Anda di halaman 1dari 24

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI
ACARA II : PREPARAT BENTONIK DAN PLANTONIK

LAPORAN

OLEH
TURIBIUS WAHYU
D061191060

GOWA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi adalah adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang


mempelajari sesuatu mengenai planet Bumi beserta isi yang pernah ada. Dalam
geologi, kita mempelajari mikropaleontologi. Mikropaleontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk-bentuk kehidupan yang pernah ada pada masa lampau
termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainnya serta lingkungan
kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi
terutama yang diwakili oleh fosil. Mikropaleontologi menggunakan fosil atau
jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan
oleh proses-proses alami, sebagai sumber utama penelitian. Fosil tidak hanya
berukuran makro namun ada juga yang berukuran mikro, tentang fosil sehingga
kita dapat mengetahui umur serta lingkungan pengendapan suatu daerah. Fosil
tidak hanya berukuran makro namun ada juga yang berukuran mikro. Fosil dari
filum Foraminifera terbagi dua, yaitu plantonik dan bentonik. Pada praktikum ini,
akan dibahas tentang preparat fosil plantonik dan bentonik. Praktikum ini
dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui fosil plantonik dan bentonik.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mendeskripsi fosil plantonik
sehingga diketahui umur fosil yang diamati dan mendeskripsi fosil bentonik
sehingga diketahui lingkungan pengendapan fosil yang diamati. Pada akhir
praktikum ini, praktikan mengetahui nama fosil plantonik serta umurnya dan fosil
benthonik serta lingkungan pengendapannya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui keadaan


lingkungan suatu daerah berdasarkan fosil yang terdapat di daerah tersebut.
Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat membedakan dan memahami fosil plantonik dan bentonik.
2. Praktikan dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan
berdasarkan fosil planktonik dan benthonik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikropaleontologi
Mikropaleontologi adalah salah satu cabang dari Paleontologi yang
membahas semua sisa organisme mikroskopis atau yang hanya bisa diamati
dengan mikroskop. Mikropaleontologi adalah ilmu yang mempelajari atau
membahas secara sistematis baik mengenai klasifikasinya, morfologinya, ekologi
maupun mengenai kepentingan terhadap statigrafi.
Studi mikropaleontologi terdiri dari cabang-cabang spesialisasi yaitu studi
mengenai foraminifera, studi mengenai Ostrakoda, studi mengenai palynology,
dan sebagainya.

2.2.1. Foraminifera
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (Protista) yang memiliki
cangkang atau test (cangkang internal). Beberapa spesies melimpah hanya di laut
dalam, sedangkan beberapa spesies lainnya hanya ditemukan di terumbu karang,
dan sebagian yang lain hidup di muara sungai yang bersifat payau atau lingkungan
rawa pasang surut.
Foraminifera adalah kelompok mikrofosil, umumnya antara 0,1 dan 1 mm,
rata-rata antara 0,3 dan 0,4 mm (ukuran pasir halus). Ordo ini bersel satu,
diklasifikasikan dalam Subkingdom Protozoa, Kingdom Protista. Foraminifera
dijumpai pada batuan Kambrium sampai Holosen pada sedimen laut, dan hanya
sedikit pada sedimen air payau.

2.2.2. Foraminifera Plantonik


Foraminifera planktonik adalah foraminifera yang cara hidupnya
mengambang atau melayang di air, sehingga fosil ini sangat baik untuk
menentukan umur dari suatu lingkungan pengendapan (umur dari suatu batuan).
Secara umum foraminifera dibagi berdasarkan family, genus, serta spesies yang
didasarkan antara ciri-ciri yang nampak.
Fosil planktonik ini dapat digunakan dalam memecahkan masalah geologi
antaralain sebagai berikut :
1. Sebagai fosil petunjuk
2. Digunakan dalam korelasi batuan
3. Penentu umur relatif suatu lapisan batuan
4. Penentu lingkungan pengendapan
Susunan kamar foraminifera planktonik dibagi menjadi :
1. Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar terlihat
dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Contoh:
Hastigerina
2. Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama.
Contohnya : Globigerina.
3. Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian planispiral
menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh:
Pulleniatina.

Gambar 2.3 Penampang Ventral, Dorsal dan Sentral Foraminifera.

