Anda di halaman 1dari 20

Laporan Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Konsultan
Perencana Konstruksi akan melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen
pengadaan, dokumen untuk pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu
pengadaan langsung, dan memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.

B. Maksud dan Tujuan


Memberikan aturan-aturan dalam mendirikan bangunan yang meliputi segi-segi administratif,
arsitektonis, konstruksi, kesehatan lingkungan, pelaksanaan, keselamatan kerja dan pemeliharaan,
ancaman serta ketentuan-ketentuan peralihan.

C. Sasaran
Merencanakan Detail Engineering Desain (DED) Asrama Suarbaya

D. Data Penunjang
Standar Teknis Berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Standar Gedung
dan Bangunan dalam membuat konsep perencanaan.

E. Referensi hukum
a. Undang Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b. Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
c. Undang Undang No. 29 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
e. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 beserta alampirannya tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah.

1
f. Peraturan Menteri PU No. 7/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konsultan.
g. Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara.
h. Peraturan dan standar-standar teknis seperti : PBI, SNI, SKBI, dan SKSNI.

F. RUANG LINGKUP
Lingkup Kegiatan : Penyusunan DED Asrama Suarbaya
Konsultan Perencana dalam melaksanakan tugas berpedoman kepada ketentuan-ketentuan
yang berlaku,
a) Persiapan Perencanaan, meliputi :
 Pengumpulan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana).
 Membuat Interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
b) Penyusunan Prarencana meliputi :
 Rencana Tapak.
 Prarencana Struktur.
 Perkiraan Biaya.
c) Penyusunan pengembangan rencana, meliputi :
 Membuat rencana tapak beserta konsep visualisasinya.
 Membuat perkiraan biaya.
d) Penyusunan rencana detail, meliputi :
e) Gambar-gambar detail.
f) Spesifikasi Teknis.
g) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan dan anggaran biaya pekerjaan.
h) Mengadakan pengawasan berkala terhadap karya perencanaannya selama pelaksanaan
MC.0, meliputi:
i) Penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
 Memberikan penjelasan terhadap karya perencanaannya bila timbul persoalan dalam
pelaksanaan.

2
G. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan adalah desain bangunan, struktur dan gambar konstruski dengan
lampiran RAB dan spesifikasi teknis pekerjaan (Dokumen Perencanaan, Dokumen Lelang, Soft
Copy, Dan Laporan Perencanaan Awal dan Akhir)

H. Peralatan
a) Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen :
 Peralatan yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau dibeli oleh penyedia
jasa atas nama Pejabat Pembuat Komitmen adalah milik Pejabat Pembuat Komitmen.
 Peralatan yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan digunakan oleh
penyedia jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus dipelihara oleh penyedia jasa
dan dalam keadaan siap digunakan, atas beban biaya penyedia jasa.
 Segera setelah penyelesaian pekerjaan, semua peralatan milik Pejabat Pembuat
Komitmen yang digunakan penyedia jasa harus dikembalikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dalam keadaan baik dan berfungsi.
b) Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultan :
 Penyediaan terhadap kebutuhan peralatan/material tentunya mengacu kepada
kebutuhan yang nantinya akan sangat penting digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan nantinya dan sebagai pendukung pekerjaan perencanaan bisa sebagai
milik sendiri atau sewa.

I. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Selaku penyedia jasa konsultan perencana adalah sesuai dengan surat perjanjian dan
bertanggungjawab penuh atas hasil pekerjaan yang dihasilkan. Konsep perancanaan gambar, detail
gambar dan penyusunan rincian anggaran biaya dalam pekerjaan.

