Anda di halaman 1dari 309

EVALUASI GRANUL

& TABLET
Evaluasi Granul
1. Kandungan Lembab
Diukur dengan pemanasan (gravimetri) menggunakan alat “Moisture
Balance”

% KB = W1/W x 100% (kandungan Bobot)


% KL = Wa/W1 (kandungan lembab)
Wa = W-W1

W = Bobot awal (setelah pengeringan pertama)


W1 = Bobot akhir (setelah pengeringan ke dua)
CARA KERJA UJI KANDUNGAN
AIR/LEMBAB
1. Setelah granul diayak (ayakan pertama) di oven pada
suhu 50-60, kemudian timbang hasil.
2. Ayak kembali (ayakan ke 2) dan di oven kembali 10
menit.
3. Hitung hasilnya
Jika hasil lembab lebih dari 10% maka oven kembali sampai
kandungan lembab kurang dari 10%
2. Kecepatan alir
Granul seberat 100 g dimasukkan ke dalam flowability tester dan
diratakan. Waktu yang dimasukkan seluruh granul yang melewati
corong dicatat. Kecepatan alir dinyatakan sebagai waktu (detik)
yang dibutuhkan untuk mengalirkan 100 gram granul
(jika granul kurang dari 100 gram, maka di hitung pesamaannya,
misal granul 50 gr maka waktu tidak lebih dari 5 detik)

(dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika untuk 100gr granul yang
di uji mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik. (Achmad Fudholi,
2013))
Diameter corong yang digunakan = 128 – 132 mm
Dengan tinggi corong = 235 mm (terhitung dari pangkal
mulut corong)
3. Sudut diam
Diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk, diukur. Kemudian
sudut diam dihitung menggunakan persamaan berikut:
Θ = tan -1 (h / r)
Keterangan:
θ : sudut diam
h : tinggi kerucut
r : jari-jari kerucut
Tabel hubungan antar sudut diam (Achmad
Fudholi, 2013:83)
Alir Sudut Diam
(Θ °)
Sangat baik 25 – 30
Baik 31 – 35
Cukup 36 – 40
Cukup Buruk 41 – 45
Buruk 45 – 55
Sangat Buruk 56 – 65
Sangat Sangat Buruk > 66
4. Berat Jenis
a. Berat jenis Nyata = b/v sebelum pengetapan
b. Berat Jenis Nyata setelah pengetapan =
b/v (setelah pengetapan)
5. % Kompresibilitas
Granul sejumlah 100 mL dimasukkan ke dalam gelas ukur (volume bulk),
kemudian diletakkan pada motorized tapping device, alat dihidupkan selama 5
menit. Diukur volume granul akhir setelah pengetapan, lalu ditimbang untuk
mengetahui beratnya (b/v). Persen kompresibilitas dihitung dengan persamaan
berikut:

% Kompresibilitas = x 100%

Keterangan :

tapped : setelah pengetapan

bulk : sebelum pengetapan


Serbuk (Granul) dikatakan dapat mengalir bebas bila serbuk sejumlah 100ml
yang dimasukan ke dalam gelas ukur, mengalami perubahan volume sesudah
pengetapan < 20% (semakin kecil komprebilitasnya maka semakin bagus)
EVALUASI TABLET
1. KESERAGAMANBOBOT
 Caranya : Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata2tiap
tablet → jika ditimbang satu-persatu, tidak bolehlebih
dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata
harga yang ditetapkan kolom A & tidak boleh 1 tablet
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
harga dalam kolom B

BOBOTRATA-RATA PENYIMPANGAN BOBOTRATA-RATADALAM%

A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg - 150 mg 10 % 20 %
151 mg - 300mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
ANALYTICAL BALANCE
Syarat :
2 tablet ≠ menyimpang
kolom A& 1 tablet ≠
kolom B
Contoh :
Jika rata-rata 20 tablet adalah 700
Maka penyimpangan yang dihitung adalah :
Simpangan A = 5 % dan Simpangan B = 10 % (karena bobot tablet lebih dari
300mg)
Perhitungan =
Simpangan A = 700 x 5 % = 35mg
maka untuk simpangannya adalah
 700 – 35 = 665
700 + 35 = 735
jadi berat tablet yang baik antara 665 – 735
(bobot tablet yang telah dibuat, dicek satu persatu beratnya. Cocokan
dengan hasil simpangan)

(begitupun untuk simpangan B = 10%)


2. WAKTU HANCUR
 Alat : Disintegration tester
 Caranya : Masukkan masing-masing 1 tablet ke
dalam tabung dari alat uji waktu hancur →
masukkan 1 cakram pada tiap tabung & jalankan
alat → Gunakan air sebagai media dengan suhu
37 ± 2˚ C.
Semua tablet harus hancur sempurna → bila 1
atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya → tidak
kurang dari 16 dari 18 tablet yang diuji harus
sempurna.
6 buah tablet dimasukkan ke dalam disintegration tester.
Setiap tabung diisi 1 tablet,
Kemudian dimasukkan ke dalam penangas air dengan
temperatur sebesar 370 C.
Jalankan alat sampai fraksi pecahan tablet melewati
ayakan yang terletak pada bagian bawah alat.
Catat waktu yang diperlukan sebagai waktu hancur tablet.
Bandingkan dengan persyaratan yang ada.

Jika jumlah tablet kurang. Maka lakukan untuk 3 tablet

< 15 menit (FI III, Hal 7).


2. WAKTU HANCUR
 Persyaratan : Kecuali dinyatakan lain semua
tablet harus hancur tidak lebih dari 15menit
untuk tablet tidak bersalut & tidak lebih dari
60 menit untuk tablet salut selaput
DISINTEGRATION TESTER
Syarat : - tablet ≤ 15 menit
- tablet salut ≤ 60 menit
3. KEKERASAN
 Alat : HardnessTester
 Caranya : Ambil 20 tablet ukur kekerasan
menggunakan alat “hardness tester” →
hitung rata-rata dan Standard Deviation (SD)
 Persyaratan : Ukuran yang didapat per tablet
minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2
3. Kekerasan tablet

Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus memanjang pada


hardness tester. Mula-mula skala diatur pada posisi nol, kemudian
sekrup penekan tablet diputar pelan-pelan sampai tablet pecah.
Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala yang terlihat pada alat
saat tablet pecah dan dinyatakan dengan satuan Kg. Lakukan
percobaan sebanyak 5 kali, hitung harga purata. Bandingkan
dengan range persyaratan yang ditentukan.
4– 6 Kg (Ansel Hal 255)
Syarat kekerasan tablet menururt Achmad Fudholi 2013;118
Tablet umum 4-8 kgf
Tablet Kunyah & Hipodermik 3 kgf
Tablet hisap 7-14 kgf
Tablet lepas lambat 10-20 kgf
AUTOMATIC MANUAL

HARDNESSTESTER
Syarat : Kekerasan tablet
4 kg/cm2 – 10 kg/cm2
4. KESERAGAMANUKURAN
 Alat : JangkaSorong
 Caranya : Menggunakan 20 tablet ukur
diameter dan ketebalannya menggunakan
jangka sorong → hitung rata-rata dan SDnya
 Persyaratan : Menurut FI edisi III, kecuali
dinyatakan lain, tidak lebih dari 3x diameter
tablet dan tidak kurang dari 4/3x tebal tablet
Kontrol ukuran tablet
Sepuluh tablet masing-masing diukur diameter
dan ketebalannya menggunakan thickness
tester. (jangja sorong) Hitung harga purata
dan bandingkan dengan persyaratan yang
ditentukan. (FI III, 1979).

Untuk diameter diukur 1x (karena 1 cetakan


maka diameter akan sama), sedangkan untuk
tinggi di hitung satu-satu.

Diameter tablet yang baik adalah tidak lebih


dari 3x rata-rata tinggi tablet dan tidak
kurang dari 1 1/3 rata-rata tinggi tablet
MANUAL AUTOMATIC

JANGKASORONG
Syarat : ≤ 3x diameter tablet &
≤ 4/3x tebal tablet
5. FRIABILITAS(KERENYAHAN)
 Alat : Friabilator
 Caranya : Ambil 20 tablet → bersihkan dari
serbuk halus, timbang → masukkan ke dalam
alat uji “friabilator” → putar sebanyak 100
putaran → keluarkan tablet, bersihkan dari
serbuk yang terlepas, timbang kembali →hitung
%friabilitas
 Perhitungan : F= W0 - W1 x 100%
W0
F = Persen friabilitas
W0 = Bobot awal
W1 = Bobot setelah
pengujian
4. Kontrol kerapuhan tablet

Dua puluh tablet dibebasdebukan, ditimbang seksama


dan dimasukkan ke dalam friabilator.
Alat dijalankan selama 4 menit atau 100 kali putaran
(25 rpm)
Tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan dan
ditimbang.
Kerapuhan tablet dihitung dari pengurangan berat
tablet akibat perlakuan dibagi berat tablet awal
dikalikan 100 %.
Bandingkan dengan persyaratan yang ditentukan.
< 0,8% (Voigh,1994 Hal 222)
0,5% - 1 % (Lachman Hal 654)
5. FRIABILITAS(KERENYAHAN)
 Persyaratn : Nilai Fdinyatakan baik jika < 1%,
jika F> 1% maka tablet dapat diperbaiki
dengan cara meningkatkan/menambah
kekerasan tablet
FRIABILITY TESTER
Syarat : Nilai F
dinyatakan
baik jika < 1%
TABLET EFFERVESCENT
DYERA FORESTRYANA, M.SI., APT
ARTI EFFERVESCENT?????
Definisi

Tablet Effervescent adalah tablet berbuih yang dibuat dengan cara


kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-
bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air
(Ansel, 1989)
Definisi

Tablet effervescent adalah tablet tidak bersalut, mengandung asam dan


karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat pada
penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida
definisi

Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan


cara pencampuran bahan-bahan aktif dalam campuran asam-asam
organik seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium bikarbonat.
Pencampuran asam-asam organik dan natrium bikarbonat dapat
memberikan rasa segar ketika tablet effervescent dikonsumsi
Keuntungan Tablet effervescent

1. Penyiapan larutan dalam waktu seketika dan mengandung dosis


yang tepat
2. Rasa menyenangkan karena karbonasi membantu menutupi rasa
yang tidak enak
3. Dapat diberikan pada pasien yang sulit menelan kapsul atau tablet
4. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual
sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam
penyimpanan.
5. Mudah penggunaanya.
6. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
Kerugian Tablet Effervescent

1. Kesukaran mencapai produk yang stabil secara kimia


2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah
cukup untuk memulai reaksi effervescent
BAHAN AKTIF

Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat sediaan effervescent


1. Zat aktif yang sulit dicerna atau dirusak di lambung
Contohnya Ca2CO3. dalam Bentuk TABLET atau SERBUK kalsium karbnat larut
dalam asam lambung dan di absorpsi ke sistem sirkulasi.
Akan tetapi dalam GI senyawa ini akan melepaskan gas CO2. pada
pasien lansia dimana tingkat keasaman dalam GI berkurang, kalsium
karbonat kemungkinan melewati GI tanpa terdisolusi dan menyebabkan
konstipasi. Formulasi kalsium karbonat dalam sediaan effervescent
memberikan keuntungan : dalam bentuk terlarut sempurna sebelum
digunakan sehingga siap untuk diabsorpsi tidak menimbulkan gas CO2
dalam lambung, juga resiko terjadinya konstipasi.
2. Zat aktif yang sensitif pH
Misalnya asam-asam amino dan antibiotik. Dalam pH lambung senyawa
tersebut dapat terdenaturasi, kehilangan aktivitas biologi, atau
menyebabkan bentuk tidak aktif. Komponen tablet effervescent dapat
bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat. Efek pendaparan GI
melalui karbonasi ini akan menginduksi pengosongan lambung lebih cepat
sehingga absorpsi zat aktif menjadi minimum.
3. Zat aktif yang memerlukan dosis besar.
Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar dibandingkan tablet
konvensional dengan bobot tablet 5 gr
4. Zat aktif yang sensitif terhadap cahaya, lembab dan oksigen.
Misalnya vitamin. Tab effervescent mensyaratkan lembab < 0,5%. Untuk
menghindari kontak dengan atmosfer, tablet effervescent dikemas dengan
alumunium
Parameter penting dalam pemilihan zat aktifa dan bahan tambahan
adalah
1. KANDUNGAN AIR.
Untuk itu bahan tambahan yang dipilih sebaiknya dalam bentuk ANHIDRAT,
dengan sedikit atau tanpa lembab yang diadsorpsi, atau dengan molekul
air yang terikat pada bentuk HIDRAT yang stabil karena air dibutuhkan
sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau
kering tidak dapat dikempa.
2. KELARUTAN
Sifat bahan baku yang penting dalam tablet effervescent. Jika komponen
tidak larut, reaksi effervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak
terdesintegrasi secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting daripada
kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat menghalangi desintegrasi
tablet dan menghasilkan residu yang tidak disukai.
Reaksi kimia larutan effervescent

Asam–basa tablet effervescent terdiri dari asam sitrat, asam fumarat


dan natrium karbonat. Reaksi antara asam sitrat dan natrium karbonat
(1) serta asam fumarat dan natrium karbonat (2) dapat dilihat sebagai
berikut

Reaksi diatas menunjukkan bahwa untuk menetralisir satu molekul


asam sitrat dibutuhkan 3 molekul natrium bikarbonat (NaHCO3)
sedangkan untuk menetralisir satu molekul asam tartrat dibutuhkan 2
molekul natrium bikarbonat
Reaksi diatas tidak dikehendaki terjadi sebelum effervescent dilarutkan,
oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu
dikendalikan tetap rendah untuk mencegah penguraian dan
ketidakstabilan produk
Metode pembuatan tablet effervescent

granulasi basah,
granulasi kering dan Faktor yang
kempa langsung. mempengaruhi
metode
pembuatan adalah
dosis dan sifat zat
aktifnya
GRANULASI BASAH

1. Cara Pemanasan
Melibatkan pembebasan air dari bahan dalam bentuk hidrat pada suhu
yang rendah untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan
adalah asam sitrat hidrat.
2. Granulasi dengan cairan reaktif
Bahan penggranulasi yg efektif a/ air. Proses berdasarkan penambahn
sedikit air (0,1 -0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang dipilih (harus
dapat membebaskan air yang diadsorpsi ke sisa dari komponen yang lain
daripada mengadsorbsi dan mengikatnya secara internal). Granul yang
masih lembab ditransfer ke mesin tablet masuk ke dalam oven terjadi proses
pengeringan untuk menghilangkan air atau mengikatnya secara internal
sebagai air kristal sehingga tablet menjadi stabil , kerugiannya tidak dapat
digunakan untuk bahan yang rentan terhadap lembab/panas.
3. Granulasi dengan cairan non reaktif
Cairan yang digunakan adalah etanol/ isopropanol. Cairan ditambahkan
perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Pengikat
ditambahkan dalam bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP
dilarutkan dalam cairan penggranulasi sebelum penambahan ke dalam
masa. Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya lebih sedikit daripada PVP
ditambahkan sebgai pengikat kering . Setelah masa dibasahi semua masa
granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian ukuran
partikel dikurangi lagi baru dicetak.
GRANULASI BASAH PADA PEMBUATAN TAB
EFFERVESCENT

ADANYA PEMISAHAN ANTARA GRANUL ASAM DAN BASA.


Prinsip dari metode ini adalah dengan memisahkan antara granul asam
dan granul basa, kemudian masing-masing granul dibasahi dengan
larutan pengikat sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu. Granul
kemudian diayak dengan ukuran tertentu, setelah proses pengayakan
granul dikeringkan. Granul yang telah kering kemudian diayak kembali
sebelum dicetak menjadi tablet. TUJUANNNYA APA ?
KEUNTUNGAN GRANULASI BASAH

1. Meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk, sehingga granul


yang dihasilkan dapat dibuat tablet dengan jalan mengempa
sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu, mempunyai
penampilan bagus, cukup keras dan tidak rapuh.
2. Mencegah terjadinya segregasi komponen penyusun tablet yang
telah homogen selama proses pencampuran.
3. Zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan
obat dengan cara menambahkan cairan pelarut yang cocok pada
bahan pengikat
GRANULASI KERING

1. Cara Slugging
Dibuat bongkah –bongkah tablet berukuran besar menggunakan mesin
tablet kemudian tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki
2. cara kompaktor
Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk remix
menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan.
Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul
GRANULASI KERING PADA PEMBUATAN TAB
EFFERVESCENT

Pada proses granulasi kering natrium karbonat sebagai sumber basa


ditambahkan sebelum tablet efervesen dicetak bersama dengan
lubrikan, agar reaksi efervesen dini tidak terjadi pada saat granulasi.
KEUNTUNGAN GRANULASI KERING

Kelebihan metode granulasi kering dibandingkan metode granulasi


basah adalah peralatan dan ruang yang dibutuhkan lebih sedikit, energi
yang dibutuhkan lebih kecil dan lebih murah.
Kekurangan granulasi kering

1. Dibutuhkan mesin tablet bertekanan tinggi (heavy duty tablet press),


2. distribusi warna tidak homogen,
3. timbul banyak debu, dan
4. berpotensi meningkatkan kontaminasi
KEMPA LANGSUNG

Pembuatan tablet efervesen dengan mengempa langsung campuran


zat aktif dan eksipien kering tanpa perlakuan awal terlebih dahulu.
Keuntungan : lebih cepat, praktis dan mudah pengerjaanya.
Kempa langsung

Material yang dapat dikempa langsung hanya material yang


mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik
Evaluasi Granul Effervescent

kadar air granul (kadar air untuk granul kurang dari 5% )


daya alir granul,
sudut diam, dan
kompresibilitas granul.
Uji Sifat Fisis Tablet

keseragaman bobot
dipengaruhi oleh sifat alir, distribusi ukuran partikel dan variasi punch
Uji Kekerasan
Semakin besar tekanan yang diberikan semakin keras tablet yang dihasilkan
Uji sifat fisis tablet

Uji Kekerasan dan Friabilitas


Uji kekerasan dilakukan terhadap 20 tablet yang masing-masing diuji
dengan alat Hardness Tester dengan satuan kp
friabilita ditimbang 10 tablet yang telah dibebaskan debunya kemudian
dimasukkan kedalam alat Friabilator.
Alat dijalankan dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit, tablet
dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang kembali untuk mengetahui
perbedaan berat sebelum dan sesudah diuji keregasan kemudian
dihitung persentasenya.

Kerapuhan di atas 1% menunjukkan tablet yang rapuh dan dianggap


kurang baik
Uji sifat fisis tablet

Waktu larut
 Diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas yang
dapat merendam seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai
volume 200 ml kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet
dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut tablet
effervescent yaitu kurang dari 5 menit pada suhu 25 C.

dapat dipengaruhi oleh jumlah bahan yang tidak larut air dan bahan
pengikat yang terlalu banyak serta kekerasan tablet yang berlebihan.
waktu larut yang baik 1-2 menit
Uji sifat fisis tablet

Uji Tinggi Buih


Diambil 1 tablet kemudian dilarutkan dalam 200 mL air. Diukur tinggi buih
yang dihasilkan kemudian dicatat waktu waktu tablet pada saat mulai
berbuih hingga tablet effervescent tidak menghasilkan buih lagi.
Uji sifat fisis tablet

Uji Derajat Keasaman


Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Dilakukan
dengan cara satu tablet effervescent yang dibuat dilarutkan dalam 200 ml
air kemudian diukur pH nya
Bahan Tambahan Dalam Pembuatan
Tablet Effervescent

Sumber Asam
sumber Karbonat
Bahan pengikat
Bahan pengisi
Bahan pelicin
Bahan perasa, pemanis dan pewarna
Sumber asam

asam makanan (asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat,
asam adiptat dan asam suksinat)
asam anhidrat ( asam suksinat anhidrat dan asam sitrat anhidrat)
asam garam ( natrium dihirogen pospat, dinatrium dihirogen piropospat,
garam asam sitrat dan natrium asam sulfit)
Sumber karbonat

Sumber karbonat untuk effervescent meliputi natrium bikarbonat, natrium


karbonat, potassium karbonat, natrium sesquikarbonat, natrium glisin
karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat
Bahan pengikat

Mempengaruhi kekompakan tablet


Bahan pengikat yang efektif untuk tablet effervescent adalah PVP
Konsentrasi yang digunakan 0,5 -5%
Bahan pengisi

untuk memperbesar volume tablet sehingga diperoleh ukuran yang


sesuai.
Syarat : inert,non-higroskopis, larut air, memiliki kompaktibilitas yang baik,
rasanya dapat diterima, dan murah
Bahan pelicin

Agar tablet tidak lengket pada cetakan


Yang ideal digunakan : PEG
CONTOH SELAIN PEG ????
Contoh formulasi tablet effervescent
PENDAHULUAN

Sediaan kapsul adalah bentuk sediaan padat


mengandung satu atau lebih zat aktif dan bahan
pembantu, dimasukkan ke dalam cangkang atau
wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang
sesuai.

Bergantung kepada formulasinya (isi kapsul),


sediaan kapsul dibagi 2: kapsul keras dan kapsul
lunak
RUTE PEMBERIAN

Mayoritas untuk pemberian oral


KEUNTUNGAN SEDIAAN KAPSUL

Dapat menutupi rasa, bau dan penampakan fisik


yang kurang baik dari zat aktif.
Memungkinkan serbuk untuk dibuat dalam sediaan
tanpa harus melalui proses kompresi sehingga
disolusi dan absorpsi zat aktif lebih cepat
dibandingkan tablet.
Menawarkan farmasis untuk membuat sediaan
dengan dosis sesuai keinginan dengan berbagai rute
pemberian (oral, inhalasi, rektal, atau topikal)
Lebih mudah ditelan dibandingkan tablet sehingga
lebih menguntungkan bagi yang sulit menelan
Dapat mengontrol pelepasan zat aktif
Merupakan sediaan ideal untuk mengontrol
pelepasan obat terutama pelet
Memerlukan eksepien relatif lebih sedikit
Merupakan sediaan yang secara kimia dan
fisika stabil
Memungkinkan juga untuk sediaan
mengandung bahan alam
KEKURANGAN SEDIAAN KAPSUL

Mudah dipengaruhi oleh lembap dan kontaminasi


mikroba karena cangkang terbuat dari gelatin
(bahan alam).
Terutama kalau serbuk mempunyai bj ringan,
kapsul dapat berukuran besar sehingga sulit
ditelan
Relatif lebih mahal
JENIS SEDIAAN KAPSUL

Kapsul keras
Kapsul lunak
KAPSUL KERAS

Kapsul keras terdiri dari bodi dan tutup (cap), yang


saling menutup satu sama lain.
Ada berbagai ukuran kapsul untuk penggunaan pada
manusia.
Kapasitas setiap ukuran bergantung kepada bobot
jenis masa (isi) kapsul
Cangkang kapsul tersedia baik transparan ataupun
berwarna opak
Warna merupakan identitas dari sediaan atau
estetika
BAHAN CANGKANG KAPSUL KERAS

Cangkang kapsul keras terdiri dari gelatin,


plastisizer (gliserin atau sorbitol) dan air.
Pada masa kini cangkang kapsul keras dapat
mengandung zat tambahan seperti pengawet,
pewarna, pengopak, pewangi, pemanis, atau
bahan salut enterik
GELATIN

Gelatin sangat bervariasi baik:


Kekuatan gel
Viskositas
Kandungan besi
Dan lain-lain

Karakteristik gelatin ini dipengaruhi oleh:


Bobot molekul (20.000 – 2 juta)
Metode pembuatannya
Dua jenis gelatin yang sering digunakan adalah:
Farmagel A: diproses dalam suasana asam, pH
4.8-5.2
Farmagel B: diproses dalam suasana basa, pH 6.5-
9.5
Untuk cangkang kapsul umumnya digunakan
campuran gelatin yang berasal dari kulit dan
tulang babi.
Gelatin dari kulit berperan terhadap plastisitas,
sedangkan gelatin dari tulang berperan terhadap
kekuatan gelatin
Evaluasi terhadap gelatin

Perubahan viskositas
Kandungan lembap
transparansi
Kadar abu
Nilai pH
Besi: ≤15ppm for gelatin used in soft
gelatin capsules.
Kandungan lembap gelatin umumnya 13-16%
Peningkatan lembap menyebabkan kerusakan dan kehilangan bentuk fisik
Penurunan kandungan lembap menyebabkan kerapuhan

Kelarutan gelatin:
Tidak larut dalam air dingin, larut dalam air panas dan cairan lambung
hangat
Gelatin adalah protein dan dapat terdegradasi oleh enzim proteolitik
Proses pembuatan kapsul gelatin keras

Cangkang terdiri dari 2 bagian: badan dan tutup


Proses pembuatan cangkang: pin method
pencelupan → pengeringan → pemotongan/stripping →
pemotongan/trimming → joining/penggabungan

