Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Puji syukur pada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas tentang Pembangunan Ekonomi ini dengan tepat
waktu .
Saya sebagai penulis dan manusia yang tidak sempura menyadari makalah ini masih
banyak kekurangn yang harus dipenuhi, oleh karena itu saya memohon kesadaran para pembaca
dan selalu memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

                                                Mangkutana , Oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
   •   Latar Belakang
   •   Identifikasi Permasalahan
   •   Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN 
   •   Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
   •   Pengertian Pembangunan Ekonomi
   •   Pembangunan Ekonomi Indonesia
   •   Arah Kebijaksanaan Pembangunan ekonomi Indonesia
   •   Pembangunan Ekonomi Daerah
   •   Strategi Pembangunan Ekonomi daerah
BAB III PENUTUP
   •   Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang perubahan atas UU Nomor 22
tahun 1999 tentang Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi
yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), sekarang mengarah kepada desentralisasi yaitu
dengan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk membangun wilayahnya termasuk
pembangunan dalam bidang ekonominya.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi
atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari kebijakan
pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional
menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan
pengertian dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan
daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau  negara yang berukuran 
kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi  negara
besar, seperti Indonesia atau Amerika Serikat perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan
daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar hukum penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini, implementasi formal pasal tersebut
terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah, pembangunan
nasional juga diakui belum didefinisikan dan direncanakan secara baik. Implementasi
pembangunan daerah berdasar UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah, terbukti sangat mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi
juga mampu secara langsung melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No
22 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 lebih merupakan koreksi-koreksi
sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam hal implementasi.
Maka dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam
sebuah makalah yang berjudul “ Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ”.
2.  Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1.  Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2.  Pengertian Pembangunan Ekonomi
3.  Pembangunan Ekonomi Indonesia
4.  Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
5.  Pembangunan Ekonomi  daerah
6.  Strategi pembangunan ekonomi daerah

3.  Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui strategi pembangunan
ekonomi daerah khususnya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
Sebelum memberikan pemaparan yang lebih dalam mengenai strategi pembangunan ekonomi
daerah alangkah baiknya kita rinci terlebih dahulu apa yang di maksud dengan istilah
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita
dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk
suatu Negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan Pendapatan Nasional Suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.

2. Pengertian Pembangunan Ekonomi


Menurut Meier dan Baldwin (dalam Safril, 2003:142) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses, dengan proses itu pendapatan nasional real suatu perekonomian bertambah selama
suatu periode waktu yang panjang”.

Hal senada dikemukakan pula oleh Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi
adalah usaha memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per kapita
dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
 Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah
suatu kegiatan yang diarahkan kepada kehidupan perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat
suatu bangsa.
3.      Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan bangsa Indonesia meliputi seluruh aspek
perekonomian masyarakat, baik kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan,
dengan tujuan utama mempebaiki dan meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan ekonomi tersebut dilaksanakan dengan menitikberatkan pada upaya pertumbuhan
sektor ekonomi dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya.

Agar pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat menyentuh seluruh aspek perekonomian


masyarakat dan pemerataan hasil-hasilnya, maka pemerintah mengeluarkan beberapa arah
kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi.

4. Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia.


Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik yang
demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi, yang nyaris berlanjut dengan
krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut kemudian menjadi penyebab timbulnya krisis
nasional (tahun 90-an), yang membahayakan persatuan dan kesatuan serta mengancam
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus
dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk
melakukan langkah-langkah penyelelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan
pembangunan ekonomi dengan paradigma baru Indonesia yang berwawasan kerakyatan.

Aktualisasi dari pembaharuan tersebut dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pembangunan


ekonomi yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 (Tap MPR No.
IV/MPR/1999).

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999-2004 ditetapkan arah kebijaksanaan


pembangunan di bidang ekonomi, diantaranya:
1.  Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar.
2.  Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil.
3.  Mengoptimalkan peranan pemerintah untuk melakukan regulasi, layanan publik, subsidi dan
insentif, yang dilakukan secara transparan.
4.  Mengembangkan kehidupan yang layak, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar.
5.  Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi
dengan memanfaatkan secara maksimal sektor-sektor unggulan setiap daerah.
6.  Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis.
7.  Mengembangkan kebijakan fiskal.
8.  Mengembangkan pasar modal yang sehat , transparansi dan efisien.
9.  Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri untuk kegiatan ekonomi produktif.
10.Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi.
11.Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien dan produktif.
12.Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan profesional.
13.Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang
dan menguntungkan antara koperasi dan Badan Usaha Milik Negara.
14.Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan
pangan, kelembagaan, dan budaya lokal.
15.Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang relatif murah.
16.Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah
secara transparan dan produktif.
17.Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk
transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih.
18.Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.
19.Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
20.Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama teknologi bangsa sendiri.
21.Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan
pengangguran.
22.Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna meningkatkan sektor riil terutama bagi
pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
23.Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi defisit
negara melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi, dan pinjaman luar negeri
secara bertahap.
24.Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta.
25.Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi perbankan dan
perusahaan.
26.Melakukan negosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama-sama dengan
Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuangan lainnya, dan negara donor.
27.Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral dalam
rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor.
28.Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang usahanya
berkaitan dengan kepentingan umum.

Beberapa arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut di atas menunjukkan


bahwa pembangunan ekonomi tersebut merupakan rangkaian upaya pembangunan sektor
ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia
untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.

