Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.I Judul Percobaan

Analisis cepat kation

1.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi kation golongan I dan golongan II pada suatu sampel dengan

pereaksi tertentu.

1.3 Prinsip percobaan

Megidentifikasi kation golongan 1 dan golongan II dalam suatu sampel dengan pereaksi

spesifik dan akan terbentuk endapan maupun perubahan warna.


BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Teori Umum

Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk kujuan analisis kualitatif sistematik.

Kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap

reagensia. Dengan memakai reagensia golongan secara sistematik dapat ditetapkan ada

tidaknya golongan-golongan kation. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi

kation yang paling umum adalah asam klorida,hydrogen sulfide,ammonium sulfide dan

ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi degan

reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi bisa dikatakan bahwa

klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,sulfide

dan karbonat dari kation tersebut.(Shevia G,1985)

Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut

(Mulyono HAM,2005) :

a. Golongan 1,kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer,ion-ion

ini adalah timbal,merkurium dan perak.

b. Golongan II,kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida tetapi membentuk

endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini

adalah

merkurium(II),tembaga,bismuth,cadmium,arsenik(III),arsenic(V),stibium(III),stibium(V),tim
ah(II) dan timah(III). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam

yang terakhir sub-golongan IIB. Sementara sulfide dari kation dalam golongan IIA tidak

dapat larut dalam ammonium polisulfida,sulfide dari kation golongan IIB justru yang dapat

larut.

c. Golongan III,kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan

hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan

dengan ammonium sulfide dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini

adalah kobalt(II),nikel(II),besi(II),besi(III),kromium(III),aluminium,zink dan mangan.

d. Golongan IV,golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I,II,III. Kation-

kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium

klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini meliuti

barium,stronsium,dan kalsium.

e. Golongan V,kation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia

golongan sebelumnya merupakan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion

magnesium,natrium,ammonium,litium dan hydrogen. Untuk membedakan antara ion yang

satu dengan ion yang lain sering digunakan uji nyala. Reaksi identifikasi yang sederhana

dikenal sebagai reaksi spesifik golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II

adalah H2S yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai warna.

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur

kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan.

Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan

diendapkan satu persatu,endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifugator. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrate

dari tiap-tiap logan yang mungkin akan dipisahkan. (Cokrosarjiwanto,1977)

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan yang berperan penting dalam analisa

kualitatif,endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang

berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifugasi.

Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.

Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.

Kelarutan bergantung pada bderbagai kondisi seperti tekanan,suhu,konsentrasi bahan lain

dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting

dalam analisa kualitatif karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada

tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali

pada beberapa endapan seperti kalsium sulfat berlaku sebaliknya. (Masterton,1991)

II.2 Uraian Bahan

1. Amonia (FI III Hal 96)

Nama Resmi : AMMONIA LIQUIDA

Nama Lain : Amonia

RM/BM : NH3/35,5

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna,bau khas menusuk kuat.

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Amonium Sulfat (

Nama Resmi :AMMONI SULFAT

Nama Lain : Amonium Sulfat


RM/BM : (NH4)2SO4/152,13

Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol 95%P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Aquadest (FI III Hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna,tidak berbau dan tidak mempunyai rasa

Kelarutan : Larut dalam semua jenis pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Asam Klorida (FI III Hal 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM

Nama lain : Asam Klorida

RM/BM : HCl/36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna,berasap,bau merangsang,jika diencerkan asap bau

hilang

Kelarutan : Larut dalam etanol,asam asetat,tidak larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

5. Asam Nitrat (FI III Hal 50)

Nama Resmi : ACIDUM NITRICUM

Nama Lain : Asam Nitrat

RM/BM : HNO3/63,01
Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,bau khas menusuk dan rasa asam yang

tajam

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dengan etanol dan gliserol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

6. Raksa Klorida (FI III Hal 287)

Nama Resmi : HYDRAGRI BICHLORIDUM

Nama Lain : Raksa Klorida

RM/BM : HgCl2/271,52

Pemerian : Hablur tidak berwarna,serbuk hablur putih dan tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam 125 bagian air dan dalam 2 bagian air mendidih,dalam 3

bagian etanol 95%P mendidih,dalam 20 bagian eter P dan 15 bagian

gliserol P

penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

7. Perak Nitrat (FI III Hal 97)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama Lain :Perak Nitrat

RM/BM :AgNO3/169,87

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih,tidak berbau dan

berwarna gelap jika terkena cahaya

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

8. Raksa Nitrat ( FI III Hal 725)

Nama Resmi :
Nama Lain : Raksa nitrat

RM/BM : HgNO3/280,61

Pemerian : Hablur lembab dan tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam asam nitrat encer P

Penyimpanan : Dalam wadah kaca warna coklat.

