Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PADA PASIEN HALUSINASI DI


RUANG FLAMBOYAN

OLEH :
KELOMPOK 2C

1. SYAHRUL ALI SASTRA

2. NURFIANA SAPUTRI

3. DEVIANSIH

4. ISNA SANJAYA

5. ASTRID AULIYA LESTARI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KABUPATEN KONAWE
UNAAHA
2021
THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
 
A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
 
B. Pengertian/ Landasan Theory
1. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of
Mental Health Nursing, 1987).
2. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara –
suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup
bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.
 
3. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan
 TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I  Mengalami ansietas,  Tersenyum,
kesepian, rasa bersalah dan tertawa sendiri
 Memberi rasa ketakutan.
nyaman tingkat  Menggerakkan
ansietas sedang  Mencoba berfokus pada bibir tanpa suara
secara umum, pikiran yang dapat
halusinasi menghilangkan ansietas  Pergerakkan mata
merupakan yang cepat
suatu  Fikiran dan pengalaman
kesenangan sensori masih ada dalam  Respon verbal
kontol kesadaran, yang lambat
nonpsikotik.
 Diam dan
berkonsentrasi
 Tahap II  Pengalaman sensori  Terjadi peningkatan
menakutkan denyut jantung,
 Menyalahkan pernafasan dan
 Merasa dilecehkan oleh tekanan darah
 Tingkat pengalaman sensori
kecemasan tersebut  Perhatian dengan
berat secara lingkungan berkurang
umum  Mulai merasa kehilangan
halusinasi kontrol  Konsentrasi terhadap
menyebabkan pengalaman sensori
perasaan  Menarik diri dari orang kerja
antipati lain non psikotik.
 Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dengan
realitas
Tahap III  Klien menyerah dan  Perintah halusinasi
menerima pengalaman ditaati.
 Mengontrol sensori (halusinasi).
 Sulit berhubungan
 Tingkat  Isi halusinasi menjadi dengan orang lain.
kecemasan atraktif.
berat  Perhatian terhadap
 Kesepian bila pengalaman lingkungan berkurang
 Pengalaman sensori berakhir psikotik.  hanya beberapa detik.
halusinasi tidak
dapat ditolak  Tidak mampu
lagi mengikuti perintah
dari perawat, tremor
dan berkeringat
Tahap IV  Pengalaman sensori  Perilaku panik.
mungkin menakutkan jika
 Klien sudah individu tidak mengikuti  Resiko tinggi
dikuasai oleh perintah halusinasi, bisa mencederai.
Halusinasi. berlangsung dalam
beberapa jam atau hari  Agitasi atau kataton.
 Klien panik.  apabila tidak ada intervensi
terapeutik.  Tidak mampu
berespon terhadap
lingkungan.
 
4. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari
gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia).
Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara–suara bising atau mendengung.
Tetapi paling sering berupa kata–kata yang tersusun dalam bentuk kalimat
yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan
respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang
membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut
dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara
atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda
mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk
metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi,
sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh
kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan
harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara-
suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini
menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan
tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat
diamati). 
C. Metode Therapy Aktifitas Kelompok
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
1. Diskusi dan tanya jawab.
2. Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima


sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini
adalah melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi
kelima yaitu tentang program pengobatan.  
D. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok
1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya.
c. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat)
a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
E. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi
sensori; halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal          : Sabtu, 03 April 2021.
Waktu                     : Pukul 10.00 WITA s.d selesai
Tempat                    : Ruang Flamboyan
 
G. Nama Klien dan Ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai
cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai
cadangan yaitu:
 
Klien peserta TAK:
1. Ny.
2. Ny.
3. Ny.
4. Ny.
5. Ny.
Klien peserta TAK cadangan:
1. Ny.
2. Ny.
 

H. Media dan Alat


TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan
alat hanya yang ada diruangan saja seperti:
1. Spidol dan whiteboard / papan tulis.
2. Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).
3. Beberapa contoh obat.
4. Tape recorder untuk game jika ada.
 
I. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi
yang telah disepakati. Sebagai berikut:
1. Leader        : Syahrul Ali Sastra
2. Co. Leader  : Nurfiana Saputri
3. Fasilitator 1 : Deviansih
4. Fasilitator 2 : Astrid Aulia Lestari
5. Observer     : Isna Sanjaya
J. Uraian Tugas Pelaksana
1. Leader
Tugas:
 Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
 Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
 Memimpin diskusi kelompok.
2. Co. Leader
Tugas:
 Membuka acara.
 Mendampingi Leader.
 Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
 Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
 Menutup acara diskusi.
3. Fasilitator
Tugas:
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
 Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya therapy.
4. Observer
Tugas:
 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
 Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
 
K. Mekanisme Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam tarapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dank lien memakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 30 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi / kambuh.
j. Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi / kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
l. Member pujian tiap kali klien benar.
4. Tahap terminasi.
a. Evalusi
1) Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien.
 
L. Evalusi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Gunakan formulir evaluasi yang ada.
  
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum
obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh).
Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
 
M. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
N. Tata Tertib dan Program Antisipasi
1. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
(TAK) berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK,
namun pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah
yang diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah
diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota
kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak
mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan
kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih tidak
cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan
tidak boleh dilakukan.
 
O. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
Lembar Evalusi Kemampuan Pasien
 
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
 
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
No Nama klien lima benar cara keuntungan akibat tidak patuh
minum obat minum obat minum obat
1      
2      
3      
4      
5      
6      
7      
8        
9        
10        
 
Petunjuk:
                  1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
                  2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika
klien tidak mampu.

Anda mungkin juga menyukai