& TABLET
Evaluasi Granul
1. Kandungan Lembab
Diukur dengan pemanasan (gravimetri) menggunakan alat “Moisture
Balance”
(dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika untuk 100gr granul yang
di uji mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik. (Achmad Fudholi,
2013))
Diameter corong yang digunakan = 128 – 132 mm
Dengan tinggi corong = 235 mm (terhitung dari pangkal
mulut corong)
3. Sudut diam
Diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk, diukur. Kemudian
sudut diam dihitung menggunakan persamaan berikut:
Θ = tan -1 (h / r)
Keterangan:
θ : sudut diam
h : tinggi kerucut
r : jari-jari kerucut
Tabel hubungan antar sudut diam (Achmad
Fudholi, 2013:83)
Alir Sudut Diam
(Θ °)
Sangat baik 25 – 30
Baik 31 – 35
Cukup 36 – 40
Cukup Buruk 41 – 45
Buruk 45 – 55
Sangat Buruk 56 – 65
Sangat Sangat Buruk > 66
4. Berat Jenis
a. Berat jenis Nyata = b/v sebelum pengetapan
b. Berat Jenis Nyata setelah pengetapan =
b/v (setelah pengetapan)
5. % Kompresibilitas
Granul sejumlah 100 mL dimasukkan ke dalam gelas ukur (volume bulk),
kemudian diletakkan pada motorized tapping device, alat dihidupkan selama 5
menit. Diukur volume granul akhir setelah pengetapan, lalu ditimbang untuk
mengetahui beratnya (b/v). Persen kompresibilitas dihitung dengan persamaan
berikut:
% Kompresibilitas = x 100%
Keterangan :
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg - 150 mg 10 % 20 %
151 mg - 300mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
ANALYTICAL BALANCE
Syarat :
2 tablet ≠ menyimpang
kolom A& 1 tablet ≠
kolom B
Contoh :
Jika rata-rata 20 tablet adalah 700
Maka penyimpangan yang dihitung adalah :
Simpangan A = 5 % dan Simpangan B = 10 % (karena bobot tablet lebih dari
300mg)
Perhitungan =
Simpangan A = 700 x 5 % = 35mg
maka untuk simpangannya adalah
700 – 35 = 665
700 + 35 = 735
jadi berat tablet yang baik antara 665 – 735
(bobot tablet yang telah dibuat, dicek satu persatu beratnya. Cocokan
dengan hasil simpangan)
HARDNESSTESTER
Syarat : Kekerasan tablet
4 kg/cm2 – 10 kg/cm2
4. KESERAGAMANUKURAN
Alat : JangkaSorong
Caranya : Menggunakan 20 tablet ukur
diameter dan ketebalannya menggunakan
jangka sorong → hitung rata-rata dan SDnya
Persyaratan : Menurut FI edisi III, kecuali
dinyatakan lain, tidak lebih dari 3x diameter
tablet dan tidak kurang dari 4/3x tebal tablet
Kontrol ukuran tablet
Sepuluh tablet masing-masing diukur diameter
dan ketebalannya menggunakan thickness
tester. (jangja sorong) Hitung harga purata
dan bandingkan dengan persyaratan yang
ditentukan. (FI III, 1979).
JANGKASORONG
Syarat : ≤ 3x diameter tablet &
≤ 4/3x tebal tablet
5. FRIABILITAS(KERENYAHAN)
Alat : Friabilator
Caranya : Ambil 20 tablet → bersihkan dari
serbuk halus, timbang → masukkan ke dalam
alat uji “friabilator” → putar sebanyak 100
putaran → keluarkan tablet, bersihkan dari
serbuk yang terlepas, timbang kembali →hitung
%friabilitas
Perhitungan : F= W0 - W1 x 100%
W0
F = Persen friabilitas
W0 = Bobot awal
W1 = Bobot setelah
pengujian
4. Kontrol kerapuhan tablet
granulasi basah,
granulasi kering dan Faktor yang
kempa langsung. mempengaruhi
metode
pembuatan adalah
dosis dan sifat zat
aktifnya
GRANULASI BASAH
1. Cara Pemanasan
Melibatkan pembebasan air dari bahan dalam bentuk hidrat pada suhu
yang rendah untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan
adalah asam sitrat hidrat.
