DISUSUN OLEH
J1A119235
Reguler C 019
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “manajemen bencana” yang
disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
A. Pengertian bencana....................................................................................................
B. Mitigasi bencana........................................................................................................
C. Koordinasi dan manajemen bencana.........................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam danmengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik olehfaktor alam dan
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkantimbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dandampak
psikologis.Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkanoleh faktor
alam, non alam, dan manusia.Oleh karena itu, Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007Tentang BadanNasional Penanggulangan Bencanatersebut juga mendefinisikan
mengenaibencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Sejarah Lembaga
BadanNasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbentuk tidak terlepas
dariperkembangan penanggulangan bencana pada masa kemerdekaan hinggabencana
alam berupa gempa bumi dahsyat di Samudera Hindia pada abad 20.Sementara itu,
perkembangan tersebut sangat dipengaruhi pada konteks situasi,cakupan dan
paradigma penanggulangan bencana.1Melihat kenyataan saat ini, berbagaibencana
yang dilatarbelakangikondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis
mendorong Indonesiauntuk membangun visi untuk membangun ketangguhan bangsa
dalam menghadapi bencana. Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan
terbesardi dunia. Wilayah yang juga terletak di antara benua Asia dan Australia
danLautan Hindia dan Pasifik2ini memiliki 17.508 pulau.Meskipun tersimpan
kekayaan alam dan keindahan pulau-pulau yang luarbiasa, bangsa Indonesia perlu
menyadari bahwa wilayah nusantara ini memiliki129 gunung api aktif, atau dikenal
denganring of fire, serta terletak berada padapertemuan tiga lempeng tektonik aktif
dunia? Lempeng Indo-Australia, Eurasia,dan Pasifik.Ring of firedan berada di
pertemuan tiga lempeng tektonikmenempatkan negara kepulauan ini berpotensi
terhadap ancaman bencana alam.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bencana?
2. Apa yang dimaksud dengan mitigasi bencana?
3. Apa yang dimaksud dengan koordinasi dan manajemen bencana?
C. Tujuan penulisan
1. Agar dapat mengetahui apa itu bencana
2. Agar dapat mengetahui apa itu mitigasi bencana
3. Agar dapat mengetahui apa itu koordinasi dan manajemen bencana
D. Manfaat penulisan
Manfaat makalah ini bagi penyusun maupun para pembaca adalah untuk
menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang Manajemen bencana alam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bencana
Pembahasan pada topik ini akan fokus pada kajian bencana alam. Bumi kita adalah planet
yang sangat dinamis. Sifat dinamis ini dapat dikenali mulai dari rotasi bumi pada porosnya,
revolusi bumi mengelilingi matahari, pergerakan lempeng-lempeng tektonik bumi, arus laut
di samudera, serta berbagai fenomena cuaca di atmosfer. Berbagai fenomena dan lingkungan
alam dibumi juga saling berinteraksi dan hasilnya dapat memengaruhi kehidupan mahluk
hidup dibumi, termasuk manusia. Interaksi antarfenomena pada listosfer, atmosfer, dan
hidrosfer dengan menghasilkan akibat yang merugikan dan / atau mengancam kehidupan
manusia sehingga dikategorikan sebagai bencana alam. Pengelompokanjenis bencana alam
dibagi menjadi asal dinamika litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ekstra terestrial. Sedangkan
pada kajian ini akan dibahas fokus pada bencana alam meteorologi/hidrometeorologi yang
merupakan bencana alam yang berhubungan dengan iklim. Bencana alam ini umumnya tidak
terjadi pada suatu tempat yang khusus.
Bencana alam bersifat meteorologis paling banyak terjadi diseluruh dunia seperti banjir dan
kekeringan. Kekhawatiran terbesar pada masa modernisasi sekarang ini adalah terjadinya
pemanasan global.
B. Mitigasi bencana
Mitigasi yaitu usaha untuk mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang
mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana,
yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah mitigasi.
Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang termasuk ke
dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai akibat dari perbuatan
manusia (man-made disaster).
Mitigasi Tsunami
Tsunami tidak mungkin dicegah, tetapi mungkin dikurangi resikonya. Tindakan untuk
mengurangi resiko bencana tsunami dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Sistem peringatan dini, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan deteksi
dini penyebab tsunami, kemungkinan timbulnya tsunami, prediksi penyebaran
tsunami, penyampaian informasi secara tepat dan akurat. Dengan sistem
peringatan dini yang mapan, proses evakuasi dapat dilakukan sedini mungkin
sebelum gelombang tsunami mencapai wilayah-wilayah yang bersangkutan.
b. Prosedur evakuasi, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan
penduduk ke wilayah yang aman sebelum gelombang tsunami mencapai area yang
bersangkutan. Termasuk dalam hal ini adalah pendidikan kepada masyarakat
mengenai tanda-tanda datangnya gelombang tsunami, latihan evakuasi secara
regular untuk melatih reflek masyarakat melakukan penyelamatan diri, simulasi
dan perencanaan jalur-jalur evakuasi yang paling efisien, serta pembuatan
bangunan khusus untuk penyelamatan diri. Dengan prosedur evakuasi yang
efektif dan efisien, jumlah korban dapat diminimalkan.
c. Perlindungan pantai, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya
mengurangi atau meredam energi gelombang tsunami di wilayah pantai sehingga
limpasan energi gelombang tsunami ke arah daratan dapat diminimalkan.
Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan, perancangan, atau rekayasa
bangunan peredam gelombang dari batu, beton, atau peredam alami dari tanaman
pantai. Apabila rancangan komposisinya tepat, maka struktur peredam
gelombang tersebut dapat mengurangi tinggi limpasan gelombang semaksimal
mungkin.
d. Perencanaan tata ruang pantai, meliputi kegiatan penetapan wilayah pemukiman
dan industri yang aman dari serangan gelombang tsunami, serta pembuatan model
tata ruang kampung pantai yang memudahkan evakuasi
apabila terjadi serangan gelombang tsunami, namun tetap mendukung aktifitas masyarakat
secara umum. Dengan demikian, maka kerugian yang mungkin timbul akibat limpasan
gelombang Tsunami telah dapat diminimalkan sejak awal.
C. Koordinasi dam Manajemen bencana
Manajemen bencana pada dasarnya berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari
bencana baik dengan mengurangi kemungkinan munculnya hazard maupun mengatasi
kerentanan.
Manajemen bencana sebagai sebuah kepentingan publik yang bertujuan untuk mengurangi
korban nyawa dan kerugian harta benda. Substansi dari manajemen bencana ini adalah
adanya suatu langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban yang tidak
diharapan dapat terselamatkan, dan upaya untuk pemulihan pasca bencana dapat dilakukan
dengan cepat dan efektif. Manajemen bencana yang didefinisikan sebagai aplikasi ilmu
pengetahuan yang secara sistematik mengamati dan menganalisis bencana yang meliputi
tahapan : pencegahan, mitigasi, perencanaan sistematis terhadap keadaan darurat, tanggap
darurat, dan recovery (rekonstruksi) sebagai siklus. Pada kasus tsunami, beberapa bidang
khusus pengelolaan yang perlu diperhatikan meliputi :
1. Kerusakan yang berat dan berkala besarmenyebabkan pula perlunya segera dilakukannya
pencarian dan penyelamatan, serta bantuan obat-obatan dan penampungan sementara dalam
skala yang besar pula.
2. Masalah politis agar dapat dipinggirkan sementara agar dapat memudahkan akses dan
pergerakan bantuan kemanusiaan.
3. Kerusakan infrastruktur dan gangguan fasilitas pelayanan umum menjadi prioritas untuk
segera dipulihkan agar dampak sosial tidak membesar.
4. Recovery, mencakup perbaikan dan pembangunan kembali memerlukan energi dan biaya
yang tinggi, serta waktu yang lama
5.Kejadian yang jarang menyebabkan kesulitan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat
dan usaha mitigasi pada saat kondisi normal.
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan ketika
sedang dalam ancaman potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang
terjadibencana.
3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.
Dalam keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3 manajemen yang
dipakai yaitu :
2. Manajemen Kedaruratan
a) Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.
3.Manajemen pemulihan
a. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
b. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dansarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkatpemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh danberkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hokum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segalaaspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
Untuk menangani masalah bencana dikenal dengan penanggulangan bencana yaitu siklus
kegiatan yang saling berkaitan mulai dari pencegahan, kegiatan mitigasi, kegiatan
kesiapsiagaan, kegiatan tanggap darurat, kegiatan pemulihan serta kegiatan pembangunan.
Semua kegiatan dari tanggap darurat , pengumpulan data dan informasi serta pembangunan
merupakan kegiatan dalam menghadapi kemungkinan bencana.Tahap ini saling berkaitan
dan merupakan lingkaran atau siklus dalam manajemen bencana.
1. Legislasi
2. Kelembagaan
Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga pemerintah di tingkat
pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dari sisi non
formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk
Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan
tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum PRB
Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur.
3. Pendanaan
Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan internasional.
Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun manajemen
penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain, kepedulian dan keseriusan
Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat tinggi dengan dibuktikan dengan
penganggaran yang signifikan khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam pembangunan
A. Kesimpulan
Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian,
atau penderitaan. Tindakan untuk mengurangi resiko bencana tsunami, yaitu :
sistem peringatan dini, prosedur evakuasi, perlindungan pantai dan perencanaan
tata ruang pantai. Manajemen bencana meliputi tahapan : pencegahan, mitigasi,
perencanaan sistematis terhadap keadaan darurat, tanggap darurat, dan Recovery
(rekonstruksi) sebagai siklus
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/193592287/makalah-manajemen-bencana