9. Tembaga Sulfat (FI III Hal 731)

Nama Resmi : CUPRI SULFAS

Nama Lain : Tembaga Sulfat

RM/BM : CuSO4/159,6

Pemerian : Prisma trisiklik atau serbuk hablur biru

Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol,sangat sukar larut

dalam air setara 95&P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. Timbal Nitrat (

Nama Resmi :

Nama Lain : Timbal Nitrat

RM/BM : Pb(NO3)2

Pemerian : Hablur tidak berwarna,putih atau hablur putih

Kelarutan : Larut dalam air,larutan jernih dan tidak berwarna

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat

1. Batang pengaduk 7. Ose

2. Bunsen 8. Pipet tetes

3. Enlenmeyer 9. Rak tabung

4. Gegep 10. Tabung reaksi

5. Kaca arloji 11. Timbangan

6. Kertas Perkamen

III.2 Bahan

1. Ammonia (NH3) 6. Raksa klorida (HgCl2)

2. Ammonium sulfat ((NH4)2SO4 7. Perak nitrat (AgNO3)

3. Aquadest (H2O) 8. Raksa nitrat (HgNO3)

4. Asam klorida (HCl) 9. Tembaga sulfat (CuSO4)

5. Asam nitrat (HNO3) 10. Timbal nitrat (Pb(NO3)2)

III.3 Prosedur Kerja

A.Ion Ag+(perak) Pb2+(timbal) Hg+ (merkuri)


1. Kedalam masaing-masing 3 tabung reaksi yang berbeda dimasukkan sejumlah larutan

Ag+/AgNO3,Larutan Pb2+/(CH3COOH)2 Pb atau Pb(NO3)2 dan tabung ke-3diisi dengan

larutan Hg/Hg2(NO3)2.

2. Kedalam tiap tabung ditambahkan HCl encer secukupnya,diamati dan dicatat perubahan

yang terjadi.

3. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan larutan NH4OH berlebih pada

tabung,diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

4. Kemudian ditambahkan dengan larutan HNO3 encer berlebih pada tiap tabung,diamati

dan dicatat perubahan yang terjadi.

5. Disiapkan 3 tabung reaksi baru dan masing-masing diisi larutan seperti pada prosedur

‘1’ diatas.

6. Kedalam tiap tabung ditambahkan larutan KI,diamati perubahan yang terjadi dan

dicatat.

7. Kemudian ditambahkan larutan KI berlebih,diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

8. Disiapkan 3 tabung reaksi baru dan masing-masing diisi larutan seperti pada prosedur

‘1’ diatas.

9. Kedalam tiap tabung ditambahkan larutan K2CrO4,diamati perubahan yang terjadi dan

dicatat.

10. Disiapkan 3 tabung reaksi baru dan masing-masing diisi larutan seperti pada prosedur

‘1’ diatas.

11. Kedalam tiap tabung ditambahkan larutan NaOH,diamati perubahan yang terjadi dan

dicatat.

B. Ion Hg2+(merkuri),ion CU2+(cupri),Hg+(merkuro) dan ion As3+(As2O3)/Arsen


1. Ion Hg2+(merkuri)

a) Kedalam tabung reaksi dimasukkan sejumlah larutan Hg2+(HgCl2)

b) Kemudian ditambahkan larutan NaOH encer,diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

c) Disiapkan 2 tabung reaksi baru dan diisi masing-masing larutan seperti pada

prosedur ‘A’ diatas kemudian dilakukan percobaan seperti prosedur ‘B’ untuk

larutan HCl encer dan larutan KI,diamati masing-masing perubahan yang terjadi

dan dicatat.

2. Ion Cu2+(cupri)

a) Kedalam 4 tabung reaksi dimasukkan sejumlah larutan Cu2+(CuSO4).

b) Tabung ke-1 ditambahkan larutan NaOH lalu dipanaskan,diamati dan dicatat

pderubahan yang terjadi.

c) Tabung ke-2 ditambahkan larutan NH4OH berlebih,diamati dan dicatat

perubahan yang terjadi.

d) Tabung ke-3 ditambahkan K4Fe(Cn)6,diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

e) Tabung ke-4 dimasukkan paku besi didiamkan beberapa saat,diamati dan

dicatat perubahan yang terjadi


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. Hasil Pengamatan

A. Uji Organoleptis

SAMPEL BENTUK BAU WARNA


Perak Nitrat (AgNO3) Hablur transparan Tidak berbau Putih
Raksa Klorida (HgCl2) Serbuk hablur Tidak berbau Putih

