Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Nyeri adalah perassan sensoris dan emosional tang tidak nyaman,berkautan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan.keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri,misalnya emosi
dapat menimbulan sakit kepala atau memperhebatkan, tetapi dapat pula menghindarkan
sensasi rangsangan nyeri. nyeri  merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan ambang
toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Dengan adanya pengujian ini maka akan
memudahkan para ilmuwan dan peneliti khususnya dalam bidang farmasi, untuk
menganalisis suatu senyawa obat yang akan digunakan oleh manusia. Seperti yang
dilakukan dalam percobaan ini, yaitu dengan menggunakan obata-obat analgetik sehingga
dapat diamati perbandingan efektifitas atau daya kerja obat-obat analgetik tersebut terhadap
hewan coba (Tjay, 2007).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal beberapa metode pengujian analgetika dan
menerapkannya, mengenal penggolongan dari analgetika dan obat-obat analgetika
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah penangas air suhu 59 0C, stopwatch, alat suntik 1 mL,
bahan yang digunakan adalah tikus jantan, larutan antalgin 10%, ketoprofen, NaCl
Metode
1. Ekor tikus dimasukkan ke dalam penangas air, respon yang muncul di catat dengan cara
mengamati waktu dari mulai ekor tikus dimasukkan ke dalam penangas sampai dengan
munculnya jentika ekor tikus dari penangas air untuk melihat respon fisiologis tikus
normal.
2. Obat yang akan di evaluasi efeknya secara interperitoneum (Antalgin 300 mg/kg,
Ketoprofen 50 mg/kg, dan NaCl 70% dan diamkan 10 menit.
3. Ekor tikus dimasukkan ke dalam penangas air dan di catat waktu respon yang muncul. Ekor
tikus tidak boleh dibiarkan berada dalam air pada lebih dari 10 detik. Bila hal ini terjadi
harus diangkat dan dinyatakan sebagai kehilangan rasa nyeri/ analgesia.
4. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 20,40,60 menit.
5. Dibuat tabel dan kurva yang menggambarkan stimulus nyeri dan respon.
Tinjauan Pustaka
Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak dalam
sistem saraf pusat atau mekanisme nyeri pada perifer tanpa secara signifikan mengubah
kesadaran. Analgesik menghilangkan rasa sakit tanpa mempengaruhi penyebabnya
(Chandra et al, 2016). Analgesik merupakan sediaan yang pada dosis terapeutik dapat
meringankan atau menekan rasa nyeri (Ganiswarna 2007). Obat analgesik dibagi menjadi
dua golongan berdasarkan cara kerjanya, yaitu analgesik nonopioid dan analgesik opioid
(Goodman dan Gilman 2006).
Obat analgesik nonopioid memiliki target aksi pada enzim siklooksigenase (COX).
Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin
dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian
mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID
dan COX-2 inhibitors (Katzung 2007). Contoh dari obat analgesik nonopioid adalah
ketoprofen, acetaminophen, aspirin, metampiron (antalgin).
Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium.
Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk
mengatasi nyeri yang hebat. Analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid. Reseptor opioid
ini tersebar dalam otak dan sumsum tulang belakang (Katzung GB 2007).Beberapa contoh
dari obat analgesik yaitu butorphanol, codeine, meperidine, morphine.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Hasil praktikum

Stimulus nyeri (menit) Respon mengangkat ekor (detik)


NaCl Ketoprofen Antalgin
Kel. 1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7
0 72 118 60 56 33 67 28
20 84 72 34 57 30 83 173
40 55 68 30 61 73 62 63
60 40 32 16 38 115 44 25

Grafik 1 Hasil praktikum

200
180
160
140 NaCl (kel.1)
120 NaCl (kel.2)
Ketoprofen (Kel.3)
100
Ketoprofen (kel.4)
80 Antalgin (kel.5)
60 Antalgin (kel.6)
40 Antalgin (kel.7)
20
0
0 20 40 60

Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. nyeri adalah
perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan ancaman dan
kerusakan jaringan (Tjay 2007). Pada percobaa analgesik ini menggunakan antalgin dan
kentoprofen dan NaCl sebagai kontrol, dilakukan pengamatan pada plat panas dengan suhu
dengan menggunakan interval waktu setiap 20 menit.
Pada percobaan kali ini didapatkan data bahwa yang menggunakan NaCl
mengangakat ekornya pada detik 72 pada kelompok 1 dan 118 di kelompok ke 2 pada
menit pertama, sedangkan pemberiaan ketoprofen tikus menangkat kakinya pada detik 60
dikelompok 3 dan 56 pada kelompok 4, dan pada pemberian antalgin tikus mengangkat
ekornya pada detik 33 di kelompok 5 ,67di kelompok 6 dan 28 dikelompok 7. Setelah
menit ke 20 tikus mengangkat kakinya lebih lama kecuali pada kelompok 2 pada
pemberiaan Nacl, kelompok 3 pada pemberian Ketoprofen dan pada kelompok 6 pada
pemberian antalgin.
Mekanisme kerja nyeri, yaitu perangsang rasa nyeri baik mekanik maupun kimia,
panas maupun listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel sehingga sel-sel
tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor
nyeri.
Pada pemberian antalgin efeknya cepat dan onselnya juga cepat, hal ini karena
Antalgin termasuk derivat metasulfonat dari aminodophryn yang mudah larut dalam air dan
cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangkan rasa
nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatic. Antalgin merupakan inhibitor
selektif prostglandin f2 alfa yaitu : suatu inhibitor inflamasi yang mnyebabkan reaksi
radang seperti panas, merah, nyeri, bengkak dan gangguan fungsi yang biasa terlihat pada
penderita demam rheumatic dan rheumatic arthritis. Antalgin mempengaruhi hipotalamus
dalam menurunkan sensitifitas rasa sakit(lukmanto 1986)
Pada pemberian ketoprofen juga efek dan onset kerjanya juga cepat. Ketoprofen
merupakan suatu inflamasi non steroid dengan efek anitiinflamasi bekerja dengan
menghambat sintesa prostglandin. Ketoprofen tidak dianjurkan untuk kasus nyeri akut,
karena sifat dan karakteristik pelepasan terkendali (Goodman 2007).

Simpulan
Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak dalam sistem
saraf pusat atau mekanisme nyeri pada perifer tanpa secara signifikan mengubah kesadaran,
contoh dari obat Analgesik adalah antalgin dan ketoprofen, Antalgin mempunyai efek
analgesic yang lebih baik dari pada ketoprofen

DAFTAR PUSTAKA
Anief,M.2000.Prinsip umum dan Dasar Farmakologi.Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta
Chandra C, Tjitrosantoso H dan Lolo WA. 2016. Studi penggunaan obat analgesik pada
pasien cedera kepala (concussion) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Januari-Desember 2014. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi. 5(2): 197-
204.
Ganiswarna. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta (ID): Balai Penerbit FKUI
Goodman dan gilam 2007. Dasar farmakologi terapi. Jakarta : Buku Kedoketeran EGC.
Goodman and Gilman. 2006. The Pharmacologic Basis of Therapeutics – 11th Ed. New
York (US): McGraw-Hill Companies Inc.
Katzung, G.B. 1998.Farmakologi dasar dan klinik. Edisi keenam.Jakarta: EGC
Lukamnto 1986. Informasi akurat produk farmasi di indonesia. Edisi II.Jakarta
Mutschler, E .1991.Dinamika Obat,Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi
edisi.V.Bandung: ITB
Tjay, Than Hoan dan K. Rahardja.2007. obat-obat penting. Jakarta : Pt Gramedia
Tjay, T.H dan K.Rahardja. 2007.Obat Obat Penting.PT Gramedia:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai