LKjIP Badan Penghubung Tahun 2020 (FIX)
LKjIP Badan Penghubung Tahun 2020 (FIX)
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(LKjIP)
2020
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BADAN PENGHUBUNG DI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
Karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2020 ini. Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan
pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 dan Peraturan Presiden
Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah tanggal 25 Maret 2003, maka dengan
ini kami menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penghubung Tahun 2020.
LKjIP Badan Penghubung Tahun 2020 kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban
lembaga pemerintah kepada pihak yang memberi mandat/amanah terutama terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan program, kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Badan
Penghubung Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan LKjIP ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga LKjIP ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media komunikasi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja Badan Penghubung Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur di Jakarta.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Presiden Indonesia Nomor 29 tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah diterbitkannya Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas
Laporan Kinerja, yang bertujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi instansi pemerintah dalam
menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
Sesuai dengan peran dan fungsi Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta
dan dengan menyelaraskan program-program pembangunan daerah Kalimantan Timur, yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2018 – 2023, maka pelaksanaan program-program kegiatan pada Badan
Penghubung Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta, dengan mendasarkan kepada Rencana
Strategis yang dibuat, diarahkan kepada tercapainya perwujudan agenda dimaksud.
Berdasarkan hasil evaluasi pengukuran pencapaian sasaran yang dilakukan dengan
membandingkan antara rencana tingkat capaian sasaran dengan realisasi pencapaian sasaran,
maka secara keseluruhan kinerja Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta
Tahun 2020 dapat dikatakan berhasil dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan.
Semoga penyusunan LKjIP ini dapat bermanfaat bagi semua stakeholder sebagai bahan
referensi dalam melakukan penilaian/evaluasi kinerja pada Badan Penghubung Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Pengolahan IKM per Responden dan per Unsur Pelayanan Periode Januari- Maret
Lampiran 7 Pengolahan IKM per Responden dan per Unsur Pelayanan Tahun 2020 Survei
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Kantor Penghubung
mengalami perubahan nomenklatur menjadi Badan Penghubung.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut diatas, Badan
Penghubung mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan Badan Penghubung sesuai dengan Rencana Strategis yang telah
ditetapkan Pemerintah Daerah;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan bidang hubungan antar lembaga,
promosi dan informasi, pelayanan dan pengelolaan anjungan Kaltim serta Mess;
3. Penyiapan bahan koordinasi perencanaan program pengembangan hubungan antar
lembaga, promosi dan informasi, pelayanan dan pengelolaan Anjungan Kaltim serta Mess;
4. Penyiapan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian hubungan antar lembaga;
5. Penyiapan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian promosi dan informasi serta
pengelolaan anjungan Kaltim;
6. Penyiapan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian palayanan dan pengelolaan Mess;
7. Melaksanakan urusan ketatausahaan;
8. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; dan
1
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Badan Penghubung Prov. Kaltim
Kepala Badan
Kepala Badan Penghubung memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 82 Tahun 2016,
membawahi:
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan penyiapan bahan
koordinasi, perencanaan program dan pelaporan, urusan umum, kehumasan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, perlengkapan dan administrasi keuangan.
2. Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan
penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian hubungan antar lembaga.
3. Seksi Promosi dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan penyiapan
bahan koordinasi, pembinaan, pengendalian promosi dan informasi serta pengelolaan
anjungan Kaltim.
4. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan penyiapan bahan
koordinasi, pembinaan, pelayanan dan pengelolaan Mess.
Badan Penghubung sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2020 memiliki pegawai
sebanyak 100 (seratus) orang, terdiri dari 23 (dua puluh tiga) PNS dan 77 (tujuh puluh tujuh)
2
pegawai non PNS/kontrak, baik yang berada di Badan Penghubung, Mess dan Anjungan Kaltim
TMII.
Dengan rincian pegawai laki-laki sebanyak 69 (enam puluh sembilan) orang dan pegawai
perempuan sebanyak 31 (tiga puluh satu) orang. Dengan tingkat pendidikan; SD sebanyak 4
(empat) orang, SLTP sebanyak 7 (tujuh) orang, SLTA sebanyak 61 (enam puluh satu) orang, D3
sebanyak 5 (lima) orang, S1 sebanyak 20 (dua puluh) orang, dan S2 sebanyak 3 (tiga) orang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1.
Keadaan Pegawai per 31 Desember 2020
STATUS
GENDER PENDIDIKAN
PEGAWAI
JML
NON
PNS L P SD SLTP SLTA D3 S1 S2
PNS
23 77 69 31 4 7 61 5 20 3 100
Tabel 1.2.