5. Pembangunan Ekonomi Daerah


Sebelum  menjelaskan tentang pembangunan ekonomi daerah, disini akan menjelaskan terlebih
dahulu tentang pengertian daerah (regional) itu sendiri, karena pengertian daerah dapat berbeda-
beda artinya tergantung pada sudut pandang melihatnya. Misalnya dari sudut hokum, keamanan,
kepemerintahan dan lain sebagainya. Namun kami dalam hal ini akan menjelaskan pengertian
daerah hanya melihat dari sudut pandang ekonominya saja.
Ditinjau dari sudut pandang ekonominya daerah mempunyai arti :
a)      Suatu daerah dianggap sebagai raung dimana terdapat kegiatan ekonomi dan di dalam
pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama, kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain
dari segi pendapatan perkapita, sosia-budayanya, geografisnya dan lain sebagainya. Daerah yang
memiliki ciri-ciri seperti ini disebut daerah homogen.
b)      Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang apabila daerah tersebut dikuasai oleh
sutu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengetian ini disebut sebagai daerah
modal.
c)      Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu administrasi tertentu
seperti satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan lain sebagainya. Daerah ini didasarkan
pada pembagian administrative suatu Negara. Daerah dalam pengertian ini dinamakan daerah
adminitrasi.
Lincolin Arsyad (2000) memberikan pengertian pembangunan ekonomi daerah adalah “sebagai
proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang
ada dan membentuk  suatu pola kementrian antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut”.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahannya adalah terletak
pada kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogenous) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan,
dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-
inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan
kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-
institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih
pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan usaha-usaha baru.
Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan
jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah
dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh
karena itu, pemerintah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan dukungan sumberdaya yang
ada harus mampu menghitung potensi sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
merancang dan membangun ekonomi daerahnya.

6. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah


Secara umum strategi pembangunan ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi
penduduk yan ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta
mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembagunan ekonomi
akan berhasil bila mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kesempatan kerja.
Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan strategi pembangunan ekonomi
daerah dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a)      Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy)
Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditunjukkan untuk
kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh
positif bagi pembangunan dunia usaha daerah. Secara khusus, tujuan strategi pembagunan fisik
ini adalah untuk menciptakan identitas masyarakat , dan memperbaiki daya tarik pusat kota
(civic center) dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah. Untuk mencapai tujuan
pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alatpendukung, yaitu :
         Pembuatan bank tanah (land banking), dengan tujuan agar memiliki data tentang tanah
yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan,atau salah ddalam
penggunaannya dan lain sebagainya.
         Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim
investasi di daerah dan meperbaiki citra pemerintah daerah.
         Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan
pusat-pusat pertokoan, dan penetapan standar fisik suatu bangunan.
         Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk merangsang pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi daerah.
         Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia
usaha, disamping menciptakan lapangan kerja.
         Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, taman, sarana parkir, tempat olahraga
dan lain sebagainya.

b)      Strategi pengembangan dunia usaha ( business development strategy)


Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi daerah,
karena daya tarik, kerativitas atau daya tahan kegiatan ekonomi dunia usaha, adalah merupakan
cara terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan
pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antara lain :
         Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan
yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan
kualitas lingkungan.
         Pembuatan informasi terpadu yanf dapat memudahkan masyarakat dan dunia usaha untuk
berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan informasi
rencana pembangunan ekonomi daerah.
         Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil perannya
sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan memajukan
kewirausahaan.
         Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak ekonomis
dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, seta sikap kooperatif
sesama pelaku bisnis.
         Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini diperlukan untuk
melakukan kajian tentang pengembangan produk baru, teknologi baru,dan pencarian pasar baru.

c)      Strategi pengembangan sumber daya manusia ( human resource development strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses
pembangunan ekonomi, oleh karena itu pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan
peningkatan kualitas dan ketrampilan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan.
Pengembangan kualitas seumberdaya manusia dapat dilakukan denganca cara :
         Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang dirancang
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi kerja.
         Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi data tentang
keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang mendukung bagi
perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.
         Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.

d)     Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)


Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
memberdayakan (empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah.
Kegiatan-kegiatn ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini, karena ternyata kebijakan
umum ekonomi yang tidak mampu memberikan manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat
tertentu.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat social, seperti misalnya dengan
menciptakan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk
memperoleh keuntungan dari usahanya.
BAB III
PENUTUP

1.  Kesimpulan
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang
akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan
permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan


mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya
para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul
akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang
dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah
menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat
tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
Adanya pemerataan pembangunan.

2.    Saran
 Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat relevan
dengan pembangunan secara menyeluruh karena beberapa alasan.
         Bahwa pembangunan daerah sangat tepat diimplementasikan dalam mana perekonomian
mengandalkan kepada pengelolaan sumber-sumber daya publik (Common and public resources)
antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah perkotaan.
         Pembangunan daerah meyakini mampu memenuhi  harapan keadilan ek onomi bagi
sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah diharapkan dapat memenuhi prinsip bahwa yang
menghasilkan adalah yang menikmati, dan  yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
         Pembangunan daerah dapat menurunnya biaya-biaya transaksi ( transaction cost). Biaya
transaksi merupakan biaya total pembangunan yang dapat dipisahkan ke dalam biaya informasi ,
biaya yang melekat dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan.
         Pembangunan daerah dapat meningkatnya domesticpurchasing power
DAFTAR PUSTAKA

http://anaarisanti.blogspot.com/2010/06/strategi-pembangunan-ekonomi-daerah.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-
pembangunan-eko nomi-indonesia/

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/06/13/minapolitan-strategi-pemerataan-
pembangunan-banten/

http://marchtavaissta.wordpress.com/2012/04/20/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-
pembangunan-ekonomi-indonesia/

http://www.yohanli.com/upaya-pemerataan-pembangunan.html

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf

Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif Ekonomi, Sosial,
dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.

MPR RI. 1999. Tap. MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
1999 – 2004 . MPR RI, Jakarta.

Safril, dkk. 2003. Ekonomi dan Pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai