Anda di halaman 1dari 23

JUDUL PAPER ILMIAH:

ANALISIS KETAHANAN GEDUNG APARTEMEN SURABAYA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPON SPEKTRUM SESUAI
SNI 03 – 1726 – 2019

Karya ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Gempa

Disusun Oleh:
Muh. Syafa’at Ekiciputra
NIM : 511 415 014

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami telah menyelesaikan paper ilmiah
berjudul “Analisis Ketahanan Gedung Apartemen Surabaya Dengan Menggunakan
Metode Respon Spektrum Sesuai SNI 03 – 1726 – 2019” dengan lancar. Paper
Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Gempa.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini.
1. Bapak Mirzan Gani, S.T., M.T, selaku dosen pengampu mata kuliah Rekayasa
Gempa
2. Semua rekan sekelas jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo, dan
pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan paper ilmiah ini.
Karena itu, sangat mengharapakan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari paper ilmiah ini.
Semoga semua ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Kurva Respon Spektrum .......................................................................... 3

2.2 Formulasi Kurva Respon Spektrum Sesuai Dengan SNI 1726-2019 ....... 3

2.3 Contoh Perhitungan Kurva Respon Spektrum ......................................... 9

BAB III P E N U T U P ....................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19

3.2 Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah indonesia merupakan negara yang rwan terjadi gempa bumi.
Tingginya potensi gempa bumi disebabkan oleh letak gografis Indonesia yang
berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama. Dengan adanya kejadian
gempa di Indonesia, maka banyak dikembangkan analisis-analisis gempa terhadap
struktur. Analisis gempa dibagi menjadi dua yaitu analisis gempa statik ekuivalen
dan analisis gempa dinamik (Purnomo, Purwanto and Supriyadi, 2014).
Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa kita hindari,
selama manusia berkembang maka teknologi di dunia akan semakin maju.
Teknologi diciptakan untuk memudahkan dan memfasilitasi manusia menuju
kehidupan yang sejahtera. Dalam bidang konstruksi pasti juga mengalami
pekembangan teknologi yang sangat membantu dalam penyempurnaan sebuah
struktur.
Kontrol Gempa (Seismic Control) merupakan metode yang terus berkembang.
Sistem isolasi gempa yang digunakan pada dasar bangunan (Fondasi) disebut
dengan isolasi dasar (Base Isolation). Lead Rubber Bearing merupakan salah satu
teknologi dari Seismic Base Isolation yang dimana bisa juga berguna untuk
meredam pergerakan/getaran tanah terhadap struktur di atasnya (Kresmon and
Sutowijoyo, 2020).
Oleh karenanya maka penulis akan meringkas tentang kurva respon spektrum
sesuai dengan SNI 03-1726-2019 dan akan memberikan beberapa contoh tentang
spektrum gempa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi kurva respon spektrum?
2. Bagaimana formulasi mengenai kurva respon spektrung yang sesuai SNI 03-
1726-2019?

1
3. Bagaimana contoh perhitungan kurva respon spektrum di 3 lokasi yang
berbeda?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui defenisi dari kurva respon spektrum.
2. Mengetahui formulasi mengenai kurva respon spektrung yang sesuai SNI 03-
1726-2019.
3. Mengetahui contoh perhitungan kurva respon spektrum di 3 lokasi yang
berbeda.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kurva Respon Spektrum


Response spectra atau spektrum respons adalah nilai yang menggambarkan
respon maksimum dari sistem berderajat-kebebasan-tunggal (SDOF) pada berbagai
frekuensi alami (periode alami) teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk
kebutuhan praktis, maka spektrum respons percepatan dibuat dalam bentuk
spektrum yang sudah disederhanakan dengan rumus (Asrurifak, 2018):
±Σ 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖
𝑇= 10

Gambar 1. Penyederhanaan spektrum respon percepatan

2.2 Formulasi Kurva Respon Spektrum Sesuai Dengan SNI 1726-2019


1. Parameter Percepatan Gempa
a. Situs Dekat Sesar
Situs yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini harus dikategorikan
dekat sesar :
1) Berjarak 15 km dari proyeksi permukaan sesar aktif yang diketahui
dan mampu menghasilkan kejadian gempa dengan Mw 7 lebih besar
atau
2) Berjarak 10 km dari proyeksi permukaan sesar aktifyang diketahui
dan mampu menghasilkan kejadian gempa dengan 6 atau lebih besar.

