810-Article Text-1181-2-10-20180905
810-Article Text-1181-2-10-20180905
1 Tahun 2018
ABSTRACT
Actually, many public sectors are directly related to the age of marriage, namely, the
issue of population rates (infant birth rate and maternal mortality); raising the level of
education; early-age marriage; until efforts to anticipate the level of divorce. Therefore,
from the classical to the contemporary era, the age of marriage is indeed something
that must be considered in legal policy. This aspires to achieve marital goals and help
structure modern society. The data shows that there were 332,489 cases of sued divorce
and 133,971 cases of divorce were submitted to religious courts during 2015
throughout Indonesia. The total number of divorce cases in PA during the year was
466,460 cases. This means that there are 1,277 divorce cases per day or 53 divorce
cases every hour. Therefore, the upstream problem needs to be considered, in this case
the dilemma of the minimum age of marriage. The age of marriage is also one of the
themes of family law reform in various Muslim countries. There are variations in
numbers and attitudes from various countries.
Keywords: Marriage age, Legislation, Indonesian Muslim Family, Muslim Country
ABSTRAK
Sebenarnya, banyak sektor publik yang berkaitan langsung dengan usia perkawinan
yaitu, isu tentang laju penduduk (angka kelahiran bayi dan kematian ibu); menaikkan
taraf pendidikan; pernikahan dini; hingga upaya mengantisipasi tingakat perceraian.
Oleh karena itu, sejak zaman klasik hingga kontemporer, usia perkawinan memang
menjadi hal yang harus diperhatikan dalam kebijakan hukum. Hal ini bercita-cita
mencapai tujuan perkawinan dan membantu penstrukturan masyarakat modern. Data
menunjukkan terdapat 332.489 kasus cerai gugat dan sebanyak 133.971 kasus cerai
talak diajukan ke pengadilan agama selama tahun 2015 di seluruh Indonesia. Total
jumlah kasus perceraian di PA selama tahun tersebut adalah 466.460 perkara. Artinya
terdapat 1.277 kasus perceraian per hari atau 53 kasus perceraian setiap satu jam. Oleh
karena itu, hulu masalahnya perlu diperhatikan, dalam hal ini adalah dilema usia
minimal perkawinan. Usia perkawinan juga menjadi salah satu tema pembaruan hukum
keluarga di berbagai negara muslim. Terdapat variasi angka dan sikap dari berbagai
negara tersebut.
Kata Kunci: Usia Perkawinan, Perundang-undangan, Keluarga Muslim Indonesia,
Negara Muslim
Journal Equitable 49
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
50 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
466.460 perkara.4 Artinya terdapat 1.277 muslim. Terdapat variasi angka dan
kasus perceraian per hari atau 53 kasus sikap dari berbagai negara tersebut.
perceraian setiap satu jam.
Angka tersebut di atas memang A. Usia Perkawinan Menurut Fikih
sangat kecil jika dibandingkan populasi Konvensional
penduduk Indonesia tetapi akan menjadi Usia perkawinan dalam fikih setidaknya
problematik jika dikaitkan dengan berkaitan dengan masalah syarat calon
masalah yang mungkin diakibatkan mempelai dan hak ijbar wali untuk
selanjutnya terutama tentang anak. menikahkan anaknya yang masih kecil.
Misalnya, secara kasar, diasumsikan Para ulama Mazhab sepakat bahwa
setiap pasangan yang bercerai memiliki berakal dan balig merupakan syarat
satu sampai dua anak, maka berpotensi dalam perkawinan, kecuali jika
sebanyak 1.277 sampai 2.554 anak per 6
dilakukan oleh wali. Terminologi
hari yang akan mengalami broken home berakal dan balig ini lah yang menjadi
dan terancam disengketakan setelah atau hal yang berbeda-beda. Ulama Syafi‟iyah
bersamaan dengan perceraian orang dan Hanabilah menyatakan bahwa usia
tuannya.5 Oleh karena itu, hulu balig bagi anak laki-laki dan perempuan
masalahnya perlu diperhatikan, dalam adalah 15 tahun. Maliki menetapkan 17
hal ini adalah dilema usia minimal tahun. Sedangkan Hanafiyah menetapkan
perkawinan. Usia perkawinan juga usia maksimum balig bagi anak laki-laki
menjadi salah satu tema pembaruan adalah 18 tahun dan anak perempuan
hukum keluarga di berbagai negara adalah 17 tahun sedangkan usia
minimumnya adalah 12 tahun untuk anak
4
laki-laki dan 9 tahun untuk anak
Ibid.
