CH 47
CH 47
Puji syukur pada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas tentang Pembangunan Ekonomi ini dengan tepat
waktu .
Saya sebagai penulis dan manusia yang tidak sempura menyadari makalah ini masih
banyak kekurangn yang harus dipenuhi, oleh karena itu saya memohon kesadaran para pembaca
dan selalu memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Identifikasi Permasalahan
• Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
• Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
• Pengertian Pembangunan Ekonomi
• Pembangunan Ekonomi Indonesia
• Arah Kebijaksanaan Pembangunan ekonomi Indonesia
• Pembangunan Ekonomi Daerah
• Strategi Pembangunan Ekonomi daerah
BAB III PENUTUP
• Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang perubahan atas UU Nomor 22
tahun 1999 tentang Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi
yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), sekarang mengarah kepada desentralisasi yaitu
dengan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk membangun wilayahnya termasuk
pembangunan dalam bidang ekonominya.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi
atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari kebijakan
pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional
menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan
pengertian dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan
daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang berukuran
kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara
besar, seperti Indonesia atau Amerika Serikat perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan
daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar hukum penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini, implementasi formal pasal tersebut
terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah, pembangunan
nasional juga diakui belum didefinisikan dan direncanakan secara baik. Implementasi
pembangunan daerah berdasar UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah, terbukti sangat mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi
juga mampu secara langsung melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No
22 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 lebih merupakan koreksi-koreksi
sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam hal implementasi.
Maka dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam
sebuah makalah yang berjudul “ Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ”.
2. Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2. Pengertian Pembangunan Ekonomi
3. Pembangunan Ekonomi Indonesia
4. Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
5. Pembangunan Ekonomi daerah
6. Strategi pembangunan ekonomi daerah
Hal senada dikemukakan pula oleh Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi
adalah usaha memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per kapita
dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah
suatu kegiatan yang diarahkan kepada kehidupan perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat
suatu bangsa.
3. Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan bangsa Indonesia meliputi seluruh aspek
perekonomian masyarakat, baik kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan,
dengan tujuan utama mempebaiki dan meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan ekonomi tersebut dilaksanakan dengan menitikberatkan pada upaya pertumbuhan
sektor ekonomi dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya.
c) Strategi pengembangan sumber daya manusia ( human resource development strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses
pembangunan ekonomi, oleh karena itu pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan
peningkatan kualitas dan ketrampilan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan.
Pengembangan kualitas seumberdaya manusia dapat dilakukan denganca cara :
Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang dirancang
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi kerja.
Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi data tentang
keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang mendukung bagi
perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.
Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.
1. Kesimpulan
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang
akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan
permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Saran
Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat relevan
dengan pembangunan secara menyeluruh karena beberapa alasan.
Bahwa pembangunan daerah sangat tepat diimplementasikan dalam mana perekonomian
mengandalkan kepada pengelolaan sumber-sumber daya publik (Common and public resources)
antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah perkotaan.
Pembangunan daerah meyakini mampu memenuhi harapan keadilan ek onomi bagi
sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah diharapkan dapat memenuhi prinsip bahwa yang
menghasilkan adalah yang menikmati, dan yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
Pembangunan daerah dapat menurunnya biaya-biaya transaksi ( transaction cost). Biaya
transaksi merupakan biaya total pembangunan yang dapat dipisahkan ke dalam biaya informasi ,
biaya yang melekat dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan.
Pembangunan daerah dapat meningkatnya domesticpurchasing power
DAFTAR PUSTAKA
http://anaarisanti.blogspot.com/2010/06/strategi-pembangunan-ekonomi-daerah.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-
pembangunan-eko nomi-indonesia/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/06/13/minapolitan-strategi-pemerataan-
pembangunan-banten/
http://marchtavaissta.wordpress.com/2012/04/20/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-
pembangunan-ekonomi-indonesia/
http://www.yohanli.com/upaya-pemerataan-pembangunan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif Ekonomi, Sosial,
dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
MPR RI. 1999. Tap. MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
1999 – 2004 . MPR RI, Jakarta.