Harus diperhatikan:
a) Kontrol ketebalan dinding cangkang kapsul.
b) Diameter tutup harus > dari diameter badan cangkang.
Proses pencelupan pada pembuatan cangkang kapsul
UKURAN CANGKANG KAPSUL KERAS

Umumnya serbuk seberat 65 – 1000 mg dapat


dikapsulasi

Cangkang kapsul keras ada 8 ukuran


Pemilihan ukuran kapsul ditentukan oleh:

1) Jumlah bahan yang akan dienkapsulasi


2) Bj dan kompresibilitas bahan isi kapsul
3) Pertimbangan penggunaan yang masih bisa
diterima
Mg of Mg of
Capsule Size Volume ( ml)
Lactose Aspirin
000 1.37 1340 1000
00 0.95 929 600
0 0.68 665 500
1 0.50 489 300
2 0.37 362 250
3 0.30 293 200
4 0.20 195 125
5 0.13 127 60
PENGISIAN KAPSUL KERAS

Persiapan pengisian kapsul keras meliputi:

Persiapan dan pengembangan formulasi serta


pemilihan ukuran kapsul
Pengisian cangkang kapsul
Pembersihan kapsul yang telah terisi
Perbandingan tablet vs kapsul

Tablet Kapsul

Penimbangan Penimbangan
Pencampuran Pencampuran
Granulasi Pengisian ke dalam kapsul
Pengeringan Pengemasan
Pengayakan
Penambahan fase luar
Pencetakan
Pengemasan
PENYIMPANAN KAPSUL

Pada kondisi suhu dan kelembapan yang


sesuai
Kelembapan antara 10 – 15%
Kelembapan yang terlalu rendah
menyebabkan pengerutan dan kerapuhan
cangkang kapsul
Kelempan yang terlalu tinggi menyebabkan
pelunakan cangkang kapsul karena
penyerapan lembap
ISI KAPSUL KERAS

1. Zat aktif
2. Eksipien:
Pengisi
Laktosa, manosa, sorbitol, starch
Adsorben (jika isi kapsul bersifat
eutektik dan higroskopis)
MgO, erosil, MgCO3, CaCO3
Glidan (meningkatkan aliran serbuk)
Talk, stearat
Zat anti debu, mis minyak dengan
konsentrasi tertentu

Umumnya kapsul keras digunakan untuk menampung


isi antara 65 mg – 1 gram
EKSIPIEN UNTUK SEDIAAN KAPSUL

1. Pengisi
Membantu pembentukan plug dan kompresi
Jenis:
Manitol
Laktosa
Corn starch
Avicel
Starch 1500
2. Lubrikan
Fungsi: meningkatkan aliran serbuk dan
mencegah pelekatan serbuk ke bagian logam alat
pengisi
Mg stearat
Asam stearat
Gliseril monostearat

3. Glidan
Fungsi: meningkatkan aliran serbuk:
Erosil
Talk
4. Penghancur
Menjamin disintegrasi campuran serbuk
Starch 1500
Croscarmelosa
Corn starch
Crospovidon
Asam Alginat

5. Zat pembasah
Meningkatkan penetrasi air ke dalam campuran
serbuk:
Tween
Na lauril sulfat
Bahan yang dapat diisikan ke dalam kapsul/dienkapsulasi:
1) serbuk atau granul
2) campuran pelet
3) pasta
4) kapsul
5) tablet
6) lcairan: fixed or volatile oils (locking or sealed gelatin capsules)
7) campuran eutektik: dicampur dengan pengisi atau adsorben
untuk memisahkan zat yang dapat berinteraksi dan untuk
menyerap cairan yang dihasilkan akibat pencampuran
METODE PENGISIAN SERBUK

Pengisian serbuk ke dalam cangkang kapsul ada 2:


1. Pengisian manual/punch

Serbuk dengan bobot tertentu ditempatkan di


atas kertas
Bodi kapsul secara vertikal dengan ujung
terbuka ke bawah ditekan-tekan ke dalam
serbuk sampai serbuk masuk ke bodi kapsul

1) Obat nonpoten: kapsul pertama ditimbang. Kapsul


berikutnya ditimbang secara periodik
2) Obat poten: setiap kapsul harus ditimbang.
2. Pengisian dengan mesin
Mesin pengisian kapsul secara manual tersedia
dalam berbagai jenis berkisar antara
50,100,300 kapsul.
Pengisian dengan menggunakan mesin ini
memerlukan formulasi yang tepat
Faktor yang mempengaruhi disolusi
obat dari kapsul keras

Kecepatan disolusi cangkang kapsul


Kecepatan penetrasi medium disolusi
Kecepatan deagregasi masa serbuk
Karakteristik zat aktif
KAPSUL GELATIN LUNAK
KAPSUL LUNAK

Kapsul lunak dibuat dari gelatin di mana gliserin


atau alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan
untuk meningkatkan plastisitas gelatin.

Bentuk kapsul lunak:


Elips atau bulat

Isi:
cairan, suspensi, semisolid, serbuk kering
Cangkang kapsul lunak sama dengan
cangkang kapsul keras hanya plastisizer
yang digunakan adalah sorbitol, PEG dan
gliserin

Biasanya berisi cairan atau suspensi


Keuntungan kapsul lunak

Ketepatan dosis terjamin


Ketersediaan hayati lebih baik
Mengurangi pendebuan
Mengurangi iritasi lambung dibandingkan tablet
dan kapsul keras
Kekurangan kapsul lunak

Biaya produksi lebih mahal dibandingkan tablet


dan kapsul keras
Kontak bahan dengan cangkang kapsul lebih kuat
Tidak bisa digunakan untuk berbagai senyawa
aktif dalam 1 kapsul
The pharmaceutical applications of soft
gelatin capsules are
1) as an oral dosage form
2) as a suppository dosage form
3) as a specialty package in tube form, for human
and veterinary single dose application of topical,
ophthalmic, and otic preparations, and rectal
ointments.
The components of soft gelatin capsules
1) gelatin
2) glycerin or polyhydric alcohol
3) water/moisture
4) preservative
5) colorant
6) markings
7) opaquants
8) Flavors may be added and up to 5% sucrose may be
included for its sweetness and to produce a chewable
shell.
PEMBUATAN KAPSUL GELATIN LUNAK

Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara


proses lempeng menggunakan seperangkat
cetakan untuk membentuk kapsul atau dengan
cara die process (berputar atau bolak-balik) yang
lebih efisien dan produktif
1. The plate process (using a set of molds)
The plates contain die pockets.
placing a warm sheet of gelatin on the bottom plate
pouring the liquid-containing medications
placing the second sheet of gelatin
putting the top plate of the mold into place
pressing the mold to form, fill, and seal the capsules
simultaneously
removing and washing the capsule
2. The rotary die process (more efficient and
productive)

Liquid gelatin is formed into two ribbons


The two ribbons are brought together
Metered fill material is injected between the ribbons
These pockets of fill-containing gelatin are sealed
ROTARY DIE PROCESS
Die untuk produksi kapsul lunak
Persyaratan bahan untuk kapsul lunak:

GELATIN

The gelatin is pharmacopoeial grade with


additional specifications required by the capsule
manufacturer.
a) Bloom strength:
b) viscosity:
Generally, 25 to 45 millipoise is acceptable.
c) iron: ≤15ppm
2. PLASTICIZER

glycerin or sorbitol or combinations of these


The ratio by weight of dry plasticizer to dry gelatin
determines the “hardness” of the gelatin shell.
0.4/1 hard
0.6/1 medium
0.8/1 soft
The ratio by weight of water to dry gelatin can vary from 0.7-
1.3 to 1.0.

3. PEWARNA
FORMULASI

 Cairan murni, campuran berbagai larutan atau


padatan terlarut atau tersuspensi dalam cairan
 Pembawa
 Pelarut tidak bercampur dengan air (minyak
tumbuhan, minyak mineral)
 Cairan bercampur dengan air (PEG BM rendah,
surfaktan nonionik mis tween 80)
Keterbatasan isi kapsul

 Kandungan air < 5%


 pH diantara 2.5-7.5
 Cairan harus mengalir baik pada suhu <35C
 Hindarkan penggunaan aldehid
Pemakaian kapsul gelatin lunak

Untuk mengisi macam-macam jenis bahan baik cair


maupun solid.
Cairan yang dapat dimasukkan ke dalam kapsul
gelatin lunak:

Minyak-minyak
Cairan yang mudah menguap
Suspensi
1) liquids
a) water-immiscible volatile and nonvolatile liquids
b) water-miscible, nonvolatile liquids
c) water-miscible and relatively nonvolatile liquids
e.g. propylene glycol, isopropyl alcohol
d) Liquids that can easily migrate through the capsule
shell cannot be encapsulated into soft gelatin capsules
2) solids (solutions, suspensions, pasty mass, dry powders,
granules, pellets, or small tablets.)
TABLET SALUT
Dyera Forestryana, M,Si., Apt

CHEE 440 132


Tablet salut adalah tablet yang disalut dengan satu
atau lebih lapisan dari campuran berbagai zat
seperti damar sintetik, gom, gelatin, pengisi yang
tidak larut dan tidak aktif, gula, zat pewarna yang
diperbolehkan oleh peraturan, dan kadang-kadang
penambah rasa serta zat aktif.

CHEE 440 133


Jenis tablet salut
Tablet bersalut gula (dragee)
tujuannya untuk menutupi rasa, warna, dan
bau obat

CHEE 440 134


Tablet salut selaput (film coat) Ialah tablet yang
dilapisi lapisan selaput tipis dengan zat penyalut
yang dikenakan atau disemprotkan pada tablet.
Tablet salut enteric Adalah tablet yang disalut
dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam
asam lambung, tetapi larut dalam usus
halus.

CHEE 440 135


Tablet Coating
Why coat tablets?
Taste and smell
Protect
appearence
Types of coatings
sugar coating
film coating
press coating (compression coating)

CHEE 440 136


Sugar Coating
syarat
Permukaan halus
keras
Kerapuhan serendah mgk
Dapat bergerak dan berputar
Bebas debu

CHEE 440 137


Sugar Coating
stages involved
sealing of tablet core dg tuj:
» Melindungi dr penetrasi air
» Memeprkeras
» Cont:Cellulosa acetat ptalat (CAP), HPMC, Polivinil Acetat ptalat
(PVAP), Shellac bebas arsen
Penggunaan larutan seal coating yang terlalu banyak akan mempengaruhi
disolusi dan disintegrasi obat, namun penyegelan yang kurang akan
menyebabkan stabilitas tablet inti terganggu (tablet pecah /
Cracking

CHEE 440 138


Sugar Coating
stages involved
Subcoating
» Mempercepat pembulatan tepi
» Menguatkan ikatan antara sealing dan sugar coat
Meningkatkan berat tablet (penyalutan gula dapat meningkatkan berat tablet
50 - 100%). Variasi bobot tablet salut gula maksimal 6,5 %.
» Ditambah serbuk penabur:
Memepersepat pbtkan badan
Mencegah sticking
Berupa;camp. koalin, kalsium karbonat, serbuk gula, gom, amilum talk
» Lar brp: lar gelatin, PGA, sirup gula, aquades

CHEE 440 139


Sugar Coating
Smoothing
» Menghaluskan dan mencapai ukuran tt
Tujuan penghalusan adalah untuk mengikis permukaan tablet yang kasar
yang disebabkan oleh tahap pelapisan dan atau pewarnaan sehingga
menghasilkan tablet halus, mengkilap, dan anggun

colouring : pewarnaan tablet

Polishing : mengkilapkan dan memperindah


» Digunakan parafin atau PEG dalam kloroform

Printing : mencetak

CHEE 440 140


Permasalahan:
Cracking and splitting
Krn kelembaban akibat prosespengeringan
Stickines
Krn gula mengalami inversi shg susah kering larutan pewarna yg sedikit asam

CHEE 440 141


Film Coating
involves spraying a solution of polymer + pigments +
plasticizers onto a rotated, mixed tablet bed
forms a thin, uniform film on tablet surface

materials
polymers
solvents
plasticizers
colorants

CHEE 440 142


Film Formation

latex particles dispersed


in aqueous phase

formation of thin film with


water evaporation through film

continuous film

CHEE 440 143


Film Coating
Keuntungan dibandingkan tablet salut gula:
- lebih elastis
-Lebih ringan
- lebih singkat pembuatannya

Kerugian:
- Penampilan fisik kurang rapi

CHEE 440 144


Film Coating
Polimer:
- harus dapat melekat
-Contoh : HPMC, etil selulosa, metil selulosa, PVA

Plasticizer :
- Polyols: gliserol (gliserin), propilen glikol, polietilen glikol
- Ester-ester asam organik: Ester-ester ptalat (dietil, dibutil),
Triacetin, ester-ester sitrat (trietil, asetil trietil, asetil tributil)
-Minyak (oil) : castor oil, fraksi minyak kelapa

Pewarna:
-Identitas
- Mengurangi pemalsuan
-Melengkapi penyaklutan
-Pewarna organik: Sunset yellow, Tartrazine, Erythrosine.
- Pewarna anorganik: Titanium dioksida, Talk, Iron oxide yellow.
- Pewarna alami: Riboflavine, Carmine, Anthocyanin.