J. Waktu Penyelesaian Kegiatan


30 (Tiga Puluh) Hari Kalender

3
K. Personil
Tenaga-tenaga ahli dan pendukung yang dibutuhkan dalam pelaksanaan mengacu pada KAK
yang terdiri dari :

a) Tenaga Ahli
 Ahli arsitek ( S1 , Pengalam 5 Tahun ) : 1 Orang
 Ahli Sipil ( S1 , Pengalam 4 Tahun ) : 1 Orang

b) Tenaga Pendukung

 Surveyor (SMK Bangunan , Pengalaman 4 Thn) : 2 Orang


 Drafter (S1 Arsitek, Pengalaman 1 Thn) : 1 Orang
 Administras (SMA, Pengalaman 1 Thn) : 1 Orang

L. Jadwal Tahapan Pelaksana Kegiatan


Tahapan-tahapan Konsultan Perencana antara lain :
a) Tahap Konsep Rencana Teknis :
 Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi
tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
b) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana, keterangan
rencana Kabupaten/ kota, dll.
c) Tahap Prarencana Teknis :
 Gambar-gambar rencana tapak.
 Gambar-gambar prarencana.
 Perkiraan Biaya Pembangunan.
 Garis besar Spesifikasi Teknis.
d) Tahap Pengembangan Rencana :
 Gambar pengembangan rencana.
 Uraian konsep rencana dan perhitungan yang diperlukan.
 Draft rencana anggaran biaya (RAB).
 Draft Spesifikasi Teknis./Renacana Kerja Dan Syarat
e) Tahap Rencana Detail :

4
 Gambar rencana teknis lengkap.
Spesifikasi Teknis.
 Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
 Shedule rencana penyelesaian pekerjaan.
 Rencana anggaran biaya (RAB).
 Laporan perencanaan lengkap dengan perhitungannya.
f) Laporan
 Laporan Pendahuluan: laporan ini memuat : rencana kerja jasa penyedia, mobilisasi
tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya, jadwal kegiatan penyedia jasa. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya 10 hari kerja/ bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 rangkap.
 Laporan Akhir : laporan ini berisi laporan arsitektur, laporan perhitungan RAB, Gambar
Final Desin, Harus diserahkan selambat-lambatnya 10 hari kerja/ bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 rangkap.

M. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan :


Pengumpulan data dikordinasikan dengan pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sehingga
pengumpulan data lapangan dapat dilakukan bersama sama.

N. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


a) Pendekatan Teknis
Agar proses pelaksanaan Kegiatan Penyusunan DED Asrama Suarbaya, dapat berlangsung
lancar dan diperoleh hasil yang optimal, maka implementasinya perlu dilandasi oleh
pendekatan dan strategi pelaksanaan yang tepat. Berangkat dari hal tersebut, maka
pendekatan Kegiatan Penyusunan DED Asrama Suarbaya, akan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk menghasilkan produk perencanaan sesuai
dengan yang diharapkan. Beberapa pendekatan yang akan diaplikasikan dalam kegiatan ini
adalah sebagai berikut:

 Pendekatan Ekologis Arsitektural, yakni pendekatan yang memandang bahwa objek


rancangan adalah komponen lingkungan binaan arsitektural yang berperan sebagai
komponen ekologis dan menjadi bagian integral secara ekologis dengan kawasan lain
disekitarnya.

 Pendekatan Tematik, yakni pendekatan perancangan yang melihat objek ranncangan


sebagai objek yang memiliki misi tematik dalam kaitan dengan Objek yang akan dihadirkan
nanti.

5
 Pendekatan Perencanaan Kombinasi Top-Down and Bottom Up Planning yaitu sebagai
paradigma baru yang bersifat integratif dan akomodatif sesuai kewenangan Pemerintah
Kota.

 Pendekatan Intersektor Holistik yaitu dengan menggunakan tahapan diagnosis dan analisis
pada rencana sektoral terkait, koordinasi, sinkronisasi dan integrasi rencana pengembangan
antar sektor.

 Pendekatan Pembangunan yang Berkelanjutan. Dalam konteks wawasan baru seperti di


atas, maka pengembangan sektor dituntut untuk diarahkan pada terwujudnya tahapan
pengembangan berkelanjutan (sustainability of Development)

 Pendekatan Masyarakat (Community Approach). Pembangunan kawasan dilakukan dengan


mengajak masyarakat setempat untuk terlibat dalam setiap pelaksanaan kegiatan
pembangunan agar terjadi keseimbangan dalam pembangunan.

 Pendekatan Supply – Demand. Pendekatan yang didasarkan pada hukum pasar Supply –
Demand karena karakter permintaan dan penawaran yang dinamis yang berubah dari waktu
ke waktu; dan system pengembangannya harus senantiasa disesuaikan dengan potensi,
kebutuhan dan minat serta tuntutan perkembangan wilayah/kawasan.

