Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1 Pengelolaan operasi atau realisasi 35 Modul 7 Realisasi Anggaran
anggaran dapat dilihat dari tiga Publik,
perspektif yang berbeda, yakni Pengadaan Barang dan Jasa Publik
sebagai fungsi, sebagai penunjang
karir, dan, sebagai seperangkat KB 1 Teori, Sistem, dan Siklus
Realisasi
keputusan. Jelaskan ketiga
perspektif tersebut! Anggaran Publik
1. Pengelolaan operasi atau realisasi anggaran dapat dilihat dari tiga perspektif yang
berbeda, yakni sebagai fungsi, sebagai penunjang karir, dan, sebagai seperangkat
keputusan. Jelaskan ketiga perspektif tersebut !
Pengelolahan operasi atau realisasi anggaran dapat dilihat dari tiga perspektif yang berbeda,
yakni sebagai fungsi, sebagai penunjang karir, dan sebagai seperangkat keputusan.
Di dalam organisasi yang besar, bagian operasi atau produksi biasanya bertanggung jawab
pada fungsi operasi. Bagian akuntansi bertugas mengumpulkan, mencatat dan
menginterpretasikan informasi keuangan. Bagian pemasaran bertanggung jawab pada
peningkatan permintaan akan output organisasi. Bagian keuangan bertugas menjamin dan
menginvestasikan aset modal organisasi. Bagian sumber daya manusia atau personel bertugas
menyewa dan melatih pegawai. Bagian distribusi bertugas mengangkut input dan output. Bagian
teknik bertugas mengembangkan desain produk dan metode produksi. Namun, organisasi tertentu
tidak membagi kepada fungsi-fungsi tertentu.
b. Realisasi Anggaran sebagai Penunjang Karier
Operasioanal telah muncul sebagai tingkatan karir menuju posisi manajemen yang lebih
tinggi dengan baik di beberapa organisasi. Misalnya, jabatan kepala pelaksana yang berlatar
belakang dari keuangan, pemasaran, peneliti, dan legal/hukum. Mobilitas keahlian yang
meningkat dari para pengelola operasional sangat berhubungan dengan tantangan produktivitas
terkini. Promosi kenaikan jabatan cenderung diberikan kepada manajer yang telah berhasil
menemukan solusi dari tantangan-tantangan yang digadapi organisasi.
Tabel
Keputusan-keputusan dalam Realisasi Anggaran
Area Keputusan Contoh Pertanyaan
Memposisikan Keputusan (Positioning Decision)
Perencanaan produk/pelayanan Produk/Pelayanan apakah (barang atau jasa) yang
seharusnya ditawarkan ?
Prioritas kompetitif Haruskah kita melebihkan biaya dasar, kualitas atau
fleksibilitas ?
Strategi positioning Haruskah kita mengukur sumber daya pada
produk/pelayanan atau prosesnya?
Manajemen kualitas Haruskah tujuan kita menjadi dapat dipercaya atau kualitas
tertinggi?
Merancang Keputusan (Design Decision)
Merancang proses Proses apa yang seharusnya kita gunakan dalam membuat
produk/pelayanan?
Pengelolaan angkatan kerja Bagaiamana kita seharusnya menyewa, melatih dan
memotivasi pegawai kita ?
Tekhnologi baru Apakah ini waktunya mengotomatiskan beberapa proses
yang ada?
Kapasitas Apa ukuran maksimum yang paling mungkin untuk
fasilitas yang ada ?
Pemeliharaan Seberapa besar belanja untuk memelihara perlengkapan
dan fasilitas ?
Lokasi Haruskah menjadi pengikut atau pemimpin dalam memilih
lokasi yang baru ?
Lay out Bagaimana seharusnya mengatur meja atau perlengkapan
lainnya?
Melaksanakan Keputusan (Operating Decision)
“Memposisikan keputusan” akan perdampak pada arah organisasi di masa depan. Misalnya,
pengelola realisasi anggaran harus membantu memutuskan produk atau layananyang hendak
diberikan, apa prioritas organisasi , apa tujuan kualitasnya, bagaimana mengelola sumber daya.
“Merancang keputusan” terkait dengan system produksi, bagaimana organisasi
merealisasikan kegiatannya. Dalam hal ini, rekomendasi dan keputusan pengelola meminta
komitmen dalam jangka panjang. Misalnya pengelola harus membantu menentukan kapasitas
system yang ada, menentukan peralatan dan teknologi yang dibeli, dimana lokasi fasilitas,
bagaimana mengelola bidang, dan perencanaan lay out fasilitas organisasi.