CHEE 440 145


Film Coating
Opacifyer:
titanium dioksida, silikat (talk, aluminium silikat), karbonat (magnesim karbonat),
sulfat, oksida dan hidroksida

Pelarut:
Dapat melarutkan atau mendispersikan sistem polimer.
Dapat mudah mendispersi komponen yang lain dari larutan penyalut dalam sistem pelarut
Polimer-polimer dengan konsentrasi kecil tidak boleh dibuat dalam sistem larutan yang sangat
kenta
Tidak berwarna, berbau, berasa, tidak mahal, tidak toksis, netral dan tidak mudah terbakar.
Mempunyai tingkat pengeringan yang cepat
Hendaknya tidak mempunyai dampak terhadap lingkungan

CHEE 440 146


Coating Process
coating pans

Convensional pan
Rear pented pans= seperti donat
Peforated pans= hampir mirip rear tp belakang tdk berlobang

CHEE 440 147


Coating Process
fluid beds

Proses penyalutan:
Panci tuang
Panci semprot

CHEE 440 148


Important Processing Parameters
inlet and bed temperatures
relative humidity
atomization air pressure
liquid spray rate
droplet size
drying time

CHEE 440 149


Coating Problems

Roughness:konsentrasi zat warna serta konsentrasi polimer dalam


larutan penyalut

Sticking:kecepatan penyemprotan yang terlalu tinggi, kecepatan


putar panci yang terlalu rendah, penyemprotan yang tidak merata

film cracking/peeling:tekanan internal pada lapisan tipis


melampaui tenaga rentang lapisan tipis, hal ini dapat diperkecil dengan
mengatur jenis dan konsentrasi plasticizer, serta jenis dan konsentrasi zat
warna. Tenaga rentang lapisan tipis dapat ditingkatkan dengan
menggunakan polimer-polimer atau campuran dengan berat molekul yang
lebih besar

CHEE 440 150


Coating Problems
Twinning:kecepatan penyemprotan yang terlalu tinggi, kondisi
pengeringan tablet yang tidak merata, kecepatan putar panci yang terlalu
rendah, bentuk tablet inti yang kurang bagus, suspensi penyalut yang
terlalu kental dan jarak penyemprotan yang terlalu dekat dengan
tumpukan tablet

Edge chipping:rendahnya kekuatan mekanik tablet saat


penyalutan, kecepatan putar panci yang terlalu tinggi, kecepatan
penyemprotan yang rendah, cairan penyalut yang kurang kental, tepi
tablet inti yang tajam, kekerasan tablet inti yang rendah dan tablet inti
yang terlalu rapuh

Core erotion:adalah tablet inti terlalu rapuh. Kecepatan putar


panci yang terlalu cepat, laju penyemprotan yang terlalu lambat, larutan
penyalut kurang kental, pembengkakan yang terlalu cepat dari tablet inti
akibat pemakaian super disintegran

Colour variation:terlalu sedikit jumlah tablet yang disalut,


pencampuran tablet yang tidak merata selama penyalutan, larutan
penyalut yang terlalu kental, kecepatan putar panci yang terlalu lambat
CHEE 440 151
dan pola penyemprotan yang tidak sama
Coating Problems
Peeling:rendahnya kekuatan mekanik pada saat penyalutan, kurang
melekatnya penyalut pada permukaan tablet inti dan penggunaan lubrikan
yang berlebihan dalam formulasi tablet inti

Orange peel:Penyebaran larutan penyalut yang tidak seimbang


sebelum pengeringan menyebabkan suatu lekuk-lekuk atau efek “kulit
jeruk” pada penyalut, selain itu juga disebabkan karena cairan penyalut
yang terlalu kental, proses atomisasi cairan penyalut yang kurang baik

Logo infilling:desain logo yang terlalu rumit, hilangnya logo


yang disebabkan karena pengikisan permukaan tablet yang mengelilingi
logo dan Logo bridging

Logo bridging:adhesi yang tidak rata dari penyalutan lapis


film, karakteristik permukaan tablet sebelum disalut, desain logo tablet
yang terlalu rumit, kurangnya plasticizer dalam komponen bahan penyalut

CHEE 440 152


Normal Coating
Average
Reconstitution
Description weight Application examples
level
gain
HPMC based Amoxycilli n, Azithromycin, Atenolol,
Aqueous 11% to 15% 2.5 % Amlodipine, Amitriptyline, Ampicilin
system Ciprofloxacin, Cephadroxil ,
Cimitidine, Calcium Tablets, Citrizine
HPMC based , Chloroquine Phosphate,
Organic Clarithromycin, Erythromycin,
5% 2.5%
solvent Ferrous Fumarate, Famotidine,
system Ferrous Sulphate, Ibuprofen,
Indapamine, Losartan Potassium,
HPMC based Levamisole, Methyl-Dopa,
Aqueous/ Aqueous 11%
Metronidazole+Tinidazole,
Organic Organic Solvent Metronidazole, Methyl Coblamine,
Solvent/ 5% 2.5% Mefenamic Acid, Metoprolol Tartrate,
Hydro Hydro Alcoholic Norfloxacin, Nifidipine,
Alcoholic Norfloxacin+Tinidazole, Ofloxacin,
9%
system Paracetamol, Quinine Sulphate,
Roxythromycin, Secnidazole,
PVA based Sildenafil Citrate, Trimetazidine,
Aqueous 20% to 25% 2.5% Tinidazole, Tinidazole-Doxycycli ne,
system Tinidazole + Tetracycli ne, Verapamil

CHEE 440 153


Enteric-coated
coating resists dissolution or disruption in stomach
but not in intestines
used for drugs that are unstable, irritating to
stomach

CHEE 440 154


Enteric Coating
Average
Reconstitution
Description weight Application ** examples
level
gain
Organic Enteric
Coating system, Aspirin, Bisacodyl
5% 8%
Cellulose Acetate
Phthalate based
Diclofenac Sodium
Aqueous coating
system & Organic
enteric coating Doxylamine Succinate
Organic: 5%
system. Hydroxy 8%
Aqueous: 10%
Propyl Methyl
Cellulose Phthalate Garlic Tablets, Omeprazol,
based system. Pentaprazole,

Aqueous 20%
Methacrylic acid Pentoxyfyline, Rabeprazol ,
Hydro Alcoholic
copolymer type "C"
10% 9%
USP/NF based
system Organic System Serrosipeptadise
10%

CHEE 440 155


Press Coating
use of compression to form coat around a pre-
formed core

used mainly to separate chemically incompatible


materials
also dual release patterns possible

CHEE 440 156


Tablet inti yang sudah jadi mengalami proses
seperti berikut, yaitu granul halus dan kering
dikempa di sekitar tablet inti, sering disebut tablet
dalam tablet (Aulton, 1988).

CHEE 440 157


Lab. 2
Industrial pharmacy

Effervescent Granules
GRANULE DOSAGE FORM
Small irregular particles ranging from 4-10
mesh size containing medicinal substances

EFFERVESCENT
GRANULES
Mixtures of medicinal agent with
citric acid, tartaric acid and
bicarbonate

Note: Granules may be non-medical:


Deluse granules (diatery supplements)
Dispensing
Dissolving granules in water and take during taken
during effervescence or immediately after.

TYPE OF DRUGS USED IN


EFFERVESCENT GRANULES:
Usually water soluble drugs
1- Alka seltzer: (Aspirin) minor aches, pains, inflammation,
fever, headache.
2- Citrocarbonate: Urinary pH modifiers and to treat
gastric antiacid.
IMPORTANT NOTES FOR USING GRANULES:

1- By using granules or coarse particles of mixed powders


rather than small powder particles

the rate of solution is decreased

violent and uncontrollable effervescence is prevented.

2- Sudden and rapid effervescence could overflow the


glass and leave little residual carbonation in the
solution.
3- Combination of citric
acid and tartaric acids
rather than either acid
alone to avoid certain
difficulties.

A-Thus when using


tartaric acid alone the
resulting granules loss
their firmness readily
and crumble (Chalky
and friable).
B- while using citric acid
alone result in a sticky
mixture difficult to
granulate.
ADVANTAGES:
1. Rapid onset of action
(prepared as solution)
rapid disintegration and dissolution.

2. Pleasant taste
chemical reaction between acid and base
lead to librate CO2 which act as local
anesthetic effect of oral cavity so mask the
undesirable taste.

3. Psychological effect, patient comfort to it.

4. Provide alkaline solution, neutralization of a


acidic drugs as aspirin (alkalinization of urine
and increase excretion of drug which is acidic).
DISADVANTAGES:
It can be 1. Unstable (absorb the water
overcome by [moisture] from the
atmosphere).
packaging and
compressing
into tablet
2. Not accurate dose estimation
dosage form
because the one who estimate
and put them the dose is the patient himself.
in aluminum
foil
3. Sodium overload (these
(not in plastic granules are not suitable for
foil because it hypertensive patients)
allow the
absorption of
water from 4. Have many drug-drug
moisture). interaction.
SOURCES OF ACIDS
1.Natural (food) acids (citric acid, tartaric acid,
malic acid ,fumaric acid).
Highly soluble in water and thus widely use in
preparation of effervescent.

2. Anhydride acids (anhydrous citric acid and


anhydrous tartaric acid) .
when dissolved in water give hydrous acids.

3. Salts acids (disodium dihydrogen


Na CO used
phosphate ,and sodium disulfide).
instead of
NaHCO but the soluble at pH 4.5 otherwise they are strong
last is more acids.
effective 4. Effervescent base: used mainly in the
Ciric acid 1 part
because it´s preparation of effervescent granules.
Tartaric acid 2 part
more soluble in
NaHCO 3.44 part
water.
Total 6.44
METHOD OF EFFERVESCENT GRANULES
PRODUCTION
METHOD OF EFFERVESCENT GRANULES
PRODUCTION

1. Formulation:
a/ Amount of each material in the formula.
b/ Number of doses: usually we 1 tsp. as ordinary
dose which is equal to 5 gm of effervescent.
No. of doses =total amount /wt .of each dose
c/ The physic-chemical properties of each
component.

2. Mixing:
to get uniform distribution.
3. Moistening and granulation: use certain solvent to get paste
through wet granulator.

* In small amount we use sieve with suitable particle


size instead of granulator.

Methods of moistening and granulation

A- Dry method (heat fusion method):


Used in preparation of drugs which are not affected by heat
(e.g. Mg Sulfate).

During the heating process 60-80°C ,the heat causes the


release of 1 molecule of water of crystallization from the
citric acid, which in turn dissolves a portion of powder
mixture to prepare the moist mass and granulation, and thus
consequent release of some carbon dioxide.

3 + 3 O+3 +
Citric acid
2 + ! 2 O+2 + ! !
Tartaric acid
B- Wet fusion method:

Used to
1- prepare small amount of effervescent granules.

2- prepare compounds which are affected by


heat.

1st mix the powder together and then add


ethanol as moisture to get wet mass.

Water can´t be used as moisture because it


reacts directly and end the reaction.
4. Drying:
only for heat fusion method
By using tray dryer

5. Packaging and storage (cool and dry


place):
Stored in a wide mouth bottle with
colored glass, tightly closed and
sealed to exclude air , and kept in a
cool dry place.

NOTE: TO GET ACCURATE DOSE


GRANULES MAY BE PRESSURED INTO
TABLET DOSAGE FORM (E.G. VIT. C).
EXPERIMENTAL WORK:
Prepare 25 gm of effervescent granules using 1.5 gm of
Mg sulfate per dose as laxative.
As known that effervescent granules composed of
effervescent base and active ingredient (Mg sulfate).