 Pendekatan Supply – Demand. Yang dimaksud dengan metodologi adalah hal-hal yang
terkait dengan prosedur pelaksanaan kegiatan serta metode yang digunakan dalam setiap
tahapan prosedur tersebut lengkap dengan uraian mengenai target keluaran serta
pemberdayaan tenaga dan alat bantu yang dibutuhkan. Berikut ini adalah uraian metodologi
yang akan diterapkan berdasarkan arahan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), serta interpretasinya oleh tim konsultan sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya.

O. METODOLOGI
Berikut ini adalah uraian prosedur pelaksanaan tahapan kegiatan, metode pelaksanaan,
pelibatan tenaga dan alat bantu serta target keluarann atau outputnya. Secara umum uraian ini
berangkat dari pemahaman konsultan tentang lingkup pekerjaan, kegiatan, keluaran serta indikasi
kebutuhan tenaga dan jadwal yang dipersyaratkan dalam KAK.
1. Tahap Persiapan dan Mobilisasi Tenaga Ahli

Dalam tahap ini konsultan akan melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
pemahaman KAK, penyusunan Rencana Kerja dan Mobilisasi Tenaga. Dalam kegiatan pemahaman
KAK, Team Leader didampingi oleh para tenaga ahli lainya akan berkonsultasi dengan pemberi
tugas yang terwakili oleh tim dari dinas pekerjaan umum provinsi Gorontalo, untuk mendapatkan

6
informasi yang lebih mendalam mengenai segenap aspek yang berhubungan dengan spesifikasi
pekerjaan. Konsultasi ini perlu dilakukan dalam rangka penyelarasan persepsi mengenai KAK,
sedemikian sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan KAK,
dan tujuan yang diharapkan benar-benar dapat dicapai. Salah satu hal yang perlu diagendakan
adalah pengambilan kesepakatan menyangkut Lokasi atau Site yang akan di bangun Asrama
Suarbaya, sebagaiman disyaratkan dalam KAK dengan mengacu pada arahan yang telah tertuang
di dalam Dokumen Peraturan Mentri yang terkait dengan kegiatan penyusunan Asrama Suarbaya .

Segera setelah pemahaman KAK dilaksanakan, konsultan akan segera memobilisasi segenap
personil yang terlibat untuk segera melaksanakan pekerjaan, didahului dengan pembuatan suatu
rencana kerja. Penyusunan rencana kerja akan menjadi tanggung jawab Team Leader dengan
dibantu oleh para tenaga ahli lainnya. Pada prinsipnya, rencana kerja yang akan disusun akan
mengacu pada uraian pendekatan dan metodologi dalam usulan teknis ini. Secara khusus, rencana
kerja ini akan lebih terkonsentrasi pada pematangan mekanisme pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab masing-masing personil yang terlibat, serta pemantapan jadwal pelaksanaan tahapan
kegiatan dalam kaitannya dengan keterlibatan personil, sedemikian sehingga pelaksanaan
pekerjaan benar-benar dapat berlangsung dengan efektif dalam kondisi durasi masa kerja yang
relatif pendek. Draft rencana kerja yang disusun untuk selanjutnya akan dikonsultasikan dengan
pihak pemberi tugas sebelum diperbaiki dan disetujui untuk dilaksanakan.

Pemahaman KAK serta draft rencana kerja sebagai output tahap persiapan ini akan menjadi
substansi utama dalam Laporan Pendahuluan yang akan dibahas dalam Rapat Pembahasan
Laporan Pendahuluan.