Keadaan PNS berdasarkan Golongan per 31 Desember 2020
GOLONGAN ESELON
NO. JABATAN
I II III IV III IV V
1 KEPALA BADAN - - - 1 1 - -
Strategis adalah suatu arah dan tindakan mengenai pernyataan yang diinginkan oleh
Organisasi di waktu yang akan datang, strategis Badan Penghubung dapat mewujudkan pelayanan
yang prima dan meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan kegiatan/aktivitas dengan
memperhatikan sumber daya yang ada serta keadaan lingkungan yang dihadapi.
3
Strategi yang harus diperhatikan dan dijalankan adalah meningkatkan Sumber Daya
Manusia Aparatur, mengoptimalkan program dan anggaran Badan Penghubung, termasuk di
dalamnya upaya meningkatkan pendanaan dari sumber pendapatan Mess, pemanfaatan
penyerapan ilmu pengetahuan bagi para pegawai di Anjungan Kaltim TMII serta pembinaan dan
pelatihan masyarakat Kaltim di Jakarta.
Kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan secara tajam yang dapat mengarahkan pada
tindakan-tindakan pengembangan Provinsi Kaltim di Jakarta menuju keberhasilan strategis.
Berdasarkan kebijakan ketetapan maka setiap pejabat dan pelaksana mengetahui apakah mereka
memperoleh dukungan untuk bekerja dan mengimplementasikan perencanaan strategis.
Kebijakan yang telah di tetapkan oleh Badan Penghubung adalah sebagai berikut:
1. Memprioritaskan program pelayanan prima masyarakat di lingkungan kantor/mess secara
RESK (Ramah, Empati, Sigap, dan Kenangan).
2. Memprioritaskan program yang mengarah kepada upaya pembentukan sumber daya
manusia aparatur dan pejabat fungsional yang berkualitas dan profesional.
3. Memprioritaskan program yang mengarah pada sasaran upaya meningkatkan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana.
4. Memprioritaskan program-program yang bersifat mendukung pelaksanaan kegiatan dan
administrasi.
1. Perlunya perubahan struktur organisasi dan tata kerja yang lebih representatif
Struktur organisasi Badan Penghubung yang saat ini dipimpin oleh Kepala Badan
(Eselon IIIa), yang membawahi 4 (empat) Kepala Sub Bagian dan Seksi (eselon IV) yaitu
Subbag Tata Usaha, Seksi Pelayanan, Seksi Hubungan Antar Lembaga dan Seksi Promosi &
Informasi. Sebagai perwakilan pemerintah provinsi, Badan Penghubung juga berperan
dalam memfasilitasi Gubernur dan jajaran pemerintah provinsi ketika para pejabat
tersebut berada di Jakarta. Badan Penghubung juga sering kali ditunjuk mewakili Gubernur
dan pejabat lainnya dari pemerintah provinsi dalam urusan tugas di Jakarta, misalnya
koordinasi ke Kementerian RI dan lembaga pemerintah lainnya. Selain itu, Badan
Penghubung juga memiliki berbagai fasilitas kegiatan (pengembangan mess Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur di Jakarta dan Anjungan Kaltim di Taman Mini Indonesia Indah)
dan semakin luasnya hubungan dengan lembaga-lembaga nasional maupun internasional
sudah selayaknya Badan Penghubung dikembangkan menjadi organisasi yang lebih
representatif dan koordinatif.
4
Keberadaan Badan yang hanya Eselon IIIa dan dengan beban tugas layaknya
sebagai “Duta Besar Provinsi” di Ibu Kota, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak
psikologis yang besar bagi para Kepala Badan (Diana & Harta, 2017). Terlebih lagi pada
saat berhadapan dan melakukan koordinasi dengan sedemikian banyak para Menteri dan
lembaga-lembaga tinggi yang ada di Jakarta. Melihat kompleksitas tugas dan beratnya
beban dan fungsi, sudah selayaknya Badan Penghubung mendapat perhatian pemerintah
khususnya pemerintah provinsi.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Rendahnya status eselonering Badan Penghubung.
2. Ruang lingkup tugas dan fungsi Badan Penghubung sebatas pelayanan kepada
kepala daerah.
3. Kurangnya inisiatif dan kreatifitas dalam mengembangkan tugas fungsi.
4. Badan Penghubung kurang dimanfaatkan oleh OPD badan/dinas di lingkungan
Pemprov. Kaltim.
5. Image (pemikiran negatif) bahwa Badan Penghubung hanya sebatas untuk visum
SPPD dan antar jemput Gubernur di bandara.
