Anda di halaman 1dari 75

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MUFRODAT (KOSA

KATA) MELALUI MEDIA DISPLAY (KARTU BERGAMBAR) PADA SISWA

KELAS V11 SMP IMAM SYAFI’IY KOTA BIMA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh Gelar

sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima

OLEH:

GEBY ANGELASARI

NIMKO:2017.4.015.0101.1.005049

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

ARAB (PBA)

MUHAMMADIYAH BIMA

2021

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk serta mengadakan

perbaikan sesuai pedoman

yang berlaku terhadap Skripsi GEBY ANGELASARI Nimko: :

2017.4.015.0101.1.005049

Dengan judul “UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN

MUFRODAT (KOSA KATA) MELALUI MEDIA DISPLAY (KARTU

BERGAMBAR) PADA SISWA KELAS V11 SMP IMAM SYAFI’IY KOTA BIMA

PROPOSAL SKRIPSI”, maka kami berpendapat bahwa skripsi ini telah memenuhi

syarat dan dietujui untuk diajukan dalam Ujian Skripsi.

Disetujui di : Bima

Pada Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

DR. LUTHFIYAH ,M.AG NURUL

ZUHRIYAH,M.PD .NIDN.2105016901

NIDN.2102068701

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dr. ABDUL MUNIR.M.PD.I,Dr


NIDN :2102078001

NOTA DINAS

Bima,

Nomor :

Lampiran :

Perihal : Mohon Diujikan

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIM Bima

Di –

Bima

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk serta mengadakan peraikan

seperlunya, maka kami selaku dosen pembimbing saudara :

Nama : GEBY ANGELASARI

Nimko : 2017.4.015.0101.1.005049

Judul Skripsi :upaya guru dalam meningkatkan pemahaman mufrodat (kosa kata)

melalui media display (kartu bergambar) pada siswa kelas VII MTS

IMAM SYAFI’IY kota Bima

Dengan ini menyatakan bahwa naskah skripsi ini siap untuk diujikan, oleh karena itu kami

mohon kiranya untuk segera diadakan ujian skripsi bagi yang bersangkutan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pembimbing I pembimbing II

DR.LUTHFIYAH,M.Ag
PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi yang disusun oleh geby angelasari Nimko 2017.4.015.0101.1.005049Berjudul

“upaya guru dalam meningkatkan pemahaman mufrodat (kosa kata)

melalui media display (kartu bergambar) pada siswa kelas VII MTS

IMAM SYAFI’IY kota Bima

Telah dipertahankan didepan dewan penguji skripsi Program Srata Satu Pendidikan bahasa

arab (S-1 PBA) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima

Pada hari ,Tanggal Tahun 2021 dan dianggap sah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i).

Dewan Penguji

1. Ketua (...............)

2. Sekretaris (...............)

3. Penguji I (................)

4. Penguji II (................)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima

DR.ABDUL MUNIR,M.PD,I.

Nidn.2102078001
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Geby angelasari

NIM : 2017.4.015.0101.1.005049

Program Studi : Pendidikan bahasa arab

Fakultas : Tarbiyah

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “upaya guru dalam

meningkatkan pemahaman mufrodat (kosa kata) melalui media display (kartu

bergambar) pada siswa kelas VII MTS IMAM SYAFI’IY kota Bima” ini secara

keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian

yang dirujuk sumbernya.

Apabila dikemudian hari pernyataansaya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademis yang berlaku yaitu dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanaan

saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAI Muhammadiyah Bima.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan

bilamana diperlukan.

Kota Bima,

Pembuat Pernyataan

Geby angelasari

Nimko:2017.4.015.0101.1.005049
MOTTO:

(itu) sangatlah dibenci di sisi allah jika kamu

mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.

(Qur’an Surah As-Saff Ayat:3)

PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan pada ayah dan ibuku serta suami

tercinta yang mencurahkan kasih sayang dan

pengorbanannya hingga penulis menyelesaikan studi ini,

kakakku, yely puspitasari, iparku abdul harits yang tulus

mendoakan penulis selama menempuh studi ini. Keluarga

besarku di kota bima serta dompu yang berharap penulis

menjadi anak berguna. Semoga karya ini bisa menjadi obat

penyejuk bagi semuanya.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’Aalamiin.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan begitu banyak

kenikmatan yang tak terhingga dan tak terhitung jumlahya.

Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah

menjadi contoh terbaik untuk semua umat sampai akhir zaman.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak berkenaan jika ada salah-salah kata dalam

menyusun skripsi tersebut. Karena penulis masih membutuhkan bimbingan dari orang-

orang yang sudah ahli dalam bidangnya.

Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam

Skripsi ini.maka dari itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk dapat memberikan

kritik dan saran yang membangun. Sehingga pada Skripsi ini penuli bisa memperbaikinya

semaksimal mungkin. Kritik dan saran bisa langsung pembaca ajukan kepada penulis.

Bima, 2021.

Penulis

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

BAHASA ARAB dalam mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada kelas VII di MTS
IMAM SYAFI’IY Kota Bima. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan naturalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik

wawancara, obsevasi dan pencatatan dokumen. Hasil penelitian dapat disimplkan sebagai

berikut: 1), upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran mampu mengatasi

kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, 2). Upaya yang dilakukan oleh guru

merupakan strategi berupa metode pembelajaran yang menggunakan media display (kartu

bergambar) yang berfariasi.

Kata kunci: upaya guru yang menggunakan media display sa’at mengajar bahasa

arab

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................................
NOTA DINAS.............................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.......................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................................................................
MOTTO.......................................................................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
ABSTRAKSI...............................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat peneliitian.................................................................................................
D. Penegasan istilah judul..............................................................................................................
E. Sistematika Pembahasan...........................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................
A. Jenis Penelitian..........................................................................................................................
B. Sumber dan metode pengumpulan data....................................................................................
1. Sumber data.........................................................................................................................
2. Metode pengumpulan data..................................................................................................
C. Insturmen Penelitian..................................................................................................................
D. Tehnik Analisis Data.................................................................................................................
E. Pengecekan Keabsahan Data.....................................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................................................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................................................................
B. Hasil Penelitian.........................................................................................................................
C. Pembahasan...............................................................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................................................
DAFTAR RALAT....................................................................................................................................
RIWAYAT HIDUP...................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Perlu diketahui bahwa proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa

diterima baik oleh peserta didik dengan menjadikan tujuan pembelajaran sebagai

barometernya. Dalam mengajar yang efektif, guru dituntut mampu mengelola proses

pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga memiliki minat

belajar.1

Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi belajar dan kreatifitas

pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi mampu menfasilitasi motivasi tersebut

akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur

melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui perubahan sikap dan kemampuan

siswa melalui proses belajar. Dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab oleh

seorang guru, guru harus banyak mendengarkan informasi kemudian mengolahnya menjadi

sebuah gagasan baru dengan mengkombinasikan pengalaman-pengalaman mengajarnya.

Seorang guru yang memiliki tingkat kreativitas dalam pengguna’an metode mengajar yang

tinggi, akan menemukan model-model pembelajaran yang efektif dan efesien. Makin jelas

tujuan makin besar kemungkinan ditemukan metode dan model-model pembelajaran yang

serasi dan lebih luas.

suatu metode dan model pembelajaran terbukti dari hasil belajar peserta didik.Jadi

yang dapat diketahui adalah hasil dari produknya. Singkatnya, upaya guru dalam

menggunakan metode adalah kemampuan untuk menghasilkan peningkatan pemahaman

kepada siswa didik yang memiliki daya guna. Jika hal tersebut mampu terjadi dalamproses

pembelajaran maka besar kemungkinan tercapainya tujuan pembelajaran.Selain dari pada itu,

penelitian ini tidak hanya mengangkat permasalahan tentang upaya guru dalam proses

1
Al-Ilmi Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan islam (Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Balangnipa Sinjai), Vol. 01.No.01
2020.
pembelajaran, tetapi juga mengaitkan dengan kondisi peserta didikdengan kesulitan belajarnya

khususnya pada mata pelajaran BAHASA ARAB. Sengaja penulis mengangkat dan upaya

guru sebagai subjek penelitian untuk menjawab masalah kesulitan belajar peserta didik yang

menjadi objek dalam penelitian ini, dengan harapan mendapatkan hasil penelitian tentang

upaya guru dengan menggunakan kartu bergambar dan upayanguru dalam mengatasi

kesulitan belajar peserta didik, khususnya pada mata pelajaran Bahasa arab.Pendidikan

merupakan dasar pembangunan suatu bangsa untuk mewujudkan suatu negara yang maju dan

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, hal tersebut sejalan dengan tujuan dari

negara yang termaktub dalam UUD Tahun 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru merupakan figur yang paling sering disoroti karena bukan hanya sebagai

seorang figur yang patut untuk digugu dan ditiru serta menjadi panutan masyarakat,

tetapi juga karena posisinya yang sangat strategis dalam pendidikan.seperti yang

dituliskan dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang dijelaskan pada

pasal 1 yaitu “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

anak usia dini jalurpendidikan formal, dasar,dan menengah”.Dalam Permendiknas juga

disebutkan bahwa “guru harus memiliki empat kompetensi utama yaitu pedagogik,

kepribadian,social dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru”Agar dapat memenuhi tuntutan tersebut seorang guru seyogyanya dapat

meningkatkan kompetensinyasecara terus-menerus, sehingga dapat menjalankan

perannya dalammengemban tanggung jawab secara profesional. Maka diharapkan para

gurubisa menciptakan pembelajaran yang kreatif inovatif dan menyenangkansehingga

tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dan menghasilkan pesertadidik yang lebih

berkualitas.Kesulitan guru saat mengajar Di SMP Imam syafi’iy Kota Bima ada beberapa

faktor, diantaranya, adalah :


Faktor Internal

Dari diri sendiri,kemalasan yang ada pada siswa itu sendiri membuat siswa sulit

untuk menerima pelajaran.

Siswa yang lebih cenderung bermain dan melupakan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru.

Siswa yang tidak senang dengan cara mengajar seorang guru yang jutek, berwajah

sangar, dan tidak diminati oleh siswa.

Faktor Eksternal

Upaya guru yang tidak pandai menggunakan metode

Agar lebih jelasnya, penulis akan memaparkan terkait pengertian upaya guru yang

menggunakan media display khusus pembelajaranbahasa arab.

Upaya adalah cara yang digunakan pembelajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.kata upayaji ka dikaitkan dengan metode mengajar, maka dalam kegiatan

harus ada jalan atau cara untuk menuju sasaran yang sudah ditetapkan. Dalam bahasa

yang lain. Penulis mengatakan bahwa upaya khusus pendidikan bahasa arab adalah cara

tertentu untuk membimbing anak didik menyampaikan materi tentang mufrodat

(kosakata) bersifat khusus mencapai tujuan yang tepat dan benar. Berikut tiga orang

pakar pendidikan memberikan pengertian secara istilah tentang metode khusus

pengajaran/pembelajaran agama islam,yaitu:

Menurut Zakiah Daradjat bahwa metodik khusus pengajaran agama islam ialah suatu

cara menyamppaikan bahan pelajaran agama islam, jika metodik tersebut dihubungkan

dengan kata khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan

dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran keimanan, ibadat, akhlak, dan

berbagai mata pelajaran agama islam lainnya.2

2
Zakiyah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), 1.
Menurut Ramayulis bahwa metode khusus adalah metode yang membicarakan

bagaimana menyajikan bahan pelajaran tertentu kepada murid pada khususnya.3 Ia

mengambil contoh, mengajar mata pelajaran agama di SD/MI berbeda metode nya

dengan mengajar agama di MTS/SMP, Begitu juga metode yang digunakan di

SMA/Aliyah Jelaslah berbeda dengan metode yang di gunakan pada perguruan tinggi.

