Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu

Mata Kuliah : Farmakognosi 2


Dosen : apt. Risda Waris, M.Sc.

MAKALAH EKSTRAKSI DAN METODE EKSTRAKSI

Oleh:
Amelia Meylinda 15020190087/C5

Program Studi Sarjana Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Farmakognosi 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu apt. Risda Waris., M.Sc,
selaku dosen mata kuliah Farmakognosi 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 23 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1

BAB I .......................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4

2.1. Pengertian Ekstraksi .......................................................................................... 4

2.2. Metode Maserasi ................................................................................................. 5

2.3. Metode Perkolasi dan Reperkolasi.................................................................... 6

2.4. Metode Refluks ................................................................................................... 7

2.5. Metode Soxhletasi .............................................................................................. 9

2.6. Metode Destilasi Uap........................................................................................ 10

2.7. Metode Infusa/Dekokta ..................................................................................... 11

2.8. Metode Ultrasonik............................................................................................. 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 14

3.2 Saran.................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutan
suatu zat yangtak salingcampur. Ekstraksi sampel diperlukan untuk pemisahan
konstituen sampel untukmembuat mereka cocok untuk dianalisis secara kimia.
Proses ini diperlukan ketika analisis langsung sampel tidak mungkin atau untuk
meningkatkan hasil dari substansi yang menarik.Perlu diingat, sampel dapat
digunakan dalam dua bagian utama, analit dan matriks.
Analit adalah bagian dari sampel yang diteliti, dan matriks adalah bagian
yang tersisa dari sampel,yaitu bagian tidak diperlukan untuk analisis tertentu.
Selain itu, ekstraksi sampel dapatdilakukan berdasarkan pada analit, pada
matriks, atau pada keduanya, untuk memperolehhasil analisis yang lebih baik.
Studi tentang produk tumbuhan alami adalah tugas yang sulit.
Masalah utama adalah bahwa sifat mereka dan jumlah ekstrak yang
dihasilkan di pabriktergantung pada beberapa faktor, yang harus dikendalikan
sejauh mungkin.Pada proses ekstraksi terdapat berbagai macam metode yang
dapat digunakan.Pemilihan metode pada saat ekstraksi berdasarkan pada tujuan
dilakukan ekstraksi danbagaimana karakteristik tanaman itu sendiri. Oleh sebab
itu, pada makalah ini akan dijelaskan tentang metode yang dapat digunakan
ketika ekstraksi dan penjelasan dari masing-masing metode.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dan fungsi ekstraksi
2. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode maserasi?
3. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode perkolasi dan reperkolasi?

2
4. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode refluks?
5. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode soxhletasi?
6. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode destilasi uap?
7. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode infus?
8. Bagaimana prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode ultrasonik?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Dapat mengetahui pengertian dan fungsi ekstraksi
2. Dapat mengetahui prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada
ekstraksi dengan metode maserasi?
3. Dapat mengetahui prinsip, penggunaan serta alat yang digunakan pada
ekstraksi dengan metode perkolasi dan reperkolasi?
4. Dapat mengetahui, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode refluks?
5. Dapat mengetahui, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode soxhletasi?
6. Dapat mengetahui, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode destilasi uap?
7. Dapat mengetahui, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode infus?
8. Dapat mengetahui, penggunaan serta alat yang digunakan pada ekstraksi
dengan metode ultrasonik?