3
Gambar di bawah ini menunujukkan jarak patahan untuk berbagai lokasi
situs proyek.

Gambar 2. jarak patahan untuk berbagai lokasi situs proyek

b. parameter percepatan terpetakan


Parameter Ss (percepatan batuan dasar periode pendek) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari
respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1detik dalam peta gerak tanah
seismik ppada pasal 0 dengan kemungkinan 2% terlampaui dalam 50 tahun
(MCER, 2% dalam 50 tahun), dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap
percepatan gravitasi. Bila S1≤0,04 g dan Ss ≤0,15g, maka struktur bangunan
boleh dimasukkan ke dalam kategori desain seismik A, dan cukup memenuhi
persyaratan dalam 0 (Nasional, 2019).
c. kelas situs
Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus diklasifikasi
sebagai kelas situs SA, SB, SC, SD, SE, atau SF yang mengikuti 0. Bila sifat-
sifat tanah tidak teridentifikasi secara jelas sehingga tidak bisa ditentukam
kelas situsnya, maka kelas situs SE dapat digunakan kecuali jika
pemerintah/dinas yang berwenang memiliki data geoteknik yang dapat
menentukan kelas situs lainnya.

4
Jika penyelidikan tanah yang dilakukan sesuai dengan pasal 0
menunjukkan adanya kondisi batuan yang konsisten dengan kelas situs SB,
tetapi tidak dilakukan pengukuran kecepatan gelombang geser situs spesifik,
maka koefisien situs Fa, Fv dan FPGA harus diambil sebesar 1,0.

2. Koefisien Situs Dan Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa


Maksumum Yang Dipertimbangkan Resiko Tertarget (MCER)
Untuk penentuan respon spektral percepatan gempa MCER di permukaan
tanah, diperlukan suatufaktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik dan
periode 1 detik. Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran terkait
percepatan pda getaran periode pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait
percepatan yang mewakili getaran periode 1 detik (Fv). Parameter respons spektral
percepatan pada periode pendek (SMS) danperiode 1 detik (SM1) yang disesuaikan
dengan pengaruh klasifikasi situs harus ditentukan dengan perumusan berikut ini :
SMS = FaSs
SM1 = FvS1
Keterangan :
Ss = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk
periode pendek
S1 = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk
periode 1,0 detik.
Dengan koefisien situs Fa dan Fv mengikuti Tabel 6 dan tabel 7. Jika kelas situs
SE digunakan sebagai kelas situs berdasarkan 0 maka nilai Fa tidak boleh kurang
dari 1,2. Jika digunakan prosedur desain sesuai dengan pasal 0, maka nilai Fa harus
ditentukan sesuai 0 serta nilai Fv, SMS dan SM1 tidak perlu ditentukan.
Tabel 1. Koefisien situs, Fs
Parameter respon spektral percepatan gempa maksimum yang dipertimbangkan
Kelas
resiko tertarget (MCER) terpetakan pada periode 0,2 detik, S1
situs
S1 ≤ 0,25 S1 ≤ 0,5 S1 ≤ 0,75 S1 ≤ 1,0 S1 ≤ 1,25 S1 ≤ 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2

5
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
(a)
SF SS
SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik, lihat 0

Tabel 2. Koefisien situs, Fv

Parameter respon spektral percepatan gempa maksimum yang dipertimbangkan


Kelas
resiko tertarget (MCER) terpetakan pada periode 0,2 detik, S1
situs
S1 ≤ 0,1 S1 ≤ 0,2 S1 ≤ 0,3 S1 ≤ 0,4 S1 ≤ 0,5 S1 ≤ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
SF SS(a)
SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik, lihat 0
3. parameter percepatan spektral desain.
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek, SDS dan periode 1
detik, SD1, harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:
2
𝑆𝐷𝑆 = 𝑆
3 𝑀𝑆
2
𝑆𝐷1 = 𝑆𝑀1
3
Jika digunakan prosedur desain yang disederhanakan sesuai pasal 8, maka nilai
SDS harus ditentukan sesuai 0 dan nilai SD1 tidak perlu ditentukan.
4. spektrum respons desain
Bila spektrum respons desaian diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur gerak
tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons desain
harus dikembangkan dengan mengacu gambar 3 dan mengikuti ketentuan dibawah
ini:

