Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mahasiswa : Ayu Fanniar Putri


NIM : 030799306
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Kode Mata Kuliah : Eksi 4207
Jumlah sks : 3 Sks
Nama Pengembang : Vika Fitranita, Se.,M.Ak
Nama Penelaah : Amalia Kusuma Wardini, S.E., M.Com., Ph.D

Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1 Pengelolaan operasi atau realisasi 35 Modul 7 Realisasi Anggaran
anggaran dapat dilihat dari tiga Publik,
perspektif yang berbeda, yakni Pengadaan Barang dan Jasa Publik
sebagai fungsi, sebagai penunjang
karir, dan, sebagai seperangkat KB 1 Teori, Sistem, dan Siklus
Realisasi
keputusan. Jelaskan ketiga
perspektif tersebut! Anggaran Publik

2 Jelaskan perbandingan antara basis 30 Modul 8 Pelaporan Keuangan


kas dan basis akrual ? sektor Publik

KB 2 Sistem Pelaporan Keuangan


Sektor Publik

3 Jelaskan Teknik pelaporan 35 Modul 8 Pelaporan Keuangan


keuangan sektor publik pada
tahapan pengikhtisaran! sektor Publik

KB 4 Teknik Pelaporan Keuangan


Sektor Publik & Contoh Laporan
Keuangan
di Organisasi Publik
* coret yang tidak sesuai

1. Pengelolaan operasi atau realisasi anggaran dapat dilihat dari tiga perspektif yang
berbeda, yakni sebagai fungsi, sebagai penunjang karir, dan, sebagai seperangkat
keputusan. Jelaskan ketiga perspektif tersebut !

Pengelolahan operasi atau realisasi anggaran dapat dilihat dari tiga perspektif yang berbeda,
yakni sebagai fungsi, sebagai penunjang karir, dan sebagai seperangkat keputusan.

a. Realisasi Anggaran Sebagai Fungsi


Operasi adalah salah sat dari berbagai fungsi di dalam organisasi. Di dalam organisasi yang
besar, penetapan masing-masing fungsi ke dalam departemen yang berbeda, diasumsikan sebagai
pertanggungjawaban aktivitas tertentu, namun saling terkait satu sama lain. Di dalam ini,
pimpinan manajemen mengkoordinasikan dan menetapkan jaringan komunikasi yang efektif
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Di dalam organisasi yang besar, bagian operasi atau produksi biasanya bertanggung jawab
pada fungsi operasi. Bagian akuntansi bertugas mengumpulkan, mencatat dan
menginterpretasikan informasi keuangan. Bagian pemasaran bertanggung jawab pada
peningkatan permintaan akan output organisasi. Bagian keuangan bertugas menjamin dan
menginvestasikan aset modal organisasi. Bagian sumber daya manusia atau personel bertugas
menyewa dan melatih pegawai. Bagian distribusi bertugas mengangkut input dan output. Bagian
teknik bertugas mengembangkan desain produk dan metode produksi. Namun, organisasi tertentu
tidak membagi kepada fungsi-fungsi tertentu.
b. Realisasi Anggaran sebagai Penunjang Karier
Operasioanal telah muncul sebagai tingkatan karir menuju posisi manajemen yang lebih
tinggi dengan baik di beberapa organisasi. Misalnya, jabatan kepala pelaksana yang berlatar
belakang dari keuangan, pemasaran, peneliti, dan legal/hukum. Mobilitas keahlian yang
meningkat dari para pengelola operasional sangat berhubungan dengan tantangan produktivitas
terkini. Promosi kenaikan jabatan cenderung diberikan kepada manajer yang telah berhasil
menemukan solusi dari tantangan-tantangan yang digadapi organisasi.

c. Realisasi Anggaran sebagai Perangkat Keputusan


Pembuatan keputusan merupakan aspek yang sangat esensial dalam seluruh aktivitas
manajemen. Meskipun secara spesifik dari masing-masing situasi sangat berbeda, pada
umumnya pembuatan keputusan melibatkan berbagai langkah dasar yang sama, seperti: (1)
pengenalan dan penjelasan definisi sebuahpermasalahan, (2) mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan untuk menganalisis alternative kemungkinan, dan (3) memilih dan melaksanakan
alternative yang paling layak. Berikut adalah tabel terkait beberapa kunci area keputusan beserta
contoh masing-masing pertanyaannya.