The steps of calculation:


Find no. of doses
No. of doses =total amount of granules /wt. of each
dose
=25/5
=5
Find the amount of active ingredient added to the total
amount of effervescent granules (25gm ):
5 × 1.5=7.5 gm of Mg sulfate should be added
3. Find the wt. of each active constituent of effervescent
base that should be added to the added to the formula.
25 -7.5=17.5 gm amount of the base.
For Citric acid, for Tartaric acid
and for NaHCO3:
Total gm of citric acid

6.4 1

17.5 x

x =2.7 gm
total gm of tartaric acid

6.4 2

17.5 x

X =5.4 gm or 2 x 2.7 = 5.4 gm


Total gm of NaHCO3

6.4 3.4

17.5 x

x = 9.3 gm or 2.7 x 3.4=9.3


PROCEDURE

Heat fusion method:


1. Mix tartaric acid, NaHCO3, Mg sulfate
together.
2. Heat citric acid in water bath at 60-80 c°
to release water crystallization till it
becomes warm.
3. Immediately and directly add the above
mixture to dish of citric acid with rapid
mixing by hand till get the wet paste.
4. Sieving.
5. Drying.
wet fusion method:
1. Mix all ingredients
including Tartaric acid,
Citric acid, NaHCO3,
and the active
ingredient Mg sulfate.
2. Add Alcohol (95%)
drop by drop with the
continuous mixing till
we get a wet paste.
3. Sieving.
4. Drying.
TABLET
EFFERVESCENT
PENGERTIAN
• Tablet effervescent adalah tablet yang mengeluarkan
buih ketika dimasukkan kedalam air. Buih yang keluar
tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan
dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan
karbonat.
• Gas karbondioksida ini membantu mempercepat
hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif.
Selain itu gas karbondioksida ini juga memberi rasa
segar seperti halnya pada minuman kaleng
berkarbonsi. Disamping menghasilkan larutan yang
jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena
adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa
beberapa obat tertentu.
KEUNTUNGAN
• Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu
seketika, yang mengandung dosis yang tepat.
• Rasa menyenangkan karena karbonasi membantu
menutup rasa zat aktif yang tidak enak.
• Ukuran tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas
secara individual sehingga bisa menghindari masalah
ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.
• Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, baru diminum.
• Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
KERUGIAN
• Kesukaran untuk menghasilkan produk yang
stabil secara kimia.
• Kelembaban udara selama pembuatan produk
mungkin sudah cukup untuk memulai reaksi
effervescent.
TUJUAN PENGGUNAAN
• Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan obat
karena obat diberikan dalam bentuk larutan ketika akan digunakan.
• Tablet effervescent juga dapat melindungi zat aktif yang tidak tahan
dengan pH lambung. Karena tablet effervescent dapat menaikkan
pH lambung menjadi netral atau hampIr netral. Misalnya tablet
effervescent yang mengadung aspirin, aspirin tetap ada dalam
larutan dan dengan cepat dipakai oleh tubuh pada pengosongan
lambung. Aspirin dalam bentuk tablet effervescent tidak begitu
mengiritasi selaput lendir lambung.
• Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan bagi pasien yang
tidak dapat menelan tablet konvensional, pil, atau kapsul karena
sebelum digunakan tablet dilarutkan dalam air terlebih dahulu.
• Tablet effervescent dibuat untuk menutupi rasa zat aktif yang
kurang enak.
• Dengan tablet effervescent dapat meningkatkan estetika dan rasa
senang pasien saat akan minum obat.
BAHAN AKTIF
Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat sediaan effervescent:
Zat aktif yang sulit dicerna atau rusak di lambung
Sebagai contoh adalah Ca2CO3. Dalam bentuk tablet biasa atau serbuk, kalsium karbonat
larut dalam asam lambung dan dapat diabsorpsi ke sistem sirkulasi. Akan tetapi dalam GI
senyawa ini melepaskan gas CO2 yang mengganggu. Pada pasien usia lanjut di mana tingkat
keasaman dalam GI berkurang, kalsium karbonat kemungkinan melewati GI tanpa terdisolusi
dan dapat menyebabkan konstipasi.Formulasi kalsium karbonat dalam sediaan effervescent
memberikan keuntungan: dalam bentuk terlarut sempurna sebelum digunakan sehingga siap
untuk diabsorpsi, tidak menimbulkan gas CO2 dalam lambung, juga resiko terjadinya
konstipasi.
Zat aktif yang sensitif pH
Misalnya asam-asam amino dan antibiotik. Dalam pH lambung senyawa tersebut dapat
terdenaturasi, kehilangan aktivitas biologi, atau menyebabkan bentuk tidak aktif. Komponen
tablet effervescent dapat bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat. Efek
pendaparan GI melalui karbonasi ini akan menginduksi pengosongan lambung lebih cepat
(normalnya 20 min), sehingga absorpsi zat aktif menjadi maksimum.
Zat aktif yang memerlukan dosis besar Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar
dibandingkan tablet konvensional, yaitu Ø = 1 inchi dengan bobot tablet ~ 5 gram.
Zat aktif yang sensitif terhadap cahaya, lembab, dan oksigen Misalnya vitamin-vitamin. Tablet
effervescent mensyaratkan lembab < 0.5%. Untuk menghindari kontak dengan atmosfer,
tablet effervescent dikemas dalam aluminium
BAHAN TAMBAHAN (1)
Karakteristik komponen tablet effervescent:
Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet effervescent sama dengan
yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama.
Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai
persyaratan seperti:
Ukuran partikel
Bentuk partikel
Keseragaman distribusi
Aliran bebas granul
Parameter penting pemilihan bahan tambahan adalah KANDUNGAN AIR. Komponen asam dan
basa mengalami reaksi secara spontan saat dicampur dengan air. Reaksi ini juga dapat
berlangsung dengan adanya sejumlah kecil air. Saat sudah terjadi reaksi, reaksi akan berjalan
semakin cepat karena produk sampingan reaksi ini adalah air. Untuk alasan ini, maka bahan
pembantu yang dipilih sebaiknya berada dalam bentuk ANHIDRAT, dengan sedikit atau tanpa
lembab yang diadsorpsi, atau dengan molekul air yang terikat pada bentuk HIDRAT yang
STABIL karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang
terlampau kering tidak dapat dikempa .
Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 → CHCOONa + 3 CO2 + 3 H2O
CH2COOH CH2COONa
BAHAN TAMBAHAN (2)
KELARUTAN merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet effervecsent. Jika
komponen tablet tidak larut, reaksi effervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak
akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan
karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan
menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.

A. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervescent dapat
digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, antara lain :
Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O)
Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam
sitrat sangat larut, sangat higroskopis kekuatan asamnya tinggi (tripotik), dan
dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas (Lachman Tablet h.287).
Asam ini sangat mudah larut dalam air dan tersedia dalam bentuk hablur bening,
tidak berwarna/serbuk granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa
sangat asam, bersifat sangat higroskopis (FI IV, 1995). Asam ini mempunyai rasa
asam buah (Bahan Kuliah Tablet).
BAHAN TAMBAHAN (3)
Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6)
Asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat. Asam
tartrat juga banyak digunakan dalam formulasi tablet effervescent. Asam
ini LEBIH LARUT dalam air dan LEBIH HIGROSKOPIS apabila dibandingkan
dengan asam sitrat. Kekuatan asamnya sama dengan asam sitrat, tetapi
jumlah asam yang digunakan lebih banyak karena asam tartrat bersifat
diprotik sedangkan asam sitrat bersifat triprotik. Asam tartrat tersedia
dalam bentuk hablur tidak berwarna/ bening, atau serbuk hablur halus
sampai granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa asam, dan
stabil di udara (Lachman tablet h.287; FI IV, 1995). Biasanya digunakan
kombinasi asam sitrat dan asam tartrat karena asam tartrat saja akan
menyebabkan granul gampang remuk dan asam sitrat saja akan
menyebabkan campuran lengket dan susah digranul (U.S. Patent
6,497,900).
BAHAN TAMBAHAN (4)
Asam Malat
Asam ini bersifat higroskopis dan mudah larut. Asam malat mempunyai kekuatan
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan asam sitrat dan asam tartrat
(Lachman Tablet h. 287).
Asam Fumarat
Mempunyai kekuatan yang sebanding dengan asam sitrat, namun kelarutannya
rendah dalam air dan bersifat non-higroskopis (Lachman Tablet h. 287).
Asam Adipat & Asam Suksinat
Kedua asam ini bersifat non-higroskopis, mempunyai kelarutan yang jauh lebih
rendah dari asam sitrat, kurang tersedia dan kurang ekonomis (Lachman Tablet h.
288).

Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang
membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber
karbondioksida. Tidak bisa digunakan air karena asam anhidrat dapat bereaksi
sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat anhidrat (Lachman Tablet h.288)
dan asam sitrat anhidrat.
BAHAN TAMBAHAN (5)
Garam Asam
Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat)
Tersedia dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut
dalam air; menghasilkan larutan asam dengan pH sekitar 4,5;
mudah bereaksi dengan karbonat atau bikarbonat.
Dinatrium dihidrogen pirofosfat
Mudah diperoleh dan larut dalam air.
Garam asam sitrat (natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium
hidrogen sitrat)
Natrium asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan untuk
effervescent pembersih toilet.
Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak kompatibel dengan
senyawa pengoksidasi (Lachman Tablet h.288).
BAHAN TAMBAHAN (6)
Sumber Karbondioksida
Sumber basa yang biasa digunakan sebagai basis effervescent
adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat. Natrium bikarbonat
lebih dipilih untuk digunakan dalam formula karena lebih stabil
daripada natrium karbonat.
Natrium bikarbonat: BM = 84,01
Natrium bikarbonat adalah sumber CO2 utama dalam sistem
effervescent. Tidak bersifat higroskopis, larut dalam air, harganya
murah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan 0,85 %, berbentuk serbuk
hablur putih yang stabil di udara kering tetapi di udara lembab
terurai secara perlahan-lahan. Natrium bikarbonat bisa
menghasilkan kira-kira 52 % CO2. Penggunaan secara luas untuk
membuat antasid, baik sebagai komponen tunggal atau sebagai
bagian dari komposisi antasid (FI IV 1995, Lachman tablet h.289).
BAHAN TAMBAHAN (7)
Natrium karbonat: BM = 286,1 (Na2CO3. 10H2O)
Memiliki pH 11,5 dalam larutan air konsentrasi 1 %. Natrium
karbonat mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk
mengabsorbsi lembab, mencegah reaksi awal. Untuk alasan ini lebih
dipilih natrium karbonat bentuk anhidrat (Lachman tablet h.289).
Sebagai stabilizer karena dapat mengabsorpsi lembab dan kurang
higroskopis juga dapat menurunkan laju reaksi effervescent.

Kalium bikarbonat atau kalium karbonat


Digunakan terutama apabila ion natrium tidak diinginkan atau perlu
untuk dibatasi, contoh produk antasid dimana dosisnya bergantung
pada jumlah natrium yang disarankan untuk pencernaan. Lebih
larut dan lebih mahal daripada bentuk natriumnya (Lachman tablet
h.289).
BAHAN TAMBAHAN (8)
Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet effervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan
pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas.
Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet
effervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam.
Pengikat dan zat penggranul
Konsentrasi 0,004 – 1,5 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186).
Untuk pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti
gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan rendah atau karena
kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervescent.
Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa, dan manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif
pada konsentrasi rendah yang diizinkan dalam formulasi tablet effervescent, juga karena
dapat menghambat disintegrasi. Pengikat efektif untuk tablet effervescent adalah PVP. PVP
ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalamkeadaan kering kemudian masa dibasahi
oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat
pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP. Air berguna sebagai
pelarut untuk pengikat kering dan sebagai pengikat sendiri. Sejumlah kecil air ditambahkan
secara hati-hati dan dikontrol untuk mencegah disolusi awal. Air sangat efektif sebagai
pengikat karena adanya disolusi sebagian dari bahan-bahan pembantu diikuti dengan
kristalisasi karena pengeringan (Lachman tablet h.291).
BAHAN TAMBAHAN (9)
Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena komposisi zat yang
menghasilkan effervescent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan
pengisi yang baik, menyediakan ekstra effervescent dan efek pH larutan tidak
begitu berarti. Pengisi lain adalah natrium klorida dan natrium sulfat. Kedua zat ini
relatif padat dan mungkin berguna untuk menghasilkan kompaksi tablet yang lebih
padat (Lachman tablet h.291). pengisi ditambahkan untuk menggenapkan bobot
dan meningkatkan stabilita sediaan terhadap lembab. Contoh pengisi antara lain
adalah laktosa, sukrosa, dan manitol.
Lubrikan
Konsentrasi 0,25 – 1 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186).