6
a. Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan
desain, Ss, harus diambil dari persamaan :
𝑇
Sa = SDS (0,4 + 0,6 )
𝑇0

b. Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts maka spektrum respons percepatan desain, Sa sama
dengan SDS
c. Untuk periode lebih besar dari T, tetapi lebih kecil dari atau sama dengan
TL maka respons spektral percepatan desainnya (Sa) diambil dari
persamaan
𝑆𝐷𝐿
Sa = 𝑇

d. Untuk periode lebih besar dari TL maka respons spektralnya (Sa) diambil
dari persamaan :
𝑆𝐷𝐿 𝑇𝐿
Sa =
𝑇2

Keterangan:
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada periode pendek
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1 detik
T = periode getar fundamental struktur.
𝑆𝐷1
T0 = 0,2 𝑆𝐷𝑆
𝑆
Ts = 𝑆𝐷1
𝐷𝑆

Gambar 3. spektrum Respons desain

7
5. Kategori desain seismik
Struktur harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik yang
mengikuti pasal ini. Struktur dengan kategori risiko I, II, atau III yang berlokasi di
mana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada periode 1 detik, S1,
lebih besar dari atau sama dengan 0,75 harus ditetapkan sebagai struktur dengan
kategori desain seismik E. Struktur yang berkategori risiko IV yang berlokasi di
mana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada periode 1 detik, S1,
lebih besar dari atau sama dengan 0,75, harus ditetapkan sebagai struktur dengan
kategori desain seismik F. Semua struktur lainnya harus ditetapkan kategori desain
seismik-nya berdasarkan kategori risikonya dan parameter respons spektral
percepatan desainnya, SDS dan SD1, sesuai 0. Masing-masing bangunan dan
struktur harus ditetapkan ke dalam kategori desain seismik yang lebih parah,
dengan mengacu pada Tabel 8 dan Tabel 9, terlepas dari nilai periode fundamental
getaran struktur, T.
Apabila S1 lebih kecil dari 0,75, kategori desain seismik diizinkan untuk
ditentukan sesuai Tabel 8 saja, di mana berlaku semua ketentuan di bawah:
a. Pada masing-masing dua arah ortogonal, perkiraan periode fundamental
struktur, Ta, yang ditentukan sesuai dengan 0 adalah kurang dari 0,8Ts, di
mana Ts ditentukan sesuai dengan 0;
b. Pada masing-masing dua arah ortogonal, periode fundamental struktur
yang digunakan untuk menghitung simpangan antar tingkat adalah kurang
dari Ts; Persamaan (31) digunakan untuk menentukan koefisien respons
seismik, Cs;
c. Diafragma struktural adalah kaku sebagaimana disebutkan di 0 atau untuk
diafragma yang fleksibel, jarak antara elemen-elemen vertikal pemikul
gaya seismik tidak melebihi 12 m.
Apabila digunakan alternatif prosedur penyederhanaan desain pada pasal 0,
kategori desain seismik diperbolehkan untuk ditentukan dari Tabel 3, dengan
menggunakan nilai SDS yang ditentukan dalam 0.