Untuk mengatasi hal tersebut kiranya dapat dibuat regulasi khususnya tentang
peningkatan status eselonering yang semula eselon IIIa menjadi minimal eselon IIb,
sehingga diharapkan dapat mendukung kinerja Badan Penghubung agar lebih berkembang
dalam mewujudkan Misi ke-5 Provinsi Kalimantan Timur yaitu “Berdaulat dalam
mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih, professional dan berorientasi pelayanan
publik”.
2. Diperlukan sarana dan prasarana yang baik untuk meningkatkan pelayanan administrasi
dan operasional kantor.
Peningkatan pelayanan administrasi dan operasional kantor dilakukan melalui peningkatan
sarana dan prasarana yang baik. Badan Penghubung memerlukan sarana dan prasarana
untuk meningkatkan pelayanan pada Mess Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di
Jakarta dan Anjungan Kaltim di Taman Mini Indonesia Indah sehingga muncul rasa nyaman
sebagai daya tarik bagi para tamu dan wisatawan yang berkunjung, antara lain:
a. Pemanas air (water heater)
b. Penambahan saluran tv (channel entertainment)
c. Fasilitas swafoto digital di Anjungan Kaltim TMII
d. Sarana promosi (videotron)
5
3. Perlu peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan kemampuan kognitif dan kemampuan
spiritual yang seimbang.
Salah satu tugas dan fungsi Badan Penghubung adalah melakukan pembinaan kepada SDM
Kaltim melalui pelatihan kemampuan kognitif dan kemampuan spiritual guna
meningkatkan kualitas SDM Kaltim. Melalui pelatihan kemampuan kognitif dan spiritual
diharapkan menghasilkan SDM yang memiliki tingkat keahlian yang lebih berkualitas
secara optimal.
Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Badan Penghubung
dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa aktiva tetap seperti tanah, bangunan kantor, dan
aktiva bergerak seperti kendaraan dinas, barang-barang inventaris dan fasilitas lainnya.
Sarana dan prasarana tersebut sebagian dalam kondisi baik dan sebagian dalam kondisi cukup
baik, dan sampai dengan tahun 2020 telah diupayakan peningkatan sarana dan prasarana Badan
Penghubung yaitu dengan melakukan pembelian/pengadaan barang dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kantor.
Tabel 1.3.
Aset Badan Penghubung
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan instrumen awal dalam melakukan pengukuran kinerja
pemerintah “Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah” yang saat ini dijadikan sebagai
salah satu indikator pertanggungjawaban, dan dengan jangka waktu tertentu organisasi dituntut
untuk senantiasa selalu beradaptasi dengan tuntutan perkembangan lokal dan global. Disisi lain
perencanaan sebagai alat managerial dalam rangka memelihara keberlanjutan dan meningkatkan
kinerja lembaga.
RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2018 - 2023 merupakan pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang kemudian akan dijabarkan ke dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun. Mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka Rencana Strategis (Renstra) periode 2019-2023 juga
menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur
dan diverifikasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi.
Sebagai upaya strategis pencapaian dari sasaran RPJMD maka ditetapkan Rencana Strategis
(Renstra) Badan Penghubung dengan rumusan 2 (dua) Sasaran Program dengan Indikator Kinerja
Program sebagai berikut:
8
Tabel 2.1.
Rencana Strategis Badan Penghubung Tahun 2019-2023
B. Visi
Dengan mempertimbangkan dan menyelaraskan Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur dan dilatarbelakangi 3 (tiga) peran dan fungsi Badan Penghubung yaitu sebagai ”Badan
Penghubung; Pengelola Anjungan Kaltim di TMII; dan Pengelola Mess Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur di Jakarta”. Upaya menyelaraskan dengan tugas pokok dan fungsinya, maka
telah dirumuskan visinya sebagai berikut:
C. Misi
Misi merupakan penjabaran dari visi atau suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi
(instansi pemerintah) dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian diharapkan seluruh pegawai mengenal instansinya dan mengetahui alasan
keberadaan serta peranannya.
Disamping itu pula Misi adalah jalan pilihan (the choosen track) suatu organisasi untuk
menyediakan produk/jasa bagi masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Misi atau pilihan cara
yang dikembangkan oleh Badan Penghubung untuk mendukung terwujudnya visi yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia, cerdas dan
terampil.
10
D. Tujuan
Adapun tujuan Renstra Badan Penghubung Tahun 2019-2023, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia, cerdas dan
terampil.
Berdasarkan tujuan tersebut maka sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:
Terciptanya pelayanan administrasi perkantoran yang efisien.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan fasilitasi, koordinasi, promosi dan informasi
Kalimantan Timur.
Berdasarkan tujuan tersebut maka sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:
Meningkatnya kualitas pelayanan Badan Penghubung.
E. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2019-2023 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya pelayanan Badan Penghubung.
