Anda di halaman 1dari 3

PERINTAH UNTUK BERPIKIR DALAM AL-QUR’AN

(Kajian Tafsir Maudhu’i)

Akhmad Rosyi Izzullhaq / 126301201010

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Email : adik3kaka7@gmail.com

HIMPUNAN AYAT

 Q.S AL-ALAQ : 1-5 (URUTAN PEWAHYUAN : 01)

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari seumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq : 1-5)

 Q.S AL-A’RAF : 185 (URUTAN PEWAHYUAN : 39)

Artinya : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan
segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya waktu
(kebinasaan) mereka? Lalu berita mana lagi setelah ini yang mereka
percayai” (Q.S Al-A’raf : 185)

 Q.S AL-ANKABUT : 20 (URUTAN PEWAHYUAN : 85)


Artinya : “Katakanlah, “Berjalanlah di bumi maka perhatikanlah bagaimana (Allah)
memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang
akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-Ankabut :
20)

 Q.S AL-HAJJ : 46 (URUTAN PEWAHYUAN : 103)

Artinya : “Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi sehingga hati (akal) mereka
dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan
mata itu yang buta ialah hati yang di dalam dada” (Q.S Al-Hajj : 46)

ANALISIS

 KESAMAAN

Empat ayat tersebut merupakan ayat yang mengandung perintah untuk berpikir
tentang Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang diciptakannya. Pada wahyu
pertama Allah mencantumkan kata “bacalah” (iqra). Ini merupakan awal mengapa
Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan akal sehatnya untuk memikirkan
semata-mata untuk sarana memperkuat keimanan akan ke-Maha Kuasa-an Allah
SWT.

 KOMPROMI

Dari empat wahyu tersebut mengandung perintah untuk berpikir bagi seorang
manusia. Awal pewahyuan yang dielaskan adalah penciptaan seorang manusia dan
berlanju pada urutan pewahyuan yang ke 39 dan 85 merupakan perintah berpikir yang
ditujukan pada seorang manusia serta pada pewahyuan yang ke 103 juga merujuk
pada pemahaman seorang manusia terhadap segala sesuatu yang telah diciptakan oleh
Allah SWT.

 BANDING

Pada urutan pewahyuan yang pertama, Allah menjelaskan bagaimana proses


penciptaan seorang manusia yang berasal dari segumpal darah yang kemudian akan
menjadi seorang manusia serta megetahui segala sesuatu atas kehendak dan izin dari
Allah SWT. Di lain sisi pada pewahyuan yang ke 39 dan 85 merupakan penjelasan
mengenai akhir atau kebinasaan suatu ciptaan, baik ciptaan yang begitu megah
(kerajaan) maupun ciptaan yang sederhana (makhluk) jika dilihat dari sudut pandang
mata manusia normal. Sedangkan pada pewahyuan yang ke 103 lebih menekankan
pada berpikir mengapa Allah menciptakan semua hal yang telah dijelaskan. Dari ke
empat wahyu tersebut pada akhirnya akan bermuara pada konsep diketahuinya
pemahaman terhadap hal-hal yang diciptakan dan dibinasakan oleh Allah, akan tetapi
sebelum bermuara pada aspek tersebut, tentunya harus melewati proses yang
dinamakan berpikir.

KESIMPULAN

Penciptaan manusia merupakan pokok pembahasan yang pertama kali


diturunkan bersamaan dengan diturunkannya wahyu pertama (Al-Alaq : 1-5). Dari
sini dapat diketahui bagaimana keistimewaan seorang manusia melebihi ciptaan atau
makhluk yang lain. Di lain sisi semua yang telah Allah ciptakan akan berakhir atas
kehendak-Nya, dengan kata lain Allah berkuasa atas penciptaan makhluk, Allah
berkuasa dalam proses kehidupan makhluk tersebut, serta Allah berkuasa atas
kebinasaan (akhir) dari makhluk tersebut, hal ini dapat ditemukan pada pewahyuan
yang ke 20 dan 83. Selain itu, satu hal yang spesial dan tidak dimiliki oleh makhuk
lain selain manusia adalah hati (akal) yang dijelaskan pada wahyu ke 103 (Q.S Al-
Hajj : 46), atas sebab itulah manusia dapat memahami berbagai macam hal serta dapat
memilah dan memilih antara yang baik dan yang buruk.

Secara garis besar dari empat wahyu tersebut akan bermuara pada aspek
pemahaman. Yang dimaksud dengan pemahaman adalah manusia yang paham akan
kuasa dari Allah SWT yang begitu luar biasa, Allah menciptakan segala macam
sesuatu dan Allah juga yang membinasakan (mengakhirinya). Akan tetapi, aspek
pemahaman akan didapatkan ketika seorang manusia tersebut ketika manusia mulai
menggunakan hati (akal) untuk berpikir.

Anda mungkin juga menyukai