8
Tabel 3. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
periode pendek.
Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS <0,167 A A
0,167 ≤SDS <0,33 B C
0,33 ≤ SDS <0,50 C D
0,50 ≤SDS D D

Tabel 4. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada


periode 1 detik.
Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SD1 <0,067 A A
0,067 ≤SDS <0,133 B C
0,133 ≤ SDS <0,20 C D
0,20 ≤SD1 D D

2.3 Contoh Perhitungan Kurva Respon Spektrum


1. Analisis Spektrum Respon Desain gedung reaktor RDE menggunakan
SAP2000 pada kota Serpong (Suntoko et al., 2019).
Dimana hasil dan pembahasan yang didapatkan setelah dilakukan penelitian
yaitu Mutu beton yang digunakan dalam bangunan ini baik untuk struktur atas
maupun struktur bawah adalah mutu beton f’c 35[19]. Mutu baja tulangan yang
digunakan terdiri dari baja tulangan ulir (deform) dan baja tulangan polos. Untuk
tulangan ulir fy 420 Mpa dan modulus elastisitas baja Es 200.000 Mpa.
Pembuatan grafik respons spektrum gempa rencana menggunakan peta gempa
berdasarkan SNI 1726-2012[25]. Pada peta tersebut didapatkan bahwa bangunan
mempunyai nilai S1 0,30 g dan Ss 0,75 g. Selanjutnya berdasarkan Tabel 4 dan 5
SNI 1726-2012 didapatkan nilai Fa 1,200 dan Fv 1,800.

9
2. Perbandingan Respons Spektrum Tanah Hipotesa Dengan Respon Spektrum
RSNI 03-1726-201X Kota Semarang (Effendi, 2011),
Dimana kajian pustaka setelah dilakukan metode penelitian didapatkan
ideakisasi balok geser satu dimensi dipakai untuk menggambakan respon laterasi
gempa pada suatu tempat (gambar 4). Persamaan untuk model matematika
gerapakan dapat ditulis sebagai :

Gambar 4. Sehar beam representation of soil coloumn

Dimana ΔÜ, adalah tidak diketahui, vektor percepatan relatif pertambahan


pada waktu incremental relativee acceleration vector at time t + Δt,
Ü dan Ú adalah percepatan dan kecepatan yang diketahui pada waktu, t. ΔÜ
adalah percepatan eksitasi tambahan pada waktu t + Δt.M dan I adalah matriks
identitas dan massa kontan
Koefisien kekentalan diasumsikan konstan terhadap tingkat regangan
sedangkan modulus geser diperbaharui oleh parameter geser yang cocok pada
setiap perubahan waktu.vektor diatas dapat didefenisikan dalam bentuk absolut,
jika ia adalah komponen akhir

10
3. Analisis ketahanan gedung Apartemen Surabaya dengan Menggunakan
Metode Respon Spektrum (Afrida, Wahyuningtyas and Krisnamurti, 2020)
Dimana hasil dan pembahasan yang didapatkan setalah dilakukan penelitian
pemodelan 3D dilakukan dengan menggunakan apliasi bantu yaitu struktur, yang
kemudian akan dianalisis guna mendapatkan drift,displacement dan base shear
yang bekerja dalam struktur bangunan.
Validasi permodelan dihitung untuk mengontrol permodelan bangunan.
Beban perhitungan manual : 83257835,51 kg
Total beban dengan pemograman : 85098810,86 kg

Validasi Pembebanan
(𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 − 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑒𝑡𝑎𝑏𝑠)
=
𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
(83257835.51 − 85098810.86)
= = 0.0216 = 2.16%
83257835.51
Validasi menunjukan 2.16% < 10% sehingga permodelan dapat digunakan dan
dilanjutkan untuk perhitungan.

Gambar 5. Permodelan Struktur

Faktor Reduksi Gempa


Faktor reduksi gempa diambil dari tabel nilai R, Ω0 dan Cd SNI 1726:2019, nilai
faktor reduksi gempa dengan jenis sistem rangka penahan momen dengan rangka
momen beton bertulang khusus adalah 8.