2. Tahap Pendataan

Berangkat dari kesepakatan mengenai Lokasi Site dan Kebutuhan Ruang , Pembangunan
Asrama Suarbaya, pendataan aspek fisik lokasi perencaan akan dilakukan dengan metode survey
lapangan. Survey Lapangan terutama akan meliputi :

a) Pengukuran Site
b) Kondisi Eksisting Site

7
Pelaksanan kegiatan survey lapangan ini akan dipandu langsung oleh Team Leader sebagai
Ahli Arsitektur yang didampingi para tenaga ahli yang relevan (Tenaga Ahli Struktur) dan Pihak
Owner,/Pemberi Tugas. Secara khusus, tenaga ahli lain yang akan berperan aktif dalam kegiatan
survey lapangan ini adalah Juru Ukur,). Survey Lapangan, khususnya pengukuran dan pemetaan
serta penyelidikan tanah akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu standar seperti GPS,
teodolit, alat sondir, serta alat bantu gambar berupa instrumen grafik komputer seperti AutoCAD
dan. Operasionalisasi alat bantu akan didukung oleh pelibatan tenaga sub profesional berupa
Surveyor. Hasil pendataan melalui metode survey lapangan ini secara khusus akan disajikan dalam
bentuk Laporan Hasil Survey Lapangan yang menjadi salah satu output atau keluaran yang
dipersyaratkan dalam KAK.

Selain data primer sejumlah data sekunder juga akan dikumpulkan dalam tahapan kegiatan
ini. Data sekunder utama yang perlu dikumpulkan adalah berupa dokumen-dokumen perencanaan
teknis yang terkait langsung dengan arahan tata ruang, serta tata bangunan dan lingkungan yang
berlaku pada kawasan yang akan direncanakan. Selain itu, data sekunder yang dimaksud juga
terkait dengan aspek sosioekonomi dan budaya serta data aspek iklim mikro setempat. Data
sekunder ini akan dikumpulkan dengan metode koleksi dokumen melalui instansi terkait setempat

3. Tahap Studi Interpretasi Data sebagai Kajian Awal Perencanaan / Perancangan

Dalam tahap ini konsultan mengevaluasi kembali validitas perolehan data yang ada sekaligus
melakukan pendataan kembali manakala data yang diperoleh sebelumnya diragukan validitasnya.
Setelah proses validasi selesai dilakukan konsultan akan melakukan kegiatan interpretasi analisis
terhadap segenap data yang diperoleh dengan beragam metode analisis data baik analisis
kuantitatif dan kualitatif untuk menghadirkan kesimpulan hasil analisis guna mendapatkan informasi
yang terkait dengan pengembangan prioritas dan alternatif konsep perencanaan penataan kawasan.
Secara garis besar kajian analitis akan diarahkan pada identifikasi daya dukung dan kebutuhan
pengembangan sarana dan prasarana penunjang dalalm penyusunan DED Gudang BKPG Provinsi
Gorontalo secara keseluruhan.

Dalam konteks pelaksanaan analisis atau kajian perancangan ini komponen-komponen


analisis yang dilakukan akan terdiri dari :

8
a) Analisis Kondisi Topografi
Analisis kondisi topografi dilakukan untuk memahami kondisi kemiringan lahan pada kawasan
perencanaan. Melalui pemahaman kondisi topografi ini bisa ditelusuri segmen-segmen lahan mana
saja yang bisa dikembangkan. Khusus untuk tempat pembangunan sarana-sarana fungsional,
lazimnya akan diarahkan untuk mengokupansi segmen lahan yang lerengnya terbilang landai (0 s.d
15 %), kecuali untuk sarana-sarana tertentu yang membutuhkan segmen lahan yang lebih curam
kelerengannya. Khusus untuk konsep pembangunan prasarana atau infrastruktur, analisi topografi
akan sangat bermanfaat untuk menelusuri potensi trase jalur aksesibilitas dan sirkulasi internal, jalur
jaringan distribusi air bersih serta jalur jaringan drainase kawasan.