B. Uji Kelarutan

PELARUT Perak Nitrat (AgNO3) Raksa Klorida (HgCl2)


Air 1ml Sangat mudah larut Larut sebagian
Etanol 1ml Larut sebagian Sangat mudah larut
Kloroform 1ml Sangat sukar larut Larut sebagian

C. Uji Golongan

N SAMPEL HASIL PENGAMATAN

O
1. AgNO3 1ml + HCl 1ml Larutan warna putih dan terdapat endapan warna putih
2. AgNO3 1ml + KI 1ml Larutan warna putih terdapat endapan warna putih
3. HgCl2 1ml + NaOH 1ml Larutan warna kuning dan terdapat banyak endapan
4. HgCl2 1ml + HCl 1ml Larutan jernih
5. HgCl2 1ml + KI 1ml Larutan warna jingga dan tidak terdapat endapan

D. Pengamatan Penambahan HCl encer,NH4OH dan HNO3

No Zat Perubahan yang terjadi


+HCl 1ml Dipanaskan +NH4OH 1ml +HNO3 1ml

1. Ag+ 1ml larutan warna putih tidak terdapat terdapat endapan larutan warna
dan terdapat endapan endapan warna putih jernih
2. Hg+ 1ml Larutan jernih larutan Tidak terjadi tidak terjadi
semakin jernih perubahan perubahan

E. Pengamatan Penambahan Larutan KI

No Zat Perubahan yang terjadi


+KI 3 tetes +KI berlebih 5 tetes
1. Ag+ 1ml Larutan berwarna keruh dan Terdapat endapan putih kehijauan
terdapat endapan warna kuning
2. Hg+ 1ml Larutan berwarna jingga dan Larutan menjadi jingga pekat
tidak terdapat endapan

F. Pengamatan penambahan K2CrO4

No Zat Perubahn yang terjadi


+ Larutan K2CrO4 2tetes
1. Ag+ 1ml Larutan berubah warna menjadi warna coklat dan terdapat endapan.
2. Hg+ 1ml Larutan berubah warna menjadi jingga.

G. Pengamatan penaambahan NaOH

No Zat Perubahan yang terjadi


+ Larutan NaOH 2tetes
1. Ag+ 1ml Larutan berubah warna menjadi warna

coklat.
2. Hg+ 1ml Terdapat endapan kuning kecoklatan.

H. Pengamatan penambahan NaOH dan HCl

No Zat yang Perubahan yang terjadi pada larutan


+ Larutan NaOH 2tetes
ditambahkan
1. NaOH 1ml Larutan warna kuning,terdapat endapan kuning

kecoklatan
2. HCl 1ml Berwarna kuning,terdapat endapan kuning kecoklatan

I. Pengamatan penambahan KI

N Zat Perubahan yang terjadi


+ KI 2tetes Didiamkan + KI berlebih
o
5tetes
1. Hg2+ 1ml Terdapat banyak endapan merah Berwarna Berwarna

jingga jingga

J. Pengamatan perubahan NaOH, NH4OH,K4Fe(Cn)6 dan paku

No Zat Perubahan yang terjadi


+ NaOH 3 + NH4OH + K4Fe(Cn)6 + Paku

tetes
1. CuSO4 Berwarna biru Berubah menjadi Berubah menjadi Terjadi korosif

warna biru keruh warna hijau pada paku

kecoklatan

K. Pengamatan uji nyala

No Sampel Pada saat pemijaran


1. AgNO3 + HCl 1tetes Berubah warna menjadi jingga api
2. CuSO4 + HCl 1tetes Berubah warna menjadi hijau
3. KI + HCl 1tetes Berubah warna menjadi ungu
IV. Pembahasan

Praktikum kali ini dilakukan analisis kualitatif pada kation,analisis kualitatif

kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaaan suatu senyawa kimia dalam

sebuah sampel yang belum diketahui. Dalam uji analisis diuji sebuah sampel dengan

menggunakan metode spesifik yaitu pengujian suatu unsur dengan menggunakan

beberapa pereaksi tertentu.

Pada uji organoleptis dilakukan pengujian pada sampel AgNO3 yang berwarna

putih,berbentuk hablur transparan dan tidak berbau sedangkan pada sampel HgCl 2

bentuknya serbuk hablur warna putih dan tidak berbau. Hal ini telah sesuai dengan

pustaka yang ada (FI III,1979).