Lubrikan dapat dibagi dua, yaitu:


Lubrikan Intrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray
malam/wax yang telah dilelehkan (Lachman Tablet h.293)
BAHAN TAMBAHAN (10)
Lubrikan yang umum digunakan:
• Garam stearat (Mg, Ca, Zn), efektif bila digunakan dengan konsentrasi ≤ 1% karena tidak larut
air, dapat mengganggu disintegrasi tablet, dan menghasilkan larutan yang keruh.
• Talk dan serbuk politetrafluoroetilen → tidak larut air, namun disintegrasi tablet lebih cepat.
• Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 mikronisasi merupakan lubrikan larut air yang
efektif.
• Natrium stearat dan natrium oleat → larut dalam konsentrasi rendah; kombinasi keduanya
akan lebih efektif
• Lainnya:
• Surfaktan dapat juga digunakan untuk menghasilkan larutan bening juga berguna sebagai
lubrikan. Natrium lauril sulfat akan menyediakan efek lubrikasi tetapi dapat menghambat
disintegrasi jika konsentrasinya terlalu besar. Magnesium lauril sulfat hanya sedikit
mempengaruhi waktu disintegrasi

Lubrikan Ekstrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray malam/wax yang
telah dilelehkan (Lachman Tablet h.293)
Komponen Tambahan Lain (Lachman Tablet h.294)
• Flavour
• Pewarna
• Pemanis
FORMULA
Vitamin C
Pyridoxine
PVP
Sukrosa
Asam Sitrat monohidrat
Asam tartrat
Natrium bikarbonat
PEG 8000
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
FORMULA
Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam
formula dan metode pembuatan
• Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP
merupakan pengikat yang larut air. Konsentrasi
PVP sebagai pengikat dalam formulasi dan
teknologi farmasi sebesar 0,5-5%.
• Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena
pengisi yang digunakan dalam tablet effervescent
adalah gula. Konsentrasi sukrosa sebagai pengisi
dalam formulasi adalah 2-20%.
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
FORMULA
• Asam yang digunakan adalah kombinasi asam sitrat
monohidrat dan asam tartrat karena dengan kombinasi
akan diperoleh tablet effervescent yang baik. Bila
digunakan asam sitrat monohidrat tunggal maka granul
yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat
digunakan dalam kombinasi dengan asam tartrat tunggal
maka akan dihasilkan tablet effervescent yang keras dan
retak-retak.
• Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena
basa tersebut bisa digunakan dalam kombinasi dengan
asam tartrat.
• Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga di pilih
PEG 8000.
EVALUASI TABLET (1)
Tujuan
• Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi
(Non Farmakope) atau tidak.
Prosedur
PARAMETER FISIK
Pemeriksaan penampilan fisik: Kejernihan larutan.
Keseragaman ukuran
• 20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka
sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet. (FI edIII hlm. 7).
Keragaman bobot
• Persyaratan keragaman bobot diterapkan untuk tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau
lebih atau merupakan 50% atau lebih dari bobot total.
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet. Lalu timbang seksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung
bobot rata-rata. Dari hasil Penetapan Kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan
anggapan zat aktif terdistribusi homogen. (FI IV, 1995 h.999)
EVALUASI TABLET (2)
Kekerasan tablet
• 20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat
Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet
terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 kg/cm2.
Friabilitas
• Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet
ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25
rpm (100 X)
• Setelah 4 menit,hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari
debu dan timbang (W1).
• Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%
Friksibilitas
• 20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang
(Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm
selama 4 menit (100 X), kemudian tablet dibersihkan dari debu dan
ditimbang (W1). Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 x 100 %.
EVALUASI TABLET (3)
• Uji waktu hancur
• Ini adalah parameter paling penting. Biasanya tablet dapat
hancur dalam waktu 1-2 menit. Volume dan suhu air yang
digunakan untuk uji waktu hancur tablet effervescent
Tablet Volume Air (ml) Suhu (°C)

Antasida/analgesik 120 –180 15– 20

Pembersih gigi 120 –150 40– 45

Minuman 180 –240 10– 15

Pencuci mulut 20 –30 25

Pembersih Toilet 4000 –6000 20– 25


EVALUASI TABLET (4)
PARAMETER KIMIA
• pH larutan
• Keseragaman kandungan zat aktif
• Kadar zat aktif
• Stabilitas : zat aktif dan sistem effervescent
CONTOH PRODUK
• Mylanta Effervescent
• CDR
• Extra joss Effervescent
• Holisticare Ester C Effervescent
• Vitacare Ester C Effervescent
• Imboost Effervescent
• Redoxon
• Jesscool Effervescent
DISOLUSI - BCS
TUJUAN
Memberi jawaban terhadap masalah pelepasan obat dalam sediaan
(drug delivery) dan penetapan spesifikasi disolusi.

 Apakah semua sediaan obat harus dilakukan uji disolusi ?


 Mengapa proses disolusi penting untuk pengembangan formulasi
dan evaluasi produk ?
 Bagaimana cara menentukan uji disolusi dari sediaan obat ?
 Bagaimana cara penentuan persyaratan laju disolusi dan
perhitungan evisiensi disolusi (ED) ?
 Apa yang dimaksud kondisi “sink” dan disolusi intrinsik?
 Mengapa uji disolusi dilakukan pada kondisi “sink”
 Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi laju disolusi obat ?
 Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi biofarmasetika
pada penetapan spesifikasi disolusi ?
DISOLUSI DAN DIFUSI

I. PENDAHULUAN
II. PROSES DISOLUSI PARTIKEL OBAT
III. DISOLUSI SEDIAAN OBAT
IV. PROSES DIFUSI PADA SALURAN CERNA
V. SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK (BCS)

PUSTAKA :
Hanson, WA (1991) Handbook of Disolution testing 2nd, ed rev Pharm Tech
Pabl., oregongon
Banakar U.V (1992) Pharm. Dis Testing Marcel DekkerInc New York
Abdou HM (1989) Dissolution, Bioavalability Bioeqvivalence, March Publ. Co,
Easton.
Dep Kes RI (1995) Farmakope Indonesia Ed IV
US Pharmacopoeia (2000) USP 24
1. PENDAHULUAN

Definisi

• Disolusi adalah proses dimana suatu senyawa


padat melarut
• Laju disolusi menyatakan jumlah senyawa obat
terlarut per satuan waktu pada kondisi antar
muka cair/padat, suhu dan komposisi pelarut
standar.
Absorbsi bahan obat dari sediaan padat yang diberikan
per oral tergantung pada:
1. pelepasan senyawa obat dari sediaan
2. disolusi senyawa obat in vivo
3. permeabilitas senyawa obat melalui GIT
Tablet Kapsul
Disintegrasi
Granul Pembasahan
sediaan
Deagregasi
Partikel
halus Penetrasi
Disolusi

Obat dalam larutan Deagregasi

Absorpsi

Obat dalam darah Pembasahan


atau jaringan Zat Aktif

Disolusi obat merupakan tahap awal


pada proses absorpsi obat
Teori Film (Disolusi)

• Asumsi : disolusi merupakan reaksi heterogen dimana


• laju reaksi ditentukan oleh proses transport
Tahapan proses disolusi :

1. melarutnya bahan padat pada permukaan


- terbentuk lapisan jenuh (“stagnant layer”)

2. difusi solut dari “stagnant layer” ke media


Proses Disolusi Partikel Obat
- merupakan reaksi permukaan

FASE PADAT LARUTAN

PEMBASAHAN
Kontak pelarut – Partikel obat

INFILTRASI
Solvasi dan penjenuhan ( CS )

PENCAMPURAN

DIFUSI
Transpor molekul solut : CS  C

LARUTAN
2. Wadah
- sesuai dengan metode / alat yang dipakai
- kapasitas nominal 1000 mL
-wadah gelas dengan dasar bundar  dispersi partikel
dalam media disolusi homogen
3. Media disolusi
- seperti tertera pada monografi
- toleransi : pH ± 0,05
- gas terlarut dapat membentuk gelembung -> mempe-
ngaruhi hasil pengujian
4. Suhu
- sesuai tujuan pengujian
- toleransi : ± 0,5°C
5. Kecepatan pengadukan
- seperti yang tertera pada monografi
- toleransi : ± 4 %
6. Uji kesesuaian alat

- alat dianggap sesuai bila hasil uji berada dalam rentang


seperti tertera pada sertifikat tablet kalibrator
- minimal 2 kali setahun / setiap kali alat dipindahkan
7. Waktu pengambilan sampel

8. Lokasi pengambilan sampel


- ditengah-tengah antara bagian atas keranjang /
dayung dengan permukaan media dan jarak dari
dinding labu ≥ 1 cm
9. Kriteria penerimaan
a. Sediaan oral padat langsung larut

Tahap Jumlah Kriteria penerimaan


Tablet
S1 6 tiap unit ≥ Q +5%
S2 6 rata-2 dari 12 unit (S1 + S2) ≥ Q dan tidak
ada satu unitpun < Q -15%
S3 12 rata-2 dari 24 unit (S1 + S2 + S3) ≥ Q,
tidak lebih dari 2 unit < Q – 15% tidak
ada satu unitpun < Q -25%
b. Sediaan Lepas Tunda ( Delayed Release )
1. Tahap asam : 750 mL HCl 0,1 N selama 2 jam

2. Tahap basa : tambahkan 250 mL larutan Na-trifosfat


0,2 M ad pH 6,8 ± 0,05

Tabel penerimaan -> FI IV p. 1025

c. Sediaan Lepas Lambat ( Extended Release )


Tabel penerimaan -> FI IV p. 1025
d. Sediaan Transdermal
Tabel penerimaan -> FI IV p. 1028
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
DISOLUSI
1. Sifat fisikokimia bahan obat
2. Formulasi
3. Prosesing
4. Kemasan dan cara penyimpanan
5. Alat disolusi dan parameter pengujian
6. Media disolusi
1. Sifat fisikokimia bahan obat
- kelarutan -> A dan Cs (Noyes & Whitney)
2. Formulasi
- pemilihan eksipien
3. Prosesing
- metode pembuatan tablet (GB,GK,CL)
- urutan penambahan dan waktu pencampuran eksipien
- tekanan kompresi
4. Kemasan dan cara penyimpanan
- kandungan kelembaban granul
- sensitivitas eksipien yang digunakan thd kelembaban
5. Alat uji disolusi
a. Geometri dan kesejajaran*)
- sumbu batang pengaduk harus tepat pada sumbu
labu disolusi -> toleransi : ± 2,0 mm
- kemiringan batang pengaduk > 1,5° pada alat tipe 2
dapat meningkatkan laju disolusi 2% - 25%
- pengaruh kemiringan pada dayung > keranjang

b. Kecepatan pengadukan
- pada umumnya : alat tipe 1 -> 50 -100 rpm
alat tipe 2 -> 50 - 75 rpm
c. Lokasi pengambilan sampel
- ditengah-tengah antara bagian atas keranjang / dayung
dng permukaan media dng jarak dari dinding labu ≥ 1 cm
- lokasi tsb memberikan hasil uji yang konsisten ( USP’s
Drug Research and Testing )

d. Vibrasi / getaran
- getaran mempengaruhi hasil uji disolusi
- sumber getaran : ~ lemari asam
~ sentrifus
~ AC
~ sirkulator water bath
e. Tipe alat pengaduk
- pada alat tipe keranjang :
~ dapat terbentuk gelembung udara
~ sediaan dapat lengket
6. Media disolusi
a. Gas terlarut
- dapat menimbulkan gelembung-gelembung :
~ mengubah pola aliran cairan
~ mengumpul pada kawat kasa keranjang
~ menempel pada permukaan sediaan
~ mengubah pH media disolusi

- cara menghilangkan gas terlarut :


~ pemanasan
~ vacuum
b. pH media
- mempengaruhi kelarutan bahan obat
c. Volume media
- seyogyanya “sink condition”
d. Suhu media
- peningkatan suhu akan meningkatkan kelarutan
e. Pola aliran dalam media
- penempatan “sampling tube”
5. SISTEM DISOLUSI
Off-line System
On-line System
HPLC on-line System
6. CARA MENYATAKAN HASIL UJI DISOLUSI
1. Kadar bahan obat yang terlarut pada waktu tertentu:

C30 : kadar bahan obat terlarut pada 30 menit


2. Waktu yang diperlukan untuk melarutkan sejumlah tertentu
bahan obat :

T80 : waktu yang diperlukan untuk mencapai 80 %


bahan obat terlarut
7. UJI DISOLUSI INTRINSIK

Definisi:
- laju disolusi intrinsik adalah laju disolusi dari bahan obat

murni pada luas permukaan yang tetap

Faktor yang mempengaruhi:


a. sifat bahan obat
- polimorphism
- hidrasi / solvasi
- ukuran partikel
- luas permukaan partikel
b. faktor-faktor ektrinsik:
- hidrodinamika : . alat
. kecepatan rotasi
- kondisi pengujian : . pH media
. suhu media
8. Biopharmaceutics Classification System
-permeabilitas tinggi:
absorbsinya > 90% dan
bahan obat stabil dalam GIT
Figure . DCS categorization of selected drugs.
Biopharmaceutical Classification System

Class Solubility Permeability Absorption In vitro/Invivo


Relationship

1 high high Controlled by Yes, if in vitro release


emptying of the is slower than
stomach emptying of stomach

2 low high Controlled by Yes, if in vitro and in


drug vivo drug release are
release/dissoluti similar
on

3 high low Independent of Limited  no, as


drug release absorption is the rate
limiting step

4 low low Different, to be Check carefully which


checked on a process (dissolution
case to case or permeability) is
basis rate limiting
10. Developability Classification System.