2. Granulasi dengan cairan reaktif
Bahan penggranulasi yg efektif a/ air. Proses berdasarkan penambahn
sedikit air (0,1 -0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang dipilih (harus
dapat membebaskan air yang diadsorpsi ke sisa dari komponen yang lain
daripada mengadsorbsi dan mengikatnya secara internal). Granul yang
masih lembab ditransfer ke mesin tablet masuk ke dalam oven terjadi proses
pengeringan untuk menghilangkan air atau mengikatnya secara internal
sebagai air kristal sehingga tablet menjadi stabil , kerugiannya tidak dapat
digunakan untuk bahan yang rentan terhadap lembab/panas.
3. Granulasi dengan cairan non reaktif
Cairan yang digunakan adalah etanol/ isopropanol. Cairan ditambahkan
perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Pengikat
ditambahkan dalam bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP
dilarutkan dalam cairan penggranulasi sebelum penambahan ke dalam
masa. Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya lebih sedikit daripada PVP
ditambahkan sebgai pengikat kering . Setelah masa dibasahi semua masa
granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian ukuran
partikel dikurangi lagi baru dicetak.
GRANULASI BASAH PADA PEMBUATAN TAB
EFFERVESCENT
1. Cara Slugging
Dibuat bongkah –bongkah tablet berukuran besar menggunakan mesin
tablet kemudian tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki
2. cara kompaktor
Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk remix
menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan.
Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul
GRANULASI KERING PADA PEMBUATAN TAB
EFFERVESCENT
keseragaman bobot
dipengaruhi oleh sifat alir, distribusi ukuran partikel dan variasi punch
Uji Kekerasan
Semakin besar tekanan yang diberikan semakin keras tablet yang dihasilkan
Uji sifat fisis tablet
Waktu larut
Diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas yang
dapat merendam seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai
volume 200 ml kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet
dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut tablet
effervescent yaitu kurang dari 5 menit pada suhu 25 C.
dapat dipengaruhi oleh jumlah bahan yang tidak larut air dan bahan
pengikat yang terlalu banyak serta kekerasan tablet yang berlebihan.
waktu larut yang baik 1-2 menit
Uji sifat fisis tablet
Sumber Asam
sumber Karbonat
Bahan pengikat
Bahan pengisi
Bahan pelicin
Bahan perasa, pemanis dan pewarna
Sumber asam
asam makanan (asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat,
asam adiptat dan asam suksinat)
asam anhidrat ( asam suksinat anhidrat dan asam sitrat anhidrat)
asam garam ( natrium dihirogen pospat, dinatrium dihirogen piropospat,
garam asam sitrat dan natrium asam sulfit)
Sumber karbonat
Kapsul keras
Kapsul lunak
KAPSUL KERAS
Perubahan viskositas
Kandungan lembap
transparansi
Kadar abu
Nilai pH
Besi: ≤15ppm for gelatin used in soft
gelatin capsules.
Kandungan lembap gelatin umumnya 13-16%
Peningkatan lembap menyebabkan kerusakan dan kehilangan bentuk fisik
Penurunan kandungan lembap menyebabkan kerapuhan
Kelarutan gelatin:
Tidak larut dalam air dingin, larut dalam air panas dan cairan lambung
hangat
Gelatin adalah protein dan dapat terdegradasi oleh enzim proteolitik
Proses pembuatan kapsul gelatin keras
Harus diperhatikan:
a) Kontrol ketebalan dinding cangkang kapsul.
b) Diameter tutup harus > dari diameter badan cangkang.