2. Terciptanya pelayanan administrasi perkantoran yang efisien.
F. Indikator Kinerja
Dengan mempertimbangkan dokumen pendukung dalam rangka penetapan Indikator
Kinerja pada Badan Penghubung, maka Indikator Kinerja dapat dirinci sebagai berikut :
11
Tabel 2.2.
PROGRAM/KEGIATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN/SASARAN
H. Perjanjian Kinerja
Berdasarkan target pencapaian kinerja hingga lima tahun kedepan yang telah ditetapkan
pada pada Badan Penghubung, maka untuk tahun 2020 telah ditetapkan perjanjian kinerja
sebagai berikut:
Tabel 2.4.
Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 10.004.269.800,- atau 94,26% dengan rincian
untuk belanja tidak langsung Rp. 1.515.835.000,- atau 80,41% dan belanja langsung
sebesar Rp. 8.488.434.800 atau 97,25%.
15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
2. Tindak lanjut atas hasil Evaluasi Inspektorat Provinsi terhadap Laporan Hasil Evaluasi atas
Implementasi Sistem AKIP
Tabel 3.2.
TINDAK LANJUT ATAS HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
No Rekomendasi Tindak Lanjut Rencana Aksi
Monitoring Rencana Aksi dilakukan 1. Akan dibuat agenda 1. Notulen rapat Pejabat
tidak hanya terbatas pada rutin rapat berkala Struktural hasil
penyerahan atau pengumpulan hasil capaian target dalam evaluasi capaian target
rencana aksi secara per 3 bulan
pengukuran capaian kinerja namun
periodik (minimal
terhadap deviasi segera dilakukan
setiap 3 bulan)
analisis dan dicarikan alternatip dipantau kemajuannya;
16
2. Pengukuran Kinerja
Dalam Pengukuran Kinerja Untuk:
17
dan pemantauan kinerja secara standar dengan yang reward kepada eselon
berkala. standar; IV
7. Hasil pengukuran
Rencana Aksi menjadi
dasar (ditindaklanjuti)
untuk mengambil
tindakan (action) dalam
rangka mencapai target
kinerja yang ditetapkan
3. Pelaporan Kinerja
Dalam pelaporan kinerja untuk :
a. Penyajian Informasi Kinerja supaya :
Laporan kinerja agar dapat 1. Target dan realisasi 1. Tim Penyusun akan
menyajikan perbandingan : akan disajikan dalam menyajikan dalam LKjIP
- Target dengan realisasi; LKjIP
- Realisasi tahun berjalan dengan
realisasi tahun sebelumnya; 2. Efisiensi akan disajikan 2. Tim Penyusun akan
- Realisasi sampai dengan tahun secara kuantitatif menghitung efisiensi
berjalan dibandingkan target dalam LkjIP secara kuantitatif dari
jangka menengah dan realisasi TA 2020 dan tahun
tahun berjalan dengan standar tahun sebelumnya,
nasional atau RPJMN. pengurangan/peralihan
Laporan Kinerja agar dapat serta revisi volume
menyajikan informasi tidak hanya volume kegiatan yang
upaya efisiensi namun info tentang dianggap tidak
efisiensi yang telah dilakukan dalam menunjang
penggunaan sumber daya;
Informasi kinerja dalam Laporan 3. Akan menyajikan 3. Kepala Banhub
Kinerja dapat diandalkan yakni : informasi efisiensi LKjIP membuat SK tim SAKIP
- Datanya valid; dengan data yang
- Dapat ditelusuri ke sumber sumbernya berasal dari
datanya; pejabat struktural
- Diperoleh dari sumber yang
kompeten;
- Dapat diverifikasi dan konsisten
19
1 2 3 4 5 6
Pada sasaran 1 memiliki 1 (satu) indikator yang realisasinya dapat dilihat pada “Tingkat
Kepuasan terhadap Pelayanan Badan Penghubung” sebesar 113,70%. Indikator tersebut telah
melebihi target yang ditentukan.
Tabel 3.5.
Realisasi Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2019 s.d. 2020
Realisasi
% Peningkatan/
No Indikator Kinerja Satuan Penurunan
2019 2020
Tahun 2019
1 2 3 4 5 6 (5-4/4*100%)
Pada tabel 3.5. menunjukkan bahwa realisasi kinerja untuk indikator “Tingkat kepuasan
terhadap Pelayanan Badan Penghubung” tahun 2020 mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun 2019. Data survei yang digunakan dari 3 (tiga) aspek pelayanan yang
diberikan Badan Penghubung yaitu ; Survei Tingkat Kepuasan Pejabat/Instansi/Lembaga
Pusat/Daerah yang difasilitasi, Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Pelayanan Mess dan Survei
Kepuasan Wisatawan terhadap informasi yang didapatkan. Adapun perhitungan masing-masing
hasil survei tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada poin Analisis Penyebab
Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja Sasaran 1.