Figure . Modifying the BCS for more realistic volumes of fluid


available in the GI tract and the compensatory nature of
permeability on low solubility (modifications from the BCS to DCS
are shown in blue).
I. PENDAHULUAN
DEFINISI
• UJI DISOLUSI : METODE FISIKA KIMIA UNTUK MENGUKUR
LAJU DISOLUSI BAHAN OBAT DARI SEDIAAN
• UJI DISOLUSI FARMAKOPE : PENETAPANKESESUAIAN
SEDIAAN DENGAN PERSYARATAN DISOLUSI YANG
TERTERA
DALAM MONOGRAFI SETIAP SEDIAAN
•LAJU DISOLUSI : JUMLAH BAHAN OBAT YANG TERLARUT
DALAM SATUAN WAKTU DAN MEDIUM TERTENTU

MANFAAT :
- PERSYARATAN FARMAKOPE
- PENGEMBANGAN PRODUK
- PENGENDALIAN MUTU SPESIFIKASI PRODUK
- JAMINAN MUTU ANTARBETS
- KINERJA KLINIK (BIOEKIVALENSI)
- SISTEM PENGHANTARAN OBAT
II. PROSES DISOLUSI PARTIKEL
OBAT LARUTAN
REAKSI PERMUKAAN : PARTIKEL PADA
• PEMBASAHAN
KONTAK PELARUT – PARTIKEL OBAT

• PENJENUHAN

SOLVATASI DAN PENJENUHAN ( CS )

• DIFUSI

TRANSPOR MOLEKUL SOLUT : CS  C

• LARUTAN dM dC
= - AD (H.Fick’s I)
dt dx
UJIDISOLUSI KONDISI “SINK “

dC VOLUME MEDIA
CS >> Ct …………… = K.A . CS 5-10 X VOLUME SATURASI
dt

DISOLUSI INTRINSIK :
DISOLUSI DILAKUKAN PADA BAHAN OBAT YANG DICETAK
DALAM BENTUK TABLET DENGAN PERMUKAAN TETAP (A)

dC
= K. CS Mg/menit/cm2
dt

• Luas permukaan tetap


III. DISOLUSI SEDIAAN OBAT
ALAT UJI DISOLUSI
KALIBRASIALATDISOLUSI

12
PROSES DISOLUSI SEDIAAN OBAT

TABLET
KAPSUL 
DISINTEGRASI LARUT
GRANUL

DEAGREGASI PEMBASAHAN
PARTIKEL
HALUS
DISOLUSI
PENETRASI

OBAT DALAM LARUTAN (IN VITRO ATAU IN


VIVO)
ABSORPSI (IN VIVO) DEAGREGASI

OBAT DALAM DARAH


ATAU JARINGAN
PEMBASAHAN
ZAT AKTIF

DISOLUSI OBAT SEBAGAI TAHAP


AWAL
DALAM PROSES ABSORPSI OBAT
3.1. KONDISI PENGUJIAN DISOLUSI
KETENTUAN FARMAKOPE
PERALATAN DISOLUSI
ALAT UJI DISOLUSI YANG PALING UMUM DIGUNAKAN ADALAH
ALAT 1 DAN ALAT 2
ALAT 1 : METODE KERANJANG
ALAT 2 : METODE DAYUNG
METODE INI CUKUP SEDERHANA, TERSTANDAR DENGAN
BAIK, FLEKSIBEL UNTUK UJI DISOLUSI BERBAGAI JENIS
SEDIAAN,. TERCANTUM PADA BERBAGAI FARMAKOPE.
KLAUSUL : HARUS DIGUNAKAN ALAT 1 DAN ALAT 2 KECUALI
TERBUKTI TIDAK MEMUASKAN.
ALAT 3 : METODE SILINDER BERPUTAR
ALAT 4 : METODE SISTEM “FLOW THROUGH CELL “
DAN ALAT 4 DAPAT DIGUNAKAN BILA PERLU
ALAT 5 : METODE DAYUNG DIATAS CAKRAM (MODIFIKASI ALAT
2)
ALAT 6 : SILINDER (MODIFIKASI ALAT 1)
ALAT 7 : CAKRAM TURUN NAIK.
ALAT UJI PELEPASAN ZAT AKTIF
USP XXIV DAN FARMAKOPE INDONESIA IV
ADA TUJUH JENIS ALAT UJI DISOLUSI DIPILIH SALAHSATU
• SISTEM LEPAS LAMBAT (OPSI)
• SISTEM LEPAS TUNDA (ALAT 1 DAN ALAT 2)
- TAHAP ASAM : HCl 0,1 N
- TAHAP DAPAR : pH : 6,8
• SISTEM TRANSDERMAL (ALAT 5, 6 DAN 7)
LIHAT MONOGRAFI FARMAKOPE
METODE I
KERANJANG
METODE II DAYUNG
UJI DISOLUSI
KAPSUL
UJI DISOLUSI ALAT – TIPE 3

19
UJI DISOLUSI ALAT – TIPE 4

20
UJI DISOLUSI ALAT – TIPE 5

21
3.2. PROTOKOL UMUM
1. MONOGRAFI SEDIAAN PADAT :
• ALAT YANG DIGUNAKAN : 1 DAN 2
• KONDISI MEDIA, JUMLAH pH
• RPM, WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN
• METODE, ALAT DAN PROSEDUR ANALISIS KADAR CUPLIKAN
2. PEMERIKSAAN ALAT
• PERIKSA KELURUSAN TANGKAI PENGADUK
• PERIKSA KONDISI DAYUNG / KERANJANG
• PERIKSA KECEPATAN PUTARAN PENGADUK
• PASANG KERANJANG / DAYUNG – KETENTUAN
3. PENANGAS AIR
• ATUR SUHU PENANGAS AGAR DIPEROLEH SUHU 370C  0,50C
DITIAP WADAH
• ATUR AGAR PERMUKAAN AIR DALAM PENANGAS AIR LEBIH
TINGGI DARIPADA PERMUKAAN MEDIA DALAM WADAH.
4. PENYIAPAN MEDIA
• SIAPKAN MEDIA SESUAI MONOGRAFI PERIKSA pH
• “DEAERATING MEDIA” DENGAN CARA YANG SESUAI
• PANASKAN MEDIA SEKITAR 370C
• MASUKKAN KE MASING-MASING WADAH

5. PENGATURAN PENGADUK
• MASUKKAN KERANJANG / DAYUNG KE TIAP WADAH, ATUR
JARAKNYA 2,5 cm 2 mmDARI DASAR WADAH
• PERIKSA KEMIRINGAN TANGKAI PENGADUK
• PERIKSA PEMUSATAN PENGADUK
• PERIKSA KECEPATAN PUTARAN.

6. MASUKKAN SAMPEL
• JIKA MEMUNGKINKAN KERANJANG MASUKKAN 1 UNIT SEDIAAN
KEDALAM KERANJANG
• JIKA PENGGUNAAN DAYUNG : MASUKKAN 1 UNIT SEEDIAAN KE
DALAM TIAP WADAH SEDEMIKIAN SEHINGGA TEPAT DI BAWAH
DAYUNG.
7. PENGAMBILAN CUPLIKAN
• UNTUK MENENTUKAN WAKTU SAMPLING GUNAKAN STOP
WATCH
• ATUR SEDEMIKIAN AGAR WAKTU SAMPLING TEPAT WAKTU
• LAKUKAN SAMPLING DITEMPAT YANG TEPAT DAN SELALU DI
TEMPAT YANG SAMA SI TIAP WADAH.

8. PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF TERLARUT


• LAKUKAN PENETAPAN KADAR SESUAI MONOGRAFI
• CUPLIKAN YANG DIAMBIL DISARING MELALUI FILTER YANG
SESUAI DENGAN METODE PENGUJIAN
• HITUNG KADAR ZAT AKTIF

9. WAKTU
SESUAI MONOGRAFI : Spesifikasi 1 titik atau 2 titik
SPESIFIKASI : Jumlah minimum yang terlarut
3.3. FAKTOR ALAT YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. SPESIFIKASI UKURAN (FARMAKOPE)
2. TOLERANSI DAN FAKTOR PENGGANGGU UJI DISOLUSI
(KECEPATAN PUTARAN, SUHU, WAKTU, VIBRASI DAN
SEBAGAINYA)
3. MEDIA YANG DIGUNAKAN
4. CARA PENGAMBILAN SAMPEL
5. PROTOKOL ANALISIS

VALIDASI
VALIDASI ALAT DISOLUSI
1.PENGUJIAN KESESUAIAN SISTEM PENGGUNAAN
KALIBRATOR
2. BILA PERLU DEAERASI
3. VALIDASI ANTARA PROSEDUR OTOMATIS DAN MANUAL
4. VALIDASI METODE ANALISIS
VARIABEL UJI DISOLUSI

26
4. PERNYATAAN HASIL
A. SEDIAAN TERDISOLUSI SEGERA
KRITERIA PENERIMAAN

• S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT  Q + 5 %

• S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2)  Q DAN
TIDAK SATU UNITPUN < Q – 15 %

• S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3)  Q ; DAN 2 UNIT
< Q – 15 % DAN TIDAK SATU UNITPUN < Q – 25 %

Q : Jumlah zat aktif terlarut.


PENENTUAN HASIL DISOLUSI
UNTUK PENGEMBANGAN SEDIAAN ORAL PADAT
1. KADAR ZAT AKTIF YANG LARUT DALAM WAKTU TERTENTU
C30 : KADAR ZAT AKTIF TERLARUT SELAMA 30 MANIT

2. WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MELARUTKAN


SEJUMLAH
TERTENTU ZAT AKTIF
T 80 % : WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK
100 MENCAPAI 80I% ZAT AKTIF TERLARUT
80
II
60
TERLAR

40 III
UT

20

10 20 30 40 50

T 80 % C30 MENIT
PROFIL DISOLUSI FORMULA I, II DAN III
3. EFISIENSI DISOLUSI ( ED)
KHAN&RHODES (JPS.1965)
ED : PERBANDINGAN LUAS DIBAWAH KURVA DISOLUSI
DENGAN
LUAS SEGI E MP AT 100% ZAT AKTIF YANG LARUT PADA
X 1 00 %
WAKTU TERTENTU
t ydt
TABLET EDt =
y 100 t
E D
y 100
C EDt : LUAS ABC X 100 %
LUAS ABDE

A B t(MENIT)
CAPSUL
GF
y 100 E
D EDta :LUAS BCD X 100 %
LUAS
ACEG
A B C t(MENIT)
B. SEDIAAN LEPAS TUNDA ( DR)
PELEPASAN ZAT AKTIF YANG DITUNDA

ALAT UJI LEPAS TUNDA


ALAT UJI LEPAS TUNDA YANG DIGUNKAN : ALAT 1 DAN 2
MONOGRAFI : JENIS ALAT DAN KECEPATAN PENGADUKAN
(RPM)

METODE
MONOGRAFI : METODE A DAN METODE B

METODE A : TAHAP ASAM


MENGGUNAKAN 750 ML HCl 0,1 N ; SELAMA 2 JAM
PERSYARATAN : TABEL PENERIMAAN

METODE B ; TAHAP DAPAR pH 6,8  0,05


PERSYARATAN : TABEL PENERIMAAN
TABEL PENERIMAAN
1. Tahap asam : 750 ml; 0,1 N HCl : 2 jam ± 2 %

KRITERIA PENERIMAAN
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT < 10 % Q

S2 : 6 UNIT SEIDAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) < 10 %
DAN SATU UNITPUN > 25 % Q

S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) < 10 % Q
DAN TIDAK ADA UNITPUN > 25 % Q
2. Tahap Dapar : + 250 ml : 0,20 mNa-trifosfat atur pH
sampai 6,8 ± 0,05 pada suhu 370 C disolusi dilanjutkan sesuai
ketentuan monografi

KRITERIA PENERIMAAN
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT > Q + 5 %

S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2)  Q
DAN TIDAK SATU UNITPUN > Q + 15 %

S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3)  Q,
2 UNIT >Q – 15 % DAN TIDAK SATU UNITPUN
< Q - 25 %
C. SEDIAAN LEPAS LAMBAT ( SR):
PELEPASAN ZAT AKTIF DARI SEDIAAN DALAM JANGKA
WAKTU YANG PANJANG.
ALAT UJI LEPAS LAMBAT:
ADA 4 JENIS ALAT UJI LEPAS LAMBAT : ALAT 1,2,3 DAN 4 DALAM
USP
XXIII : MENGGUNAKAN ALAT 1 DAN 2
PERSYARATAN WAKTU DAN JUMLAH ZAT AKTIF YANG
TERLARUT ADA
2 JENIS.