5
Di sisi yang lain kalkulasi ini tidak ada apa-
perempuan.7
apanya jika dibandingkan data yang dipegang Dalam fikih konvensional, usia
oleh Kemensos seperti yang telah dipetakan. minimal perkawinan tidak disorot. Hal
Pada 2015, Mensos Khofifah Indar Parawansa
pernah menyatakan bahawa sekitar 4,1 juta yang mendapatkan perhatian adalah
anak terlantar di Indonesia. Anak yang pernikahan Nabi dengan „Aisyah. Dalam
diabaikan orang tua (seperti lima orang anak di
terma kontemporer, ini menjadi bagian
Cibubur pada tahun 2015) sekitar 5.900, anak
bermasalah hukum (ABH) sekitar 3.600, balita dari topik nikah dini. Menurut Mazhab
terlantar sekitar 1,2 juta, dan anak jalanan Maliki, perkawinan seorang janda yang
sekitar 34 ribu.5 Masalah anak dari hari ke hari
semakin beragam mulai dari korban kekerasan, belum dewasa serta belum dicampuri
diperdagangkan, dipekerjakan dan oleh suaminya, baik berpisah karena
dieksploitasi, hingga penelantaran oleh perceraian atau ditinggal mati, berstatus
keluarga sendiri, seperti kasus di atas. Selain
itu, anak mungkin saja menjadi tumbal sama dengan gadis, bahwa bapak
ketidakrukunan orang tuanya. Lihat detiknews
6
pada 16 Mei 2015 “Mensos: Ada 4,1 Juta Anak Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima
Terlantar di Indonesia” Mazhab, terj. Masykur AB, dkk., edisi lengkap,
http://news.detik.com/berita/2916183/mensos- cet. keempat, (Jakarta: Lentera, 1999), hlm.
ada-41-juta-anak-terlantar-di-indonesia diakses 315.
7
19 Maret 2017. Ibid., hlm. 318.
Journal Equitable 51
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
memiliki hak ijbar terhadapnya. ت ِسٌِييَ َوبٌََى بِيِ ّ سلَّ َن َوأًََا بِ ٌْتُ ِس
َ َو
Sebaliknya kalau sudah dicampuri maka 10
ََوأًََا بِ ٌْتُ تِسْعِ ِسٌِيي
dia sendiri yang lebih berhak terhadap
dirinya, sebagaimana janda dewasa.8
“Dan telah menceritakan kepada
Dari Mazhab Hanafi, Kasani mengajukan kami Yahya bin Yahya telah
pandangan bahwa ayama (mufrad: mengabarkan kepada kami Abu
ayyim) dalam an-Nur ayat 32 adalah Mu'awiyah dari Hisyam bin
perempuan baik besar atau kecil yang 'Urwah. Dan diriwayatkan dari
belum pernah menikah—perawan. Ini jalur lain, telah menceritakan
adalah khitab bagi para bapak untuk kepada kami Ibnu Numair
sedangkan lafazhnya dari dia,
menikahkan anak gadisnya. Intinya
telah menceritakan kepada kami
membenarkan bahwa Abu Bakar 'Abdah yaitu Ibnu Sulaiman dari
menikahkan „Aisyah dengan Rasul saat Hisyam dari ayahnya dari 'Aisyah
berusia enam tahun. Ali juga dia berkata; "Nabi shallallahu
menikahkan Ummu Kultsum dengan 'alaihi wasallam menikahiku
Umar saat masih kecil. Demikian pula ketika saya berumur enam tahun,
tindakan Abdullah bin Umar yang dan beliau memboyongku
(membina rumah tangga
menikahkan anak kecilnya dengan
denganku) ketika saya berumur
Urwah bin Zubair.9 sembilan tahun".
و َحدَّثٌََا يَحْ يَى ب ُْي يَحْ يَى أ َ ْخبَ َرًَا أَبُو Menurut Syafi‟i, tidak boleh bagi
seorangpun untuk menikahkan anak kecil
ع ْر َوة َ ح و َحدَّثٌََا ُ ع ْي ِهش َِام ب ِْي َ َُه َعا ِويَت
kecuali oleh ayahnya.11 Dalam hal
َ ظ لَهُ َحدَّثٌََا
ع ْبدَة ُ ُه َو اب ُْي ُ اب ُْي ًُ َوي ٍْر َواللَّ ْف
dinikahkan oleh selain ayah, maka
َشت َ ِعائَ ع ْي َ ع ْي أَبِي ِه َ ع ْي ِهش ٍَام َ َسلَ ْي َواى ُ perkara tersebut diajukan ke sultan. Jika
علَ ْي ِه َّ صلَّى
َ ُاَّلل َ ي ُّ ت ت َزَ َّو َجٌِي الٌَّ ِب ْ َقَال tidak demikian maka berakibat batalnya
pernikahan tersebut.12 Beberapa argumen
yang digunakan untuk menguatkan
pendapat tentang kebolehan pernikahan
anak perempuan yang belum balig
adalah: (1) penjelasan iddah anak
8
Al-Imam Muhammad Sahnun bin Sa‟ad al- perempuan yang masih kecil yaitu
Tanukhi, Al Mudawwanah al-Kubra, (Beirut:
Dar Sadir, 1323 H), III, hlm 155 dalam selama tiga bulan yang dipahami secara
Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata terbalik dari at-Thalaq ayat 4; (2)
(Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan
Hukum Perkawinan di Dunia Muslim: Studi
10
Sejarah, Metode Pembaruan, dan Materi, Imam Muslim, Shahih Muslim, (Riyadh: Baitul
(Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZZAFA, Afkar ad-Dauliyah, 1997), hadis nomor 1422.
2009), hlm. 371. hlm. 559.
9 11
Al-Imam „Alau al-Din Abi Bakar bin Mas‟ud Imam Syafi‟i, Ringkasan Kitab Al-Umm, terj.
al-Kasani, Kitab Badai’u al-Sanai’u fi Tartib Imron Rosadi, dkk., (Jakarta: PustakaAzzam,
al-Sharai’, (Beirut: Dar al-Fikr, 1996), Juz. II. 2009), hlm. 446.
12
hlm. 359. Ibid.