Ahmad tafsir. Bahwa metode pengajaran agama islam adalah cara yang paling tepat

dan cepat dalam mengajarkan agama islam. Metode pengajaran agama islam dapat

diartikan suatu cara yang paling efektif dan efisiensi dalam mengajarkan agama islam.4

Dengan demikian, pengertian metode khusus pembelajaran agama islam adalah cara

khusus mendidik dan membimbing peserta didik dalam beragama islam serta cara

membelajarkan peserta belajar dalam materi agama islam (fikih, akidah/akhlak, al-

qur’an/hadist) bersifat abstrak dapat dijelaskan secara konkret.

Pertama, Secara umum siswa yang duduk dibangku madrasah ibtidaiyah memiliki

rentang umur masa kanak-kanak antara 6-12 tahun.dalam pandangan jean piaget

membagi umu anak menjadi empat bagian, dimulai dari masa kanak-kanak sampai

dewasa. Pada masa kanak-kanak pola pembelajaran untuk anak muslim lebih baik

diajarkan hafalan daripada belajar temuan atau nalar.

Kedua,siswa mdrasaha Tsannawiyah. Umumnya madrasah tssanawiyah termasuk

kategori remaja yang ditandai dengan masa akil baligh karena pada masa ini seorang

remaja mulai menjalankan semua perintah allah swt dan menjauhi semua larangannya.

Di samping itu, siswa pada masa tsanawiyah juga dapat diterapkan metode

demonstrasi, khususnya pada materi tertentu, seperti materi cara membersihkan najis

mughaladah.

3
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia,2001), 3.
4
Lihat Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 9.
Ketiga, siswa madrasah aliyah, secara umum siswa madrasah aliyah memasuki usia

dewasa, tentu saja metodenya harus disesuaikan dengan kebutuhan otsk dan kondisi

lingkungan kehidupan keagamaan mereka.pada daasarnya otak siswa madrasah aliyah

sudah siap menggunakana semua jenis metode mulai jenis metode yang paling sederhana

sampai metode yang sangat kompleks.

Keekmpat, mahasiswa perguruan tinggi, pada dasarnya semua metode yang ditulis

paara pakar pendidikan tentang metode belajar terbuka untuk diterapkan oleh par dosen.

Dosen dapat menerapkan metode variatif dalam berbagai macam materi perkuliahan.

Yang paling baik adalah setiap satu materi dapat dilakukan dengan satu macam metode.

Jika materinya ada 10 macam maka ada metode yang berbeda satu sama lain.

a). guru yang tidak memahami situasi dan kondisi siswa di SMP Muhammadiyah

Kota Bima.

Guru terkadang mengajar dengan metode yang menurutnya sesuai

dengannya,namun, mereka tidak mengerti keadaan siswa, bisa jadi siswa tidak

menyukai pelajaran dengan metode yang sama yaitu: ceramah,memberi

tugas,hukuman dan metode yang membuat siswa merasa tertekan. Sehingga minat

belajar siswa menurun.

b). Faktor lainnya juga disebabkan oleh:

a. intelegensi :menghubungkan bahan pelajaran dengan persoalan

pengalaman yang dialami peserta didik. Dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik

dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.serta

sebagian besar peserta didik di kelas VII B disebabkan karena minat

yang rendah.Keberhasilan belajar seorang anak ditentukan dari tinggi

rendahnya tingkat kecerdasan yang dimiliki.


b. minat: menyiapkan kompetisi belajar dan memrikan penghargaan kepada

peserta didik. Bakat yang dimiliki peserta didik terkait mata pelajaran

menjadi penyebab faktor kedua yang paling banyak menyebabkan kesulitan

belajar peserta didik.hasil belajar akan menjadi lebih optimal bila disertai

dengan minat.

c. bakat: menerapkan metode belajar yang kreatif dan memberikan penugasan.

Tingkat intelegensi atau IQ peserta didik menjadi penyebab yang tergolong

rendah sebagai faktor yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik.

Bakat dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika kurang mendapat perhatian.

d. kepribadian: pembiasaan peserta didik. Seperti tingkat intelegensi, kepribadian

yang dimiliki peserta didik juga tergolong rendah yang mempengaruhi kesulitan

belajar peserta didik. Kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika

tidak memperhatikan fase-fase perkembangan peserta didik.

e. keluarga : pemanfaatan kingkungan sekolah sebagai sarana untuk

belajar.lingkungan sekolah dianggap tidak menjadi penyebab terjadi

kesulitan belajar peserta didik.

Peran orang tua tempat yang utama dan pertama didalam pembinaan dan

pengembangan potensi anak.

f. lingkungan sekolah: meminta peserta didik untuk menuliskan kondisi

masyarakat disekitarnya.lingkungan masyarakat juga tidak dianggap

menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar peserta didik.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat menjadi masalah pada

umumnya, dan khususnya maalah pada belajar peserta didik.

g. lingkungan masyarakat: menghubungkan bahan pelajaran dengan persoalan

yang dialami peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara

menyediakan hasil belajar yang kondusif.Sebagian besar kesulitan peserta

didik kelas VII B mengalami kesulitan belajar karena minat belajar yang

rendah.

Faktor lingkungan masyarakat sangat berperan didalam pembentukan

kepribadian anak, termasuk pada kemampuan atau pengetahuannya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Muhammadiyah

Kota Bima pada hari sabtu 25 Oktober 2020, pada jam 08:00 peneliti

melakukan observasi pada kelas VII B faktor penyebab kurangnya respon

siswa terhadap mata pelajaran PAI karena stimulus dari guru yang kurang

menguasai metode pelajaran dan belum menguasai model pembelajaran

sehingga respon siswa berkurang. Dan akhirnya proses pembelajaran tidak

berlangsung secara kondusif.5

A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kreatifitas mengajar guru dalam mengatasi kesulitan belajar

peserta didik kelas VII B mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah

Kota Bima?

2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik

kelas VII B di SMP Muhammadiyah Kota Bima?

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Dari pelaksanaan penelitian ini penulis menguraikan tujuan penelitian

tersebut ialah untuk menyempurnakan atau memperbaiki peran guru dalam

mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas VII B di

SMP Muhammadiyah Kota Bima.


5
Usman, Observasi,Sabtu-25-Oktober, 08;00,SMP Muhammadiyah Kota Bima, 2020.
2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis

Diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan dan

memperkaya pengerahuan dibidang pendidikan berkaitan dengan

metode yang efektif, salah satunya kreatifitas guru dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa kelas VII B di SMP Muhammadiyah Kota Bima.

Bagi penulis sendiri yaitu untuk menambah wawasan dan

pengalaman dalam menerapkan kreatifitas guru saat mengajar

peserta didik.

b. Secara praktis

a. bagi peneliti

peneliti semakin mengerti situasi yang dialami oleh peserta didik

di dalam kelas. Selain itu peneliti mendapatkan ilmu terkait cara

menjadi guru yang baik dan ideal dengan mengetahui peran

seorang guru saat melaksanakan proses pembelajaran, khususnya

dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

b. bagi guru

1) Menambah wawasan pengetahuan guru tentang kondisi

individu siswa, sehingga guru memahami masalah atau kesulitan

yang dialami siswa ketika belajar.

2) menambah wawasan pengetahuan guru tentang perannya dalam

mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

3) hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran kepada guru

PAI mengenai perannya dalam mengatasi kesulitan belajar yang

dialami siswa.
c. bagi siswa

siswa dapat mengeathui dimana letak kesulitan belajar

yang mereka alami dalam belajar khususnya pada mata

pelajaran PAI.

d.bagi sekolah

sebagai masukan dalam pembaharuan proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat memberikan fasilitas

penunjang proses pembelajaran PAI untuk guru agar

pelaksanaannya dielas berjalan sesuai tujuan pembelajaran.

e. bagi peneliti lain

Dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan ataupun

pembuatan dalam penelitian yang sama.

D. PENEGASAN ISTILAH JUDUL

a. kretifitas

Definisi kreatifitas

Pengertian kreatifitas guru menurut baron yang dikutip oleh M. Ali,

kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat

juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada.6kreatifitas

merupakan istilah yang terkait dengan upaya meningkatkan daya fikir atau

gagasan seseorang dalam menjalankan aaktivitasnya. Dengan kreativitas

diharapkan pelaksanaan suatu aktivitas lebih bersifat aktif, dinamis,

menggairahkan dan pada akhirnya mengarah pada pencapaian hasil yang

diharapkan.

6
Muhammad Ali, dkk, Psikologi Remaja:Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), 41.
Adapun kreatiftas yang dilakukan oleh guru PAI pada saat proses

pembelajaran dalam upaya meningkatkan minat peserta didik adalah dengan

menerapkan metode yang lebih dari satu. Contohnya pada saat materi

pelajaran tentang dakwah rasulullah di madinah, guru menerapkan metode

konseptual dengan mengajak peserta didik membandingkan bagaimana

dakwah nabi muhammad SAW dengan kehidupan keseharian peserta didik.

Selain menggunakan metode konseptual guru juga menerapkan metode

berbasis masalah contohnya disaat guru menanyakan kepada peserta didik

pilihan dakwah Rasulullah SAW, peserta didik diarahkan untuk memilih

salah satu metode dakwah yang pernah digunakan oleh rasulullah SAW saat

berdakwah yang menurut peserta didik sesuai dengan kondisi disekitar

peserta didik.

b.Mengajar

pengertian mengajar

bagi kaum kontruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan

pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti

berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat

makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakanjustifikasi. Jadi,

mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.7

c.Guru

Kata guru dalam dalam bahasa Arab memiliki beberapa istilah,seperti

ustad, mu’allim, mu’addib, dan murabbi. Beberapa istilah untuk sebutan guru

ini terkait dengan beberapa istilah pada pendidikan, yaitu ta’lim, ta’dib,

danIstilah guru yang lebihmenekankan perannya sebagai pengajar,penyampai


7
Paul Suparno, Filsafat Kontruktisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta:Kamisius 1997), 65.
pengetahuan(knowledge) dan ilmu (sceinces) dikenal dengan istilah

mu’allim. Istilahmu’addib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas

dan akhlakpeserta didik denganketeladanan.Sedangkan untuk istilah murabbi

lebihmenekankan pada aspek pengembangan dan pemeliharaan

baikjasmanimaupun rohani. Dalam kehidupan bermasyarakat yang umumnya

dipakai danmemiliki cakupan yang cukup luas dan netral adalah ustad yang

artinya dalambahasa Indonesia adalah guru.

d .Kesulitan belajar

Mulyadi menyatakan bahwa:

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat

belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar yang diaksud disini

ialah kesukaran yang dimiliki siswa dalam menerima atau menyerap

pelajaran, kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu

mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. Dan kesulitan

belajar merupakan keainan bagi mereka yang mengalami kesulitan

dalam penyesuaian belajar.8

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “ kesulitan belajar adalah suatu

kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan

adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar”.9

Kesulitan belajar terdapat pada siswa kelas VII B dimana mereka lebih

lambat untuk mencerna mata pelajaran PAI karena diyakini metode yang

digunakan sangat membosankan dan monoton terhadap satu metode saja.

Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang

rendah (kelainan mental) akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-

8
Mulyadi, Bimbingan konseling di Sekolah & Madrasah, (Jakarta:Prenadamedia Group 2016), 352.
9
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., 235.
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan

keberhasilan belajar. Kesu;itan belajar adalah gangguan dalam kemampuan

belajar termasuk dalam hal berbicara, membaca, menulis atau kemampuan

dalam menghafal.

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari

menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan

belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku

(misbehavior) siswa seperti suka berteriak-teriak didalam kelas, mengganggu

teman didalam kelas,sering tidak masuk sekolah dan sering bolos sekolah.

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri

atas dua macam:

1. Faktor intern siswa, yakni:hal-hal atau keadaan-keadaan yang

muncul dari dalam diri siswa itu sendiri.

2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang

datang dari luar diri siswa.10

Kesulitan belajar merupakan suatu bentuk gangguan faktor fisik dan psikis yang

mendasar yang meliputi pemahaman atau gangguan bahasa, lisan atau

tulisan yang dengan sendirinya muncul berbagai kemampuan tidak

sempurna untuk tidak mendengarkan, berfikir,berbicara, membaca, menulis

atau membuat perhituungan matematika.termasuk juga kelemahan motorik

ringan, gangguan emosional akibat keadaan ekonomi, budaya atau

lingkungan yang tidak menguntungkan.11

e.Peserta didik

10
Ria Nur Wulandari, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di MTs
SAINS AL-HADID Kota Cirebon”, (“Skripsi Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, 2015), 3.
11
Jurnal Tarbawi, Jurnal Pendidikan, No 2,Volume 3, ( Juli-Desember 2018), 114.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran pada jenjang pendidikan formal,

informal maupun non formal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan

tertentu.

Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa daan memiliki

jumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan.12 Peserta didik

merupakan “Raw Material” (bahan mentah)dalam proses transformasi dan

internalisasi, meliputi posisi yang sangat penting melihat signifikansinya

dalam menentukan keberhasilan sebuah proses. Peserta didik adalah makhluk

individu yang mempunyaikepribadian dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan

peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada.13

f.Pendidikan agama islam, yakni upaya pendidikan ajaran islam dan niai-

nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.

Pendidikan agama islam adalah upaya secara sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati

penganut agama lain, dan hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk memudahkan penyusunan dalam penelitian kualitatif ini sistematika

pembahasan secara keseluruhan terdiri dari liima bab, yang disusun sebagai

berikut:

12
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyyakarta:Ar-Ruz Media, 2011), 119.
13
Ramayuiis dkk, Op Cit, 169.
BAB 1 Berisi pendahuluan memuat latar belakang masalah yang

memaparkan tentang kegelisahan peneliti. Fokus penelitian ini sebagai

batasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah berupa

pertanyaan yang akan menjawab permasalahan dalampenelitian.Tujuan

penelitian merupakan sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai.

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan

terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Sistematika pembahasan

yang merupakan gambaran dari seluruh isi skripsi.

BAB II Berisi tentang telaah pustaka untuk menentukan posisi

pemelitian ini terhadap penelitian terdahulu. Serta kajian teoritik yang

membahas tentang kreatifitas, guru, peserta didik, kelas, mata

pelajaran, pendidikan agama islam.

BAB III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan

dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data

pengumpulan data dan tehnik analisis data.

BAB IV Berisi data umum dan khusus. Data umum berisi tentang latar

objek penelitian yang meliputi; sejarah berdiri, keadaan guru, siswa,

sarana dan prasarana. Data khusus memaparkan kreatifitas guru dalam

mengatasi kesulitan peserta didik di kelas VII B mata pelajaran

pendidikan agama islam di SMP Muhammadiyah Kota Bima.

BAB V berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini

mempermudah pembaca daalam mengambil intisari hasil penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

a. Kreatifitas

Pengertian kreatifitas guru menurut baron yang dikutip oleh M. Ali, kreatifitas

adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru

disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi

dari unsur-unsur yang telah ada.14kreatifitas merupakan istilah yang terkait dengan

upaya meningkatkan daya fikir atau gagasan seseorang dalam menjalankan

aaktivitasnya. Dengan kreativitas diharapkan pelaksanaan suatu aktivitas lebih

bersifat aktif, dinamis, menggairahkan dan pada akhirnya mengarah pada

pencapaian hasil yang diharapkan.15

Adapun kreatiftas yang dilakukan oleh guru PAI pada saat proses pembelajaran

dalam upaya meningkatkan minat peserta didik adalah dengan menerapkan

metode yang lebih dari satu. Contohnya pada saat materi pelajaran tentang dakwah

rasulullah di madinah, guru menerapkan metode konseptual dengan mengajak

peserta didik membandingkan bagaimana dakwah nabi muhammad SAW dengan

kehidupan keseharian peserta didik. Selain menggunakan metode konseptual guru

juga menerapkan metode berbasis masalah contohnya disaat guru menanyakan

14
Muhammad Ali, dkk, Psikologi Remaja:Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), 41.
15
Iskandar Agung, Meningkatkan kreativitas belajar bagi guru, (Jakarta:Lestari Buana Murni, 2010), Cet. Ke 1.
kepada peserta didik pilihan dakwah Rasulullah SAW, peserta didik diarahkan

untuk memilih salah satu metode dakwah yang pernah digunakan oleh rasulullah

SAW saat berdakwah yang menurut peserta didik sesuai dengan kondisi disekitar

peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas bahwa guru harus menggunakan metode variasi saat

mengajar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, memberikan penugasan,

pemberian tes dan remedial. Kreatiiftas tersebut merupakan langkah-langkah tang

telah disusun perlakuan yang perlu diberikan kepada peserta didik.

b. Mengajar

pengertian mengajar bagi kaum kontruktivis, mengajar bkanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti

berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,

mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakanjustifikasi. Jadi, mengajar adalah

suatu bentuk belajar sendiri.

Menurut oemar Hamalik, mengajar memiliki beberapa definisi penting

diantaranya:

a) Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik atau murid di

sekolah.

b) Menajar adalah mewriskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga

pendidikan sekolah.

c) Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan

kondisi belajar bagi siswa.

d) Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar pada siswa.
e) Mengajar adalah mempersiapkan diri siswa untuk menjadi warga negara yang

baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.

f) Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.16

c. Guru

Kata guru dalam dalam bahasa Arab memiliki beberapa istilah,seperti ustad,

mu’allim, mu’addib, dan murabbi.Beberapa istilah untuksebutan guru ini terkait

dengan beberapa istilah pada pendidikan, yaitu ta’lim,ta’dib, dan tarbiyah Istilah

guru yang lebihmenekankan perannya sebagai pengajar,penyampai

pengetahuan(knowledge) dan ilmu (sceinces) dikenal dengan istilah

mu’allim.Istilahmu’addib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan

akhlakpeserta didik denganketeladanan.Sedangkan untuk istilah murabbi

lebihmenekankan pada aspek pengembangan dan pemeliharaan

baikjasmanimaupun rohani. Dalam kehidupan bermasyarakat yang umumnya

dipakai danmemiliki cakupan yang cukup luas dan netral adalah ustad yang

artinya dalambahasa Indonesia adalah guru.

Terlepas dari beragamnya intrepentasi tentang guru yang telah dijabarkan, dalam

pembahasan ini guru yang dimaksud ialah pendidik profesional yang wajib

memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu

pendidikan. PenjelasanMengenai guru yang dijabarkan pada UU Sisdiknas ini

sejalan dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam UU

tersebut dijelaskanbahwa guru adalah tenaga pendidik profesional dengan tugas

utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

danmengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal,dasar, dan menengah. Penjelasan tentang pengertian guru baik secara


16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Op Cit,132.
umum maupun secara yuridis yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan

bahwa, guru artinya yaitu semua orang yang memiliki wewenang, tanggung jawab

untuk membimbing dan membina peserta didiknya baik secara individu maupun

secara klasikal dalam lingkup satuan pendidikan maupun diluar satuan pendidikan

atau dapat juga diartikan tenaga pendidik yang bekerja secara profesional dalam

melaksanakan peran, tugas dan fungsinya sebagai guru.

Adapun tujuannya adalah untuk mendewasakan peserta didik dan

merubahtingkah laku peserta didik sehingga menciptakan sumber daya

yangberkualitas. Guru dalam hal ini harus mampu menjadi seorang figur

yangdapat digugu dan ditiru/dijadikan contoh sertateladan bagi peserta

didikmaupun masyarakat secara umum mulai dari perilaku,

perkataan,danjugaperbuatan.

Guru adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan,

menambahkan pelatihan fisik maupun non fisik, memberikan penilaian dan

melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh

peserta didik.

Pengertian guru menurut para ahli maupun undang-undang adalah

sebagai berikut:

 Guru adalah tenaga pendidik professional dibidangnya yang

memiliki tugas utama dalam mendidik,mengajar,

membimnbing,memberi arahan, memberi pelatihan ,memberi

penilaian ,damn mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang

menempuh Pendidikan sejak usia dini melalui jalur formal

pemerintahan berupa sekolah dasar hingga sekolah menengah.


 Guru adalah seseorang yang memiliki kewenangan dalam

dunia Pendidikan serta pengajaran pada Lembaga Pendidikan formal.

Sesuai dengan pengertian diatas tugas guru antara lain :

1) Mengajar peserta didik

Tugas pertama dari seorang guru adalah mengajar seluruh peserta

didik terkait ilmu pengetahuan yang diketahuinya secara

mendalam,berkaitan dengan tugas pengajaran seorang guru

diharapkan bisa menyampaikan materi yang tertulis di buku atau

media lainnya agar dikemudian hari peserta didik yang

bersangkutan bisa menerapkan ilmu yang didapatkannya di

kehidupan sehari-hari.

2) Mendidik peserta didik.

Setiap peserta didik memiliki karakter masing-masing yang

terkadang membantu jalannya proses belajar-mengajar hal inilah

yang menjadi tugas seorang guru untuk mendidik seorang murid

agar berjalan semestinya di dunia Pendidikan.

3) Memberi bimbingan dan pengarahan pada peserta didik

Tugas seorang guru lainnya adalah memberikan bimbingan

dan arahan kepada peserta didik ,bimbingan dan arahan ini

diharapkan mengembangkan pengetahuan motorik maupun

pengetahuan lainnya.

4) Melatih peserta didik

Memberikan pelatihan kepada peserta didik,memiliki fungsi

yang hampir sama seperti pada saat seorang guru

memberikan bimbingan dan pengarahan.


5) Memberikan penilaian

Seorang guru memiliki kewajiban memberikan penilaian kepada

anak didik,secara langsung maupun tidak langsung untuk

membantu sang anak memahami kesalahan dan kekurangan yang

dimiliki, untuk kemudian merubahnya menuju kearah yang

positif.