Tabel 3.6.
Realisasi Kinerja s.d. Tahun 2020 dengan Target Jangka Menengah RENSTRA
Target Akhir Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Realisasi
RENSTRA Kemajuan
1 2 3 4 5 6
Adanya perubahan dalam penetapan target survey yang semula 24 (dua puluh empat)
kuesioner menjadi 12 (dua belas) kuesioner yang dibagikan sampai dengan bulan
Desember 2020, hal ini disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 dan adanya
refocusing anggaran belanja sehingga menyebabkan volume kedatangan pejabat menjadi
berkurang. Dari hasil 12 (dua belas) kuesioner pejabat pusat/daerah yang telah di fasilitasi
masih dalam penilaian ”Puas/Good”. Oleh karena itu, nilai perhitungan pencapaian kinerja
Badan Penghubung berdasarkan Survei Tingkat Kepuasan pejabat/instansi/lembaga
pusat/daerah yang difasilitasi diperoleh nilai 100%.
Tabel 3.7.
Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 14 Unsur Pelayanan
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Pelayanan Mess
No. Unsur Pelayanan NRR IKM
1. Prosedur Pelayanan - -
2. Kesesuaian Persyaratan dengan pelayanan - -
3. Kejelasan dan Kepastian Petugas Pelayanan 3,635 90,88
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan - -
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan - -
6. Kemampuan Petugas Pelayanan - -
7. Kecepatan Pelayanan 3,610 90,25
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan - -
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas 3,815 95,38
10. Kewajaran Biaya Pelayanan 3,370 84,25
11. Makanan dan Minuman 3,315 82,88
12. Ketepatan Jadwal Pelayanan - -
13. Kenyamanan Lingkungan 3,340 83,50
14. Performa pelayanan keseluruhan 3,325 83,13
Tabel 3.7. menunjukkan hasil penghitungan kuesioner unsur pelayanan dengan jumlah
responden 200 orang pada periode Januari-Maret 2020 didapatkan hasil IKM 87,27 dengan
mutu pelayanan A (Sangat Baik). Artinya, pelayanan Badan Penghubung telah memenuhi
standar pelayanan secara keseluruhan. Meskipun demikian, unsur-unsur pelayanan tersebut
perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Target SKM pada tahun 2020 adalah ≥ 81,26. Dari hasil pengolahan data sebanyak 200
kuesioner periode Januari – Maret 2020 yang terisi dengan baik dan memenuhi jumlah minimal
kuesioner yang dapat dijadikan dasar perhitungan, maka didapat capaian/realisasi SKM tahun
2020 dengan nilai 87,27.
Adanya perubahan dalam penetapan target survey yang semula 407 (empat ratus
tujuh) menjadi 200 (dua ratus) kuesioner yang dibagikan sampai dengan bulan Maret 2020, hal
ini disebabkan karena adanya pandemi Covid-19, sehingga Mess Pemprov. Kaltim tidak
menerima tamu yang menginap sampai batas waktu yang belum ditentukan sesuai dengan
kebijakan PSBB dari Pemprov. DKI Jakarta. Dari hasil 200 (dua ratus) kuesioner yang diisi masih
dalam penilaian ” Sangat Baik”.
24
Dari ke 14 unsur pelayanan, yang digunakan sebagai ukuran penilaian sebanyak 6 (enam)
unsur antara lain sebagai berikut:
1. Kesopanan dan keramahan petugas/Kesopanan, keramahan dan sikap pengelola serta
petugas (pramuwisata/pamong budaya) Anjungan Kaltim TMII.
2. Kejelasan dan Kepastian Petugas Pelayanan/Kejelasan dan ketepatan dalam
memberikan informasi tentang budaya dan pariwisata Kaltim yang dibutuhkan oleh
pengunjung (wisatawan nusantara dan mancanegara).
3. Kecepatan Pelayanan/Kecepatan merespon memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh pengunjung (wisatawan nusantara dan mancanegara).
4. Kenyamanan Lingkungan/Kenyamanan dan kebersihan penataan ruang diorama
Kab./Kota (rumah adat lamin, rumah adat budaya keraton pesisir/melayu serta
panggung, lumbung, musholla, cafetaria, taman dan toilet).
5. Kemampuan Petugas Pelayanan/Kepuasan pelayanan pramuwisata secara keseluruhan
dalam memberikan data dan informasi tentang budaya Kaltim.