Tabel
Keputusan-keputusan dalam Realisasi Anggaran
Area Keputusan Contoh Pertanyaan
Memposisikan Keputusan (Positioning Decision)
Perencanaan produk/pelayanan Produk/Pelayanan apakah (barang atau jasa) yang
seharusnya ditawarkan ?
Prioritas kompetitif Haruskah kita melebihkan biaya dasar, kualitas atau
fleksibilitas ?
Strategi positioning Haruskah kita mengukur sumber daya pada
produk/pelayanan atau prosesnya?
Manajemen kualitas Haruskah tujuan kita menjadi dapat dipercaya atau kualitas
tertinggi?
Merancang Keputusan (Design Decision)
Merancang proses Proses apa yang seharusnya kita gunakan dalam membuat
produk/pelayanan?
Pengelolaan angkatan kerja Bagaiamana kita seharusnya menyewa, melatih dan
memotivasi pegawai kita ?
Tekhnologi baru Apakah ini waktunya mengotomatiskan beberapa proses
yang ada?
Kapasitas Apa ukuran maksimum yang paling mungkin untuk
fasilitas yang ada ?
Pemeliharaan Seberapa besar belanja untuk memelihara perlengkapan
dan fasilitas ?
Lokasi Haruskah menjadi pengikut atau pemimpin dalam memilih
lokasi yang baru ?
Lay out Bagaimana seharusnya mengatur meja atau perlengkapan
lainnya?
Melaksanakan Keputusan (Operating Decision)

Pengelola Bahan Siapa yang seharusnya menjadi supplier? Bagaimana


mengevaluasi diri dan mendukungnya ?
Perencanaan Poduksi dan Staf Apa yang seharusnya menjadi tingkat output dan tingkat
staf untuk bagian ini ?
Skedul Produksi Apakah seharusnya membuat persediaan atau memesan ?

Persediaan Berapa persediaan yang dibutuhkan? Bagaimana


seharusnya mengendalikannya?
Penjadwalan Pelanggan atau pekerjaan apa yang seharusnya berikan
prioritas?
Pengendalian kualitas Bagaiamana meraih tujuan kualitas yang terbaik?

“Memposisikan keputusan” akan perdampak pada arah organisasi di masa depan. Misalnya,
pengelola realisasi anggaran harus membantu memutuskan produk atau layananyang hendak
diberikan, apa prioritas organisasi , apa tujuan kualitasnya, bagaimana mengelola sumber daya.
“Merancang keputusan” terkait dengan system produksi, bagaimana organisasi
merealisasikan kegiatannya. Dalam hal ini, rekomendasi dan keputusan pengelola meminta
komitmen dalam jangka panjang. Misalnya pengelola harus membantu menentukan kapasitas
system yang ada, menentukan peralatan dan teknologi yang dibeli, dimana lokasi fasilitas,
bagaimana mengelola bidang, dan perencanaan lay out fasilitas organisasi.
“Melaksanakan keputusan” atau sering disebut pula dengan pelaksanaan infrastruktur atau
melaksanakan fasilitas yang ada. Pada tahap ini, pengelola organisasi memutuskan bagaimana
mengelola persediaan pada saat perjanjian dengan pihak ketiga, bagaimana menjadwalkan
sumber daya dan memelihara kualitas, dan bagaimana meningkatkan tingkatan output dalam
periode jangka pendek.

2. Jelaskan perbandingan antara basis kas dan basis akrual ?

BASIS KAS
System akuntansi basis kas hanya mengakui aliran kas masuk dank as keluar. Rekening
keuangan pada akhirnya dirangkum dalam buku kas. Akuntansi aliran kas dipraktikkan di
berbagai organisasi sektor public dan organisasi non profit, misalnya rekening penerimaan dan
pembayaran yang sederhana dari suatu kegiatan derma kecil dan terpenting terutama dalam
jumlah uang yang digunakan adalah rekening kas yang paling berdaulat.

Dorongan utama basis kas dalam sektor bisnis berasal dari subyektivitas kuat yang berasal
dari basis akrual. Jika biaya historis diakui, beberapa penilaian subyektif masih dapat dilakukan
dalam penyusunan laporan posisi keuangan dan laporan pendapatan biaya, seperti seberapa
banyak depresiasi yang mesti ditanggung, bagaimana menghitung penutupan saham, dan,
ketetapan apa yang dibuat untuk hutang yang meragukan. Kepemilikan tidak bisa dipisahkan dari
kemampuan pengendalian sehingga kesempatan manajer untuk memanipulasi laporan akuntansi
menjadi berkurang. Demikian pula, laporan kinerja eksekutif yang diberikan ke legislative.