b) Analisis Kondisi Hidrografi & Pola Drainase


Analisis kondisi hidrografi dilakukan untuk memahami kondisi ke”air”an di kawasan
perencanaan, seperti ada tidaknya sumber air setempat, pola-pola aliran air permukaan, genangan
air dan sebagainya. Melalui pemahaman terhadap kondisi hirdrografi, bisa ditelusuri keberadaan
sumber-sumber air potensial yang bisa diberdayakan sebagai sumber air bersih untuk melayani
berbagai aktivitas yang nantinya berlangsung dalam kawasan perencanaan. Melalui analisis ini,
dapat pula dipetakan pola pergerakan air permukaan dan lokasi-lokasi genangan, sedemikian rupa
sehingga konsep tata drainase kawasan bisa direkomendasikan.
c) Analisis Kondisi Klimatologis
Analisis kondisi klimatologis adalah analisis standar yang sangat krusial dalam konteks
perencanaan suatu lingkungan binaan, termasuk perencanaan Gedung arsip yang di maksud..
Analisis klimatologis mengamati kondisi aspek iklim mikro setempat berupa kondisi temperatur dan
kelembaban udara, curah hujan, aliran angin, dan radiasi matahari. Hasil analisis klimatologi akan
menjadi input signifikan dalam konteks rekomendasi konsep penataan lingkungan binaan baik untuk
penataan lansekap maupun fisik sarana prasarana. Dalam konteks penataan lansekap atau ruang
luar, hasil analisis klimatologi akan menjadi pertimbangan dalam hal pemilihan jenis vegetasi untuk
pengayaan tanaman dalam kawasan perencanaan dan pemilihan material untuk hardscape element
rancangan ruang luar. Dalam konteks penataan fisik sarana dan prasarana, hasil analisis
klimatologis juga menjadi input penting dalam rekomendasi konsep tipologi desain dan pemilihan
material untuk bangunan-bangunan yang akan diadakan di dalam kawasan.

9
d) Analisis Kondisi Vegetasi
Analisis kondisi vegetasi eksisiting merupakan komponen penting dalam analisis
perencanaan suatu kawasan wisata alam. Hasil analisisnya akan sangat menentukan
pengembangan konsep zonasi dan pengayaan jenis tanaman setempat.

e) Analisis Pencapaian, Sirkulasi & Infrastruktur Esksisting


Analisis pencapaian atau aksesibilitas dilakukan untuk memahami pola-pola aksesibilitas
yang ada di sekitar site perencanaan terkait dengan keterkaitan infrastruktur transportasi lokal dalam
kawasan site ini maupun dalam skala yang lebih luas. Analisis ini juga akan sangat penting dalam
mengembangkan rekomendasi konsep perletakan pintu masuk atau gerbang masuk gudung Arsip
nantinya.
f) Analisis Karakter Lansekap & View Eksisting
Analisis karakteristik lansekap pada dasarnya merupakan analisis yang bersifat komprehensif
melibatkan beragam aspek yang terkait dengan kondisi bentang alam kawasan perencanaan. Salah
satu aspek penting dalam analisis ini adalah analisis kondisi view. Hasil analisis ini akan menjadi
bahan rekomendatif untuk pengembangan konsep penataan bangunan yang di maksud, mulai dari
konsep land use / penggunaan lahan hingga konsep pengembangan fasilitas utama dan penunjang
serta persebarannya.

g) Analisis Habitat Eksisting


Analisis habitat eksisting merupakan analisis terhadap pola-pola habitasi biodiversitas alamiah
yang ada di kawasan perencanaan baik flora maupun fauna. Secara khusus, analisis ini akan
memberikan arahan untuk pengembangan konsep zonasi tanaman, serta konsep pengembangan
fasilitas-fasilitas khusus yang terkait langsung dengan konservasi dan preservasi kondisi
biodiversitas setempat.

h) Analisis Konteks Budaya Masyarakat


Analisis konteks budaya masyarakat setempat merupakan analisis yang bertujuan untuk melihat
interaksi simbiotikal antara masyarakat setempat dengan sistem kulturnya yang khas dengan
eksistensi kawasan perencanaan saat ini serta prospek perubahannya manakala dikembangkan
sebagai kawasan wisata alam. Hasil ini akan menjadi input dalam pengembangan konsep penataan
kawasan Hamadi Pantai secara komprehensif yang bersinergi dengan pola-pola kultural masyarakat

10
setempat, sedemikian hingga eksistensi kawasan ini pada akhirnya akan memberikan nilai tambah
yang signifikan terhadap peningkatan kualitas nilai kultural masyarakat.