11
Grafik Respon Spektrum
Tanah dasar termasuk dalam kategori tanah sedang
(kelas D)
Kategori resiko bangunan : III (Ie = 1,25)
Fungsi bangunan : Apartemen
Tebal plat basement : 150 mm
Tebal plat lantai : 150 mm
Tebal plat atap : 150 mm
Tebal shearwall lift : 250 mm
Tebal Corewall : 4500 mm
Jumlah lantai : 45 lantai
Nilai Ss : 0,8 g
Nilai Si : 0,3 g
Nilai Fa : 1,18
Nilai Fy :2
Nilai SDS : 2/3 x Fa x Ss : 0,62933
Nilai SDI : 2/3 x Fy x Si : 0,4
Nilai T0 : 0,2 (SDI / SDS) : 0,1271 s
Nilai Ts : (SDI / SDS) : 0,635593 s
TL : 16 s
T : 2,4 s

Gambar 6. Penentuan nilai periode getar T sesuai ASCE 7 – 10

12
Sehingga didapat grafik respons spektrum sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Respon Spektrum

Hasil Pemodelan Etabs


1. Displacement 2. Plane Shear Diagram

Gambar 7. Displacements (0,9 D - 1 EQx - 0,3 Gambar 8. In-plane shear diagram (0,9 D - 1
EQy) (mm) EQx - 0,3 EQy) (kN)
3. Plane Moment Diagram 4. Shear Force

Gambar 9. In-plane momen diagram (0,9 D - 1 Gambar 10. Shear force (0,9 D – 1 EQx – 0,3
EQx - 0,3 EQy) (kN-m) EQy) (kN)

13
Analisi Drift Rasio, Displacement, dan Base Shear
1. Displacement
Menurut SNI 1726:2019 batasan displacement untuk kategori resik0 III yaitu
0.015×ℎ𝑠𝑥 0.015×136
. Maka, displacement yang diijinkan pada lantai 35 = 1.5692 𝑚.
𝑃 1.3

Gambar 11. Grafik Displacement Maksimum Tiap Lantai Arah X dan Y

2. Drift

Gambar 12. Grafik Drift Maksimum Tiap Lantai Arah X dan Y

14
3. Base Shear

Gambar 13. Grafik Base Shear Maksimum Tiap Lantai Arah X dan Y

Nilai displacement, drift dan base share yang telah didapatkan digunakan untuk
menghitung batas layan struktur untuk mengetahui kinerja gedung akibat beban
gempa [5]. Persyaratan batas layan struktur, dihitung dari simpangan antar tingkat
dari struktur gedung dimana tidak boleh melampaui 0,03/R x tinggi tigkat atau 30
mm untuk arah X dan arah Y [6].

Tabel 5. Kontrol Kinerja Batas Layan Gedung Arah X Tabel 6. Kontrol Kinerja Batas Layan Gedung Arah Y

As antar Syarat As antar Syarat


Lantai Δs arah X tingkat X Ket. Lantai Δs arah X tingkat X Ket.
(m) (0.03/R)*H (m) (0.03/R)*H
(m) (m)
A 35 0.07723 0.00222 0.01125 oke A 35 0.10648 0.00269 0.01125 oke
A 34 0.07501 0.00153 0.01125 oke A 34 0.10379 0.00271 0.01125 oke
A 33 0.07348 0.00084 0.01125 oke A 33 0.10108 0.00274 0.01125 oke
A 32 0.07264 0.00228 0.01125 oke A 32 0.09834 0.00275 0.01125 oke
A 31 0.07036 0.0016 0.01125 oke A 31 0.09559 0.00278 0.01125 oke
A 30 0.06876 0.0016 0.01125 oke A 30 0.09281 0.00279 0.01125 oke
A 29 0.06713 0.00166 0.01125 oke A 29 0.09002 0.00281 0.01125 oke
A 28 0.06547 0.0017 0.01125 oke A 28 0.08721 0.00283 0.01125 oke
A 27 0.06377 0.00172 0.01125 oke A 27 0.08438 0.00284 0.01125 oke
A 26 0.06205 0.00174 0.01125 oke A 26 0.08154 0.00285 0.01125 oke