2.2.3. Foraminifera Bentonik


Foraminifera benthonik merupakan jenis foraminifera yang hidup dengan
cara menambatkan diri dengan menggunakan vegile atau sesile serta hidup didasar
laut pada kedalaman tertentu. Foraminifera dapat didefenisikan sebagai organisme
bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik (terutama hidup di laut), mempunyai
satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat (septa) yang
ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen).
Foraminifera benthonik dapat pula hidup pada kedalaman-kedalaman
tertentu yakni sebagai berikut.
1. Hidup pada kedalaman antara 0-100 meter (litoral)
2. Hidup pada kedalaman antara 0-200 meter (neritik)
3. Hidup pada kedalaman200-2000 meter (bathyal)
4. Hidup pada kedalaman >2000 meter (abysal)
Fosil benthonik juga dapat digunakan dalam memecahkan masalah geologi
antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai fosil petunjuk
2. Digunakan dalam pengkorelasian batuan
3. Penentuan lingkungan pengendapan pada lapisan batuan

Susunan kamar foraminifera benthonik memiliki kemiripan dengan


foraminifera planktonik, susunan kamar dan bentuknya dapat dibedakan menjadi :
Monothalamus yaitu susunan dan bentuk kamar-kamar akhir
foraminiferayang hanya terdiri dari satu kamar. Macam-macam dari bentuk
monothalamus antara lain adalah :

a. Bentuk globular atau bola atau spherical, terdapat pada kebanyakan


subfamily saccaminidae. Contohnya: Saccamminam
b. Berbentuk botol (flarkashaped), terdapat pada kebanyakan subfamily
proteonaniae. Contoh: Lagena
c. Berbentuk tabung (tabular), terdapat pada kebanyakan subfamily
Hyperminidae. Contoh: Hyperammina, Bathysiphon
d. Berbentuk antara kombinasi botol dan tabung. Contohnya : Lagena
e. Cyclical atau annular chamber Planispiral pada awalnya kemudian terputar
tak teratur. Contoh : Orthovertella, Psammaphis
f. Planispiral kemudian lurus (uncoiling). Contoh : Rectocornuspira.

g. Cabang (bifurcating). Contohnya : Rhabdamina abyssorum

h. Zig-zag. Contohnya Lenticulina sp.

i. Radiate. Contohnya : Astroshizalimi colasandhal.

j. Tak teratur (irregular). Contohnya : Planorbulinoides reticnaculata.

k. Setengah lingkaran (hemispherical) contoh : Pyrgo murrhina

l. Inverted v-shaped chamber (palmate). Contohnya : Flabellina rugosa.

Polythalamus merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar


foraminifera yang memiliki lebih dari satu kamar. Misalnya uniserial saja atau
biserial saja. Macam-macam polythalamus antara lain :
Uniserial yang terbagi lagi mejadi:
a) Rectilinear (linear punya leher) test uniserial terdiri ataskamar-kamar bulat
yang dipisahkan dengan stolonxy atauneck. Contohnya : Siphonogerina,
Nodogerina.
b) Linear tanpa leher yaitu kamar tidak bulat dan satu sama laintidak
dipisahkan leher-leher. Contohnya : Nodosaria.
c) Equitant unserial yaitu test uniserial yang tidak memilikileher tetapi
sebaliknya kamarnya sangat berdekatan sehinggamenutupi sebagian yang
lain. Contohnya : Glandulina.
d) Curvilinier/uniserial arcuate yaitu test uniserial tetapi sedikitmelengkung
dan garis batas kamar satu dengan yang lain atausuture membentuk sudut
terhadap sumbu panjang.Contohnya: Dentalina.
e) Kombinasi antara rectilinier dengan linier tanpa leher
a. Coiled test atau test yang terputar, macam-macamnya antara lain :
1) Involute yaitu test yang terputar dengan putaran akhir menutupi
putaran yang sebelumnya, sehingga putaran akhir saja yang terlihat.
Contoh : Elphidium.
2) Evolute yaitu test yang terputar dengan seluruh putarannya dapat
terihat. Contohnya : Anomalia
3) Nautiloid yaitu test yang terputara dengan kamrkamar dibagian
umbirical (ventral) menumpang satu sama lain. Sehingga kelihatan
kamar-kamarnya lebih besar dibagian peri-peri dibandingkan
dibagian umbilicus. Contoh : Nonion
b. Rotaloid test merupakan test yang terputar tidak padasatu bidang dengan
posisi pada dorsal seluruh putaranterlihat, sedangkn pada ventral hanya
putaran terakhirterlihat. Contoh : Rotalia.
c. Helicoids test merupakan test yang terputar meninggidengan lingkarannya
cepat menjadi besar. Terdapat padasubfamily Globigeriniidae (plankton)
contoh:Globigerina.
d. Biserial yaitu test yang tersusun oleh dua baris kamar yangterletak
berselang-seling. Contoh : Textularia
e. Teriserial yaitu test yang tersusun oleh tiga baris kamar yangterletak
berselang-seling. Contoh : Uvigerina, Bulmina.
f. Biformed test merupakan dua macam susunan kamar yang sangatberbeda
satu dengan yang lainnya dalam sebuah test, misalnya biserialpada
awalnya kemudian menjadi uniserial pada akhirnya. Contoh :Bigerina
g. Triformed test yaitu tiga bentuk susunan kamar dalam sebuah testmisalnya
permulan biserial kemudian berputar sedikit dan akhirnyamenjadi
uniserial. Contohnya : Vulvulina
h. Multiformed test merupakan dalam sebuah test lebih dari tiga
susunankamar, bentuk ini jarang ditemukan.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Metode