4. Tahap Inisiasi dan Transformasi Konsep Rancangan / Penyusunan Dokumen Pra


Rancangan

Dalam tahap ini, berangkat dari rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dalam tahap
analisis, untuk selanjutnya konsultan akan mengembangan konsep perencanaan Gedung Arsip
BKPG Provinsi Gorontalo. Yang dimaksud dengan inisiasi konsep adalah penggagasan konsep
rancangan awal, sementara transformasi konsep adalah serangkaian perubahan konsep yang perlu
dilakukan dalam upaya optimasi kualitas konsep. Optimasi konsep ini dilakukan berdasarkan
konsultasi berkala dengan pihak pemberi tugas melalui Tim Supervisi yang dibentuk, maupun
konsultasi informal dengan berbagai pihak yang berkepentingan, juga secara internal di antara
tenaga ahli yang terlibat. Metode yang akan diterapkan adalah metode desain argumentatif dengan
mekanisme “image-present-test” ataupun mekanisme “pengembangan varietas-reduksi varietas” .
Mekanisme yang dimaksud akan dilakukan secara berulang-ulang, dimana semakin intensif
perulangannya akan berasosiasi dengan meningkatnya kualitas konsep rancangan yang dihasilkan.
Konstrain utama yang menentukan adalah seberapa efisiennya sumberdaya waktu yang tersedia
dapat diberdayakan untuk melaksanakan mekanisme ini dengan efektif.

Sesuai dengan durasi waktu yang tersedia, konsep final akan bermuara pada penyusunan
suatu dokumen Pra Rancangan, yang muatannya akan meliputi :

 Gambar-Gambar Pra Rancangan (Site Development Plan / Rencana Tapak, Tampak /


Potongan Tapak, Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan
Mekanikal Elektrikal, Lay Out Rencana Penataan Komponen Bangunan dan Perabot
Lingkungan, Lay Out Rencana Penataan Vegetasi, Denah-Tampak-Potongan Komponen
Bangunan Gedung dan Bukan Gedung, Denah Tampak-Potongan Komponen Perabot
Lingkungan, Image Visual Rancangan);
 Uraian Garis Besar Persyaratan Teknis (Specification Outline);
 Perkiraan Awal Biaya Pembangunan (Preliminary Cost Estimate).
Tahap konseptualisasi dan penyusunan dokumen pra rancangan ini akan bertumpu
pada pelibatan seluruh tenaga ahli yang terlibat serta tenaga sub profesional,

11
khususnya Operator CAD yang akan membantu dalam upaya pembuatan dokumen
gambar-gambar pra rancangan dengan medium presentasi grafik komputer.

Output tahapan kegiatan konseptualisasi dan penyusudan pra desain ini, beserta hasil
pendataan dan analisis pada tahap-tahap sebelumnya akan menjadi substansi utama
dalam Laporan Antara yang akan dikonsultasikan dengan Tim Supervisi dan dibahas
dalam Rapat Pembahasan Laporan Antara.

5. Tahap Penyusunan Dokumen Rencana Teknis: Detailed Engineering Design (DED)

Memasuki tahapan penyusunan Detail Engineering Design (DED) dari Asrama


Suarbaya yang disepakati lewat forum tersebut. Proses penyusunan DED ini pada
dasarnya adalah penjabaran yang lebih detail dari dokumen pra desain melalui
beragam medium, yang secara lengkap keluarannya akan meliputi :

1. Gambar-Gambar Rancangan Final, meliputi :


 Site Development Plan / Rencana Tapak,
 Tampak / Potongan Tapak,
 Denah-Tampak-Potongan Komponen Bangunan Gedung dan Bukan Gedung,
 Image Visual Rancangan,
 Detail Contruction Drawings / Gambar Detail Konstruksi,
 Detail M/E Drawings
 Perhitungan Biaya Pembangunan Lengkap (Engineering Estimate), termasuk Uraian Bill
of Quantity (BQ) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan;
 Uraian Spesifikasi Teknis / Rencana Kerja Dan Syarat, Standar teknis presentasi output
kegiatan, terutama dokumen gambar, akan mengacu pada arahan di dalam KAK.