Proses pencelupan pada pembuatan cangkang kapsul
UKURAN CANGKANG KAPSUL KERAS
Tablet Kapsul
Penimbangan Penimbangan
Pencampuran Pencampuran
Granulasi Pengisian ke dalam kapsul
Pengeringan Pengemasan
Pengayakan
Penambahan fase luar
Pencetakan
Pengemasan
PENYIMPANAN KAPSUL
1. Zat aktif
2. Eksipien:
Pengisi
Laktosa, manosa, sorbitol, starch
Adsorben (jika isi kapsul bersifat
eutektik dan higroskopis)
MgO, erosil, MgCO3, CaCO3
Glidan (meningkatkan aliran serbuk)
Talk, stearat
Zat anti debu, mis minyak dengan
konsentrasi tertentu
1. Pengisi
Membantu pembentukan plug dan kompresi
Jenis:
Manitol
Laktosa
Corn starch
Avicel
Starch 1500
2. Lubrikan
Fungsi: meningkatkan aliran serbuk dan
mencegah pelekatan serbuk ke bagian logam alat
pengisi
Mg stearat
Asam stearat
Gliseril monostearat
3. Glidan
Fungsi: meningkatkan aliran serbuk:
Erosil
Talk
4. Penghancur
Menjamin disintegrasi campuran serbuk
Starch 1500
Croscarmelosa
Corn starch
Crospovidon
Asam Alginat
5. Zat pembasah
Meningkatkan penetrasi air ke dalam campuran
serbuk:
Tween
Na lauril sulfat
Bahan yang dapat diisikan ke dalam kapsul/dienkapsulasi:
1) serbuk atau granul
2) campuran pelet
3) pasta
4) kapsul
5) tablet
6) lcairan: fixed or volatile oils (locking or sealed gelatin capsules)
7) campuran eutektik: dicampur dengan pengisi atau adsorben
untuk memisahkan zat yang dapat berinteraksi dan untuk
menyerap cairan yang dihasilkan akibat pencampuran
METODE PENGISIAN SERBUK
Isi:
cairan, suspensi, semisolid, serbuk kering
Cangkang kapsul lunak sama dengan
cangkang kapsul keras hanya plastisizer
yang digunakan adalah sorbitol, PEG dan
gliserin
GELATIN
3. PEWARNA
FORMULASI
Minyak-minyak
Cairan yang mudah menguap
Suspensi
1) liquids
a) water-immiscible volatile and nonvolatile liquids
b) water-miscible, nonvolatile liquids
c) water-miscible and relatively nonvolatile liquids
e.g. propylene glycol, isopropyl alcohol
d) Liquids that can easily migrate through the capsule
shell cannot be encapsulated into soft gelatin capsules
2) solids (solutions, suspensions, pasty mass, dry powders,
granules, pellets, or small tablets.)
TABLET SALUT
Dyera Forestryana, M,Si., Apt
Printing : mencetak
materials
polymers
solvents
plasticizers
colorants
continuous film
Kerugian:
- Penampilan fisik kurang rapi
Plasticizer :
- Polyols: gliserol (gliserin), propilen glikol, polietilen glikol
- Ester-ester asam organik: Ester-ester ptalat (dietil, dibutil),
Triacetin, ester-ester sitrat (trietil, asetil trietil, asetil tributil)
-Minyak (oil) : castor oil, fraksi minyak kelapa
Pewarna:
-Identitas
- Mengurangi pemalsuan
-Melengkapi penyaklutan
-Pewarna organik: Sunset yellow, Tartrazine, Erythrosine.
- Pewarna anorganik: Titanium dioksida, Talk, Iron oxide yellow.
- Pewarna alami: Riboflavine, Carmine, Anthocyanin.
Pelarut:
Dapat melarutkan atau mendispersikan sistem polimer.
Dapat mudah mendispersi komponen yang lain dari larutan penyalut dalam sistem pelarut
Polimer-polimer dengan konsentrasi kecil tidak boleh dibuat dalam sistem larutan yang sangat
kenta
Tidak berwarna, berbau, berasa, tidak mahal, tidak toksis, netral dan tidak mudah terbakar.
Mempunyai tingkat pengeringan yang cepat
Hendaknya tidak mempunyai dampak terhadap lingkungan
Convensional pan
Rear pented pans= seperti donat
Peforated pans= hampir mirip rear tp belakang tdk berlobang
Proses penyalutan:
Panci tuang
Panci semprot
Aqueous 20%
Methacrylic acid Pentoxyfyline, Rabeprazol ,
Hydro Alcoholic
copolymer type "C"
10% 9%
USP/NF based
system Organic System Serrosipeptadise
10%
Effervescent Granules
GRANULE DOSAGE FORM
Small irregular particles ranging from 4-10
mesh size containing medicinal substances
EFFERVESCENT
GRANULES
Mixtures of medicinal agent with
citric acid, tartaric acid and
bicarbonate
2. Pleasant taste
chemical reaction between acid and base
lead to librate CO2 which act as local
anesthetic effect of oral cavity so mask the
undesirable taste.
