Pendahuluan
I Ahdul Sari Azed, Imisari Kuliah Ma.mlah KeworXflllegOrllOIl O"karta: Pusat StuJi
Hukulll Tata Negara Fakullas Hukulll Universitas InJollesia. 1996). hal. 21 .
x mha/ isw (Kompas), "'PBSI Sudah Coha Bantu Tong, '" Online.
hlup: !lwww.kOlnpas.com /9706/27/or/phs . hUll, Accessed 9 Seplcmhcr 2000 .
'J //Jh'-
h. "Dldat;\ LJ lang. WNI Ji Hongkong.·· Online.
llhtp: ll www.kompas.l:om/9706/17/ut<Jmafllida.htlll.Al:t.:cssed 9 September 2000.
I I Ihid. ,;
I~ "WNI di i-Jongkong SAR TClap Pcrlahallkan Kcwarganegaraannya. ~
Olllint:. hhrp: llwww.kolllpas.coIll /9707/09IIn/wni.htm . Accessed 9 St!ptemhcr 2{)(x) ,
1.1 "Tidak Jclas, Status Kewargancgaraan 3.()(X) PcmJwJuk Oksihil."
Online. hhtp Jlwww. kompas.com/9708114/h ukum/lida .htm. AcccsseU 9 September 2000.
14 Ibid.
15 Ihid.
II. OSI: (Kompas). "WNI di Singapura Tcr<tllcClm Kdlilallgan SlalUS Kcwargallcgaraall.··
Olliine. hhtp: I lwww.kolllpas.<.:om/ kompas-cclak /9902/UI/n<lsional / wlliU6.1lI. Accessed l)
SCPlclllhcr :WOO.
17 !1st! (KolJlptls). "itlllollcsia Kecewa 'I't:rhalbp Singapuf<L"
Se lain pasal tersebut, ada pula pasal baru yang berkaitan erat
dengan masalah kewarganegaraan, yakni Pasal 28E ayal (I) yang
menegaskan sebagai berikut: 1'1
Seliap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaran, memilih lempal linggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serla berhak kembali.
Rumusan yang dianlaranya mengandung hak-hak kebebasan untuk
bergerak (freedom of movement) sebagaimana diatur dalam Pasal 13 Uni-
versal Declaralion of Human Rights ini temu akan menimbulkan implikasi
ya ng harus dipikirkan secara cennat dalam perumusan pasal-pasal yang
be rkairan dengan Bab "Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia"
dan .. Mempero leh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia".
Di samping kedua pasal dan ayat tersebul, harus dipikirkan pula
implikasi beriakunya pasal-pasal lainnya yang tercantum dalam Perunahan
Kedua UUD 1945, terutama pasal-pasal yang nerkailan dengan Ban "l-lak
Asasi Manusia" sebagaimana tercantum dalam Bab XA (pasal 2~A sampai
dengan Pasal 281).
1'1 Ibid.
20 Tentang isi selengkapnya dari peraturan pcrumJalig-ulU.langan lcrschul lihal Azcd. Of'.
Cit. , hal. 77-129.
Penlltllp
Perubahan yang cepat telah terjadi ui berbagai belahan dunia
lIalanl lIekaue-uekade terakhir ini. Jika krisis ekonomi tak melilit Asia
heberapa waktu yang lalu, niscaya beberapa kecenderungan besar
(lIwg(/lren{/S) yang diprediksikan oleh John Naisbitt akan menemui
kenyataan. Di antara berbagai prediksinya , ia meramalkan bahwa akan
terjaui pergeseran dari nation-states kepada networks. Dalam konteks ini
masalah nasionalisme dan kewarganegaraan tidak lagi menjadi faktor yang
penting, karena kerja sama yang ada bukan lagi didasarkan akan konsep
negara-bangsa, melainkan dalam bentuk jaringan-jaringan."
Contoh yang nyata ialah jika kita mengamati kekuatan ekonomi
uari ~()I()ngan Cina Perantauan (Overseas Chinese). Menurut Naisbilt.
kekuatan mereka yang merupakan kelol1lpok tanpa halas-hatas (borderlessl
merupakan kekuatan nomor tiga di uunia. Menurut Naisbitt, Cina
l'eral1lauan bukan merupakan suatu negara-bangsa, dan perbendaharaan
kata serta konsep-konsep yang dipergunakan untuk memikirkan suatu
negara-hangsa tidak akan membantu kita untuk memahami fenomena ini .'"
Fenomena "kewarganegaraan tanpa batas-batas negara" 1111
merupakan suatu hal yang juga harus diantisipasi oleh RUU tentang
Kewarganegaraan, sualu fenomena yang memerlukan konsepsi
pemahaman global untuk dimengerli. Dan itulah salah satu renomena abad
yang akan datang ini.
!L.Iohl1 Naishill. MeKlllrt!IIt/.,- Asia: Eixlit Asiwl MeJ,:Qtrellt!s thlll Are Re.\·haping Our World
(Nl:w York: Simon & Schustt:r. 1996). hal. 17-50.
" /hit! .. hal. 20-21.