Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan atau
dari hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara itu (natural resources). Dua
sumber itu merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan kepada
negara. Penghasilan itu untuk membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga
mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan masyarakat,
pendidikan, kesejahteraan dan sebagainya. Pajak merupakan penerimaan
terbesar suatu Negara khususnya Negara Indonesia. Hampir 75%
penerimaan negara saat ini bersumber dari pajak. Fungsi pemerintahan tidak
akan berjalan dengan baik apabila wajib pajak tidak mempunyai kewajiban
dalam membayar pajak. Begitu besarnya peran pajak untuk menunjang
kelangsungan hidup bernegara menyebabkan pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak harus melakukan berbagai upaya memaksimalkan
penerimaan pajak melalui intensifikasi dan atau ekstensifikasi. Intensifikasi bisa
dilakukan dengan cara menjaring para wajib pajak baru, sedangkan
ekstensifikasi bisa dilakukan dengan memperluas cakupan subjek dan objek
pajak.
Semakin meningkatnya hasil yang diperoleh pemerintah di bidang perpajakan
hingga saat ini, tingkat kesadaran dan kepatuhan, maupun pemahaman
masyarakat, tidak lepas dari upaya reformasi. Salah satu unsur yang bisa
ditekankan oleh aparat dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak
adalah dengan cara mensosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui
penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard, baloho, maupun
membuka situs peraturan pajak yang setiap saat bisa diakses Wajib Pajak.
Sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut pengetahuan Wajib Pajak terhadap
kewajiban perpajaknnya bertambah tinggi. Pengetahuan tentang peraturan
perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana
mungkin Wajib Pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui
bagaimana peraturan perpajakn, artinya bagaimana Wajib pajak disuruh untuk
menyerahkan SPT tepat waktu jika mereka tidak tahu kapan waktu jatuh tempo

1
2

penyerahan SPT.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang mengalami peningkatan
jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar tetapi mengalami penurunan
dari penerimaan yang ditargetkan dari tahun ke tahun. Data mengenai jumlah
wajib pajak orang pribadi terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya
Palembang dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan
Pajak Madya Palembang Tahun 2015-2019
Jumlah WP Realisasi WP yang WP yang tidak
Tahun melaporkan SPT melaporkan SPT
Terdaftar Jumlah % Jumlah %
2015 35.950 21.609 60,11% 14.341 39,89%
2016 41.478 24.812 59,82% 16.666 40,18%
2017 47.443 23.647 49,84% 23.796 50,16%
2018 55.155 23.512 42,63% 31.643 57,37%
2019 63.650 32.977 51,81% 30.673 48,19%
Sumber: KPP Madya Palembang , 2020

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah


wajib pajak yang terdaftar belum tentu menunjukkan peningkatan kepatuhan wajib
pajak orang pribadi. Seorang Wajib Pajak mungkin selalu membayar kewajiban
pajaknya , tetapi jika kewajiban pajak tersebut dibayar terlambat , maka hal
tersebut tidak dapat dianggap patuh. Apalagi kalau sampai utang pajaknya
menunggak. Hal ini tentu saja sangat merugikan bagi bangsa Indonesia yang
memang sedang melakukan pembangunan nasional. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka dibutuhkan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan
hukum memaksa. Maka dari itu pemerintah memberlakukan UU No 19 tahun
1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan sejak 1 Januari 2001
penagihan pajak dilaksanakan dengan UU No 19 tahun 2000.
Undang-undang penagihan pajak ini juga diharapkan dapat memberikan
kepastian hukum dan keadilan serta dapat mendorong peningkatan kesadaran
dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya guna
mengurangi tunggakan pajak yang timbul. Dengan demikian diharapkan
penerimaan negara dari sektor pajak dapat lebih optimal lagi dan terus
3

meningkat agar bisa membiayai pembangunan nasional dan penyelenggaraan


roda pemerintah bisa berjalan dengan baik .
Berkaitan dengan latar belakang di atas di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul :
“Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi, Sanksi Perpajakan,
dan Pemahaman Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Madya Palembang Tahun 2020”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditemukan diatas, adapun masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan dalam membayar wajib pajak?
1.4.2. Apakah Sanksi Perpajakan, dan Pemahaman Pajak berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan dalam membayar pajak?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Pada latar belakang dan identifikasi masalah telah dikemukakan


masalah- masalah yang terjadi. Agar penelitian ini dapat dibahas secara
tuntas dan terfokus, maka diperlukan ruang lingkup penelitian.
Penelitian ini hanya menitik beratkan pada kesadaran wajib pajak,
pelayanan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak terhadap pendapatan
pajak. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak
Madya Palembang.

1.4 Tujuan dan Mamfaat Penelitian


1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesadaran wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya
Palembang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya

3
4

Palembang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya
Palembang.

1.4.2. Mamfaat Penelitian


Bagi penulis yaitu:

1. Penulis dapat menyerap ilmunya secara langsung


pada bidang yang diteliti sehingga dapat
membandingkan antara teori yang dipelajari selama
perkuliahan.

2. Menambah pengalaman dan menciptakan


kemampuan pola pikir yang lebih maju dan kreatif
dalam menghadapi berbagai macam masalah di
bidang perpajakan.

3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta


kreatifitas dalam bidang perpajakan seiring dengan
adanya undang-undang perpajakan baru.

Bagi instansi yaitu:

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi,


masukan, maupun pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berwenang sehubungan dengan pengaruh kesadaran wajib
pajak, pelayanan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak
terhadap penerimaan pajak dalam menetapkan kebijakan utuk
mengoptimalkan penerimaan Negara.

Anda mungkin juga menyukai