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekstraksi


Simplisia dapat digunakan secara langsung atau diolah menjadi suatu
bentuk sediaan herbal. Untuk memudahkan dalam proses produksi sediaan
herbal dilakukan suatu proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses
pemisahan satu zat dari campuran dengan menggunakan pelarut. Dengan
melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan terlepas.
Terdapat beberapa istilah yang perlu dietahui berkaitan dengan proses
ekstraksi antara lain:
 Ekstraktan/menstrum: pelarut/campuran pelarut yang digunakan dalam
proses ekstraksi
 Rafinat: sisa/residu dari proses ekstraksi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi:
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
 Jumlah simplisia yang akan diesktrak
 Derajat kehalusan simplisia. Semakin halus serta luas kontak permukaan
yang semakin besar membuat prosesekstraksi akan lebih optimal.
 Jenis pelarut yang digunakan. Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari
pelarut tersebut. Hal yang perludiperhatikan dalam proses ekstraksi adalah
senyawa yang memiliki kepolaran yang samaakan lebih mudah tertarik/
terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yangsama. Berkaitan
dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu:pelarut
polar Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak
senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung
universal digunakankarena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari
senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh
pelarut polar adalah: air, metanol,etanol, asam asetat.Pelarut semipolar.
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan

4
dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-
senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil
asetat, kloroform. Pelarut nonpolar. Pelarut nonpolar, hampir sama sekali
tidak polar. Pelarut ini baik untukmengekstrak senyawa-senyawa yang
sama sekali tidak larut dalam pelarut polar.Senyawa ini baik untuk
mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eter Beberapa syarat-
syarat pelarut yang ideal untuk ekstraksi: Tidak toksik dan ramah
lingkungan,mampu mengekstrak semua senyawa dalam simplisia, mudah
untuk dihilangkan dari ekstrak, tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa
dalam simplisia yang diekstrak, murah/ ekonomis, lama waktu ekstraksi.
Lama ekstraksi akan menentukan banyaknya senyawa-senyawa yang
terambil. Ada waktu saat pelarut/ekstraktan jenuh sehingga tidak pasti
apakah semakin lama ekstraksi semakin bertambah banyak ekstrak yang
didapatkan.
 Metode ekstraksi serta suhu yang digunakan. Metode ekstraksi menentukan
proses saat ekstraksi yang akan menentukan hasilekstrak. Oleh karena itu,
untuk memperoleh hasil ekstraksi yang baik tentunya metodeyang digunakan
harus tepat karena tidak semua bahan aktif bisa diekstraksi dengansemua
metode ekstraksi. Untuk menentukan metode ekstraksi yang tepat, perlu
diketahuimengenai sifat dan karakteristik bahan aktif yang akan diekstrak

2.2. Metode Maserasi


a) Prinsip kerja : Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan zat aktif akan larut
Simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah atau bejana yang
bermulut lebar bersama larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana ditutup
rapat kemudian dikocok berulang–ulang sehingga memungkinkan pelarut
masuk ke seluruh permukaan simplisia
b) Cara pengerjaan Rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya
langsung (mencegah 6 reaksi yang dikatalisis oleh cahaya atau perubahan
warna). Waktu maserasi pada umumnya 5 hari, setelah waktu tersebut
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan
5
luar sel telah tercapai. Dengan pengocokan dijamin keseimbangan
konsentrasi bahan ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama
maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif
c) Gambar alat

2.3. Metode Perkolasi dan Reperkolasi


a) Perkolasi
 Prinsip ekstraksi dengan perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori,
cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui
sampel dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di
atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan
gerakan ke bawah
 Cara pengerjaan: cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Metode
perkolasi memberikan beberapa keuntungan dibandingkan metode
maserasi, antara lain adanya aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan dan ruang di antara butirbutir serbuk simplisia
membentuk saluran kapiler tempat mengalir cairan penyari. Kedua hal ini
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi yang memungkinkan proses
penyarian lebih sempurna
 Gambar

6
b) Reperkolasi
Tujuan: Untuk menghilangkan kehilangan minyak atrsiri, maka cara perkolasi
diganti dengan cara reperkolasi.
Reperkolasi dilakukan dengan cara : simplisia dibagi dalam beberapa
perkolator,hasil perkolator pertama dipisahkan menjadi perkolat I dan selanjutnya
disebut susulan II.Sususlan II digunakan untuk menyari perkolator II. Hasil
perkolator II dipisakan menjadi perkolat II dan sari selanjutnya disebut susulan
II.Pekerjaan tersebut diulang sampai mendapat perkolat yang diinginkan.

