disesuaikan dengan rancangan atau juga seperti gambar dibawah ini : 51
desain yang telah dibuat .Aplikasi yang
dibuatakan diterapkan berdasarkan
kebutuhan di penangkar bibit tanaman
holtikul tura perkebunan dan kehutanan
CV. MULIA TANI. Selain itu aplikasi
ini akan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memudahkan pengguna
untuk menggunakan aplikasi sistem
pendukung keputusan dalam pemilihan
bibit unggul tanaman jambu madu.
Sebelum menjalankan aplikasi ini, ada
hal yang harus diperhatikan yaitu Gambar IV.1 Form Login
kebutuhan sistem. Sesuai dengan

33
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

2. Form Menu Utama


Form ini merupakan tampilan
awal program untuk memilih beberapa
pilihan menu, seperti file, kriteria,
alternatif, analisa SAW, dan info
seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar IV.4 Form Alternatif

5. Form pembobotan
Pada form pembobotan ini
merupakan perhitungan nilai yang telah
diinput menggunakan metode SAW
Gambar IV.2 Form Menu Utama dan dapat langsung menampilkan hasil
3. Form Kriteria dari perhitungan tersebut.
Pada form ini menampilkan
beberapa kriteria yang dibutuhkan
untuk menentukan bibit jambu madu
unggul dan dapat langsung di ubah
pada form ini juga, dapat juga
menambahkan nama kriteria yang
dibutuhkan.

Gambar IV.5 pembobotan


5. Form Ranking
Setelah melakukan proses
penilaian maka secara otomatis akan
menghasilkan form ranking bibit jambu
madu yang paling bagus diantara bibit
Gambar IV.3 Form yang ada pada CV. MULIA TANI
KriteriaJambuMadu sehingga dapat menghasilkan
keputusan pemilihan bibit yang
4. Form Alternatif dibutuhkan.
Dalam form alternative ini
merupakan penginputan data bibit
jambu madu dan dapat langsung diubah
pada form ini,seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar IV.6 Form Ranking

34
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Hasil Keputusan Saran


Berikut ini merupakan hasil dari 1. Sistem pendukung keputusan
keputusan terhadap aplikasi bibit menentukan bibit unggul pada
unggul jambu madu. tanaman jambu madu dibuat masih
berupa program sederhana, yang
masih dapat dikembangkan lagi
untuk mencapai suatu keakuratan
data dan melihat bibit unggul
melalui kriteria yang dimiliki.
2. Sistem pendukung keputusan
menentukan bibit unggul pada
tanaman jambu madu ini
membahas 3 jenis jambu madu dan
4 kriteria yang menentukan bibit
Gambar IV.7 Hasil Keputusan jambu madu unggul dan masih
dapat dikembangkan
Dari hasil perhitungan SAW yang lagidenganmenambahkanbeberapa
dapat dilihat pada tabel IV.1 diatas kriteria-kriteriabibit jambu madu
maka dapat disimpulkan bahwa dari 3 melalui riset.
bibit jambu madu yang telah diproses 3. Sistem pendukung keputuan
dalam perhitungan metode SAW menentukan bibit unggul pada
didapat bibit Deli Hijau sebagai tanaman jambu madu ini juga
alternatif dengan nilai tertinggi yaitu dapat menggunakan metode lain
9,33, artinya bibit Deli hijau adalah seperti Fuzzy Tsukamoto, AHP,
yang dan Topsis.
merupakanpilihanutamadalambibitungg
uljambumadu. DAFTAR PUSTAKA

4. KESIMPULAN DAN SARAN [1] Andi, Cara Cepat Menguasai


Kesimpulan Visual Studio. Net 2008.
1. Dari hasil perhitungan aplikasi Yogyakarta. 2008.
sistem pendukung keputusan
dengan menggunakan metode [2] Citra, dkk, Sistem Pendukung
SAW ini maka didapat bibit Keputusan Pemilihan Hotel di
unggul pada tanaman jambu madu Kota Palembang dengan
tersebut yaitu bibit jambu madu Metode SAW berbasis Web,
jenis deli hijau dengan nilai 2017.
tertinggi yaitu 9,33
2. Hasil perhitungan sistem [3] Djuandi, SQL Server untuk
pendukung keputusan pemilihan Profesional, Edisi Pertama,
bibit unggul jambu madu secara Cetakan Pertama. 2002.
manual dan perhitungan aplikasi
memberikan hasil yang sama [4] Eny Pujiastuti, Jambu Air Ekslusif,
terhadap pemilihan bibit unggul Edisi Pertama, Cetakan
jambu madu yaitu bibit dengan Pertama.2015.
nilai tertinggi 9,33 yaitu bibit jenis
deli hijau. [5] Ladjamaludin, Analisis dan Disain
Sistem Informasi, Edisi

35
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Pertama, Cetakan Pertama,


Yogyakarta. 2005.

[6] Rahman, dkk, Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Bibit
Cabe Rawit Menggunakan
Metode SAW berbasis Web.
2017

[7] Suyono, dkk, Sistem Pendukung


Keputusan Menentukan Bibit
Kualitas Pala Menggunakan
Metode SAW. 2017
[8] Syafrizal, Sistem Pendukung
Keputusan (decision
Support),2010

[9] Yuni Sugiarti, Analisa dan


Perancangan UML (Unified
Modeling Language)
Generated VB.86 Disertai
Studi kasus Interface Web,
Edisi Pertama, Cetakan
Pertama. 2013.

[10] www.landasanteori.Com,
KomputerSains

36

Anda mungkin juga menyukai