1. Formulation:
a/ Amount of each material in the formula.
b/ Number of doses: usually we 1 tsp. as ordinary
dose which is equal to 5 gm of effervescent.
No. of doses =total amount /wt .of each dose
c/ The physic-chemical properties of each
component.
2. Mixing:
to get uniform distribution.
3. Moistening and granulation: use certain solvent to get paste
through wet granulator.
3 + 3 O+3 +
Citric acid
2 + ! 2 O+2 + ! !
Tartaric acid
B- Wet fusion method:
Used to
1- prepare small amount of effervescent granules.
6.4 1
17.5 x
x =2.7 gm
total gm of tartaric acid
6.4 2
17.5 x
6.4 3.4
17.5 x
A. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervescent dapat
digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, antara lain :
Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O)
Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam
sitrat sangat larut, sangat higroskopis kekuatan asamnya tinggi (tripotik), dan
dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas (Lachman Tablet h.287).
Asam ini sangat mudah larut dalam air dan tersedia dalam bentuk hablur bening,
tidak berwarna/serbuk granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa
sangat asam, bersifat sangat higroskopis (FI IV, 1995). Asam ini mempunyai rasa
asam buah (Bahan Kuliah Tablet).
BAHAN TAMBAHAN (3)
Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6)
Asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat. Asam
tartrat juga banyak digunakan dalam formulasi tablet effervescent. Asam
ini LEBIH LARUT dalam air dan LEBIH HIGROSKOPIS apabila dibandingkan
dengan asam sitrat. Kekuatan asamnya sama dengan asam sitrat, tetapi
jumlah asam yang digunakan lebih banyak karena asam tartrat bersifat
diprotik sedangkan asam sitrat bersifat triprotik. Asam tartrat tersedia
dalam bentuk hablur tidak berwarna/ bening, atau serbuk hablur halus
sampai granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa asam, dan
stabil di udara (Lachman tablet h.287; FI IV, 1995). Biasanya digunakan
kombinasi asam sitrat dan asam tartrat karena asam tartrat saja akan
menyebabkan granul gampang remuk dan asam sitrat saja akan
menyebabkan campuran lengket dan susah digranul (U.S. Patent
6,497,900).
BAHAN TAMBAHAN (4)
Asam Malat
Asam ini bersifat higroskopis dan mudah larut. Asam malat mempunyai kekuatan
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan asam sitrat dan asam tartrat
(Lachman Tablet h. 287).
Asam Fumarat
Mempunyai kekuatan yang sebanding dengan asam sitrat, namun kelarutannya
rendah dalam air dan bersifat non-higroskopis (Lachman Tablet h. 287).
Asam Adipat & Asam Suksinat
Kedua asam ini bersifat non-higroskopis, mempunyai kelarutan yang jauh lebih
rendah dari asam sitrat, kurang tersedia dan kurang ekonomis (Lachman Tablet h.
288).
Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang
membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber
karbondioksida. Tidak bisa digunakan air karena asam anhidrat dapat bereaksi
sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat anhidrat (Lachman Tablet h.288)
dan asam sitrat anhidrat.
BAHAN TAMBAHAN (5)
Garam Asam
Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat)
Tersedia dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut
dalam air; menghasilkan larutan asam dengan pH sekitar 4,5;
mudah bereaksi dengan karbonat atau bikarbonat.
Dinatrium dihidrogen pirofosfat
Mudah diperoleh dan larut dalam air.
Garam asam sitrat (natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium
hidrogen sitrat)
Natrium asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan untuk
effervescent pembersih toilet.
Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak kompatibel dengan
senyawa pengoksidasi (Lachman Tablet h.288).
BAHAN TAMBAHAN (6)
Sumber Karbondioksida
Sumber basa yang biasa digunakan sebagai basis effervescent
adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat. Natrium bikarbonat
lebih dipilih untuk digunakan dalam formula karena lebih stabil
daripada natrium karbonat.
Natrium bikarbonat: BM = 84,01
Natrium bikarbonat adalah sumber CO2 utama dalam sistem
effervescent. Tidak bersifat higroskopis, larut dalam air, harganya
murah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan 0,85 %, berbentuk serbuk
hablur putih yang stabil di udara kering tetapi di udara lembab
terurai secara perlahan-lahan. Natrium bikarbonat bisa
menghasilkan kira-kira 52 % CO2. Penggunaan secara luas untuk
membuat antasid, baik sebagai komponen tunggal atau sebagai
bagian dari komposisi antasid (FI IV 1995, Lachman tablet h.289).