2.4. Metode Refluks


a) Prinsip : Prinsip dari metode refluks adalah pelarut yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor
sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
ada selama reaksi berlangsung.

7
b) Gambar alat:

Rotary Evaporator pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar
panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap),
dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam
kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
c) Cara pengerjaan: Larutan diuapkan pada suhu tinggi, kemudian didinginkan
dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Selanjutnya, larutan
disaring dengan menggunakan kain saring. Filtrat diuapkan menggunakan
rotary evaporator dan selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu
40oC, sehingga diperoleh ekstrak kering. Hal ini dilakukan agar pelarut yang
digunakan tidak tersisa sehingga pelarut tidak mempengaruhi efektifitas dari
sampel yang diuji. Selanjutnya ekstrak dikering didalam oven kurang lebih 5
hari untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada ekstrak. Rendemen yang
didapatkan berupa ekstrak kering

8
2.5. Metode Soxhletasi
a) Prinsip: ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Digunakan petroleum spiritus karena
kelarutan lemak pada pelarut organik.
b) Alat:

c) Cara pengerjaan : awalnya dirancang untuk ekstraksi lipida dari bahan padat.
Soxhlet Extractor digunakan bila senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan
terbatas dalam pelarut, dan pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut.
Hal ini memungkinkan untuk operasi yang tidak terpantau dan tidak terkelola
sementara dengan efisien menuangkan sejumlah kecil pelarut untuk
melarutkan sejumlah besar bahan. Pelarut dipanaskan sampai refluks. Uap
pelarut bergerak ke atas lengan distilasi, dan membanjiri ruang yang
menampung bidik padat. Kondensor memastikan bahwa setiap uap pelarut
mendingin, dan menetes kembali ke dalam ruang yang menampung bahan
padat. Ruang yang berisi bahan padat perlahan terisi dengan pelarut hangat.
Beberapa senyawa yang diinginkan larut dalam pelarut hangat. Saat ruang
Soxhlet hampir penuh, biliknya dikosongkan dengan sifon. Pelarut
dikembalikan ke labu distilasi. The bidal memastikan bahwa gerak cepat
pelarut tidak mengangkut bahan padat ke pot yang masih tersisa. Siklus ini
dapat diulang berkali-kali, beberapa jam atau hari. Selama setiap siklus,

9
sebagian senyawa non-volatil larut dalam pelarut. Setelah banyak siklus
senyawa yang diinginkan terkonsentrasi di labu distilasi.

2.6. Metode Destilasi Uap


a) Prinsip : Air dipanaskan akan menguap, uap air masuk ke dalam labu
sampel,minyak atsiri akan terbawa bersama uap air, sampai
dikondensor,terkondensasi, turun lewat pipa alonga, masuk kedalam corong
pisah dan akan memisah air dan minyak atsiri
b) Alat :

c) Cara Pengerjaan: dilakukan di dalam kolom distilasi berdiameter 30 cm,


tinggi 50 cm yang dilengkapi dengan boiler sebagai sumber uap air dan
kondenser dengan tipe double pipe seperti yang tampak pada Gambar 2.
Percobaan dilakukan dengan bahan kertas yang dibasahi dengan minyak
kerosene dengan kadar tertentu dan bunga melati sebagai bahan percobaan
yang mengandung minyak atsiri. Mula-mula bahan yang akan didistilasi
dimasukkan ke dalam kolom distilasi dan ditutup rapat. Selanjutnya air di
dalam boiler dipanaskan sampai menguap. Uap yang keluar dari boiler
kemudian dipanaskan kembali samapi suhu tertentu sehingga menjadi uap
superheated. Uap minyak dan air yang keluar dari kolom distilasi kemudian
dikondensasikan di dalam kondenser dan sampel yang keluar diukur volume
minyak dan airnya serta dicatat setiap dua menit.
10
2.7. Metode Infusa/Dekokta
a) Prinsip:
Teknik ekstraksi menggunakan pelarut air dengan pemanasan
menggunakan pemanasan dengan suhu 90oC, suhu tersebut sudah
mendekati 98,89oC.
b) Gambar alat