Metode yang digunakan praktikum ini adalah metode pendeskripsian

sampel fosil secara langsung didalam laboratorium

3.2. Tahapan Praktikum

Adapun tahan praktikum yang dilakukan pada praktikum brachiopoda


adalah sebagai berikut:

Tahapan
Persiapan

Studi
Pustaka

Praktikum
 

Penyusunan
Laporan

Selesai

Tabel 3.1. Flowchart Tahapan Praktikum.


3.2.1. Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan pendahuluan, praktikan melaksanakan asistensi acara, dimana


pada asistensi acara tersebut praktikan diberikan materi dasar sebagai pengenalan
awal mengenai praktikum yang akan dilaksanakan. Pada tahapan ini pula dibahas
juga hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti praktikum tersebut seperti
alat dan bahan yang digunakan serta pemberian tugas pendahuluan.

3.2.2. Tahapan Praktikum

Pada tahapan ini, praktikan melakukan responsi tulis dengan diberi soal-soal
sehubungan dengan materi yang akan dilaksanakan pada praktikum tersebut untuk
mengetahui bagaimana pengetahuan yang dimiliki praktikan terhadap praktikum
yang akan dilaksanakan. Setelah melakukan responsi umum, kegiatan praktikum
dilakukan dengan melakukakan pengambilan data melalui pengamatn terhadap
sampel fosil yang diberikan yang dituliskan pada lembar kerja.

3.2.3. Tahapan Analisis Data

Pada tahapan ini, praktikan melakukan analisi data yang telah di ambil pada
tahapan sebelumnya yang kemudian dikembangkan untuk pembuatan laporan
sebagai hasil dari praktikum tersebut.

3.2.4. Tahapan Pembuatan Laporan

Pada tahapan ini kami membuat laporan berdasarkan analisis data yang telah
kami asistensikan sehingga menghasilkan laporan lengkap praktikum.

3.3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
1. Preparat fosil benthonik dan planktonik
2. Lembar kerja praktikum
3. Buku penuntun
4. Alat tulis menulis
5. Kertas HVS

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

4.2 Ellipsolingulina A. SILVESTRI

Gambar 4.2 Ellipsolingulina A. SILVESTRI

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family ellipsolingulinanidae, genus


ellipsolingulina dan dengan nama spesies Ellipsolingulina A. SILVESTRI.
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniserial), jumlah
kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 4 kamar, bentuk test tabular, bentuk
kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah axial costae.
Foraminifera planktonik ini memiliki lingkungan pengendapan…..
4.3

Gambar 4.3

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family…, genus …. dan dengan nama
spesies …..
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniserial), jumlah
kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 4 kamar, bentuk test tabular, bentuk
kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah axial costae.
Foraminifera planktonik ini memiliki lingkungan pengendapan…..

4.4 Globigerinoides subquadratus BRONNIMANN

Gambar 4.4 Globigerinoides subquadratus BRONNIMANN

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family Globigerinoidesidae, genus


globigeronoides dan dengan nama spesies Globigerinoides subquadratus
BRONNIMANN.
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu trochospiral, jumlah kamarnya
untuk ventral dan dorsal berjumlah 3 kamar, bentuk test spherical, bentuk kamar
globular, aperture PAI umbilival extra. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah punctate, Suture adalah limbate, aperture adalah lip,
umbilicus adalah deeply umbilicus, dan peri –peri adalah retral processes..
Foraminifera planktonik ini memiliki umur geologi N.6 – N.13 (Lower
Miocene – Middle Miocene)