Informasi dan keputusan yang tampak dalam analisa rekening dapat dianalisa secara politis,
ekonomis, dan social. Berbagai persoalan keuangan public dan ekonomi dapat dihubungkan,
seperti ‘Apa yang akan terjadi dengan suku bunga jika permintaan pinjaman sektor public
ditingkatkan? Apa yang akan terjadi dengan pengangguran jika belanjanya lebih besar? Apa
yang akan terjadi dengan inflasi jika pajak turun? Informasi akuntansi ternyata tidak mampu
menjawab semua pertanyaan tersebut.
Sebuah organisasi memiliki serangkaian transaksi pembelianyang diawali dengan pesanan
dan diakhiri dengan pembayaran kas. Secara umum, batas periode akuntansi dipisahkan dua titik
awal dan akhir tahun. Dalam kasus ini pengaruhnya adalah, barang diterima pada periode
sebelumnya (faktur) tidak diakui dalam rekening sampai periode berikut (kas dibayar). Pada
akhir tahun, barang diterima (faktur) belum diakui, karena kas belum dibayar sampai tahun
berikutnya.

Sehingga muncul kesulitan. Pertama, sulit diterima bahwa biaya listrik yang dipakai selama
periode akuntansi tersebut tidak dapat diungkapkan sampai periode berikutnya. Bisa saja
diungkapkan sebagai catatan laporan keuangan bahwa kas dibayar di awal tahun berkaitan
dengan biaya listrik pada kuartal akhir untuk periode sebelumnya. Jadi pembayaran tahun ini
mencerminkan biaya listrik satu kuartal periode sebelumnya dan tiga kuartal periode tahun
terkait.

Kesulitan kedua, dalah potensi kesengajaan manipulasi rekening untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan. Misalnya,pembayaran kas dapat ditunda paling lama 24 jam sehingga rekening
menunjukkan catatan riil yang lebih kecil. Ketika hal ini dilakukan banyak bagian, maka potensi
manipulasi anggaran bisa terjadi. Inilah permasalahan organisasi dimana para manajer perlu
dicegah untuk pura-pura menunda pembayaran kas. Dalam hal ini, system akuntansi ini
memungkinkan manipulasi.

Kesimpulan, akuntansi berbasis kas mampu menyediakan informasi penting dan objektif. Di
sisi lain, informasi pendapatan dan modul serta biaya biaya operasional organisasi selama
periode tertentu tidak dapat dimunculkan. Keuntungan dan kerugian merupakan hal yang penting
bagi organisasi baik sektor public maupun sektor swasta.

BASIS AKRUAL

Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 sebagai berikut :

“ Peneriman dan biaya bertambah (diakui karena diperole atau dimasukkan, tidak sebagai uang
yang diterima atau dibayarkan) sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap
benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan”.
Kepastian penerimaan secara hukum amat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan.
Demikian juga kepastian munculnya biaya yang ditentukan dengan penerimaan jasa/barang.
Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang diinvestasikan.
Oleh sebab itu, tanah tidak terdepresiasi dan dapat diungkapkan pada laporan posisi keuangan.
Aset yang diapresiasi akan diungkap dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai pasar.
Sedangkan, nilai aset terdepresiasi akan diungkap sebagai nilai pasar aset dikurangi biaya
depresiasi saat itu.

Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakan seperti
penambahan pos-pos akrual dari berbagai formulir pembukuan. Terkait dengan itu, penerapan
basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor.
Pengetahuan yang lengkap tentang ‘siapa yang meminjam uang dan berapa banyak’ dan pada
saat yang sama, ‘ siapa yang dipinjami dan berapa banyak’. Oleh sebab itu, organisasi sektor
public akan mempertahankan catatan yang sangat teliti dari para debitur dan para kreditor.
Sehingga, system akuntansi yang dibangun dapat dipilah yang berorientasi hutang atau yang
berorientasi piutang.

Kekuatan dan Kelemahan Basis Akrual

Keuntungan basis akrual dapat diperinci sebagai berikut: Pertama, bahwa penerimaan dan
pengeluaran dalam laporan operasional berhubungann dengan penerimaannya dan
pemasukannya yang berarti bahwa basis akrual memberikan alat ukur untuk barang dan jasa
yang dikonsumsi, diubah dan diperoleh; dan, basis kas menyediakan alat ukur aliran kas masuk
dank as keluar.

Kedua, basis akrual menunjukkan gambaran pendapatan. Perubahan harga pendapatan yang
diperoleh dalam basis akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja yang dapat
diterima. Makin besar keuantungan, makin besar pula suksesnya. Ini tidak berarti bahwa
pengukuran keuntungan bersifat mutla atau objektif. Pertambahan depresiasi, penilaian saham,
penentuan atas hutang yang meragukan, dan lain-lain adalah penilaian subjektif yang menjadikan
kautungan biaya historis bersifat subyektif pula. Namun subyektifitas ini dikendalikan dengan
opini auditor independen, pengembangan standar akuntansi, dan laporan hasil pemeriksaan.