52 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
perintah untuk menikahkan perempuan ummat Islam dan negara dengan melihat
dalam an-Nur ayat 32, yang praktek perkawinan masa itu; dan (2)
menggunakan redaksi ayyim, kemudian kondisi relasi gender tardisional—masih
pahami mencakup anak kecil atau sudah melekat kuat—menyulitkan negara
dewasa; (3) Perkawinan nabi dengan menerapkan batas usia perkawinan
„Aisyah yang masih kecil; (4) Asar para sesuai cita-cita awal RUU-UUP
sahabat yang menikah dengan anak Perkawinan.16
perempuan yang masih kecil ataupun Setelah UUP diundangkan dalam
yang menikahkan anak perempuan lembaran negara pada tanggal 1974 dan
mereka yang masih kecil; (5) anggapan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
adanya maslahat dalam mengawinkan No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
anak kecil.13 UUP, standar baku usia perkawinan (19
dan 16) kembali disebut dalam
B. Usia Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam (selanjutnya
Hukum Indonesia disebut KHI) pasal 15 ayat (1). Meskipun
Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun kekuatan hukumnya hanya sebatas
1973-1974, saat proses perancangan Inpres, KHI selalu dirujuk sebagai
Undang-Undang Perkawinan, berbagai pertimbangan hukum oleh Pengadilan
tema telah diperdebatkan. Salah satunya Agama.17 Lebih dari itu, bahkan, hakim
adalah usia perkawinan. Pada RUU PA mengutip doktrin-doktrin hukum
Perkawinan Tahun 1973, usia dalam fikih untuk menguatkan
18
perkawinan diatur 21 tahun bagi laki-laki putusannya, atau setidaknya mengutip
dan 18 tahun bagi perempuan.14 Setelah kaidah dalam ushul fikih.19
diundangkan menjadi Undang-Undang
No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 16
Lukito, Hukum Sakral dan Hukum Sekuler,
(selanjutnya disebut UUP), usia 269-270. Menurut Lukito, problematika
perkawinan ternyata berubah menjadi 19 penentuan usia perkawinan lebih kepada soal
paradigma hukum antara tradisi Islam dan
tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi negara. Pandangan pemerintah yang menilai
perempuan,15 masing-masing berkurang standar usia perkawinan adalah satu hal yang
paling logis dalam pembangunan negara. Hal
dua tahun. Menurut Ratno Lukito,
ini tidak ketemu dengan keyakinan umat
perubahan ini disebabkan oleh dua hal, muslim. Akhirnya terjadi perdebatan batas usia
yaitu: (1) belum rampungnya kajian perkawinan.
17
Tentang debat status hukum KHI dapat
teoretis tentang usia dewasa antara membaca catatan Euis Nurlaelawati,
Modernization, Tradition, and Identity: The
13
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Kompilasi Hukum Islam and Legal Practice in
Adillatuhu, terj. Abdul Hayyi al-Kattani, dkk., the Indonesian Religious Courts, (Amsterdam:
(Jakarta: Gema Insani, 2011), Jilid 9, hlm. 172. ICAS/Amsterdam University Press, 2010),
14
Taufiqurrahman Syahuri, Legislasi Hukum hlm. 161-162.
18
Perkawinan di Indonesia: Pro-Kontra Ibid.
19
Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Beberapa yang telah penyusun konfirmasi
Konstitusi, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 225. langsng. Lihat dalam Muhammad Jihadul
15
Lihat Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Hayat, “Konflik Waris di Pengadilan Agama
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Selong: Kajian Faktor dan Alasan Berperkara”
Journal Equitable 53
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
54 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
Journal Equitable 55
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
56 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
Shaykh menyatakan bahwa kawin paksa Diantara negara yang menerapkan ini
bertentangan dengan syariah dan pelaku antara lain India dan Pakistan.29 Kedua,
yang melakukannya harus dihukum negara secara otomatis tidak
penjara. Hal tersebut diutarakan karena, mencatatkan perkawinan di bawah umur
kawin paksa adalah alasan mengapa serta tidak mengakui akibat-akibat
angka perceraian di Saudi Arabia terus hukumnya seperti Mesir.30 Mesir tidak
meningkat. Pada Juli 2008, ketua Komite menganggap perkawinan di bawah umur
Urusan Keluarga Dewan Konsultatif itu itu tidak sah tetapi lebih kepada
menyatakan perlunya menerapkan melarang pengadilan menjamu
hukum untuk menghentikan laju angka persengketaan yang berdasarkan
perceraian khususnya untuk mengekang perkawinan yang belum dicatatkan
praktik kesewanang-wenangan suami tersebut dan juga melarang pejabat yang
menceraikan istrinya. Pada tahun 2009, berwenang mencatat perkawinan
31
seperti dikutip oleh media masa, Grand tersebut. Hal yang sama juga terjadi di
Mufti yang sama menyatakan bahwa Yordania. di Ketiga, negara
gadis 10 atau 12 tahun dapat menikah. membolehkan nikah di bawah umur
Oleh karena itu perlu dicatat bahwa tanpa memberikan sangsi apa-apa tetapi
semua pernyataan tersebut problematis dengan syarat izin orang tua dan
dan menunjukkan tidak ada hukum Saudi penetapan pengadilan.