BAHAN TAMBAHAN (7)
Natrium karbonat: BM = 286,1 (Na2CO3. 10H2O)
Memiliki pH 11,5 dalam larutan air konsentrasi 1 %. Natrium
karbonat mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk
mengabsorbsi lembab, mencegah reaksi awal. Untuk alasan ini lebih
dipilih natrium karbonat bentuk anhidrat (Lachman tablet h.289).
Sebagai stabilizer karena dapat mengabsorpsi lembab dan kurang
higroskopis juga dapat menurunkan laju reaksi effervescent.
Lubrikan Ekstrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray malam/wax yang
telah dilelehkan (Lachman Tablet h.293)
Komponen Tambahan Lain (Lachman Tablet h.294)
• Flavour
• Pewarna
• Pemanis
FORMULA
Vitamin C
Pyridoxine
PVP
Sukrosa
Asam Sitrat monohidrat
Asam tartrat
Natrium bikarbonat
PEG 8000
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
FORMULA
Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam
formula dan metode pembuatan
• Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP
merupakan pengikat yang larut air. Konsentrasi
PVP sebagai pengikat dalam formulasi dan
teknologi farmasi sebesar 0,5-5%.
• Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena
pengisi yang digunakan dalam tablet effervescent
adalah gula. Konsentrasi sukrosa sebagai pengisi
dalam formulasi adalah 2-20%.
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
FORMULA
• Asam yang digunakan adalah kombinasi asam sitrat
monohidrat dan asam tartrat karena dengan kombinasi
akan diperoleh tablet effervescent yang baik. Bila
digunakan asam sitrat monohidrat tunggal maka granul
yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat
digunakan dalam kombinasi dengan asam tartrat tunggal
maka akan dihasilkan tablet effervescent yang keras dan
retak-retak.
• Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena
basa tersebut bisa digunakan dalam kombinasi dengan
asam tartrat.
• Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga di pilih
PEG 8000.
EVALUASI TABLET (1)
Tujuan
• Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi
(Non Farmakope) atau tidak.
Prosedur
PARAMETER FISIK
Pemeriksaan penampilan fisik: Kejernihan larutan.
Keseragaman ukuran
• 20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka
sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet. (FI edIII hlm. 7).
Keragaman bobot
• Persyaratan keragaman bobot diterapkan untuk tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau
lebih atau merupakan 50% atau lebih dari bobot total.
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet. Lalu timbang seksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung
bobot rata-rata. Dari hasil Penetapan Kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan
anggapan zat aktif terdistribusi homogen. (FI IV, 1995 h.999)
EVALUASI TABLET (2)
Kekerasan tablet
• 20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat
Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet
terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 kg/cm2.
Friabilitas
• Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet
ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25
rpm (100 X)
• Setelah 4 menit,hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari
debu dan timbang (W1).
• Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%
Friksibilitas
• 20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang
(Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm
selama 4 menit (100 X), kemudian tablet dibersihkan dari debu dan
ditimbang (W1). Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 x 100 %.
EVALUASI TABLET (3)
• Uji waktu hancur
• Ini adalah parameter paling penting. Biasanya tablet dapat
hancur dalam waktu 1-2 menit. Volume dan suhu air yang
digunakan untuk uji waktu hancur tablet effervescent
Tablet Volume Air (ml) Suhu (°C)
I. PENDAHULUAN
II. PROSES DISOLUSI PARTIKEL OBAT
III. DISOLUSI SEDIAAN OBAT
IV. PROSES DIFUSI PADA SALURAN CERNA
V. SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK (BCS)
PUSTAKA :
Hanson, WA (1991) Handbook of Disolution testing 2nd, ed rev Pharm Tech
Pabl., oregongon
Banakar U.V (1992) Pharm. Dis Testing Marcel DekkerInc New York
Abdou HM (1989) Dissolution, Bioavalability Bioeqvivalence, March Publ. Co,
Easton.
