Email : adik3kaka7@gmail.com
HIMPUNAN AYAT
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari seumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq : 1-5)
Artinya : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan
segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya waktu
(kebinasaan) mereka? Lalu berita mana lagi setelah ini yang mereka
percayai” (Q.S Al-A’raf : 185)
Artinya : “Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi sehingga hati (akal) mereka
dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan
mata itu yang buta ialah hati yang di dalam dada” (Q.S Al-Hajj : 46)
ANALISIS
KESAMAAN
Empat ayat tersebut merupakan ayat yang mengandung perintah untuk berpikir
tentang Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang diciptakannya. Pada wahyu
pertama Allah mencantumkan kata “bacalah” (iqra). Ini merupakan awal mengapa
Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan akal sehatnya untuk memikirkan
semata-mata untuk sarana memperkuat keimanan akan ke-Maha Kuasa-an Allah
SWT.
KOMPROMI
Dari empat wahyu tersebut mengandung perintah untuk berpikir bagi seorang
manusia. Awal pewahyuan yang dielaskan adalah penciptaan seorang manusia dan
berlanju pada urutan pewahyuan yang ke 39 dan 85 merupakan perintah berpikir yang
ditujukan pada seorang manusia serta pada pewahyuan yang ke 103 juga merujuk
pada pemahaman seorang manusia terhadap segala sesuatu yang telah diciptakan oleh
Allah SWT.
BANDING
KESIMPULAN
Secara garis besar dari empat wahyu tersebut akan bermuara pada aspek
pemahaman. Yang dimaksud dengan pemahaman adalah manusia yang paham akan
kuasa dari Allah SWT yang begitu luar biasa, Allah menciptakan segala macam
sesuatu dan Allah juga yang membinasakan (mengakhirinya). Akan tetapi, aspek
pemahaman akan didapatkan ketika seorang manusia tersebut ketika manusia mulai
menggunakan hati (akal) untuk berpikir.