TABEL KRITERIA PENERIMAAN ( I)


SESUAI MONOGRAFI

WAKTU (JAM) JUMLAH TERLARUT


1 ANTARA 30 % DAN 45 %
4 ANTARA 60 % DAN 80 %
6 ANTARA 70 % DAN 90 %
8 TIDAK KURANG DARI 90 %
TABEL KRITERIA PENERIMAAN ( II)
CARA PERHITUNGAN :

WAKTU (JAM) JUMLAH TERLARUT


0, 25 D ANTARA 20 % DAN 50 %
0,500 D ANTARA 45 % DAN 75 %
1,00 D TIDAK KURANG DARI 75 %

D = INTERVAL DOSIS SESUAI ETIKET (8 jam sampai 12 jam)


D = 18 JAM  0,25 D =2 JAM 0,500 D = 4 JAM
• MEDIA DISOLUSI DAN KECEPATAN PENGADUKAN (RPM) 
MONOGRAFI SETIAP SEDIAAN
• INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN MONOGRAFI : TABEL
PENERIMAAN

SEDIAAN : TABLET / KAPSUL LEPAS LAMBAT


D. SEDIAAN TRANSDERMAL
KRITERIA PENERIMAAN

S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIDAK SATU UNITPUN DILUAR BATAS PENERIMAAN

S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) DALAM BATAS
PENERIMAAN TIDAK SATU UNITPUN < 10 %

S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) DALAM BATAS
PENERIMAAN. 2 UNIT < 10 % DAN TIDAK SATU
UNITPUN BERVARIASI > 20 %

SISTEM TRANSDERMAL
• ALAT YANG DIGUNAKAN ALAT 5 , 6 DAN 7
• PERSYARATAN : TABEL PENERIMAAN
AUTOMATISASIUJIDISOLUSI
SISTEM DISOLUSI ONLINE

38
ALAT DISOLUSI – SPETROFOTOMETRI UV- VIS

39
ALAT DISOLUSI - HPLC

40
UJI DISOLUSI TIPE- 4

41
IV. PROSES DIFUSI PADA SALURAN CERNA

 DIFUSI PADA MEMBRAN SALURAN PENCERNAAN

 TRANSPOR MOLEKUL SOLUT MELEWATI MEMBRAN


SALURAN CERNA, DARI BAGIAN KONSENTRASI TINGGI KE
BAGIAN KONSENTRASI RENDAH (GRADIEN KONSENTRASI
=  C)

 KONSENTRASI TINGGI DALAM SALURAN CERNA


MENEMBUS MEMBRAN LIPID KE BAGIAN SALURAN DARAH
– KONSENTRASI RENDAH ( CD  CR )
Kompartemen MEMBRA KOMPARTEME
Donor N LIPID N RESEPTOR

C
D J J
MASUK KELUAR

O h x
CR

PROSES DIFUSI PADA SALURAN


PENCERNAAN MENUJU SALURAN DARAH
HUKUM FICK’S I :
Transpor molekul solut melewati membran
J = dM/dt. (1/A) = P . C g det -1 cm-2
J.A = dM/dt = P. A (C1 – C2)

Keterangan
J : Kec. Difusi melewatibidang seluas A (Fluks)
dM/dt : kec. difusi

P : tetapan permeabelitas
A : luas permukaan membran
C : gradien konsentrasi
C1 : kons. tinggi, C2 : kons. rendah
KONDISI SINK
Kondisi Sink : CR = 0  = P (CD – 0)
J C1 >> C2 
dM/dt = P. A. C1
PERMEABILITAS : P = D k/ h
D : koefisien difusi
k : koefisien partisi
h : ketebalan membran

dC/dt = dM/dt (1/V) = (A/V). P. C = ka . C


ka = (A/V) . P.
KECEPATAN ABSORPSI

dM/dt = J. A = P.A. (CD – CR)


dM/dt = D k / h . A. (CD – CR)
dC/dt = D. k/ V.h . A (CD – CR)

MODEL LAPISAN DIFUSI  DISOLUSI

dC /dt = D.A/h.V (CS – C)


KOEFISIEN PERMEABILITAS

47
ABSORPSI OBAT PADA SALURAN CERNA

48
1.PERTIMBANGAN SIFAT BAHAN OBAT PADA UJI
DISOLUSI

KORELASI IN VITRO – IN VIVO


• KELARUTAN RENDAH
• PERMIABILITAS TINGGI

LAJU DISOLUSI OBAT SEBAGAI
TAHAP PEMBATAS DARI JUMLAH
OBAT YANG DIABSORPSI

SYARAT :
KELARUTAN BAHAN OBAT :
pH 1 - 8  SALURANCERNA
- DAPAR – SURFAKTAN
- KONDISI SINK

PERMEABILITAS MOLEKUL OBAT : TINGGI


ABSORPSINYA > 90 %

SENYAWA OBAT STABIL DALAM SALURAN CERNA


SISTEM SALURAN PENCERNAAN
ABSORPSI OBAT DARI SALURAN CERNA

1. PELEPASAN PARTIKEL OBAT DARI SEDIAAN


2. DISOLUSI PARTIKEL OBAT
3. PERMEASI SENYAWA OBAT MELALUI GIT
PROSES PENGHANTARAN OBAT SEDIAAN
ORAL
V. SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK ( BCS)

DIDASARKAN PADA KELARUTAN DAN PERMIABILITAS OBAT


• AMIDON etal (1995) : Pharmaceutical Reseach, 12 : 413 - 420

KASUS I : OBAT KELARUTAN TINGGI DAN


PERMIABILITAS TINGGI
KASUS II : OBAT KELARUTAN
RENDAH DAN PERMIABILITAS
TINGGI
KASUS III: OBAT KELARUTAN TINGGI DAN
PERMIABILITAS RENDAH
KASUS IV: OBAT KELARUTAN
RENDAH DAN PERMIABILITAS
RENDAH
PREDIKSI: KORELASI IN- VITRO DAN IN- VIVO
KASUS I
• KETERSEDIAAN BIOLOGI OBAT TIDAK DIBATASI OLEH DISOLUSI
• TAHAP PEMBATAS ABSORPSI OBAT ADALAH PENGOSONGAN
LAMBUNG
• TIDAK MEMPUNYAI MASALAH KETERSEDIAAN BIOLOGI
KASUS II :
• DISOLUSI OBAT DAPAT MERUPAKAN TAHAP YANG MEMBATASI
LAJU ABSORPSI OBAT DAN MUNGKIN ADANYA KORELASI IN-
VITRO – IN VIVO (BE)
KASUS III :
• PERMIABILITAS TAHAP PENGONTROL KECEPATAN DAN
KEMUNGKINAN DIJUMPAI KORELASI IN VITRO – IN VIVO
TERBATAS (TRANSIT INTERNAL) TERGANTUNG LAJU DISOLUSI
DAN TRANSIT INTESTINAL
KASUS IV :
• MEMPUNYAI MASALAH PADA DISOLUSI DAN ABSORPSI OBAT
ORAL
SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK OBAT

KELARUTAN TINGGI KELARUTAN


RENDAH
KASUS I KASUS II
PERMIABILIT

• Metoprolol • Naproxen
AS TINGGI

• Antipirin • Carbazepin
• L - Dopa  Ketoprofen
PERMIABILITAS RENDAH

KASUS III KASUS IV


• Atenolol • Furosemid
• Cimetidin • Hidroklortiazid
• Ranitidin
SISTEM
KLASIFIKASI
BIOFARMASETIK

56
SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIK
Class Biopharmaceutical Classification
Solubility Permeability Absorption In vitro/Invivo
Relationship

1
System
high high Controlled by Yes, if in vitro release
emptying of the is slower than
stomach emptying of stomach

2 low high Controlled by Yes, if in vitro and in


drug vivo drug release are
release/diss similar
oluti on

3 high low Independent of Limited  no, as


drug release absorption is the rate
limiting step

4 low low Different, to be Check carefully which


checked on a process (dissolution
case to case or permeability) is
basis rate limiting
PENETAPAN SPESIFIKASI DISOLUSI
TUJUAN :
• MENJAMIN KONSISTENSI DARI BETS KE BETS
• MASALAH KETERSEDIAAN BIOLOGI IN VIVO (BE)

PENDEKATAN :
A. MENENTUKAN SPESIFIKASI DISOLUSI OBAT BARU
B. MENETAPKAN SPESIFIKASI DISOLUSI OBAT GENERIK

A. PENENTAPAN SPESIFIKASI DISOLUSI OBAT BARU


KARAKTERISTIK DISOLUSI SEDIAAN OBAT
DIPERTIMBANGKAN DARI DATA :
•PROFIL KELARUTAN TERHADAP pH dan pKa BAHAN
BAKU
OBAT
•PERMIABILITAS OBAT ATAU KOEFISIEN PARTISI
OKTANOL /
AIR.
• KONDISI PENGUJIAN
METODE BASKET : KECEPATAN 50 rpm / 100 rpm
METODE DAYUNG : KECEPATAN 50 rpm / 75 rpm
PADA INTERVAL 15 MENIT  PROFIL DISOLUSI

• SEDIAAN OBAT KELARUTAN TINGGI (KASUS 1 DAN 3)


SPESIFIKASI PENGUJIAN DISOLUSI SATU TITIK:
85 % ( Q = 80 % ) DALAM 60 MENIT ATAUKURANG

• SEDIAAN OBAT KELARUTAN RENDAH (KASUS 2)


SPESIFIKASI DISOLUSI DUA TITIK
1. PADA 15 MENIT (A DISSOLUTION WINDOW)
2.PADA 30 MENIT, 45 MENIT ATAU 60 MENIT UNTUK
MENCAPAI
DISOLUSI 85 %

• SPESIFIKASI TETAP SELAMA PENYIMPANAN / MASA


EDARNYA
(SHELF LIFE)

• EKIVALENSI DARI BETS KE BETS HARUS TETAP


B. SPESIFIKASI PRODUK GENERIK
DIKELOMPOKKAN DALAM TIGA KATAGORI

1. PENGUJIAN DISOLUSI TERCANTUM DALAM FARMAKOPE


2. PENGUJIAN DISOLUSI TIDAK TERCANTUM DALAM
FARMAKOPE. ADA PUBLIKASI UJI DISOLUSI SEDIAAN OBAT
BARU SEBAGAI PEMBANDING
3. PENGUJIAN DISOLUSI TIDAK TERCANTUM DALAM
FARMAKOPE. DAN TIDAK TERDAFTAR DALAM SEDIAAN OBAT
BARU SEBAGAI PEMBANDING

REKOMENDASI
PENGUJIAN DISOLUSI KOMPARATIF
•PENGGUNAAN MEDIA DISOLUSI YANG BERBEDA (pH 1 – 6,8).
PENAMBAHAN SURFAKTAN DAN PENGGUNAAN ALAT 1 DAN 2
DENGAN BERBAGAI KECEPATAN PENGADUKKAN

•SPESIFIKASI DISOLUSI DITETAPKAN BERDASARKAN DATA


BIOEKIVALEN YANG ADA DARI DATA LAINNYA.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJUDISOLUSI
1. Sifat fisika kimia bahan obat
dC
= K.A (CS – Ct )
dt
2. Formulasi : pemiliohan eksipien

3. Manufaktur proses pembuatan sediaan

4. Kemasan dan carapenyimpanan

5. Alat ujidisolusi
a. Geometri dan kesejajaran
b. Kecepatan pengadukan
c. Lokasi pengambilan sampel
d. Vibrasi / getaran
e. Tipe alat pengaduk

6. Media disolusi
63
FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA LAJU
DISOLUSI
UJI DISOLUSI SEDIAAN KRIM
PERANGKAT UJI DISOLUSI

67
UJIDISOLUSI METODEBASKET
UJIDISOLUSIMETODE PEDDLES

Anda mungkin juga menyukai