Dep Kes RI (1995) Farmakope Indonesia Ed IV
US Pharmacopoeia (2000) USP 24
1. PENDAHULUAN
Definisi
Absorpsi
PEMBASAHAN
Kontak pelarut – Partikel obat
INFILTRASI
Solvasi dan penjenuhan ( CS )
PENCAMPURAN
DIFUSI
Transpor molekul solut : CS C
LARUTAN
2. Wadah
- sesuai dengan metode / alat yang dipakai
- kapasitas nominal 1000 mL
-wadah gelas dengan dasar bundar dispersi partikel
dalam media disolusi homogen
3. Media disolusi
- seperti tertera pada monografi
- toleransi : pH ± 0,05
- gas terlarut dapat membentuk gelembung -> mempe-
ngaruhi hasil pengujian
4. Suhu
- sesuai tujuan pengujian
- toleransi : ± 0,5°C
5. Kecepatan pengadukan
- seperti yang tertera pada monografi
- toleransi : ± 4 %
6. Uji kesesuaian alat
b. Kecepatan pengadukan
- pada umumnya : alat tipe 1 -> 50 -100 rpm
alat tipe 2 -> 50 - 75 rpm
c. Lokasi pengambilan sampel
- ditengah-tengah antara bagian atas keranjang / dayung
dng permukaan media dng jarak dari dinding labu ≥ 1 cm
- lokasi tsb memberikan hasil uji yang konsisten ( USP’s
Drug Research and Testing )
d. Vibrasi / getaran
- getaran mempengaruhi hasil uji disolusi
- sumber getaran : ~ lemari asam
~ sentrifus
~ AC
~ sirkulator water bath
e. Tipe alat pengaduk
- pada alat tipe keranjang :
~ dapat terbentuk gelembung udara
~ sediaan dapat lengket
6. Media disolusi
a. Gas terlarut
- dapat menimbulkan gelembung-gelembung :
~ mengubah pola aliran cairan
~ mengumpul pada kawat kasa keranjang
~ menempel pada permukaan sediaan
~ mengubah pH media disolusi
Definisi:
- laju disolusi intrinsik adalah laju disolusi dari bahan obat
MANFAAT :
- PERSYARATAN FARMAKOPE
- PENGEMBANGAN PRODUK
- PENGENDALIAN MUTU SPESIFIKASI PRODUK
- JAMINAN MUTU ANTARBETS
- KINERJA KLINIK (BIOEKIVALENSI)
- SISTEM PENGHANTARAN OBAT
II. PROSES DISOLUSI PARTIKEL
OBAT LARUTAN
REAKSI PERMUKAAN : PARTIKEL PADA
• PEMBASAHAN
KONTAK PELARUT – PARTIKEL OBAT
• PENJENUHAN
• DIFUSI
• LARUTAN dM dC
= - AD (H.Fick’s I)
dt dx
UJIDISOLUSI KONDISI “SINK “
dC VOLUME MEDIA
CS >> Ct …………… = K.A . CS 5-10 X VOLUME SATURASI
dt
DISOLUSI INTRINSIK :
DISOLUSI DILAKUKAN PADA BAHAN OBAT YANG DICETAK
DALAM BENTUK TABLET DENGAN PERMUKAAN TETAP (A)
dC
= K. CS Mg/menit/cm2
dt
12
PROSES DISOLUSI SEDIAAN OBAT
TABLET
KAPSUL
DISINTEGRASI LARUT
GRANUL
DEAGREGASI PEMBASAHAN
PARTIKEL
HALUS
DISOLUSI
PENETRASI
19
UJI DISOLUSI ALAT – TIPE 4
20
UJI DISOLUSI ALAT – TIPE 5
21
3.2. PROTOKOL UMUM
1. MONOGRAFI SEDIAAN PADAT :
• ALAT YANG DIGUNAKAN : 1 DAN 2
• KONDISI MEDIA, JUMLAH pH
• RPM, WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN
• METODE, ALAT DAN PROSEDUR ANALISIS KADAR CUPLIKAN
2. PEMERIKSAAN ALAT
• PERIKSA KELURUSAN TANGKAI PENGADUK
• PERIKSA KONDISI DAYUNG / KERANJANG
• PERIKSA KECEPATAN PUTARAN PENGADUK
• PASANG KERANJANG / DAYUNG – KETENTUAN
3. PENANGAS AIR
• ATUR SUHU PENANGAS AGAR DIPEROLEH SUHU 370C 0,50C
DITIAP WADAH
• ATUR AGAR PERMUKAAN AIR DALAM PENANGAS AIR LEBIH
TINGGI DARIPADA PERMUKAAN MEDIA DALAM WADAH.