Keuntungan ketiga, basis akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal
yang diinvestasikan dalam organisasi public berusaha dipertahanka. Pada abad kesembilan belas
di Inggris, kreditor terkecoh oleh keharusan membayar utang, dimana manajemen organisasi
telah mengubah modal sebagai pendapatan. Keterbatasan kemampuan para pemilik saham telah
menyebabkan para kreditor tidak menerima ganti rugi. Konsekuensinya, kasus dan aturan hukum
dibuat untuk mencegah distribusi modal yang ditanamkan.

Dalam basis akrual, biaya historis sebuah aset merupakan nilai awal. Kalau aset tersebut
merupakan modal organisasi maka nilai awalnya adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila
kemudian modal aset tersebut dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, maka keuntungan
akan didapatkan dan diakui sebagai pendapatan. Inilah kelemahan biaya historis. Keuntungan
yang didapatkan seharusnya merupakan selisih lebih nilai jual dibandingkan nilai pasar aset pada
saat itu. Nilai pasar aset telah disusut dan digunakan manfaatnya. Nilai pasar aset saat itu sering
disebut nilai aset sekarang.

Beberapa masalah aplikasi basis akrual dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

Pertama, penentuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh
individu yang mencatat. Pengaruh subyektivitas individu pencatat transaksi mencukup besar. Hal
ini hanya bisa dikendalikan melalui fungsi audit sebagai verifikasi dan standar akuntansi sebagai
panduan mencatat. Walaupun begitu, kemungkinan untuk mendistorsikan informasi akuntansi
masih terbuka.

Kedua, relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis
dan inflasi.

Ketiga, dalam pembandingan dengan basis kas, penyesuaian akrual membutuhkan


administrasi yang lebih rumit sehingga biayaa administrasi menjadi lebih mahal.

Keempat, peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan. Dalam basis kas,
manipulasi akuntansi dilakukan melalui penundaan pembayaran kas,dimana anggaran
merupakan satu-satunya panduan untuk mengendalikan keuangan. Dalam basis akrual,
penundaan pengajuan kas atau penerimaan tidak berpengaruh. Peluang manipulasi menjadi
terbuka untuk melakukan pengeluaran uang tanpa melalui prosedur ketika pengeluaran uang di
bawahnormal. Apabila audit tidak dilakukan semua pengeluaran akan Nampak normal daam
besarannya. Dalam basis akrual pengeluaran untuk membeli baranng hanya dibutuhkan satu
faktur. Hal ini tak hanya memberi peluang bagi manajer dan supplier memutuskan saat yang
tepat suatu faktur dikeluarkan.
3. Jelaskan Teknik pelaporan keuangan sektor publik pada tahapan pengikhtisaran!

