PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari uraian rumusan masalah diatas didapatkan tujuan dari pembuatan
makalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat kimia dari kubis;
b. Untuk mengetahui penanganan pasca panen, perubahan, serta kerusakan yang
terjadi pada kubis;
c. Untuk mengetahui tujuan dan bagaimana proses pengolahan kubis menjadi
sauerkraut;
d. Untuk mengetahui apa saja kandungan gizi dan apa kelebihan dari produk
sauerkraut.
BAB 2. PEMBAHASAN
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Kubis Putih Tiap 100 gram Bahan Segar
Komposisi Kimia Kubis Putih
Kalori (kal) 25
Protein (g) 1,3
Lemak (g) 0,1
Karbohidrat (g) 6
Kalsium (g) 40
Fosfor (g) 26
Zat Besi (g) 0,5
Natrium (g) 18
Serat (g) 2,5
Vitamin A (mg) 75
Vitamin B (mg) 0,1
Vitamin C (mg) 36
Sumber: Nangimam (2014)
Tabel 2.2 Kandungan Gizi pada Sauerkraut per 100 gram Bahan Pangan
Kandungan Gizi Sauerkraut
Kalori (kcal) 18
Jumlah lemak (g) 0,1
- Lemak jenuh (g) 0
- Lemak tak jenuh ganda (g) 0,1
- Lemak tak jenuh tunggal (g) 0
Kolesterol (mg) 0
Natrium (mg) 661
Kalium (mg) 170
Jumlah karbohidrat (g) 4,3
- Serat Pangan (g) 2,9
- Gula (g) 1,8
Vitamin A (IU) 18
Kalsium (mg) 30
Vitamin D (IU) 0
Vitamin B12 (ug) 0
Vitamin C (mg) 14,7
Zat Besi (mg) 1,5
Vitamin B6 (mg) 0,1
Magnesium (mg) 13
Sumber : USDA
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sauerkraut merupakan salah satu metode pengolahan sayuran dengan cara
fermentasi / peragian dan menggunakan garam sebagai zat pengawetnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan seaurkraut adalah kebersihan sayur yang
digunakan, jumlah garam yang ditambahkan, jenis garam yang harusnnya tidak
beryodium, karena bisa merubah warna sayur , kondisi kedap udara, dan
penyimpanannya setelaah difermentasikan. Sayur yang tidak bersih menyebabkan
pembusukan. Sayur harus selalu tercelup air dan dicegah dari kontak dengan
udara. Jika tidak akan tumbuh kapang dan khamir. Setelah diperam atau
difermentasi, maka sauerkraut harus disimpan dalam suhu rendah atau di dalam
kulkas, agar masa simpannya dapat berlangsung lama.
DAFTAR PUSTAKA