6. Performa pelayanan keseluruhan/Performa pelayanan keseluruhan/performance
petugas pengelola Anjungan Kaltim TMII (pramuwisata/pamong budaya) dalam
memberikan informasi data tentang budaya dan pariwisata Kalimantan Timur.
Tabel 3.8.
Nilai Rata-rata (NRR) dan Indeks Kepuasaan Masyarakat (IKM) 14 Unsur Pelayanan
Survei Kepuasan Wisatawan terhadap Informasi yang didapatkan
No. Unsur Pelayanan NRR IKM
1. Prosedur Pelayanan - -
2. Kesesuaian Persyaratan dengan pelayanan - -
3. Kejelasan dan Kepastian Petugas Pelayanan 4,000 100
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan - -
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 4,000 100
25
Tabel 3.8. menunjukkan hasil penilaian unsur pelayanan dengan jumlah responden
774 orang periode Januari – Desember 2020 didapatkan hasil IKM 96,17 dengan mutu
pelayanan A (Sangat Baik). Artinya pelayanan Badan Penghubung khususnya pelayanan
informasi terhadap wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara telah memenuhi
standar pelayanan secara keseluruhan, akan tetapi jumlah data kuesioner yang diolah
secara kuantitas telah melebihi target jumlah kuesioner yang seharusnya terisi sebanyak
250 kuesioner menjadi 774 kuesioner. Dikarenakan isu strategi pemindahan Ibukota
Negara (IKN) baru ke Kalimantan Timur, sehingga banyaknya pengunjung yang ingin
mengetahui tentang Kalimantan Timur.
2. Alternatif Solusi
Mengevaluasi indikator yaitu pada dasar perhitungan yang capaian kinerjanya rendah
atau menurun sehingga berpengaruh pada capaian kinerja indikator secara keseluruhan.
Mengevaluasi kembali survei yang digunakan terkait unsur penilaian pelayanan agar
tujuan pengukuran tingkat kepuasan dapat terukur dengan baik dan tujuan Badan
Penghubung untuk memberikan pelayanan terbaik dapat terwujud.
Menambah SDM yang dapat membantu kelancaran fasilitasi pejabat pusat/daerah agar
pelayanan yang diberikan bisa lebih baik lagi mengingat pegawai pada seksi yang
26
menangani fasilitasi tersebut hanya berjumlah 3 (tiga) orang PNS dan 2 (dua) orang Non
PNS.
Dalam hal fasilitasi pejabat, pegawai yang berada dibawah seksi tersebut harus selalu
siap dalam segala kondisi dan waktu yang terkadang tidak terduga.
Berusaha lebih meningkatkan lagi baik dari segi pelayanan, kebersihan, keramahan,
responsif/kesigapan pegawai mess, kejelasan dan ketepatan dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan, makanan dan minuman yang disediakan, kenyamanan,
kebersihan kamar, ruangan penunjang (mushalla, ruang makan, MCK) dan performa
pelayanan mess secara keseluruhan selama menginap.
Tetap berkoordinasi dengan Dinas PUPR Prov. Kaltim terkait penyelesaian dan serah
terima gedung mess yang baru agar dapat beroperasi sehingga dapat menambah jumlah
kamar yang bisa disewakan yang akan berpengaruh pada peningkatan PAD dan
peningkatan kualitas pelayanan Badan Penghubung khususnya mess.
Berkoordinasi dengan Bapenda Prov. Kaltim terkait penetapan retribusi tarif kamar Mess
Jl. Kramat II No. 34 Jakarta agar target PAD dapat ditingkatkan.
Menjalankan program/kegiatan yang telah dianggarkan semaksimal mungkin untuk lebih
menarik perhatian wisatawan baik nusantara maupun mancanegara agar tidak hanya
sekedar “singgah” di Anjungan Kaltim, tetapi menaruh minat untuk berkunjung ke Kaltim
atau bahkan sampai berminat untuk berinvestasi di Kaltim. Diharapkan wisatawan yang
berkunjung tertarik untuk kembali datang dengan membawa teman dan keluarga karena
Anjungan Kaltim telah memberi kesan yang baik.
Berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Prov. Kaltim, DPMPTSP Prov. Kaltim dan instansi
terkait lainnya dalam hal promosi potensi Kalimantan Timur.
Tabel 3.9.
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2.
1 2 3 4 5 6
Pada Sasaran 2 memiliki 2 (dua) indikator yang realisasinya dapat dilihat antara lain pada
“Persentase Kompetensi ASN yang sesuai dengan Kebutuhan” sebesar 109,56% dan “Nilai
Akuntabilitas Kinerja” sebesar 102,47%. Indikator tersebut telah melebihi target yang telah
ditentukan. Realisasi tersebut didapatkan dari jumlah ASN yang telah memenuhi standar
kompetensi sesuai dengan kebutuhan Badan Penghubung sebanyak 21 (dua puluh satu) ASN
dibagi dengan total ASN sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang dikali 100%, sehingga Persentase
Kompetensi ASN yang sesuai dengan Kebutuhan adalah sebesar 91,30%.