6) Memberikan evaluasi

Dalam dunia Pendidikan tidak hanya dengan pemberian

nilai.evaluasi juga bisa berkaitan dengan sang guru sendiri

mengingat evaluasi ini akan memberikan pandangan seberapa

berhasil seorang guru dalam memberikan Pendidikan pada anak

didik.

7) Memberikan moral dan mental.

Seorang guru memiliki tugas dan kewajiban untuk memberikan

dorongan moral maupun mental kepada anak didiknya agar sang

anak didik mampu menghadapi segala jenis permasalahan yang

ada dalam hidupnya selama mengenyam dunia Pendidikan formal

maupun non formal.

d. Kesulitanbelajar

Mulyadi menyatakan bahwa:

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar yang diaksud disini ialah kesukaran yang

dimiliki siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran, kesulitan belajar yang

dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
seorang guru. Dan kesulitan belajar merupakan keainan bagi mereka yang

mengalami kesulitan dalam penyesuaian belajar.17

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “ kesulitan belajar adalah suatu

kondisi dimana anak didik tidak daapat belajar secara wajar, disebabkan adanya

ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar”.18

Kesulitan belajar terdapat pada siswa kelas VII B dimana mereka lebih lambat

untuk mencerna mata pelajaran PAI karena diyakini metode yang digunakan sangat

membosankan dan monoton terhadap satu metode saja.

e. Peserta didik

Siswa atau siswi adalah istilah bagi Peserta didik pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan

yang selanjutnya diproses dalamproses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang

RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.19 Peserta didik

adalah makhluk individu yang memliki kepribadian yang memiliki ciri-ciri yang

khas yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik dipengaruhi dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia

berada.20peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

17
Mulyadi, Bimbingan konseling di Sekolah & Madrasah, (Jakarta:Prenadamedia Group 2016), 352.
18
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., 235.
19
Rwpublik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen &
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung: Permana,2006), 65.
20
Ramayulis dkk, Op Cit, 169.
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.21

Karakteristik peserta didik

Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakeristik peserta ddik

adalah:

a. Peserta didik bukan miiiatur orang dewasa. Ia mempunyai

dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak

boleh dilaksanakan dengan orang dewasa.

b. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk

pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin.

c. Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan

individu yang Lin, baik perbedaan yang disebabkan dari

faktor ensogen (fitrah) maupun perbedaan dari faktor

ekosegn (lingkungan)yang meliputi segi jasmani,

intelegensi, sosial, bakat minat, dan lingkungan yang

mempengaruhinya.

d. Peserta didik merupakan subjek sekaliguss objek dalam

pendidikan yang memungkinkan altif, kreatif dan

produktif.

e. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan

tertentu dalam mempunyai pola sperkembangan serta

tempo dan iramanya,.22

f.Pendidikan agama islam

21
Pasal 1 Ayat 4, UnangUndang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,. (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 23.
22
M. Ramli,Hakikat Pedidik dan Peserta didik,Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Vol 5, No. 1, (Januari-Juni 2015), 3.
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkanpeserta didik untuk mengenal ,memahami,menghayati,hingga

mengimani ajaran islam,djibarengi dengan tuntunan untuk menghormati

agama lain.

Pendidikan agama islam, yakni upaya pendidikan ajaran islam dan niai-

nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. dan

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.

Pengertian Pendidikan agama islam dapat diartikan sebagai suatu

pembelajaran yang dilakukan oleh seorang atau instansi Pendidikan yang

memberikan materi Pendidikan agama islam kepada orang yang ingin

mengetahui lebih dalam tentang agama islam baik dari materi akademis

maupun dari segi praktik yang dapat dilakukan sehari- hari.

Pengertian Pendidikan agama islam menurut para ahli,pengertian dari

Pendidikan agama islam juga dipaparkan oleh beberapa ahli mengenai

agama islam salah satunya ahmad tafsir,ia mengatakan bahwa dengan

adanya Pendidikan agama islam diharapkan dapat mengetahui tentang

agama islam dan juga ajaran yang terkandung didalamnya.disamping

adanya pengertian Pendidikan agama islam yang perlu diketahui ada juga

tujuan dari adanya Pendidikan agama islam itu sendiri.

pendidikan agama islam memiliki tujuan yang begitu beragam seperti

menumbuhkan rasa lebih percaya kepada tuhan sang pencipta,semakin

mempertebal akhlak,setiap orang turut belajar agama islam.diambil dari

pendapat dan tujuan yang terpapar oleh ahli agama islam dapat
disimpulkan bahwa pendidikan agama islam ini berisi mengenai

pembelajaran tentang agama islam yang berlandaskan pada Al-quran.

Model Pembelajaran PAIKEM

Pendekatan PAIKEM

Keberhasilan belajar dikelas sangat ditentukan oleh pendekatan yang dipakai guru

kelas. Salah satu pendekatan yang populer adalah PAIKEM. PAIKEM merupakan

singkatan dari pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan Menyenangkan.

Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach

to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media

pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses

pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan. Dengan

demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan

keterampilan yang diajarkan. Di antara metode yang digunakan untuk

mengimplementasi PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) diskusi, 3)

demonstrasi, 4) Role-play, dan 5) metode simulasi.

Bagaimana PAIKEM?

Menurut Muhibbin Syah PAIKEM dijabarkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa

dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun

gagasan dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung,

sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya

sendiri. Denan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses

belajaarnya.23
23
Muhibbin Syah, Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM, (SMPN 2 Pleret Bantul 2009), 13-34.
2. Pembelajaran inovatif

Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila

dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis

tekhnologi maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses

renovasi mental, di antaranya membangun rasapercaya diri siswa, penggunaan bahan

pelajaran, software multimedia, dan micrososft power point merupakan salah satu

alternatif.

3. Pembelajaran kreatif

Pembelajaran kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan

menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan macam buku,

namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada

kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan

pembelajaran dikelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan

sarana untuk belajar.

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif (berhasil atau guna) jika mencapai sasaran atau

minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Disamping itu, yang juga

penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang diperoleh siswa. Guru pun

dihaarapkan memperoleh pengalaman baru sebagai hasilinteraksi dua arah dengan

siswanya.24

5. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) perlu dipahami secara luasa, bukan hanya

berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyia atau tepuk tangan yang

meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat

dinikmati siswa. Siswamerasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang


24
mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan kenginin tahuan

yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Model PAIKEM

Model PAIKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada empat prinsip,

yaitu: aktif, efektif, dan menyenangkkan. Model pembelajaran ini sangat cocokuntuk

kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang senantiasa berorientasi padaaktivitas siswa

(student conered learnig). Model ini dapat dikembangkan secara sederhana oleh guru

dengan memperhatikan prinsip PAIKEM.25

Karakteristik PAIKEM

Sebagai pendekatan pembelajaran PAIKEM memiliki karajteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa (student-centereed).

b. Belajar yang menyenangkan (joyful learning).

c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (compencybased

learning).

d. Belajar secara tuntas (mastery learning).

e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning).

f. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning).

Signifikansi variasi metode khuusus PAI

Ada tiga penerapan metode belajar PAI denan alasan sebagaai berikut:

1. Menghindari rasa bosan

2. Pelajar memiliki perbedaan gaya belajar

3. Manusia memiliki kemampuan yang beragam.

Signifikansi penerapan alat peraga pembelajaran PAI

Ada beberapa permasalahan yang harus diperhatikan guru agama islam sehubungan

dengan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sebagai berikut:


25
Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial,Sains dan humaniora Vol. 2 No.3,( Desember 2016), 257.
1. Penggunaan setiap jenis alat peraga harus dengan tujuan tertentu. Alat

peraga bukanlah pengganti perencanaan atau persiapan mengajar yang

teliti. Kenytaannya, dengan suatu pernyataan yang teliti, guru akan

dapat menentukan penggunaan alat peraga yang khusus, jadi alat

peraga hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan.

2. Alat peraga digunakan untuk membantu memberi gambaran yang cukup

jelas tentang objek-objek, tempat-tempat, orang-orang dan persitiwa-

peristiwa yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.

3. Alat peraga digunakan bila membantu mrangsang minat dan

memutuskan perhatian murid pad hal-hal yang diinginkan.

4. Alat peraga adalah alat yang sangat bernilai untuk membuat kesimpulan

dan menggambaarkan hubungan-hubungan diantara bahan-bahan yang

dipelajari. Misalnya, diagram dan peta.

5. Murid harus diajarkan bagaimana menggunakan bahan-bahan ilustrasi

tertentu.

6. Beberapa alat peraga tertentu harus dipersiapkan lebih lanjut untuk

mencegah pemborosan waktu dan kegitan kelas. Misalnya, persiapan

karyawisata, demonstrasi, dan eksperimen.

7. Penggunaaan alat peraga harus dicek untukmengetahui apakah tujuan

yang diinginkan tercapai, dan sudah ada persipan untuk perbaikan

konsep-konsep yang keliru.

8. Murid harus diberanikan untuk memanfaatkan alat-alat peraga dalam

belajar dan dalam kegiatan-kegiatan didalam kelas dimana alat-alat itu

dapat membantu masaalah yang didiskusikan.26

26
Zakiyah daradjat, et al. Metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 148.
Prinsip-prinsip pemilihan metode khusus PAI

Pertama, tujuan

Kedua,materi

Ketiga,alat peraga yang tersedia.

Keempat, kemampuan berfikir peserta didik.

Kelima, kemampuan guru menguasai metode

Macam-macam metode khusus pendidikan agama islam

1. metode teladan

pengertian metode teladan

menurut Abd al-Rahman ghunaimah mendefinisikan metode

adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pembelajaran.senada

dikatakan Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang

paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.27dengan

demikian, metode adalah cara untuk mencapai tujuan pendidikan dan

pembelajaran.

Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan

Adapun beberapa kelebihan metode keteladanan meliputi:

 Dapat menumbuhkan kesadaran yang

tinggi bagi para pendidik.

 Pendidik mrasa bertanggung jawab dari perilaku dan tutur

kata yang baik untuk dapat ditiru dan digugu oleh para peserta

didiknya.

27
Lihat Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif islam, (Bandung: PT Remaja Roadakarya, 2008), 271.
 Pendidik berusaha intrropekssi diri jika ada perilaku dan tutur

kata yang tidak baik yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

 Metode keteladanan memberi pengaruh yang kuat dan baik

bagi peserta didiknya.

Adapun kekurangan dari metode ketladanan meliputi:

 Pendidik merasa berat dan risih bertemu dengan peserta didik

jika pendidik merasa ada sesuatu perilaku dan tutur kata yang

dirasa dilanggar.

 Pendidik tidak merasa dijadikan teladan oleh peserta didik

padahal teladan sudah melekat dalam dirinya sebagai pendidik

yang baik.

 Apabila ada perilaku dan tutur kata yang kurang baik

dari pendidik maka secara langsung daan tidak langsung

ditiru dan diterapkan oleh pesserta didiknya.