15
A 25 0.06031 0.00177 0.01125 oke A 25 0.07869 0.00286 0.01125 oke
A 24 0.05854 0.0018 0.01125 oke A 24 0.07583 0.00286 0.01125 oke
A 23 0.05674 0.00181 0.01125 oke A 23 0.07297 0.00287 0.01125 oke
A 22 0.05493 0.00184 0.01125 oke A 22 0.0701 0.00287 0.01125 oke
A 21 0.05309 0.00185 0.01125 oke A 21 0.06723 0.00287 0.01125 oke
A 20 0.05124 0.00187 0.01125 oke A 20 0.06436 0.00286 0.01125 oke
A 19 0.04937 0.00188 0.01125 oke A 19 0.0615 0.00285 0.01125 oke
A 18 0.04749 0.0019 0.01125 oke A 18 0.05865 0.00284 0.01125 oke
A 17 0.04559 0.0019 0.01125 oke A 17 0.05581 0.00282 0.01125 oke
A 16 0.04369 0.00192 0.01125 oke A 16 0.05299 0.00281 0.01125 oke
A 15 0.04177 0.00192 0.01125 oke A 15 0.05018 0.00278 0.01125 oke
A 14 0.03985 0.00194 0.01125 oke A 14 0.0474 0.00275 0.01125 oke
A 13 0.03791 0.00193 0.01125 oke A 13 0.04465 0.00272 0.01125 oke
A 12 0.03598 0.00194 0.01125 oke A 12 0.04193 0.00269 0.01125 oke
A 11 0.03404 0.00195 0.01125 oke A 11 0.03924 0.00265 0.01125 oke
A 10 0.03209 0.00194 0.01125 oke A 10 0.03659 0.00261 0.01125 oke
A9 0.03015 0.00193 0.01125 oke A9 0.03398 0.00255 0.01125 oke
A8 0.02822 0.00193 0.01125 oke A8 0.03143 0.00251 0.01125 oke
A7 0.02629 0.00192 0.01125 oke A7 0.02892 0.00244 0.01125 oke
A6 0.02437 0.0019 0.01125 oke A6 0.02648 0.00239 0.01125 oke
A5 0.02247 0.00187 0.01125 oke A5 0.02409 0.00231 0.01125 oke
A4 0.0206 0.00185 0.01125 oke A4 0.02178 0.00223 0.01125 oke
A3 0.01875 0.0018 0.01125 oke A3 0.01955 0.00215 0.01125 oke
A2 0.01695 0.00176 0.01125 oke A2 0.0174 0.00205 0.01125 oke
A1 0.01519 0.00167 0.01125 oke A1 0.01535 0.00184 0.01125 oke
P5 0.01352 0.00151 0.01125 oke P5 0.01351 0.00137 0.01125 oke
P4 0.01201 0.00148 0.01125 oke P4 0.01214 0.00135 0.01125 oke
P3 0.01053 0.00146 0.01125 oke P3 0.01079 0.00132 0.01125 oke
P2 0.00907 0.00143 0.01125 oke P2 0.00947 0.0013 0.01125 oke
P1 0.00764 0.00139 0.01125 oke P1 0.00817 0.00128 0.01125 oke
Mall 2 0.00625 0.0028 0.01125 oke Mall 2 0.00689 0.00284 0.01125 oke
Mall 1 0.00345 0.00224 0.01125 oke Mall 1 0.00405 0.00275 0.01125 oke
B2 0.00121 0.00071 0.01125 oke B2 0.0013 0.00053 0.01125 oke
B1 0.0005 0.0005 0.01125 oke B1 0.00077 0.00077 0.01125 oke
A

Tabel 3 dan Tabel 4 Menunjukan bahwa kinerja batas layan gedung arah X
dan arah Y telah memenuhi syarat batas layan gedung. Dimana nilai simpangan
antar tingkat arah X dan arah Y < 0,03R dengan SNI 1726:2019 [6].

16
Hal lain yang perlu diperhitungkan yaitu kinerja batas utimit gedung, dalam
segala hal simpangan antar lantai yang dihitung dari simpangan struktur (Δm x ξ)
tidak boleh melampaui 0,02 kali tinggi tingkat yang bersangkutan [7].
Δs atar tingkat = Δs Apartement 35 – Δs Apartement 34
= 0,07723 – 0,07501 = 0,00222 m
ξ xΔs atar tingkat < 0,02 x H
5,6 x 0,00222 < 0,02 x 3
0,012432 < 0,06 ...... (memenuhi)

Tabel 7. Kontrol Kinerja Batas Ultimit Tabel 6. Kontrol Displacement Maksimum Analisis
Respon Spektrum.
Syarat Syarat
Lantai ξAm antarξAm antar Ket. Lantai Ux respon Uy respon Ket.
tingkat X tingkat Y Am spektrum spektrum (0.015 hx)/p