4. PENYIAPAN MEDIA
• SIAPKAN MEDIA SESUAI MONOGRAFI PERIKSA pH
• “DEAERATING MEDIA” DENGAN CARA YANG SESUAI
• PANASKAN MEDIA SEKITAR 370C
• MASUKKAN KE MASING-MASING WADAH
5. PENGATURAN PENGADUK
• MASUKKAN KERANJANG / DAYUNG KE TIAP WADAH, ATUR
JARAKNYA 2,5 cm 2 mmDARI DASAR WADAH
• PERIKSA KEMIRINGAN TANGKAI PENGADUK
• PERIKSA PEMUSATAN PENGADUK
• PERIKSA KECEPATAN PUTARAN.
6. MASUKKAN SAMPEL
• JIKA MEMUNGKINKAN KERANJANG MASUKKAN 1 UNIT SEDIAAN
KEDALAM KERANJANG
• JIKA PENGGUNAAN DAYUNG : MASUKKAN 1 UNIT SEEDIAAN KE
DALAM TIAP WADAH SEDEMIKIAN SEHINGGA TEPAT DI BAWAH
DAYUNG.
7. PENGAMBILAN CUPLIKAN
• UNTUK MENENTUKAN WAKTU SAMPLING GUNAKAN STOP
WATCH
• ATUR SEDEMIKIAN AGAR WAKTU SAMPLING TEPAT WAKTU
• LAKUKAN SAMPLING DITEMPAT YANG TEPAT DAN SELALU DI
TEMPAT YANG SAMA SI TIAP WADAH.
9. WAKTU
SESUAI MONOGRAFI : Spesifikasi 1 titik atau 2 titik
SPESIFIKASI : Jumlah minimum yang terlarut
3.3. FAKTOR ALAT YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. SPESIFIKASI UKURAN (FARMAKOPE)
2. TOLERANSI DAN FAKTOR PENGGANGGU UJI DISOLUSI
(KECEPATAN PUTARAN, SUHU, WAKTU, VIBRASI DAN
SEBAGAINYA)
3. MEDIA YANG DIGUNAKAN
4. CARA PENGAMBILAN SAMPEL
5. PROTOKOL ANALISIS
VALIDASI
VALIDASI ALAT DISOLUSI
1.PENGUJIAN KESESUAIAN SISTEM PENGGUNAAN
KALIBRATOR
2. BILA PERLU DEAERASI
3. VALIDASI ANTARA PROSEDUR OTOMATIS DAN MANUAL
4. VALIDASI METODE ANALISIS
VARIABEL UJI DISOLUSI
26
4. PERNYATAAN HASIL
A. SEDIAAN TERDISOLUSI SEGERA
KRITERIA PENERIMAAN
• S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT Q + 5 %
• S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) Q DAN
TIDAK SATU UNITPUN < Q – 15 %
• S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) Q ; DAN 2 UNIT
< Q – 15 % DAN TIDAK SATU UNITPUN < Q – 25 %
40 III
UT
20
10 20 30 40 50
T 80 % C30 MENIT
PROFIL DISOLUSI FORMULA I, II DAN III
3. EFISIENSI DISOLUSI ( ED)
KHAN&RHODES (JPS.1965)
ED : PERBANDINGAN LUAS DIBAWAH KURVA DISOLUSI
DENGAN
LUAS SEGI E MP AT 100% ZAT AKTIF YANG LARUT PADA
X 1 00 %
WAKTU TERTENTU
t ydt
TABLET EDt =
y 100 t
E D
y 100
C EDt : LUAS ABC X 100 %
LUAS ABDE
A B t(MENIT)
CAPSUL
GF
y 100 E
D EDta :LUAS BCD X 100 %
LUAS
ACEG
A B C t(MENIT)
B. SEDIAAN LEPAS TUNDA ( DR)
PELEPASAN ZAT AKTIF YANG DITUNDA
METODE
MONOGRAFI : METODE A DAN METODE B
KRITERIA PENERIMAAN
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT < 10 % Q
S2 : 6 UNIT SEIDAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) < 10 %
DAN SATU UNITPUN > 25 % Q
S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) < 10 % Q
DAN TIDAK ADA UNITPUN > 25 % Q
2. Tahap Dapar : + 250 ml : 0,20 mNa-trifosfat atur pH
sampai 6,8 ± 0,05 pada suhu 370 C disolusi dilanjutkan sesuai
ketentuan monografi
KRITERIA PENERIMAAN
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT > Q + 5 %
S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) Q
DAN TIDAK SATU UNITPUN > Q + 15 %
S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) Q,
2 UNIT >Q – 15 % DAN TIDAK SATU UNITPUN
< Q - 25 %
C. SEDIAAN LEPAS LAMBAT ( SR):
PELEPASAN ZAT AKTIF DARI SEDIAAN DALAM JANGKA
WAKTU YANG PANJANG.