Tabel 3.10.
Realisasi Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2019 s.d. 2020
Realisasi % Peningkatan/
No Indikator Kinerja Satuan Penurunan
2019 2020
Tahun 2019
1 2 3 4 5 6 (5-4/4*100%)
Realisasi tahun 2020 didapatkan dari jumlah ASN yang telah memenuhi standar kompetensi
sesuai dengan kebutuhan Badan Penghubung sebanyak 21 (dua puluh satu) ASN dibagi dengan
total ASN sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang dikali 100%, sehingga Persentase Kompetensi
ASN yang sesuai dengan Kebutuhan adalah sebesar 91,30%.
29
Tabel 3.11.
Realisasi Kinerja s.d. Tahun 2020 dengan Target Jangka Menengah RENSTRA
Target Akhir Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Realisasi
RENSTRA Kemajuan
1 2 3 4 5 6
Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi capaian kinerja adalah sebagai
berikut:
Program dan kegiatan yang relevan memudahkan dalam pencapaian sasaran
program/kegiatan. Hal tersebut didukung oleh ketersediaan anggaran, sarana dan
prasarana kantor yang baik, teknologi informasi yang memadai sehingga dapat
mendukung kinerja di lapangan.
Koordinasi antar perangkat daerah yang baik.
Kualitas SDM yang kompeten, memiliki komitmen dan motivasi untuk melakukan tugas
dan fungsi secara maksimal meskipun kuantitas SDM belum memadai.
Terdapat program/kegiatan yang dianggap dapat menunjang tercapainya indikator
sasaran namun belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut disebabkan belum adanya
komitmen yang kuat bagi pelaksana kegiatan, terutama pada bidang teknis untuk
melaksanakan kegiatan yang berorientasi hasil dan berdasarkan target kinerja yang
telah ditetapkan pada indikator sasaran dan program/kegiatan.
30
2. Alternatif Solusi
Mengevaluasi indikator sasaran yang capaian kinerjanya rendah atau menurun.
Menindaklanjuti hasil evaluasi oleh Inspektorat sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan.
ASN Badan Penghubung harus lebih meningkatkan kualitas, rasa tanggung jawab,
mampu bekerja sama dan memiliki kemauan bersama-sama memperbaiki pola dalam
bekerja dan dalam hal pembuatan laporan pertanggungjawaban atas semua
program/kegiatan yang dilaksanakan sehingga SAKIP dapat terlaksana dengan baik.
Mengadakan sosialisasi dengan mengundang narasumber dari OPD yang ada di daerah
seperti BKD Prov. Kaltim, Biro Organisasi Setda Prov. Kaltim atau Inspektorat Prov.
Kaltim yang memiliki pengetahuan tentang peraturan-peraturan terkait tugas dan
kewajiban sebagai ASN, sistem akuntabilitas instansi pemerintah serta hal-hal lain yang
perlu diketahui oleh ASN sehingga dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai aturan
yang berlaku.
Mengikutsertakan ASN pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) baik yang
diselenggarakan oleh BPSDM Prov. Kaltim maupun lembaga lain agar kompetensi ASN
yang ada dapat ditingkatkan sehingga kompetensi yang dimiliki ASN sesuai dengan
kebutuhan Badan Penghubung Prov. Kaltim di Jakarta.
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka koordinasi dan
konsultasi baik dengan perangkat daerah terkait maupun lembaga/kementerian
yang ada di pusat. Kegiatan ini juga sebagai penunjang pencapaian kinerja Badan
Penghubung karena dengan adanya kegiatan ini Badan Penghubung dapat
melaksanakan koordinasi dan konsultasi yang diperlukan dalam rangka mencapai
target kinerja yang telah ditetapkan.
b. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pencapaian indikator “Persentase
Kompetensi ASN yang sesuai dengan Kebutuhan”. ASN yang belum memenuhi
kompetensi diikutsertakan pada pendidikan dan pelatihan kompetensi sesuai
dengan kebutuhan Badan Penghubung.
3. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
Program ini mengakomodir semua kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan
anggaran sampai dengan laporan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mengimplementasikan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Badan Penghubung menuju
good and clean governance.
a. Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Kegiatan ini terdiri dari penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra),
Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja (Renja)/Rencana Kinerja Tahunan
(RKT), Rencana Kegiatan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA),
Perjanjian Kinerja (PK), Indikator Kinerja Individu (IKI), Rencana Aksi, Cascading
Kinerja.
b. Kegiatan Penyusunan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini terdiri dari penyusunan Laporan Tim Evaluasi dan Pengawasan
Realisasi Anggaran (TEPRA), Evaluasi Renja, Laporan Keuangan, Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD),
Laporan Aset/BMD.