2. Metode nasihat

Pengertian metode nasihat

Secara bahasa berasal dari kata mau’izah yang berarti pelajaran yang

baik sedangkan menurut istilah,kata nasihat menurut Rasyid Ridha

dikutip an-Nahlawi bahwa kata mau’izzah bermakna nasihat dan

peringatan deengan kebaikan dan dapat meleembutkan hati serta

mendorong untuk beramal.28

Kelebihan dan kekurangan metode nasihat (mau’izah)

Beberapa kelebihan metode nasihat, antara lain:

i. Mampu memberikan motivasi yang baik agar peserta didik

sadar akan keleemahannya.


28
Abdurrahman an-Nahlawi, Ibid., 298.
ii. Menyadarkan peserta didik agar insaf dan kembali kejalan yang

benar dan diridhai allah.

iii. Bahasa nasihat umumnya menggunakan bahasa yang

menyentuh hati secara hakiki.

Adapun kelemahan metode nasihat,meliputi:

a. Cenderung kurang direspon oleh peserta didik, dan bahkan

mengunduur waktu tidak terbatas.

b. Hanya mengandalkan bahassa ssecara lissan untuk memaksa

seseorang berbuat sesuai nasihat.

c. Pemberi nasihat yang kurang ikhlas dapat mempengaruhi

ketaatan peserta didik sehingga perilakunya tetap tidak mau

berubah.

3.metode hukuman

a. pengertian metode hukuman

secara bahasa pengertian hukuman berasal dari kata hukum berarti

peraturan, undang-undang, patokan mengenai peristiwa tertentu.

Kemudian mendapat akhiran”an” menjadi hukuman berarti siksa dan

sebagainya yang dikenakan kepada orang yang melanggar peraturan,

undang-undang.29 Sementara menurut Asma Hasan Fahmi

mengatakan bahwa pendidikan hukuman tidak boleh berupa siksaan,

baik siksaan badan maupun siksaan jiwa, dan jika hukuman itu

dilaksanakan, maka harus hati-hati mereka dihukum.30 Senada

dikatakan Muhammad Qutb bahwa pendidikan hukuman adalah

29
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 315.
30
Lihat Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidiksn Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1979), edisi
terjemahan, 135.
tindaakan tegas untuk meletakkan persoalan pada tempat yang

benar.31

Kelebihan dan kekurangan metode hukuman dalam proses

pendidikan dan pembelajaran

Kelebihan metode hukuman dalam proses pendidikan dan

pembelajaran, yaitu:

a. menyadarkan peserta didik secara dini bahwa orang yang salah

pasti memperoleh hukuman:

b. memberikan efek jera kepada peserta didik agar tidak

melakukan pelanggaran berikutnya; dan

c. memberikan kenyamanan secara umum kepada semua peserta

didik untuk taat aturan dan hukum sebagai awal menapak

kehidupan yang lebih baik menurut agama dan negara.

Sementara menurut Ramayulis bahwa kelebihan metode ini

antara lain karena akhirnya berada dilangit (transedent) dan

selalu mengandung aspek iman, cenderung mudah

dilaksanakan dan bersifat universal.

Adapun kekurangan metode hukuman adalah sebagai berikut:

a. memberikan rasa takut kepada peserta didik sehingga

menghantui peserta didik untuk melakukan sesuatu.

b. Segala sesuatu semua dinilai dengan hukuman sehingga

memengaruhi psikologi peserta didik.

c. Banyak memberikan hukuman kepada peserta didik

memengaruhi prestasi belajar.

31
Lihat Muhammad Qutb, Manhaj al-tarbiyah, al-Islamiyah, al-Qahirah: Dar al-Qalam, t, th., 231.
4.metode janji dan ancaman ( targhib dan tarhib )

Pengertian metode janji dan ancaman

Dalam kamus bahasa arab, targhib atau taraghibu dimaknai

mencintai, menyukai, memberi kesenangan.32 Adapun pengertian

secara peristilahan, Abdurrahman an-Nahlawi Targhib ialah janji

yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan,

kelezatan, dan kenikmatan.33

Kelebihan dan kekurangan metode targhib dan tarhib

beberapa kelebihan metode janji dan ancaman (targhib dan

tarhib), yaitu:

a. Targhib dan tarhib lebih teguh karena akarnya berada di langit

(traseden)yang senantiasa berorientasi pada ukhrawi.

b. Targhib dan tarhib mengandung aspek nilai-nilai iman dan

akidah.

c. Targhib dan tarhib lebihkuat pengaruhnya dalam diri manusia

beriman.

d. Secara operasional, Targhib dan Tarhib lebih mudah

dilaksanakan daripada metode hukuman dan ganjaran yang dibuat

oleh manussia.

e. Targhib dan tarhib lebih universal sehingga mudah digunakan

kepada siapa saja dan dimana saja.

32
Ahmad Watson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Jakarta: Pustaka Progressif, 1997), 511.
33
Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:Gema Insani,
1995),296.
Adapun kekurangan metode janji dan ancaman (Targhib

dan Tarhib ), atara lain:

a. Targhib dan Tarhib kurang dapat dilihat secara

langsung akibatnya.

b. Targhib dan Tarhib kebanyakan kebanyakan bersifat ghaib

dan banyak dirasakan akibatnya setelah mati (akhirat).34

5.metode perbandingan

pengertian metode perbandingan

secara bahasa, kata perbandingan berasal dari kata “banding”

berarti “persamaan, tara, imbangan”. Kemudian kata “banding”

mendapat awalan “per” dan akhiran “an” yang berarti

“perbedaan”(selisih) kesamaan, persamaan, ibarat,

pedoman,pertimbangan”.35

pengertian metode perbandingan secara bahasa adalah cara

membandingkan suatu masalah yang mengandung dua hal yang

baik dengan yang buruk untuk dapat diambil sebagai pelajaaran

dalam kehidupan yang lebih baik.

Kelebihan dan kekurangan metode perbandingan

Beberapa kelebihan metode perbandingan, yaitu:

a. dapat memilih mana materi pendidikan agama islam yang

cocok dengan situasi dan kondisi peserta didik yang bisa

diambiil sebagai pelajaran.

34
Lihat Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2008), 147.
35
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1999), 75.
b. Dapat mengetahui mana materi yang mengandung

pelajaran yang baik dan mana materi yang mengsndung

pelajaran yang buruk bagi kehidupan mereka.

c. Dapat mengambil hikmah dari materi yang yang tidak ada

hubungan dengan proses pendidikan dan pembelajaran.

d. Guru dan siswa dapat saling memberikan masukan terhadap

perbaikan materi yang diperbandingkan.

Adapun kekurangan metode perbamdingan antara lain:

a. Peserta didik sulit membedakan mana materi yang benar-

benar cocok untuk diterapkan dan mana materi yang tidak cocok

untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru kadang merasa kesulitan membuat perbandingan yang

tepat dan cocok sesuai materi yang sedang diajarkannya.

Macam-maacam metode khusus pembelajaran agama

islam

Ada 12 jenis metode khusus pembelajaran agama islam, yaitu;

metode perumpamaan,metode qiyas,metode simbolis, metode

kiasan, metode hafalan, metode praktik, metode demonstrasi,

metode bermain peran, metode resitasi, metode

pengamatan,metode eksperimen dan metode pemecahan masalah.

C. METODE PERUMPAMAAN (AMTSAL)

1. pengertian metode perumpamaan

pengertian secara bahasa.perumpamaan berasal dari kata

“umpama” berrarti “yang menjadi contoh (persamaan


perbandingan) dengan yang lain, ibarat, (seumpama sama halnya

dengan, sebagai,seakan-akan, dan yang diandaikan (bukan yang

sebenarnya)”. Kata ini menndapat awalan per dan akhiran an,

seehingga membentuk kata “perumpamaan”yang berarti “cara

berumpama, pebandingan, ibarat,”36.secara bahasa pengetian

metode perumpamaann addalah sesuatu yang disamakan dengan

kata asal akan tetapi sebatass persamaan.

Adapun pengertian metode perumpamaann secara istilah

banyak pakar yang memberikan pengertian.

Kelebihan dan kelemahan metode perumpamaan

Beberapa kelebihan metode perumpamaan di antaranya:

a). Dapat memperjelas materi gaib, abstrak daan verbal

menjadi sesuatu yang konkret (dapat dilihat dan diamati

langsung);

b). Dapat mempermuudah siswa atau pelajar memahami

materi gaib, abstrak dan verbal yang dipellajari,;

c). Dapat memperkuat daya ingatan siswa/pelajar

terhadap materi gaib, abstrak, dan verbal yang telah

dipelajari;

d). Dapat meningkatkan pemahaman siswa/peblajar secara

signifikan dari materi gaib, abstrak daan verbal.

Menurut sebagian pakar pendidikan islam, bahwa manfaat

metode perumpamaan dalam Al-Qur’an, diantaranya:

36
Ibid), 989.
a). Memberikan kemuudahan dalam memahami sesuatu

konsep yang abstrak, karena sering kali metode perumpamaan

menggambiil benda sebagai contoh konkret dalam Al-Qur’an

b).memengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang

diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan

ketuhanan;

c).membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid bersifat

analogis melalui penyebutan premis-premis; dan

d).mampu menciptakan motivasi yang menggerakkan aspek

emosi dan mental manusia.37

Adapun kelemahan-keleemahan metode perumpamaan ialah:

(a) tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode

perumpamaan, kecuali yang bersifat gaib/abstrak;

(b) sulit memperoleh alat atau media yang menjadi

tuntutan atau kebutuhan ssesuai materi.

(c) Siswa atau pelajar kadang merasa kesuliitan memahami kata-

kata atau alat peraga yang menjadi subjek diserupakan.

B . METODE QIYAS

1. pengertian metode qiyas

secara bahaasa, kata qiyas berasal dari bahasa arab’qasa-yaqisy-

qiayasan’yang bberarti”mengukur dan ukuran”.38

37
Lihat Abdul Mujib dan Jusuf Mudazkkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana-PrenadaMedia Group,
2006), 45.
38
Louis Ma’luf, Kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-Alam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1960), 127, cet.ke-25.
Dalam konteks pendidikan dan pembelajaran agama islam,

menyerupakan masalah pokok dengan cabang karena ‘illah (alasan

yang nyata) dalam hukum yang tidak terdapat dalam nash untuk

memudahkan pemahaman materi pembelajaran secara kontektual.

Misalnya, tuak dalam masyarakat indonesia teemasuk minuman

yang memabukkan, sementara kata tuak tidak ada dalam Al-

Qur’an, maka tuak kita larang peserta didik agar tidak

meminumnya karena tuak di qiyaskan(disamakan, dianalogikan)

dengan khamar di dalam Al-Qur’an karena hukumnya haram.

Menurut jamal badi dan mustapha tajdin, berpikir analogi dapat

meningkatkan akal dan memperluas persepsi jika digunakan

dengan benar.39

2. Syarat-syarat qiyas dan rukunnya

Adapun syarat-syarat yang menjadi rujukan pakar hukum dalam

menentukan qiyas sebagai berikut: pertama, tidak bertentangan

dengan dalil yang lebih kuat darinya.

Kedua, hukum ashlnya tsabit (tetap) dengan nash atau ijma’.

Ketiga, pada hukum ashl terdapat ‘illah (sebab) yang diketahui,

agar memungkinkan untuk dijama’ antara ashl dan cabang

padanya.

Keempat, ‘illahnya mencakup makna yang sesuai dengan

hukumnya.