Arabia yang mengatur usia minimum
perkawinan baik bagi laki-laki maupun D. Nash dan Tujuan Hukum
perempuan.26 Tak jauh berbeda dengan Penetapan Usia Perkawinan
Saudi, Sudan tidak menetapkan usia i) Nash
minimal perkawinan tetapi menyatakan Pada sub judul B di atas sebenarnya
bahwa pihak yang ingin melangsungkan sudah dijelaskan konsep fikih
perkawinan harus melewati usia pubertas
dan keinginan itu harus karena kehendak 29
Di Pakistan, sesuai dengan Child Merriage
sendiri.27 Restraint Act 1929 dan diamandemen tahun
Selain variasi penetapan angka 1961 bahwa para pihak yang terlibat dalam
perkawinan di atas, terdapat beberapa pernikahan akan dihukum jika tidak
mengindahkan usia perkawinan tersebut, yaitu:
perbedaan sikap negara dalam menyikapi (1) suami, jika umurnya diatas 18 tahun; (2)
perkawinan di bawah umur.28 Pertama, orang yang, memiliki tanggung jawab atas
negara menghukum pelaku pelanggaran. pihak yang masih dibawah umur,
mempromosikan, mengizinkan, atau lalai
mencegah perkawinan; dan (3) Orang yang
melaksanakan upacara pernikahan. Lihat Tahir
26
Esther van Eijk, “Sharia and National Law in Mahmood, Family Law Reform, hlm. 253.
30
Saudi Arabia” dalam dalam Jan Michiel Otto Ibid., hlm. 50.
31
(e.d.), Sharia Incorporated, hlm. 164. JND. Anderson, “Law Reform in the Middle
27
Olaf Kondgen. “Shari‟a and National Law in East” International Affaisrs (Royal Institute of
the Sudan” dalam Jan Michiel Otto (e.d.), Internatinal Affairs 1944-), Vol. 32, No. 1
Sharia Incorporated, hlm. 207. (Jan., 1956), hlm. 47. Lihat pula, N.J. Coulson,
28
Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata “ Reform Family Law in Pakistan” Studia
(Keluarga) Islam, hlm. 379. Islamica, No. 7 (1957), hlm. 142.
Journal Equitable 57
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
58 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
hamil. Bagi perempuan yang sudah tidak dalam ayat tersebut mungkin merujuk
haid lagi masa iddahnya tiga bulan, pada wanita dengan beberapa kecacatan
sedangkan wanita hamil masa iddahnya fisik yang mencegahnya menstruasi dan
hingga melahirkan. Menurut Shihab, bisa jadi mereka berusia lebih dari 30
sebenarnya ayat ini juga menekankan tahun.36 Oleh karena itu ayat ini bukan
pada pentingnya bertaqwa, yakni dengan berarti membawa anjuran untuk
menyatakan “barang siapa yang durhaka mengesahkan perkawinan anak kecil atau
kepada Allah dan tidak memelihara sebelum dewasa.37
ketentuan ini, maka dia akan mengalami Justru sebaliknya, tampak lebih
kesulitan dalam hidupnya” dan jelas dalam ayat kedua, yaitu an-Nisa
sebaliknya bagi yang mengutamakan ayat 6 yang menjelaskan tentang standar
taqwa segala urusannya lebih mudah.34 kondisi perempuan untuk menikah,
Yang dimaksud dengan kesulitan dalam misalnya kata kunci bulug atau rusyd.