Pada uji kelarutan sampel AgNO3 sangat mudah larut dalam air,larut sebagian

dalam etanol dan sangat sukar larut dalam kloroform sedangkan pada sampel HgCl2

sangat mudah larut dalam etanol dan larut sebagian dalam air dan kloroform. Hal ini telah

sesuai dengan pustaka yang ada (FI III,1979).

Pada uji golongan sampel AgNO3 1ml ditambah HCl 1ml larutan berwarna putih

dan terdapat endapan warna putih,AgNO3 1ml ditambah KI 1ml larutan berwarna keruh

dan terdapat endapan berwarna kuning sedangkan pada sampel HgCl2 1ml ditambah

NaOH 1ml larutan berwarna kuning dan terdapat endapan,HgCl 2 1ml ditambah HCl 1ml

larutan menjadi jernih,HgCl2 1ml ditambah KI 1ml larutan berwarna jingga dan tidak

terdapat endapan. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yg ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan HCl encer pada Ag+ 1ml larutan berwarna putih

dan terdapat endapan kemudian dipanaskan larutan tidak terdapat endapan dan
ditambahkan NH4OH 1ml terdapat endapan putih ditambah HNO3 1ml terdapat uap dan

larutan berwarna jernih sedangkan pada sampel Hg + 1ml ditambahkan HCl 1ml

membentuk larutan jernih kemudian dipanaskan larutan semakin jernih lalu ditambahkan

NH4OH 1ml larutan tetap jernih dan ditambahkan HNO 3 1ml tidak terjadi perubahan. Hal

ini telah sesuai dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan larutan KI 3tetes perubahan yang terjadi pada

sampel Ag+ 1ml larutan berwarna keruh dan terdapat endapan berwarna kuning kemudian

ditambahkan KI berlebih 5tetes terdapat endapan berwarna putih kehijauan sedangkan

pada sampel Hg+ 1ml tidak terdapat endapan dan larutan berwarna jingga kemudian

ditambahkan KI berlebih 5tetes berubah warna menjadi jingga pekat. Hal ini telah sesuai

dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan K2CrO4 2tetes perubahan yang terjadi pada zat Ag+

berubah warna menjadi coklat dan terdapat endapan sedangkan pada zat Hg + berubah

warna menjadi warna jingga. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan NaOH 2tetes perubahan yang terjadi pada zat Ag +

berubah warna menjadi warna coklat sedangkan pada zat Hg + 1ml terdapat endapan

warna kuning kecoklatan. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan NaOH 2tetes dan HCl 1ml pada larutan Hg +

,NaOH berwarna kuning dan terdapat endapan coklat sedangkan pada HCl berwarna

kuning dan terdapat endapan warna coklat. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang ada

(Vogel,1985).

Pada pengamatan penambahan KI 3tetes perubahan yang terjadi pada zat Hg+ 1ml

terdapat banyak endapan merah kemudian didiamkan berwarna jingga lalu ditambahkan
KI berlebih 5tetes tetap berwarna jingga. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang ada

(Vogel,1985).

Pada pengamatan perubahan NaOH, NH4OH,K4Fe(Cn)6 dan paku pada zat CuSO4

berwarna biru ditambah NH4OH 3tetes berubah warna menjadi biru keruh kemudian

ditambah K4Fe(Cn)6 3tetes berubah warna menjadi hijau kecoklatandan pada paku terjadi

korosif. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

Pada pengamatan uji nyala perubahan yang terjadi pada saat pemijaran pada

sampel AgNO3 + HCl 1tetes berubah warna menjadi jingga api pada CuSO4 + HCl 1 tetes

berubah warna menjadi hijau dan pada KI+HCl berubah warna menjadi ungu. Hal ini

telah sesuai dengan pustaka yang ada (Vogel,1985).

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan yang

telah dilakukan sudah sesuai dengan pustaka yang ada dimana Ag dan Hg masuk

kedalam kation golongan 1 yang ditandai dengan adanya endapan warna putih pada saat

penambahan reagen HCl.

V.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum praktikan memperhatikan alat-alat dan

bahan yang akan digunakan sehingga praktikum yang dilakukan berjalan dengan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Mulyono.2005. Membuat Reagen Kimia Dilaboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.

Svehla,G.1985. Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media

Pusaka,Jakarta.

Masterlon.W,L.1990. Analisis Kualitatif. (Internet) diakses pada http://www.Chemistry.co.id


pdf.

Didownload pada tanggal 26 desember 2019,pukul 23.36.

Anda mungkin juga menyukai