Sementara itu, masalah rukun qiyah ada empat macam, yaitu:

39
Jamal Badi dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode Al-Qur’an,
(Bandung: Mizania, 2004), 77.
a. Pokok (ashal), yakni suatu peristiwa yang sudah ada nash-nya

yang dijadikan tempat menganalogikan.

b. Cabang (far’u),yaitu peristiwa yang tidak ada nash-nya, yang akan

disamakan hukumnya dengan asal yang disebut maqis dan

musyabah (yang dianalogikan dan disempurnakan).

c. Hukum pokok, yaitu hukum syara’ yang telah ditentukan oleh

nash. dan

d. ‘illat, yaitu sifat yang terdapat pada pokok. Menurut Abd.

Rahman Dahlan, ‘illah ialah suatu sifat yang nyata dan

berlaku setiap kali suatu peristiwa terjadi, dan sejalan dengan

tujuan dan penetapan hukum dari suatu peristiwaa hukum.40

3. Kelebihan dan kekurangan metode qiyas dalam

pembelajaran

Beberapa kelebihan metode qiyas, diantara nya adalah:

a. Mempermudah pemahaman materi bersifat samar-samar

menjadi jelas dan terperinci.

b. Dapat memperjelas materi umum menjadi khusus dan

terperinci.

c. Memperjelas materi gaib/abstrak menjadi konkret berupa

benda, akan tetapi bendanya bersifat perbandingan (analogi)

atau bersifat artifisial bukan hakiki.

Adapun kelemahan-kelemahan metode qiyas,yaitu:

a. Pemahaman siswa tentang materi qiyas membutuhkan

penjelasan yang panjang.

b. Pemahaman siswa cenderung kurang fokus dan tidak aktual.


40
Lihat Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah, 2014), 164.
c. Guru dan siswa memahami materi qiyas tidak seragam dan

mengundang perbedaan penafsiran.

C.METODE SIMBOL

1.Pengertian metode simbol

Secara bahasa kata simbol berasal dari bahsaa yunani

yang berarti tanda“lambang atau isyarat”. Kata simbol juga berasal

dari bahasa inggris, symbol yang berarti lambang dan tanda.41

Dalam Kamus webster, kata simbol diartikan sesuatu yang berarti

sesuatu yang mengacu pada sesuatu yang berdasarkan hubungan

nalar, asosiasi, kebetulan atau kemiripan, tanda yang dapat dilihat

dari sesuatu yang tidak terlihat.42

Aplikasi metode simbol dalam pembelajaran PAI

Berbagai materi gaib atau abstrak yang dapat dipraktekkan

dalam metode simbol terkait dengan proses pembelajaran

pendidikan agama islam diantaranya adalah:

Pertama, materi akidah, secara umum, materi akidah adalah

materi yang sangat banyak menggunakan simbol. Misalnya,

Allah.

Kedua, materi fikih, terkait materi fikih, khususnya materi

shalat, banyak simbol-simbol gerakan shalat yang dijadikan

pelajaran dan makna dibalik gerakannya. Misalnya, simbol

angkat tangan ketika menyebut allahu akbar seraya kedua

tangan terbuka menghadap Allah.

Kelebihan dan kelemahan metode simbol


41
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta:Gramedia Pustaka 2016), 575.
42
Dana F. Kellerman, et al., (The Lexicon Webster Dictionary, Vol. 2, Columbia: The Englsh-Language Institute of
America, Inc 1977), 994.
Beberapa kelebihan metode simbol adalah sebagai berikut:

(a). Secara khusus materi bersifat gaib/abstrak yang dapat di

simbolkan.

(b). Dapat mempermudah pemahaman materi yang bersifat

gaib /abstrak.

(c).memperjelas pemahaman materi gaib/abstrak menjadi

konkret beupa benda, dan benda simbol dalam materi

gaib/abstrak bersifatartifisial dan bukan hakiki.

Sementara kelemahan-kelemahan metode simbol, yaitu:

a). Tidak semua materi dapat dijadikan simbol, kecuali

bersifat gaib/abstrak.

b). Dapat mempersulit pemahaman siswa karena simbol yang

ditunjukkan tidak memiliki relevansi yang jelas dengan

materi gaib/abstrak.

c). Tidak semua materi gaib/abstrak dapat

dibuatkan simbol.

d). Simbol membutuhkan pemahaman dan penguasaan guru yang

sangat mendalam.

D. METODE KIASAN

Pengertian metode kiasan

Dalam kamus bahasa indonesia, kata kiasan berasal

dari kata”kias” berarti perbandingan atau persamaan, ibarat,


contoh yang sudah ada (terjadi), sindiran, (model) yang sudah

ada.43

Aplikasi metode kiasan dalam pembelajaran PAI

Ada beberapa metode PAI dalam pembelajaran yaitu mata

pelajaran Al-Qur’an Hadis, fikik dan akidah akhlak.

Pertama, materi Al-Qur’an dan Hadis. Khusus pada

pelajaran ini terdapat pada surah al-isra’ ayat 22-23 tentang

kata “af” yang menunjukkan sindiran atau contoh kata tidak

baik pada orang tua.

Kedua, materi fikih. Berkaitan pada masalah pernikahanatau

pernyataan seorang gadis yang sedang dilamar baik baik bersifat

bahasa maupun gerak.

Ketiga, materi akhlak, ada beberapa cara yang digunakan

oleh guru padaa mata pelajaran akhlak yaitu: (a) gerak tubuh, (b)

bahasa kiasan yang halus.(c) bahasa kiasaan kasar.

Kelebihan dan kelemahan metode kiasan

Beberapa kelebihan metode kiasan sebagai berikut:

(a) memperhalus bahasa dalam menyampaikan maksud

kepada orang lain

(b) mengungkapkan perasaan pada orang lain dengan

menggunakan kata-kata yang mengandung ibarar atau

kalimat yang tidak langsung.


43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1989), 438.
(c) Kalimat yang digunakan mengandung kata-kata pilihan.

Adaapun kelemahan metode kiasan antara lain:

(a) guru menerapkan metode kiasan hanya pada materi tertentu.

(b) Siswa memahami maksud bahasa kiasan memerlukan

pikiran yanng panjang dan berliku.

(c) Materi yang dijadikan makna kiasan kadang kurang tepat

mkna sebenarnya.

E. METODE HAFALAN

Pengertian metode hafalan

Dilihat daari pengertian secara bahasa, kata hafalan berasal

dari kata”hafal” berarti telah masuk pada ingatan (tentang

pelajaran), dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku

atau catatan lain). Kemudian terdapat akhiran “an” sehingga

membentuk kata “hafalan”berarti yang dihafalkan, hasil

menghafal.44 Adapun pengertian secara istilah menurut syaibani,

metode hafalan adalah cara untuk menguatkan ingatan dengan

mengulangi berkali-kali apa yang sudah dihafal dan dipelajari.45

Aplikasi metode hafalan dalam pembelajaran PAI

Metode hafalan paling cocok digunakan padaa anak yang

berusia 3-10 tahun,karena mereka cepat menangkap apa yang

disampaikan oleh guru tersebut. Disamping itu, metode hafalan

juga cocok untuk mata pelajaaaran akhlak, tentang adab

membaaca doa masuk dan keluar kamar mandi, doa masuk dan

keluar rumah, serta doa-doa lainnya. Para pengarang tafsir Al-

44
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besaar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 291.
45
Syaibani, dkk, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 577.
Qur’an di mesir rata-rata umur 12 tahun sudah hafal 30 juz. Yang

luar biasa anak umur ima tahun sudah hafal Al-Qur’an bernama

Husein thabatabai, tinggal di kota Qom Iran, bahkan umur tujuh

tahun menjadi Doktor noris Causa diberikan Hijaz College

Islamic Universiti di inggris pada 1998.46

Kelebihan dan kekurangan metode hafalan

Beberapa kelebihan metode hafalan srbagai berikut:

(a) Bagi anak umur 3-10 tahun sangat cocok diterapkan

metode hafalan karena pada umur tersebut kecepatan

menghafal mereka sangat baik dan memiliki daya ingatan

yang sangat kuat.

(b) Bagi amak yang usia SMP/MTSS sudah mengalami

keterlambatan dalam menghafal dan daya ingatannya

cenderung berkurang kecuali ditopang dengan muraja’ah

yang intensif dan reguler;

(c) Mudah melaksanakannya karena hanya menghafal.

Adapun beberapa kekurangannya sebagai berikut:

(a) Bagi usia siswa Aliyah/SMA dan mahasiswa di

perguruan tinggi kurang cocok karena hasil hafalan

cepat mengalami kelupaan;

(b) Metode hafalan hanya bisa diterapkan pada materi

tertrntu, terutama hafalan Al-Qur’an, dan Hadis serta

do’a-do’a dalam kehidupan sehari-hari.

46
Lihat Dina Y. Sulaiman, Mukjizat Abad 20: Doktor Cilik Hafal dan paham Al-Qur’an, (Depok: Pustaka Iman,
2007), 11.
(c) Guru yang belum memiliki hafalan dipastikan kurang

perrcaya diri menuntun anak yang memiliki

kemampuan hafalan yang baik.

F. METODE PRAKTIK

Pengertian metode praktik

Secara bahasa, pengertian metode praktik dari bahasa inggris

“practice” berarti “menjalankan, mempraktikkan”. 47 metode

praktik sangat cocokpada anak-anak usia SMP atau

Tsanawiyah karena pada masa ini banyak amalan atau

kegiatan mulai ada kewajiban bagi mereka yang baru

mencapai baligh.

Aplikasi metode praktik pada pembelajaran PAI

Ada beberapa materi ysng mutlak menggunakan metode

praktik pada pembelajaran PAI, yaitu:

Pertama, fikih, materi shalat. Guru agama islam harus

pastikan bahwa bacaan shalat mereka sudah lancar, benar

atau tidak serta gerakan atau cara duduk tahiyat awal dan

akhir sudah tepat atau masih ada yang salah.

Kedua, akidah akhlak. Guru bisa menerapkan tata caara

mengucapkan lafadz dua kallimat syahadat. Adapun materi

lainnya dapat diterapkan materi sabar, bagaimana seseoraang

sabar dalam menghadapi ujian atau musibah.

Ketiga, Al-Qur’an/hadis. Banyak materi didalam al-qur’an

materi yang dapat dilakukan dengan metode praktik seperti:

47
John M. Echols, dkk, Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), 412.
guru dapat mempraktikkan sendiri cara penyebuutan makraj

huruf yang tasydid dan tidak dengan baik jelas dan benar.

Kelebihan dan kekurangan metode praktik

Adapun kelebihan metode praktik adalah

sebagai berikut:

(a) Murid memiliki pengalaman langsung terhadap materi

yang sedang dipelajarinya,

(b) Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang jelas

terhadaap suatu materi.

(c) Dapat mengurngi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan

dengan hanya membca atau mendengarkan, karena murid

mendaapat gambaran dengan jelas dari hasil praktiknya.

(d) Karena geraakan dan proses praktik, maka tidak

memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

Adapun kelemahan metode praktik

adalah sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan metode praktik memerlukan waktu

yang panjang dan banyak

(b) Jika sarana dan prasarana (peralatan) kurang

memadai atau alat-alatnya tidak sesuai kebutuhan,

maka metode ini tidak efektif.

(c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila siswa belum

siap untuk melaksanakan praktik.