4.5 Globorotalia pusilla BOLLI

Gambar 4.5 Globorotalia pusilla BOLLI

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family Globorotalianidae, genus


globorotalian, dan dengan nama spesies Globorotalia pusilla BOLLI
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniserial), jumlah
kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 4 kamar, bentuk test tabular, bentuk
kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah axial costae.
Foraminifera planktonik ini memiliki umur geologi P.5 – P.6 (Paleocene)

4.6 Spiroplectinata CUSHMAN


Gambar 4.6 Spiroplectinata CUSHMAN

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family spiroplectinatanidae, genus


spiroplectinatanidae dan dengan nama spesies Spiroplectinata CUSHMAN
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniselular), jumlah
kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 3 kamar, bentuk test tabular, bentuk
kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah axial costae.
Foraminifera planktonik ini memiliki lingkungan pengendapan…..

4.7 Sorites EHRENBERG

Gambar 4.7 Sorites EHRENBERG

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family soritesidae, genus sorites dan
dengan nama spesies Sorites EHRENBERG.
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniselular), jumlah
kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 6 kamar, bentuk test tabular, bentuk
kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil ini yaitu
permukaan test adalah axial costae dan aperture adalah lip/rim.
Foraminifera planktonik ini memiliki lingkungan pengendapan…..

4.8 Plectofrondicularia LIEBUS


Gambar 4.8 Plectofrondicularia LIEBUS

Fosil ini berasal dari ordo foraminifera, family Plectofrondicularianidae, genus


Plectofrondicularia dan dengan nama spesies Plectofrondicularia LIEBUS
Fosil ini memiliki susunan kamar yaitu polythalamus (uniselular curvilinier),
jumlah kamarnya untuk ventral dan dorsal berjumlah 13 kamar, bentuk test
tabular, bentuk kamar tabular, aperture bundar. Ornamen yang terdapat pada fosil
ini yaitu permukaan test adalah axial costae dan aperture adalah lip/rim.
Foraminifera planktonik ini memiliki lingkungan pengendapan…..
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


1. Setelah melakukan praktikum, praktikan akhirnya dapat membedakan dan
memahami fosil plantonik dan bentonik melalui pengamatan mikroskop
yang dimana preparat fosil berisi fosil plantonik dan benthonik.
2. Setelah melakukan praktikum, praktikan akhirnya dapat menentukan umur
dan lingkungan pengendapan berdasarkan fosil planktonik dan benthonik
yaitu untuk fosil plantktonik Globorotalia pusilla BOLLI memiliki umur
geologi P.5 – P.6 (Paleocene) dan fosil benthonik Plectofrondicularia
LIEBUS memiliki lingkungan pengendapan…..
5.2 Saran

Adapun saran untuk laboratorium dan asisten adalah sebagai berikut :

5.2.1 Saran untuk Laboratorium


1. Sebaiknya di laboratorium disediakan hand sanitizer dan thermogun agar
sesuai aturan protokol pandemic covid 19
2. Mempertahankan kebersihan laboratorium.
3. Sebaiknya sarana dan prasarana lebih memadai agar waktu untuk praktikum
lebih efisien.

5.2.2 Saran untuk Asisten


1. Lebih sabar mengajari praktikan yang masih kurang paham dalam praktikum
2. Menyampaikan secara jelas dan tidak terburu buru
3. Pertahankan cara membimbing praktikan yang sudah dirasa baik.
DAFTAR PUSTAKA

Afrian, M. 2012. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.


Isnaniawardhani, Vijaya. 2017. Prinsip dan Aplikasi Biostatigrafi.
Bandung: Unpad Press.

Suwarna, Iwan Permana.2010.Optik. Bogor: Duta Grafika.


Shidqi, Benyamin Perwira. 2019. Padjajaran Geoscience Journal.
Paleobatimetri Formasi Kalibeng Berdasarkan Analisis Rasio P/B Foraminifera
Kecil Pada Lintasan Kali Dolog, Jawa Tengah (Volume 3, Nomor 1).