Seperti halnya tahap konseptualisasi dan penyusunan dokumen pra rancangan, tahap
penyusunan DED ini akan bertumpu pada pelibatan seluruh tenaga ahli yang terlibat, khususnya
Team Leader (Tenaga Ahli Arsitek), serta tenaga sub profesional, khususnya Operator CAD yang
akan membantu dalam upaya pembuatan dokumen gambar-gambar rancangan maupun detail
konstruksi dengan medium presentasi grafik komputer. Dengan tuntasnya tahapan kegiatan ini,
maka salah satu sasaran dalam pekerjaan ini telah tercapai.

12
P. PROGRAM KERJA
Berangkat dari uraian pendekatan dan metodologi sebelumnya, berikut ini dapat dikemukakan
uraian program kerja yang terkait dengan uraian jenis kegiatan, tahapan waktu pelaksanaan dan
target keluarannya.
1. Program Kerja dan Jadwal Pelaksanaan

Dalam tabel-tabel berikut dapat dicermati program kerja konsultan beserta jadwal
pelaksanaannya. Dalam tabel pertama dapat telusuri asosiasi antara tahapan pelaksanaan
pekerjaan, keterlibatan personil, output atau keluaran serta jenis pelaporan yang bersesuaian
berserta agenda waktu pelaksanaannya. Dalam tabel yang kedua dapat dicermati jadwal
pelaksanaan program kerja yang lebih detail, yang dibedakan atas jadwal pelaksanaan kegiatan
yang substansial serta jadwal pelaksanaan kegiatan pendukung dalam konteks monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pekerjaan.

13
Tabel
PROGRAM KERJA KONSULTAN
Waktu Pelaksanaan,
Target Output Asosiasi Minggu me-
No Uraian Tahapan Kegiatan Pelibatan Personil
/ Keluaran Pelaporan
1 2 3 4 5 5
- Laporan
- Pemahaman KAK Pendahuluan
1Tahap Persiapan Seluruh Personil
- Rencana / Program Kerja - Dokumen Mutu
Kontrak
Hasil Pendataan :
- Pengukuran Site
- Laporan Hasil
2Tahap Pendataan Seluruh Personil
- Kondisi Eksisting Site Survey Lapangan

Hasil Analisis :
- Analisis Kondisi Topografi
- Analisis Kondisi Hidrografi & Pola Drainase
- Analisis Kondisi Topografi
- Analisis Kondisi Hidrografi & Pola Drainase
Tahap Studi Interpretasi Data - Analisis Kondisi Geologis
sebagai Kajian Awal - Ahli Arsitektur - Analisis Kondisi Klimatologis
3
Perencanaan / - Ahli Sipil - Analisis Kondisi Vegetasi
Perancangan - Operator CAD - Analisis Pencapaian, Sirkulasi & Infrastruktur
- Juru Ukur Esksisting
- Analisis Karakter Lansekap & View Eksisting
- Analisis Habitat Eksisting
- Analisis Konteks Budaya Masyarakat
-

14
Hasil Pra Desain :
- Gambar-Gambar Pra Rancangan (Site
Development Plan / Rencana Tapak, Tampak /
Potongan Tapak, Lay Out Rencana Jaringan
Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan
Tahap Inisiasi dan Mekanikal Elektrikal, Lay Out Rencana
Transformasi Konsep Penataan Komponen Bangunan dan Perabot
4 Rancangan / - Ahli Arsitektur Lingkungan, -Tampak-Potongan Komponen
Penyusunan Dokumen - Ahli Sipil Bangunan Gedung dan Bukan Gedung, Denah
Pra Rancangan - Operator CAD Tampak-Potongan Komponen Perabot
Lingkungan, Image Visual Rancangan);
- Uraian Garis Besar Persyaratan Teknis
(Specification Outline);
- Perkiraan Awal Biaya Pembangunan
(Preliminary Cost Estimate).