G. METODE DEMONSTRASI

Pengertian metode demonstrasi


Secara etimologi, kata demonstrasi (kata benda) berasal

dari bahasa inggris “de,ostration” berarti demonstrasi,sedangkann

dalam kata kerja “demonstrate” berarti mempertunujkkan,

mempertontonkan”.48

Adapun pengertian secara istilah, banyak para ahli memberikan

pendapat. Ramayulis mengatakan bahwa metode demonstrasi

adalah upaya menggambarkan cara pengajaran yang biasanya

menjelaskan secara verbal menjadi kerja fisik atau pengoperasian

peralatan atau benda.49

Aplikasi penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran PAI

Pada dasarnya semua mata pelajaran dapat menggunakan metode

demonstrasi, namun alat peraga yang dijadikanperagaan tidak bersifat

asli,

Pertama, materi fikih. Secara umum dapat menggunakan alat peraga bersifat asli sehingga

memudahkan untuk melaksanakan pada materi yang diajarkan, misalnya shalat,guru harus

mendemonstrasikan materi shalat didepan anak didiknya,maka dia harus membawa sajadah.

Kedua, materi akhlak, banyak materi akhlak yang bisa menggunakan alat peraga baik itu

pada akhlak terpuuji maupun tercela. Untuk akhak terpuji, misalnya pada materi tolong

menolong. Sebelum guru masuk ke kelas, sudah pasti ia wajib membawa alat peraga dalam

kelas untuk peragakan materi tolong menolong.

Keleihan dan kelemahan metode demonstrasi

48
Lihat John M.Echols dkk, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), 174.
49
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2001), 168.
Menurut syaiful sagala kelebihan-kelebihan metode demonstrasi

adalah sebagai berikut:

(a) Perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru

sehingga hal yang penting itu dapat diamati.

(b) Dapat membimbing murid kearah berpikir yang sama dalam satu

saluran pikiran yang sama.

(c) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraaguan dapat diperjelas

waktu demonstrasi.

(d) Ekonomis dalam pelajaran disekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang

dapat diperlihatkan melalui demonstrasi diwaktu pendek.50

Adapun kelemahan metode demonstrasi menurut Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain sebagai berikut:

(a) Metode ini memerlukan keterampilan metode secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif.

(b) Fasilitas seperti pealatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik.

(c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping itu

memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil

waktu atau jam pelajaran lain.51

Adapun kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan metode demonstrasi memerlukan waktu yang cukup panjang dan

banyak.

(b) Apabila sarana peralatan kurang memadai atau alat-alatnya tidak sesuai dengan

kebutuhan, maka metode ini kurang efektif.


50
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pengajaran, (Jakarta: Rajawali 2011), 221.
51
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), 91.
(c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan

demonstrasi.52

H. METODE BERMAIN PERAN

Pengertian metode bermain peran

Secara istilah, Menurut Zuhraini dkk. Bahwa metode bermain peran

adalah metode yang menekankan kenyataan dimana para murid diikut

sertakan memainkan peranan didalam mendemonstrasikan masalah

hubungan sosial.53 Sementara menurut Lunandi, metode bermain peran

adalah suatu usaha untuk membantu para peserta mengalihkan suatu

masalah belajar yang tertulis kedalam praktek.54

Aplikasi metode bermain peran dalam pembelajaran PAI

Pertama, matei akhlak. Ada materi akhlak terpuji dan tecela

keduanya bisa dijadikan bermain peran untuk memahami gambaaran rill

tentang perilaku kehidupan manusia dan gambaran konkret dari suatu

masalah.

Kedua, materi fikih, tata caara mengeluarkan zakat fitrah dan zakat mal.

Tentu saja guru harus menentukan peran yang akan dimainkan oleh

siswa dan sisinya.

Ketiga, materi Al-Qur’an dan hadis, khuusus materi ini guru mengambil

gambaran tentang kehidupan di akhirat. Dalam hal ini guru dapat mengambil

dari surah al-insyiqaq ayat 6-12.

Kelebihan dan kelemahan metode bermain peran

Menurut oemar hamalik, metode bermain peran sebagai

berikut:
52
Ibid,. 91
53
Lihat Zuhairini dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 95.
54
Lunandi, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), 39.
(a) Pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak dan

mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa khawatir mendapat

sanksi.

(b) Sisa dapat mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat

manusiawi dan pribadi tanpa ada kecemasaan

(c) Dapat memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi

dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.55

Adapun kelemahan metode bermain peran sebagai berikut:

(a) tidak semua siswa memiliki bakat dan kemampuan untuk

berakting dalam bermain peran.

(b) Siswa kadang lupa menguasai materi perannya sehingga

proses memerankan peran yang dia lakukan tidak maksimal

dan kurang mengenai sasaran dan target.

(c) Sisa tidak bisa mengembangkan kreativitas dari materi yang

diperankannya karena harus sesuai skenario peran yang

sudah ditentukan.

I. METODE RESITASI (PEMBERIAN TUGAS)

Pengertian metode resitasi

Secara bahasa pengertian resitasi berasal dari bahasa inggris

“recitation” berarti pembacaan.56 Adapun secara istilah bahwa metode

resitasi adalah “metode penyajian bahan dimana guru memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.57

Aplikasi meetode Resitasi dalam pembelajaran PAI

55
Lihat Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), 214.
56
John M.Echols, dkk, Kamus Bahasa Ingggris-Indonesia, (Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama, 2016), 470.
57
Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), 85.
Dalam materi pendidikan agama islam (PAI) banyak materi yang bisa

menggunakan metode resitasi yaitu pada pembelajaran fikih, akidah

akhlak, Al-Qur’an Hadist, Sejarah kebudayaan islam dan bahasa Arab.

Pertama, fikih. Untuk siswa yang laki-laki maka guru akan mengajarkan

tentang shalat jumat. Bapak dan ibu guru dapat memberikan tugas

kepada siswa untuk membuat laporan tentang proses shalat jumat.

Kedua, materi akidah akhlak, beberapa ,ateri yang dapat digunakan padaa

siswa madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Khusus tingkat Tsanawiyah dapat

diterapkan materi akhlak terpuji dan tercela.

Ketiga, materi sejarah kebudaayaan islam. Sisa dan siswi mendapat tugas

tentang sejarah berdirinya sebuah mesjid di kampungnya masing-masing.

Keempat, materi Al-Qur’an dan Hadis. Siswa dan siswi diberi tugas untuk

membuat tabel hukum bacaan dalam tajwid dan tulis ayat yang berkaitan

dengan hukum bacaan tersebut. Mereka wajib menyerahkan tugasnya

sebanyak 10 halaman folio dengan tulisan tangannya yang rapi.

Keunggulan dan kelemahan metode resitasi

Adapun keunggulan metode resitasi sebagai berikut:

(a) baik untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruksif.

(b) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam

strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segalaa

sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.

(c) Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.

(d) Memberikan tugas siswa untuk memiliki sifat yang praktis.58

Adapun menurut Basyiruddin Usman bahwa Kelemahan metode

resitasi sebagai berikut:


58
Zuhairini dkk, Meodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,1983), 98.
(a) guru sering mengalami kesukaaran dalam pemberian tugas

yang sesuai dengan kkemampuan yang dimiliki siswa, karena

adanya perbedaan kemampuan individual, intelegensia, dan

kematangan mental masing-masing individu.

(b) Jika tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan

kestabilan mental dan pikiraan siswa.59

J. METODE PENGAMATAN (TEMUAN/INQUIRY)

Pengertian metode pengamatan

Menurut Kourilsky dikutip Oemar Hamalik bahwa metode

pengajaran berdasarkan pengamatan adalah suatu strategi yang

berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inquiry ke dalam

suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan

melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan

struktural.60

Aplikasi metode pengamatan dalam pembelajaran PAI

Berbagai mata pelajaran yang dapat dijadikan pengamatan

seperti fikih, akidah.akhlak, sejarah kebudayaan islam, dan Al-Quran

hadis.

Pertama, fikih. Padaa materi ini kita memilih shalat, tata cara

pelaksanaan shalat idul fitri dan shalat idul adha.

Kedua, akidaah/akhlak. Misalnya, bagaimana seorang muslim

mempercayai adanya makluk gaib.caranya guru membawa CD

yang berisikan jin untuk memperlihatkan kepada siswa terkait

perilaku jin disetiap harinya.

59
Lihat Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 48.
60
Lihat Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 220.
Ketiga, sejarah kebudayaan islam. Siswa diajak ke museum untuk

melihat atau mengamati makam pahlawan dan menceritakan cerita

yang bersejarah kepada peserta didik.

Keempat, Al-Qur’an Hadis. Mengamati cara membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar. Guru menyuruh salah satu siswa untuk

mempraktekkan cara bacaan al-quran yang baik sehingga siswa

yang lain dapat mengamatiya.

Kelebihan dan kelemahan metode resitasi

Adapun kelebihan metode resitasi sebagai berikut:

(a) siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia dapat berfikir

sendiri dan menggunakan kemampuannya sendiri.

(b) Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali

pertanyan, dan menyimpulkan dan memproses keterangan

dengan metode inkuiry dapat dikembangkan seluas-luasnya.

(c) Dapat melatih anak belajar mandiri secara positif, sehingga

dapat mengembangkan pendidikan demokratis.

Adapun kelemahan-kelemahan metode inquiry sebagai

berikut:

(a) belajar mengajar metode inquiry memerlukan kecerdasaan

anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya

kurang efektif.

(b) Metode inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu

muda, misalnya anak SD.

K. METODE EKSPERIMEN

Pengertian metode eksperimen


Pengertian secara bahasa, kata eksperimen berasal dari bahasa inggris

yaitu”experiment” yang berarti “percobaan”.61 Adapun ppengertian secara

istilah menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa metode

eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari.62

Aplikasi materi PAI dalam metode ekspeimen

Beberapa pelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode

eksperimen diantaranya adalah pembelajaran fikih,akhlak dan bahasa arab.

Pertama, Materi fikih. Hususnya tentang zakat dan sedekah dapat dijadikan

eksperimen oleh sekelompok orang untuk melaksanakan perintah

mengambil sedekah dikalangan orang muslim dan muslimat.

Kedua, materi akhlak. Untuk akhlak terpuji dapat diambil masalah

qanaah atau merasa cukup dengan nikmat yang ada.

Ketiga, bahasa Arab.Guru harus kreatif menciptakan proses pembelajaran

inovatif, kreatif disertai alat peraga sesuai materi.

Keunggulan dan kelemahan metode eksperimen

Beberapa keumggulan metode eksperimen menurut syaiful Sagala sebagai

berikut:

(a) Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan

berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau

buku saja.

61
John M. Echols dkk, Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. IV, 2016), 225.
62
Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), 84.
(b) Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratif tentang sains dan

tekhnologi, suatu isikap dari sang ilmuwan,

(c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern.63

Adapun kelemahan-kelemahannya sebagai berikut:

(a) Waktu yang dibutuhkan saat bereksperimen membutuhkan waktu yang

sangat panjang karena dapat berpotensi untuk melakukan percobaan

ulang dari kegiatan yang sudah dilakukannya, sementara waktu guru

dan siswa sangat terbatas didalam kelas dan jam pelajaran disekolah.