A 35 0.012432 0.015064 0.06 oke A 35 0.017723 0.10648 1.5692308 oke


A 34 0.008568 0.015176 0.06 oke A 34 0.07501 0.10379 1.5346154 oke
A 33 0.004704 0.015344 0.06 oke A 33 0.07348 0.10108 1.5 oke
A 32 0.012768 0.0154 0.06 oke A 32 0.07264 0.09834 1.4653846 oke
A 31 0.0896 0.015568 0.06 oke A 31 0.07036 0.09559 1.4307692 oke
A 30 0.09128 0.015624 0.06 oke A 30 0.06876 0.09281 1.3961538 oke
A 29 0.09296 0.015736 0.06 oke A 29 0.06713 0.09002 1.3615385 oke
A 28 0.00952 0.015736 0.06 oke A 28 0.06547 0.08721 1.3269231 oke
A 27 0.009632 0.015904 0.06 oke A 27 0.06377 0.08438 1.2923077 oke
A 26 0.009744 0.01596 0.06 oke A 26 0.06205 0.08154 1.2576923 oke
A 25 0.009912 0.016016 0.06 oke A 25 0.06031 0.07869 1.2230769 oke
A 24 0.01008 0.016016 0.06 oke A 24 0.05854 0.07583 1.1884615 oke
A 23 0.010136 0.016072 0.06 oke A 23 0.05674 0.07297 1.1538461 oke
A 22 0.016072 0.016072 0.06 oke A 22 0.05493 0.0701 1.1192308 oke
A 21 0.01036 0.016072 0.06 oke A 21 0.05309 0.06723 1.0846154 oke
A 20 0.010472 0.016016 0.06 oke A 20 0.05124 0.06436 1.05 oke
A 19 0.010528 0.01596 0.06 oke A 19 0.04937 0.0615 1.0153846 oke
A 18 0.01064 0.05904 0.06 oke A 18 0.04749 0.05865 0.9807692 oke
A 17 0.01064 0.015792 0.06 oke A 17 0.04559 0.05811 0.9461538 oke
A 16 0.010752 0.015736 0.06 oke A 16 0.04369 0.05299 0.1915385 oke
A 15 0.010752 0.015568 0.06 oke A 15 0.04177 0.05018 0.87629231 oke
A 14 0.010864 0.0154 0.06 oke A 14 0.03985 0.0474 0.8423077 oke
A 13 0.010808 0.015232 0.06 oke A 13 0.03791 0.04465 0.8076923 oke
A 12 0.010864 0.015064 0.06 oke A 12 0.03598 0.04193 0.07730769 oke
A 11 0.01092 0.01484 0.06 oke A 11 0.03404 0.03924 0.7384615 oke
A 10 0.010864 0.014616 0.06 oke A 10 0.03209 0.03659 0.7038461 oke

17
A9 0.010808 0.01428 0.06 oke A9 0.03015 0.03398 0.6692308 oke
A8 0.010808 0.014056 0.06 oke A8 0.02822 0.03143 0.6346154 oke
A7 0.010752 0.013664 0.06 oke A7 0.02629 0.02892 0.6 oke
A6 0.01064 0.013384 0.06 oke A6 0.02437 0.02648 0.5653846 oke
A5 0.010472 0.012936 0.06 oke A5 0.02247 0.02409 0.5307692 oke
A4 0.01036 0.012488 0.06 oke A4 0.0206 0.02178 0.4961538 oke
A3 0.01008 0.01204 0.06 oke A3 0.01875 0.01955 0.4615385 oke
A2 0.009856 0.010304 0.06 oke A2 0.01695 0.0174 0.4269231 oke
A1 0.009352 0.010304 0.06 oke A1 0.01519 0.001535 0.3923077 oke
P5 0.008456 0.007672 0.06 oke P5 0.01352 0.01351 0.3576923 oke
P4 0.008288 0.00756 0.06 oke P4 0.01201 0.01214 0.3230769 oke
P3 0.008176 0.007392 0.06 oke P3 0.01053 0.01079 0.2884615 oke
P2 0.008008 0.00728 0.06 oke P2 0.00907 0.00947 0.2538461 oke
P1 0.007784 0.007168 0.06 oke P1 0.00764 0.00817 0.2192308 oke
Mall 2 0.01568 0.015904 0.01 oke Mall 2 0.00625 0.00689 0.1846154 oke
Mall 1 0.012544 0.0154 0.1 oke Mall 1 0.00345 0.00405 0.1269231 oke
B2 0.003976 0.002968 0.06 oke B2 0.00121 0.0013 0.0692308 oke
B1 0.0028 0.004312 0.06 oke B1 0.0005 0.00077 0.0346154 oke