a. Penyusunan neraca saldo (trial balance), berdasarkan akun buku besar


Neraca saldo adalah suatu daftar yang memuat nama akun atau rekening beserta jumlah
saldonya dalam suatu periode tertentu. Nama-nama akun beserta jumlahnya yang ada dalam
neraca saldo ini diambil dari buku besar. Setiap akhir masa tertentu, entitas organisasi sektor
public biasanya menyusun suatu daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar yang
disebut neraca saldo. Saldo adalah selisih antara jumlah sisi debet dengan jumlah sisi kredit. Jika
jumlah sisi debet suatu rekening lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, maka saldo
rekeningnya dinamakan saldo debet. Sebaliknya, apabila jumlah sisi kredit suatu rekening lebih
besar dari sisi debetnya, maka saldo rekening tersebut dinamakan saldo kredit. Saldo
menggambarkan jumlah yang tersisa pada suatu saat tertentu.
Langkah-langkah penyusunan neraca saldo pada suatu entitas organisasi sektor public,
dengan mendasarkan pada rekening bentuk T, adalah sebagai berikut :
1) Menjumlahkan kolom debet atau kredit, yang mempunyai dua atau lebih pendebetan atau
pengkreditan.
2) Rekening-rekening yang memiliki jumlah debet dan jumlah kredit harus dihitung saldonya.
3) Rekening-rekening yang berisi catatan dari beberapa transaksi pada salah satu sisinya saja,
juga harus dijumlahkan; tetapi tidak perlu dituliskan saldonya, karena jumlah itu sendiri
sudah merupakan saldo.
4) Rekening-rekening yang hanya berisi pada salah satu sisinya, dan, hanya terdiri dari satu
pendebetan atau satu pengkreditan saja, tidak perlu dijumlahkan dan tidak perlu ditentukan
saldonya, sebab satu-satunya angka yang tercantum dalam rekening itu, sudah merupakan
saldo.
b. Pembuatan Ayat Jurnal Penyesuaian
Prosedur penyesuaian merupakan prosedur untuk menyesuaikan rekening-rekening pada
akhir periode yang belum menyajikan informasi yang paling up-to-date. Jurnal penyesuaian
dibuat pada akhir periode akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan dan biaya diakui
pada periode yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan biaya. Pada
dasarnya, dua ragam penyesuaian yaitu:
1) Penyesuaian berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat.
2) Penyesuaian bekaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah dicatat di rekening, tetapi saldo
rekening yang bersangkutan masih harus diperbaiki untuk menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.
Laporan keaungan seringkali tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo karena data yang
tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu. Salah satu tahap
dalam penyusunan laporan keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukaan dengan
membuat jurnal penyesuaian.
Saldo-saldo di neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal
sebagai berikut:
1) Piutang Pendapatan yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak entitas tetapi belum dicatat.
2) Utang Biaya yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban entitas tetapi belum dicatat.
3) Pendapatan Diterima di Muka yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya
merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.
4) Biaya Dibayar di Muka yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus
dibebankan pada periode yang akan datang.
5) Kerugian Piutang yaitu taksirkan kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak
bisa ditagih.
6) Depresiasi (Penyusutan) yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu
periode akuntansi.
7) Biaya Pemakaian Perlengkapan yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah
dikonsumsi selama periode akuntansi.

Setelah melakukan penyesuaian, maka neraca saldo setelah disesuaikan dihasilkan. Neraca
saldo setelah penyesuaian dapat dikerjakan secara langsung dari buku besar. Jurnal penyesuaian
dibukukan ke dalamnya atau dengan membuat neraca lajur/kertas kerja yang terdiri atas tiga
pasang kolom yaitu neraca saldo (yang belum disesuaikan), kolom jurnal penyesuaian, dan
kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan menggunakan data yang tercantum pada neraca
saldo setelah penyesuaian di kertas kerja neraca lajur penyesuaian laporan keuangan dapat
disusun dengan data yang akurat. Contoh jurnal penyesuaian lihat pada tahap pelaporan.
c. Penyusunan Kerta Kerja (worksheet) atau neraca lajur
Penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dan dibutuhkan suatu alat
bantu, yaitu neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang
dirancang, untuk menghimpun semua data akuntansi, saat menyusun laporan keuangan dengan
cara yang sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan merupakan bagian dari catatan-
catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat pembantu penysunan laporan keuangan.
Menjumlahkan kolom-kolom surplus deficit dan kolom-kolom posisi keuangan serta
memasukkan angka “surplus” atau “deficit”, sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang
kolom diatas, dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom tersebut. Contoh penyusunan kertas
kerja atau neraca, lihat pada tahapan pelaporan.

d. Pembuatan Ayat Jurnal Penutupan (closing entries)


Tiap-tiap suatu periode akuntansi dimulai saldo rekening-rekening nominal yang harus bersih
atau sama dengan nol. Rekening-rekening nominal dapat dinolkan dengan menutup rekening-
rekening tersebutdi akhir periode. Prosedur penutupan rekening diselenggarakan setelah laporan
keuangan disusun. Instrument akuntansi untuk menutup rekening nominal adalah Jurnal Penutup.
Jurnal penutup juga diposting ke rekening-rekening nominal akan bersangkutan sehingga setelah
posting, rekening-rekening nominal akan bersaldo nol. Contoh pembuatan ayat jurnal penutup
lihat pada tahapan pelaporan.

e. Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penutupan


Neraca saldo setelah penutupan ini merupakan neraca yang berisi daftar akun rekening riil
yang dibuat setelah dilakukan penutupan. Contoh pembuatan neraca saldo setelah penutupan
lihat pada tahapa pelaporan.

f. Pembuatan Ayat Jurnal Pembalik


Apabila diperlukan setelah pembuatan neraca saldo setelah bpenutupan, dibuat ayat jurnal
pembalik. Contoh pembuatan ayat jurnalpembalik, lihat pada tahapan pelaporan.

Sumber referensi :
BMP Akuntansi Sektor Publik/EKSI4207, Universitas Terbuka Modul 7-8

Anda mungkin juga menyukai