(b) Membutuhkan biaya yang cukup besar dan mahal untuk membeli

alat dan sarana lain selama dalam proses eksperimen.

L. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Pengertian metode pemecahan masalah

Menurut Ramayulis bahwa metode pemecahan masalah adalah suatu cara

menyajikan pelajaran dengan mendorong murid-murid untuk mencari dan

memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran.64

Aplikasi metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI

Pertama, materi fikih. Guru dapat mengambi contoh sebuah data

rill tentang seorang imam yang lupa sujud terakhir.

Kedua, materi akhlak. Guru agama dapat mengambil contoh akhlak

teercela khususnya mencuri. Dalam pandangan islam mencuri sudah pasti

hukumnya haram, orang yang mencuri di Arab saudi berlaku hukum

potong tangan.

63
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), 220.
64
Lihat Ramayulis, Metodolgi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), 207.
Ketiga, materi SKI. Dalam halini, guru agama islam bersama siswa

dapat memilih permasalahan terkait mengapa sangraja cenderung

mengangkat kelarganya sendiri untuk menjadi pejabat.

Kelebihan dan kekurangan metode pemecahan masalah

Berbagai keunggulan metode pemecahan masalah antara lain sebagai

berikut:

(a) pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus untuk

memahami isi mata pelajaran.

(b) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru

bagi siswa;

(c) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa;

(d) Pemecahan masalah dapat menghubungkan kemampuan siswa berpikir

kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan

dengan pengetahuan baru;

(e) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk

secara terus menerud belajar sekalipun belajar pada pendidikan

formal telah berakhir.65

Sementara menurut Rmayulis kelemahan metode pemecahan masalah

sebagai beerikut:

(a) memerlukan waktu yang panjang

(b) murid yang pasif dan yang malas cenderrung tertinggal

(c) sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.66

65
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana-Prenada
Media Group, 2007), 220-1.
66
Lihat Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 209.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan dipakai oleh penulis menggunakan pendekatan

kualitatif dengan jenis deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Lexi J. Moleong menyatakan

bahwa “ penelitian kualitatif adalah penelitan yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi kedalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.67

B.Sumber dan tehnik pengumpulan data

a. Sumber pengumpulan data

1. Data primer Data primer ialah langsung didapatkan oleh peneliti

ke tempat yang ditelitinya.

Peneliti menggunakan data primer untuk mengumpulkan data.

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut.68

2. Data sekunder

67
Lexi J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2007 ), 6.
68
Ahmad Tanzeh dkk, dasar-dasar penelitian, (Surabaya:elkaf, 2006), 28.
Sumber data sekunder adalah dumber data penelitian yang

diperoeh secara tidak langsung melalui perantara.69Data

sekunder biasanya berupa dokumentasi yang telah tersedia.70

b. Tehnik pengumpulan data

Adapun tehnik pengumpulan data adalah

wawancara, observasi dan dokumentasi.

a). Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi dan bukannya untuk berubah ataupun mempengaruhi

pendapat responden. Sehingga dalam lembar wawaancara

penelitian ini akan memuat tentang pertanyaan-pertanyaan terkait

strategi dan kreatifitas yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengatasi kesulitan peserta didik. Sehingga objek wawancara

dalam penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik.

Wawancaara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan idemelalui tanya jawab dimana dua orang atau lebih

bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi atau

keterangan sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.

Wawancara, pada hakikatnya adalah kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh pemahaman secara

69
Marzuki,Metodologi Riset, (Yogyakarta:BPFE-UIL,1991), 55.
70
AZWAR, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset IKAPI), 91.
holistik mengenai perspeltif seseorang terhadap isu, tema atau

topik tertentu.

Sugiyono, selanjutnya mengklasifikasikan jenis-jenis

pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut;

1. pertanyaan hipotesis

2. pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan

diminta untuk memberikan respon.

3. Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis

alternatif.

4. Pertanyaan interpretatif

5. Pertanyaan yang memberikan saran,

6. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan

7. Untuk mendapatkan suatu argumentasi

8. Pertanyaan untuk mengungkap suatu alasan

9. Pertanyaan untuk mengungkap sumber

10. Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu,

dan

11. Pertanyaan yang mengarahkan.

b). Observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala yang diselidiki. Pengamatan akan menjadi alat

pengumpulan data yang baik. Sehingga dalam lembar observasi ini

akan memuat tentang kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam ruang

belajar baik yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik.

Lembar observasi ini juga akan memuat tentang gambaran strategi


dan kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran serta bagaimana

respon peserta didik selama dilaksanakannya pembelajaran. Tehnik

ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah ada dalam

catatan dokumen berupa gambar sebagai data sekunder yang

berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap data primer yang

diperoleh dari wawancara dan observasi.

Menurut Supardi, metode observasi merupakan metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

Hasil observasi adalah berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,

kondisi atau suasana tertentu, juga perasaan emosi

seseorang.Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran rill

duatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

Menurut Hemat penulis makna observasi adalah sebagai metode

pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematis gejala-gejala yang diselidiki.

Kelemahan menggunakan metode observasi antaea lain :

a. Banyak hal atau gejala-gejala tingkah laku yang tidak dapat

diungkap dengan observasi etrutama hal-hal yang bersifat

pribadi dan rahasia,

b. Bagi observan yang mengetahui bahwa dirinya sedang

diamati,ada kecendrungan dilakukan kegiatan yang dibuat-buat

dan pura-pura sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang

sebenarnya,dan
c. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah

laku,maka akan sulit observan untuk bertindak secara

obyektif.

Adapun keunggulan metode observasi ,salah satunya adalah dapat

meringankan subyek penelitian yang di observasi,karena mereka tidak

harus mengerjakan apa-apa.observan atau yang di observasi dapat

melakukan seperti yang ia kerjakan sehari-hari tanpa harus dibuat-

buat,sedangkan observer mengamati serta mencatatnya pada alat

observasi.

c). Dokumentasi

kata dokumen berasal dari Bahasa latin yaitu docere yang berarti

mengajar.pengertian dari kata dokumen ini menurut louis

Gottschalk sering kali digunakan para ahli dalam dua

pengertian .pertama,berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah

sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan,artefa,peninggalan-

peninggalan terlukis,dan petilasan

arkeologis.kedua,diperuntukkan bagi surat resmi dan surat negara

seperti surat perjanjian,uu,hibah,konsensi dan lainnya.

Selain melalui wawancara dan observasi,informasi dapat

diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat ,catatan

harian,arsip foto,hasil rapat,cendra mata,jurnal kegiatan dan

sebagainya.diperjelas oleh bungin bahan-bahan dokumen adalah

mencakup otobiografi,surat

pribadi,catatanharian,memorial,klipping,dokumen pemerintah dan

swasta,ceritaroman ataurakyak,foto,tape,microfilm,disc,compact
disc,data deserver atau flashdisk,data yang tersimpan di website

dan lainnya.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode dokumen

dalam berbagai penelitian ,sebagaimanadikemukakan oleh

nasution antara lain:

a. Bahan documenter telah ada ,telah tersedia,dan siap pakai

b. Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya,hanya memerlukan

waktu untuk mempelajarinya.

c. hanya membutuhkan waktu,dan

d. hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih

memperluas tubuh pengetauan terhadap sesuatu yang di selidiki.

B. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian meliputi:

a. Wawancaraadalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi dan bukannya untuk berubah ataupun mempengaruhi

pendapat responden. Sehingga dalam lembar wawaancara

penelitian ini akan memuat tentang pertanyaan-pertanyaan

terkait strategi dan kreatifitas yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengatasi kesulitan peserta didik. Sehingga objek

wawancara dalam penelitian ini adalah pendidik dan peserta

didik. Wawancaara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab dimana dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi

atau keterangan sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.

Wawancara, pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh pemahaman secara holistik mengenai

perspektif seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu.

Wawancara merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan beradapan secara langsung dengan yang

diwawancaarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu

untuk dijawab pada kesempatan lain.71

b. Observasi
observasi adalah berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu, juga perasaan emosi seseorang.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran rill duatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian .
Menurut Hemat penulis makna observasi adalah sebagai metode
pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematis gejala-gejala yang diselidiki.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis.72
c. Dokumentasi

kata dokumen berasal dari Bahasa latin yaitu docere yang berarti

mengajar.pengertian dari kata dokumen ini menurut louis

Gottschalk sering kali digunakan para ahli dalam dua

pengertian .pertama,berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah

sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan,artefa,peninggalan-

71
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, 138.
72
Ibid, 203.
peninggalan terlukis,dan petilasanarkeologis.kedua,diperuntukkan

bagi surat resmi dan surat negara seperti surat

perjanjian,uu,hibah,konsensi dan lainnya.

Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui

dokumen.73

C. Tehnik analisis data

Salim & Sarum mengemukakanbahwa “ Analisis data

merupakan proses yang terus menerus dilakukan dalam riset

observasi partisipan. Data dan informasi yang diperoleh di lokasi

penelitian akan dianalisis secara kontinu setelah dibuat catatan

lapangan untuk menemukan tema budaya atau makna perilaku

subjek penelitian”.74

Selamjutnya menurut Sugiyono bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih manayaang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri semdiri maupun orang lain.75

Analisis data kualitatif adalah proses pelacakan dan

pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan

lapangan dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk


73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 274.
74
Salim dkk, (2016), Op.Cit, 145.
75
Sugiyono,Op Cit., 89.
meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar

dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain. Setelah

pengumpulan data dalam periode tertentu maka terdapat

langkah-sslangkah yang dapat dilakukan dalam menganalisis

data yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi data yaitu kegiatan menyajikan data/pokok inti

sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan

tajam mengenai hasil pengamatan, wawancara, serta

dokumentasi. Reduksi data merupakan aktivitas memilih data.

Data yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan

dengan strategi dan kreatifitas guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Display data (penyajian data) yaitu menyajikan data dalam

bentuk naratif deskriptif untuk mengolah data dari hasil

wawancara danobservasi. Tujuannya adalah untuk

memudahkan mendeskripsikan suatu peristiwa sehingga

memudahkan untuk mengambil suatu kesimpulan.

c. Verifikasi data (verification), yaitu menarik kesimpulan data.

Setelah data disajikan yang juga dalam rangkaian analisis data,

maka proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan data.

Kesimpulan paa tahap pertama bersifat longgar, tetap terbuka dan

skeptis, belum jelas kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan

mengakar dengan kokoh, kesimpulan final mungkin belum

muncul sampai pengumpulan data terakhir, tergantung pada

besarnya kumplan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,


penyimpanannya, dan pencarian ulang yang digunakan,

kecakapan peneliti dalam menarik kesimpulan. Proses verifikasi

dalam hal ini adalah tinjauan ulang terhadap catatan lapangan,

tukar pikiran dengan teman sejawat untuk mengembangkan

kesepakatan intersubjektivitas.76

D. Pengujian kredibilitas data Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Sugiyono bahwa: “ uji keabsahan dalam penelitian

kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability

(objektivitas)”. 77

Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk menguji

keabsahan data. Menurut Sugiyono, “uji kredibilitas data atau

kepercayaan dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi

dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check”.78

76
Ibid, 148.
77
Op Cit., 121.
78
Ibid. 22.

Anda mungkin juga menyukai