32
Tabel 3.12.
ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
% PENYERAPAN TINGKAT
NO SASARAN STRATEGIS % CAPAIAN
ANGGARAN EFISIENSI
1 2 3 4 5=3-4
33
Tabel 3.13.
Efisiensi Penggunaan Anggaran Program/Kegiatan
Jumlah
Total
Anggaran Belanja Realisasi Total APBD Program/Kegiatan
Tahun Nilai Efisiensi Persentase Program/Kegiatan Ket.
(Rp) (Rp) yang dialokasikan
BL BTL Program Kegiatan Program Kegiatan
1 2 3 4=2-3 5 6 7 8 9 10 11 12
D. Realisasi Anggaran
Pada tataran sistem pengukuran kinerja, ukuran keberhasilan pencapaian sasaran lebih tinggi dari pada pencapaian program dan kegiatan, karena program
merupakan serangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Oleh karena itu, pengukuran kinerja yang digunakan untuk mengukur pencapaian target kinerja APBD digunakan pengukuran kinerja pencapaian sasaran,
yaitu dengan cara membandingkan antara realisasi capaian dengan target atau rencana yang telah ditetapkan.
1. Meningkatnya pelayanan Tingkat kepuasan terhadap Pelayanan 80% 90,96% 113,70 3.527.069.500,00 3.478.467.339,00 98,62
Badan Penghubung Badan Penghubung
2. Terciptanya pelayanan 1. Persentase Kompetensi ASN yang 83,33% 91,30% 109,56 5.200.986.382,50 5.009.967.461,00 96,33
administrasi perkantoran sesuai dengan Kebutuhan
yang efisien 2. Nilai Akuntabilitas Kinerja 66 67,63 102,47
Tabel 3.15.
Realisasi Pencapaian Kinerja Keuangan TA. 2020
ANGGARAN
NO PROGRAM/KEGIATAN KET
Target (Rp) Realisasi (Rp) %
37
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penghubung merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan tahun anggaran 2020. LKjIP ini
disusun dalam rangka mengimplementasikan kebijakan pemerintah yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) serta Peraturan Menteri PAN
dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LKjIP Badan Penghubung tahun 2020 ini memberikan gambaran antara lain :
1. Secara umum Kinerja Badan Penghubung ditinjau dari pencapaian indikator kegiatan input,
output, outcome dapat dikategorikan “berhasil” walaupun ada beberapa kegiatan yang
target pencapaiannya masih perlu ditingkatkan. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras
seluruh aparatur Badan Penghubung dan Sekretariat Pemerintah Provinsi yang dengan
kerja sama dan sinkronisasi programnya memberikan kontribusi yang tidak sedikit.
2. Ditinjau dari tingkat capaian kinerja termasuk baik, walaupun dimasa pandemi namun
Badan Penghubung tetap melaksanakan tugas fungsinya sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku sehingga realisasi kinerja keuangan mencapai 97,25% dan dapat
dikategorikan “Sangat Baik”.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi yang
ada diantaranya meliputi :
1. Adanya wabah pandemi Covid-19 sehingga terjadi refocusing anggaran.
2. Kuantitas sumber daya manusia yang diperlukan yang sesuai dengan formasi kebutuhan
(keahlian dan keterampilan).
3. Terbatasnya sarana teknologi informasi dalam memberikan pelayanan dan informasi.
Sebagai langkah antisipasi dari tantangan tersebut diatas, telah dilakukan upaya-upaya
yang secara konsisten dan bertahap serta adanya komitmen bersama didukung dengan
sumber-sumber daya yang ada untuk pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, maka
dilakukan pembinaan dan peningkatan kemampuan dan kualitas pelayanan pegawai melalui :
1. Penetapan kebijakan Badan Penghubung yang selaras dan serasi dengan arah kebijakan
umum Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
38
2. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan (diklat pimpinan dan fungsional
maupun teknis keterampilan) untuk meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur.
3. Penambahan fasilitas sarana teknologi informasi dalam menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi.
Kami sangat menyadari bahwa LKjIP Badan Penghubung tahun 2020 ini masih perlu
penyempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat diperlukan agar indicator
dan pencapaian kinerja Badan Penghubung dapat diukur sesuai tugas dan fungsinya, sehingga
terwujud sasaran dan hasil kerja yang semakin baik yang dapat dipertanggungjawabkan dari
tahun ke tahun.
39