c) Cara pengerjaan:
 Pembuatan ekstrak air daun sirih hijau dengan cara infusa
(Baheramsyah, 2009)
 Sampel berupa daun sirih hijau segar dibersihkan dengan air mengalir
sebanyak tiga kali, ditiriskan pada nampan yang telah dialasi dengan
kertas, kemudian dirajang sekitar 1 cm. Lalu sampel ditimbang sebanyak
100 gram. Panaskan air hingga suhu 90oC dalam beaker glass,
kemudian masukan sampel. Penyarian dilakukan selama 15 menit.
Sambil sesekali
 diaduk, lalu saring selagi panas melalui kain flanel sehingga diperoleh
konsentrasi ekstrak air daun sirih hijau 100%

2.8. Metode Ultrasonik


a) Prinsip:

11
Prinsip ekstraksi ultrasonik adalah dengan meningkatkan transfer massa
yang Disebabkan oleh naiknya penetrasi pelarut ke dalam jaringan tumbuhan
lewat efek kapiler.
b) Gambar alat

c) Cara pengerjaan:
Metode yang dipakai adalah preparasi sampel, rumput laut segar dicuci
dengan aqudest untuk menghilangkan kotoran, kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven pada suhu 55 0C selama 48 jam, dihaluskan dengan
menggunakan blender. Sebanyak 1 gram rumput laut kering dimasukan ke
dalam erlenmeyer, ditambahkan pelarut metanol dengan perbandingan 1:10
dan ditutup dengan alumunium foil. Selanjutnya diekstraksi dengan

12
menggunakan ultrasonik dengan variasi waktu 1, 2, 4, 6, 8, 10 menit dan
suhu 55 0C dan 60 0C. disaring dengan menggunakan kertas saring dan
filtrat disimpan pada suhu 0C untuk pengujian lebih lanjut

13
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ekstraksi
merupakan proses pemisahan satu zat dari campuran dengan menggunakan
pelarut. Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan
terlepas sehingga dapat dianalisis lebih lanjut mengenai sifat, karakteristik, dan
manfaatnya.
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :Jumlah simplisia yang akan diekstraksi, derajat kehalusan simplisia, jenis
pelarut yang digunakan, lama waktu ekstraksi, metode ekstraksi serta suhu yang
digunakan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu metode
panas dan metode dingin. Metode panas antara lain adalah infus, refluks,
soxhletasi. Sedangkan metode dingin antara lain adalah maserasi, perkolasi.

3.2 Saran
Diharapkan para pembaca juga melihat dari beberapa referensi
menyangkut makalah ini, agar dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik.
Adapun kekurangan dari makalah ini dapat di kritik ataupun saran demi
perkembangan ke depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta,
UI Press.
Azis, T., S. Febrizky, A. D. Mario. 2014. Pengaruh Jeni Pelarut terhadap Persen Yield
alkaloid Dari Daun Salam India (Murraya koenighii). Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Cahayanti, I. A. P. A., N. M. Wartini, L. P. Wrasiati. 2016. Pengaruh Suhu dan Waktu
Ekstraksi terhadap Karakteristik.
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI
Riwidikdo, Handoko.2012. Statistik Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Sineke.,dkk. 2016. Penentuan Kandungan Fenolik dan Sun Protection Factor (SPF) dari
Ekstrak Etanol Beberaoa Tongkol Jagung (Zea mays L.). PHARMACONJurnal
Ilmiah Farmasi Vol. 5 (1): 275-283. ISSN 2302 – 2493
Sulistyawati, Dewi. M. Sri. 2009. Uji Aktivitas Anti Jamur Infusa Daun Jambu Mete
(Anacardiumoccidentale, L) Terhadap Candida albicans. Jurnal Fakultas Biologi.
Universitas Setia Budi. Solo Vol 2 No 1.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.

15

Anda mungkin juga menyukai