Tim Asisten. 2020. Penuntun Praktikum Mikropaleontologi. Makassar:


Universitas Hasanuddin.
L
A
M
P
I
R
A
N
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA I / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 FAMILI
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS
SELASA, 08.00- MUHAMMAD ZUHAL
03/11/2020 10.20 SPESIES
NO. PERAGA :
GAMBAR :

KETERANGAN :
1. Test
2. Septa

SUSUNAN KAMAR
JUMLAH KAMAR (V)
(D)
BENTUK TEST

BENTUK KAMAR
KOMPOSISI TEST Calcareous hialin
APERTURE
ORNAMEN Permukaan Test :
Suture :
Aperture :
Umbilicus :
Peri-peri :
UMUR GEOLOGI P.9 – P.23 Middle Miocene - Pliocene (±15-3,2 juta
tahun)
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA IV / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 Ellipsolingulin
FAMILI
anidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS Ellipsolingulina
SELASA, 08.00- MUHAMMAD ZUHAL
03/11/2020 10.20 Ellipsolingulin
SPESIES a A.
NO. PERAGA : SILVESTRI
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Septa
3. Suture

SUSUNAN KAMAR Polythalamus (Uniserial


JUMLAH KAMAR (V) 4
(D) 4
BENTUK TEST Tabular

BENTUK KAMAR Tabular


KOMPOSISI TEST Calcareous Hialin
APERTURE Bundar
ORNAMEN Permukaan Test : Axial Costae
Suture :-
Aperture :-
Umbilicus :-
Peri-peri :-
UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN
Zona
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA IV / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 Globorotalianid
FAMILI
ae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS Globorotalia
SELASA, 08.00- MUHAMMAD ZUHAL
03/11/2020 10.20 SPESIES Globorotalia
NO. PERAGA :
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Septa
3. Suture

SUSUNAN KAMAR Planispiral


JUMLAH KAMAR (V) 4
(D) 4
BENTUK TEST
Spherical
Spherical
BENTUK KAMAR
KOMPOSISI TEST Calcareous Hialian
APERTURE PAI umbilicus
ORNAMEN Permukaan Test : Pustulase
Suture : Limbate
Aperture : Lip
Umbilicus : Deeply Umbilicus
Peri-peri : Rental Processes
UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA IV / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 Globigerinoides
FAMILI
idae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS Globigerinoides
SELASA, 08.00- MUHAMMAD ZUHAL
03/11/2020 10.20 Globigerinoide
s subquadratus
SPESIES
NO. PERAGA : BRONNIMAN
N
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Septa
3. Suture

SUSUNAN KAMAR Trochospiral


JUMLAH KAMAR (V) 3
(D) 3
BENTUK TEST Spherical

BENTUK KAMAR Globular


KOMPOSISI TEST Calcareous Hialin
APERTURE PAI Umbilical Extra
ORNAMEN Permukaan Test : Punctate
Suture : Limbate
Aperture : Lip
Umbilicus : Deeply Umbilicus
Peri-peri : Rentral processes
UMUR GEOLOGI N.6 – N.13 (Lower Miocene – middle Miocene)
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA IV / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 Globorotalianid
FAMILI
ae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS Globorotalia
SELASA, 08.00- MUHAMMAD ZUHAL
03/11/2020 10.20 Globorotalia
SPESIES
NO. PERAGA : pusilla BOLLI
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Septa
3. Suture
4. Umbilicus

SUSUNAN KAMAR Trochospiral


JUMLAH KAMAR (D) 5
(V) 5
BENTUK TEST Biumbilicate

BENTUK KAMAR Globular


KOMPOSISI TEST
APERTURE PAI Extra Umbilicate
ORNAMEN Permukaan Test : Punctate
Suture :-
Aperture : Lip/rim
Umbilicus : Deeply Umbilicus
Peri-peri : Retral Processes
UMUR GEOLOGI P.5 – P.6 (Paleocene)
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA IV / FOSIL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PERAGA KAYU DAN
LEMBAR PRAKTIKUM PENGENALAN
PALEONTOLOGI MIKROSKOP
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
ORDO Foraminifera
TURIBIUS WAHYU D061191060 7 Nodomorphina
FAMILI
nidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN GENUS Nodomorphina
SELASA, 08.00- NURAHMANNI
27/10/2020 10.20 PARAKKASI Nodomorphina
SPESIES
NO. PERAGA : CUSHMAN
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Septa
3. Septa
4. Aperture

SUSUNAN KAMAR Polythalamus (Uniserial)


JUMLAH KAMAR (V) 12
(D) 12
BENTUK TEST Tabular

BENTUK KAMAR Tabular


KOMPOSISI TEST
APERTURE Radial
ORNAMEN Permukaan Test : Axial costae
Suture :-
Aperture :-
Umbilicus :-
Peri-peri :-
UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN
Zona II (Natland, 1933)
PENGENDAPAN

CATATAN : PARAF

Anda mungkin juga menyukai