ALAT UJI LEPAS LAMBAT:
ADA 4 JENIS ALAT UJI LEPAS LAMBAT : ALAT 1,2,3 DAN 4 DALAM
USP
XXIII : MENGGUNAKAN ALAT 1 DAN 2
PERSYARATAN WAKTU DAN JUMLAH ZAT AKTIF YANG
TERLARUT ADA
2 JENIS.
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIDAK SATU UNITPUN DILUAR BATAS PENERIMAAN
S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) DALAM BATAS
PENERIMAAN TIDAK SATU UNITPUN < 10 %
S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) DALAM BATAS
PENERIMAAN. 2 UNIT < 10 % DAN TIDAK SATU
UNITPUN BERVARIASI > 20 %
SISTEM TRANSDERMAL
• ALAT YANG DIGUNAKAN ALAT 5 , 6 DAN 7
• PERSYARATAN : TABEL PENERIMAAN
AUTOMATISASIUJIDISOLUSI
SISTEM DISOLUSI ONLINE
38
ALAT DISOLUSI – SPETROFOTOMETRI UV- VIS
39
ALAT DISOLUSI - HPLC
40
UJI DISOLUSI TIPE- 4
41
IV. PROSES DIFUSI PADA SALURAN CERNA
C
D J J
MASUK KELUAR
O h x
CR
Keterangan
J : Kec. Difusi melewatibidang seluas A (Fluks)
dM/dt : kec. difusi
P : tetapan permeabelitas
A : luas permukaan membran
C : gradien konsentrasi
C1 : kons. tinggi, C2 : kons. rendah
KONDISI SINK
Kondisi Sink : CR = 0 = P (CD – 0)
J C1 >> C2
dM/dt = P. A. C1
PERMEABILITAS : P = D k/ h
D : koefisien difusi
k : koefisien partisi
h : ketebalan membran
47
ABSORPSI OBAT PADA SALURAN CERNA
48
1.PERTIMBANGAN SIFAT BAHAN OBAT PADA UJI
DISOLUSI
SYARAT :
KELARUTAN BAHAN OBAT :
pH 1 - 8 SALURANCERNA
- DAPAR – SURFAKTAN
- KONDISI SINK
• Metoprolol • Naproxen
AS TINGGI
• Antipirin • Carbazepin
• L - Dopa Ketoprofen
PERMIABILITAS RENDAH
56
SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK
Class Biopharmaceutical Classification
Solubility Permeability Absorption In vitro/Invivo
Relationship
1
System
high high Controlled by Yes, if in vitro release
emptying of the is slower than
stomach emptying of stomach
PENDEKATAN :
A. MENENTUKAN SPESIFIKASI DISOLUSI OBAT BARU
B. MENETAPKAN SPESIFIKASI DISOLUSI OBAT GENERIK
REKOMENDASI
PENGUJIAN DISOLUSI KOMPARATIF
•PENGGUNAAN MEDIA DISOLUSI YANG BERBEDA (pH 1 – 6,8).
PENAMBAHAN SURFAKTAN DAN PENGGUNAAN ALAT 1 DAN 2
DENGAN BERBAGAI KECEPATAN PENGADUKKAN
5. Alat ujidisolusi
a. Geometri dan kesejajaran
b. Kecepatan pengadukan
c. Lokasi pengambilan sampel
d. Vibrasi / getaran
e. Tipe alat pengaduk
6. Media disolusi
63
FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA LAJU
DISOLUSI
UJI DISOLUSI SEDIAAN KRIM
PERANGKAT UJI DISOLUSI
67
UJIDISOLUSI METODEBASKET
UJIDISOLUSIMETODE PEDDLES