ayat ini, yang paling dekat, adalah Ayat ini dapat dipahami bahwa terdapat
kesulitan dalam rumah tangga. rekomendasi bagi para wali dari anak
Perdebatan dalam ayat in adalah yatim untuk menahan harta anak yatim
pemaknaan pada perempuan yang tidak sampai mereka memiliki cukup umur
haid. Perempuan tidak haid yang dituju untuk melangsungkan pernikahan atau
ayat ini apakah tidak haid karena jika mereka telah sanggup mengelola
monopaus atau karena belum cukup usia. harta mereka secara mandiri. Menurut
Jika mengacu pada peristiwa ini, Quraish Shihab bahwa kata ruyd yang
tampaknya berkorelasi dengan progres digunakan bukan bentuk definitif atau
masyarakat pada saat itu yang (barang makrifat. Oleh karena itu kecerdasan dan
kali) telah mempraktikkan perkawinan kestabilan mental yang dimaksud dalam
dini. Maka yang mengatakan itu juga ayat ini adalah kondisi sedang memasuki
mencakup wanita yang belum pubertas gerbang dewasa.38 Sedangkan menurut
merupakan dominasi zamannya. Oleh Hamka, makna rusyd dalam ayat ini
karena ayat ini memang turun sebagai adalah adanya kecerdikan, kemampuan
respon kondisi masyarakat masa itu. atau kesanggupan berniaga untuk
Tetapi di sisi yang lain, menurut mengembangkan hartanya.39
sebagian yang lain, tak ada dalam ayat di Berdasarkan hal ini, dikatakan bahwa
atas mengindikasikan bahwa orang yang batas umur pada ayat ini tidak disebutkan
tidak haid adalah gadis yang belum dengan redaksi angka sehingga untuk
pubertas.35 Redaksi allai lam yaidna
Islamic Legal Tradition, (London: I.B.Tauris,
2013), hlm. 87
36
Ibid.
34 37
Ibid., hlm. 299. Ibid.
35 38
Aicha El Hajjami, “The Religious Arguments Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Kesan,
in the Debate on the Reform of the Moroccan Pesan dan Keserasian Al-Qur’an, cet. I,
Family Code” terj. Christian Moe dalam Ziba (Jakarta: Lentera Hati, 2000), Vol. 2, hlm. 334.
39
Mir-Hosseini, dkk., Gender and Equality in Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka
Muslim Family Law: Justice and Ethics in Panjimas, 1983), Juz IV, hlm. 265-266.
Journal Equitable 59
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
40
iv) Asbab an-Nuzul Nash A. Mudjab Mahalli, Asbabun Nuzul, (Jakarta:
Raja Grafindo, 2002), hlm. 827.
Adapun tentang sebab turunnya surat at- 41
Tentang posisi inferior perempuan misalnya
Thalaq ayat 4 ini adalah adanya riwayat dalam Haifaa A. Jawad, Otentisitas Hak-Hak
yang menjelaskan tentang pertanyaan Perempuan Perspektif Islam atas Kesetaraan
Gender, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
para sahabat pada saat turun ayat tentang 2002), hlm. 1-7; Fatima Umar Nasif,
iddah dalam surat al-Baqarah ayat 226- Menggugat Sejarah Perempuan: Mewujudkan
237. Para sahabat bertanya kepada Nabi Idealisme Gender Sesuai Tuntutan Islam, terj.
Burhan Wirasubrata, dkk. (Jakarta: Cendekia
tentang iddah wanita yang belum disebut Sentra Muslim, 1999), hlm. 59.
42
(di dalam al-Quran) yaitu iddah wanita Lihat Leila Ahmed, Wanita dan Gender dalam
Islam: Akar Historis Perdebatan Modern,
muda (yang belum haid), iddah wanita (Jakarta: Lentera, 2000), diartikulasikan
yang sudah tua, dan iddah wanita yang beberapa wanita memiliki kekuasaan dan
superioritas.
60 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
Journal Equitable 61
Vol. 3 No. 1 Tahun 2018 Muhammad Jihadul Hayat
62 Journal Equitable
Muhammad Jihadul Hayat Vol. 3 No. 1 Tahun 2018
Journal Equitable 63