Hasil perhitungan batas ultimate Nilai displacement maksimum yang


arah X dan arah Y pada table 5 diijinkan pada gedung yaitu 1.56 m.
menunjukan bahwa struktur masih Hasil running program bantu
memenuhi batas ultimate kinerja displacement yang terjadi tertinggi yaitu
gedung. pada lantai A35 sebesar 0.077 m arah ux
dan 0.106 m arah uy. Kontrol
displacement pada seluruh gedung sudah
memenuhi batas kinerja gedung.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengertian kurva respon spektrum adalah Response spectra atau spektrum
respons adalah nilai yang menggambarkan respon maksimum dari sistem
berderajat-kebebasan-tunggal (SDOF) pada berbagai frekuensi alami (periode
alami) teredam akibat suatu goyangan tanah.
2. Formulasi atau perhitungan kurva respon sektrum yang sesuai dengan SNI 03-
1726-2019 yaitu dapat dilihat dari parameterpercepatan gempa, Koefisien Situs
Dan Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa Maksumum Yang
Dipertimbangkan Resiko Tertarget (MCER), parameter percepatan spektral
desain, spektrum respon desain, kategori desain seismik
3. Contoh perhitungan kurva respon spektrum di ambil kesimpulan bahwa
simpangan antar lantai (Drift) arah X dan Y dinyatakan aman terhadap kinerja
batas layan (0.03/R)*H dan batas ultimit ξ.Δm dan hasil dari displasement
maksismum arah X didapat 0,07723 m dan arah Y didapat 0,10648 m
sehinggaidapat dinyatakan telah memenuhi syarat batas maksimum
[(0,015hsx)/ρ] = 1.57 m. Hasil simpangan atar latai (Drift) terbesar arah X
didapat 0,22 mm pada latai Apartemen 35 dan arah Y didapat 0,29 mm pada
latai Apartemen 23 sedangkan hasil base shear terberat arah X didapat 4871,12
kN pada lantai Basement 1 dan arah Y didapat 5160,36 pada lantai.

3.2 Saran
Agar sekiranya pembaca dapat memahami hasil dari perhitungan analisis statik
ekivalen yang telah disusun oleh penysun dan bisa menerima kekurngan yang ada
dalam karya tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Afrida, I., Wahyuningtyas, winda tri and Krisnamurti (2020) ‘Analisis Ketahanan
Gedung Apartemen Surabaya dengan Menggunakan Metode Respon
Spektrum’, BERKALA SAINSTEK, VIII(4), pp. 132–139.
Asrurifak, M. (2018) RESPONS SPEKTRUM UNTUK PERANCANGAN
JEMBATAN.
Effendi, M. K. (2011) ‘PERBANDINGAN RESPONS SPEKTRUM TANAH
HIPOTESA DENGAN RESPON SPEKTRUM RSNI 03-1726-201X
KOTA SEMARANG’, TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, 13(2), pp. 151–
160.
Nasional, B. S. (2019) ‘perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ,
pemeliharaan dan penilaian kelayakan dan bangunan gedung dan
nongedung sebagai revisi struktur bangunan gedung dan nongedung ; (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun’, (8), pp. 5–254.
SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. 2019.
Suntoko, H. et al. (2019) ‘Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Analisis Spektrum
Respon Desain Gedung Reaktor RDE Menggunakan SAP2000’, 21(1), pp.
1–7.

20

Anda mungkin juga menyukai