15
Hasil DED :
- Gambar-Gambar Rancangan Final,
meliputi :
 Site Development Plan / Rencana Tapak,
 Tampak / Potongan Tapak,
 Lay Out Rencana Penataan Komponen
Bangunan dan Perabot Lingkungan,
 Denah-Tampak-Potongan Komponen
Bangunan Gedung dan Bukan Gedung,
Tahap Penyusunan Dokumen
- Ahli Arsitektur  Denah Tampak-Potongan Komponen
Rencana Teknis: Detail
5 - Ahli Sipil Perabot Lingkungan, Draft Laporan Akhir
Engineering Design
- Operator CAD  Image Visual Rancangan,
(DED)
 Detail Contruction Drawings / Gambar Detail
Konstruksi,
 Detail M/E Drawings
- Perhitungan Biaya Pembangunan
Lengkap (Engineering Estimate), termasuk
Uraian Bill of Quantity (BQ) dan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan;
- Uraian Spesifikasi Teknis
Rancangan Komponen Lansekap
Dokumen Lelang :
-
- Dokumen Lelang Untuk
Ahli Arsitektur
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
- - Laporan Akhir
6Tahap Penyusunan Laporan - Dokumen Lelang Untuk
Ahli Sipil
Pengadaan Jasa Konsultansi Supervisi /
-
Manajemen Konstruksi untuk Pekerjaan
Administrasi
Konstruksi

16
17
1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Personil

Seperti telah diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja, Konsultan akan


menyiapkan personil yang sangat berpengalaman di dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan sejenis. Koordinasi antar anggota team pelaksana akan
efektif mengingat waktu pelaksanaan yang terbatas. KAK menyiratkan
kebutuhan pelibatan personil sebagai berikut:

A. Ahli Arsitektur
a. Team Leader (Arsitektur) 1 orang, dengan kualifikasi:

 Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri


atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
 Memiliki NPWP & diutamakan memiliki Sertifikat Keahlian SKA (Ahli Madya)
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
 Berpengalaman dalam perencanaan desain yang terkait dengan lingkup pekerjaan
minimal 5 tahun.
b. Tugas dan Tanggung Jawab :

 Melakukan asistensi dengan pengguna jasa serta memimpin dan


mengkoordinir semua tenaga/personil yang terlibat dalam pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Asrama Suarbaya sehingga tercapai hasil yang optimal.
 Mempersiapkan petunjuk teknis dan mengendalikan setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
 Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang dipersyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).

B. Ahli Sipil
a. Ahli Sipil (Ahli Sipil/Struktur) 1 orang, dengan kualifikasi:

 S1 Teknik Sipil
 Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sipil minimal 2 tahun.
c. Tugas dan Tanggung Jawab :

 Membuat analisa struktur dan perhitungan harga satuan tetap mata pembayaran,
pengumpulan data harga bahan/ material serta peralatan.

17
 Menghitung Kuantitas bahan dan kebutuhan lain berdasarkan hasil perencanaan
yang ada.
 Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil analisa struktur dan perhitungan
harga serta biaya konstruksi berdasarkan pada perencanaan yang ada.
 Dalam melaksanakan tugas, Ahli sipil bertanggung jawab kepada team leader.

C. Surveyor Lapangan
 Jumlah personil 2 orang
 Pendidikan minimal Diploma 3
 Pengalaman minimal 3 tahun
 Tugas dalam proyek sebagai Surveyor Lapangan
D. Drafter
 Jumlah personil 1 orang
 Pendidikan minimal Diploma 3
 Pengalaman minimal 3 tahun
 Tugas dalam proyek sebagai Juru Gambar
E. Operator Komputer
 Jumlah personil 1 orang
 Pendidikan minimal SMA
 Pengalaman minimal 3 tahun
 Tugas dalam proyek sebagai Administrasi Proyek
1. Organisasi Pelaksana Kegiatan

Seperti dalam Kerangka Acuan Kerja maupun dalam Dokumen Pelelangan,


Konsultan akan menyiapkan personil yang berpengalaman di dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan sejenis. Koordinasi antar anggota team pelaksana akan
efektif mengingat waktu pelaksanaan yang cukup singkat.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan telah menyiapkan bentuk organisasi


seperti terlihat pada Gambar berikut ini mengenai Struktur Organisasi Pelaksanaan
Pekerjaan

18
INSTANSI TERKAIT OWNER / PEMBERI TUGAS

KONSULTAN Pejabat Pembuat Komitmen.


…………………………..

TEAM LEADER/AHLI ARSITEKTUR AHLI SIPIL / STRUKTUR

SURVEYOR DRAFTER

ADMINISTRASI

Gambar: Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

19

Anda mungkin juga menyukai