“Melaksanakan keputusan” atau sering disebut pula dengan pelaksanaan infrastruktur atau
melaksanakan fasilitas yang ada. Pada tahap ini, pengelola organisasi memutuskan bagaimana
mengelola persediaan pada saat perjanjian dengan pihak ketiga, bagaimana menjadwalkan
sumber daya dan memelihara kualitas, dan bagaimana meningkatkan tingkatan output dalam
periode jangka pendek.
BASIS KAS
System akuntansi basis kas hanya mengakui aliran kas masuk dank as keluar. Rekening
keuangan pada akhirnya dirangkum dalam buku kas. Akuntansi aliran kas dipraktikkan di
berbagai organisasi sektor public dan organisasi non profit, misalnya rekening penerimaan dan
pembayaran yang sederhana dari suatu kegiatan derma kecil dan terpenting terutama dalam
jumlah uang yang digunakan adalah rekening kas yang paling berdaulat.
Dorongan utama basis kas dalam sektor bisnis berasal dari subyektivitas kuat yang berasal
dari basis akrual. Jika biaya historis diakui, beberapa penilaian subyektif masih dapat dilakukan
dalam penyusunan laporan posisi keuangan dan laporan pendapatan biaya, seperti seberapa
banyak depresiasi yang mesti ditanggung, bagaimana menghitung penutupan saham, dan,
ketetapan apa yang dibuat untuk hutang yang meragukan. Kepemilikan tidak bisa dipisahkan dari
kemampuan pengendalian sehingga kesempatan manajer untuk memanipulasi laporan akuntansi
menjadi berkurang. Demikian pula, laporan kinerja eksekutif yang diberikan ke legislative.
Informasi dan keputusan yang tampak dalam analisa rekening dapat dianalisa secara politis,
ekonomis, dan social. Berbagai persoalan keuangan public dan ekonomi dapat dihubungkan,
seperti ‘Apa yang akan terjadi dengan suku bunga jika permintaan pinjaman sektor public
ditingkatkan? Apa yang akan terjadi dengan pengangguran jika belanjanya lebih besar? Apa
yang akan terjadi dengan inflasi jika pajak turun? Informasi akuntansi ternyata tidak mampu
menjawab semua pertanyaan tersebut.
Sebuah organisasi memiliki serangkaian transaksi pembelianyang diawali dengan pesanan
dan diakhiri dengan pembayaran kas. Secara umum, batas periode akuntansi dipisahkan dua titik
awal dan akhir tahun. Dalam kasus ini pengaruhnya adalah, barang diterima pada periode
sebelumnya (faktur) tidak diakui dalam rekening sampai periode berikut (kas dibayar). Pada
akhir tahun, barang diterima (faktur) belum diakui, karena kas belum dibayar sampai tahun
berikutnya.
Sehingga muncul kesulitan. Pertama, sulit diterima bahwa biaya listrik yang dipakai selama
periode akuntansi tersebut tidak dapat diungkapkan sampai periode berikutnya. Bisa saja
diungkapkan sebagai catatan laporan keuangan bahwa kas dibayar di awal tahun berkaitan
dengan biaya listrik pada kuartal akhir untuk periode sebelumnya. Jadi pembayaran tahun ini
mencerminkan biaya listrik satu kuartal periode sebelumnya dan tiga kuartal periode tahun
terkait.
Kesulitan kedua, dalah potensi kesengajaan manipulasi rekening untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan. Misalnya,pembayaran kas dapat ditunda paling lama 24 jam sehingga rekening
menunjukkan catatan riil yang lebih kecil. Ketika hal ini dilakukan banyak bagian, maka potensi
manipulasi anggaran bisa terjadi. Inilah permasalahan organisasi dimana para manajer perlu
dicegah untuk pura-pura menunda pembayaran kas. Dalam hal ini, system akuntansi ini
memungkinkan manipulasi.
Kesimpulan, akuntansi berbasis kas mampu menyediakan informasi penting dan objektif. Di
sisi lain, informasi pendapatan dan modul serta biaya biaya operasional organisasi selama
periode tertentu tidak dapat dimunculkan. Keuntungan dan kerugian merupakan hal yang penting
bagi organisasi baik sektor public maupun sektor swasta.
BASIS AKRUAL
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 sebagai berikut :
“ Peneriman dan biaya bertambah (diakui karena diperole atau dimasukkan, tidak sebagai uang
yang diterima atau dibayarkan) sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap
benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan”.
Kepastian penerimaan secara hukum amat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan.
Demikian juga kepastian munculnya biaya yang ditentukan dengan penerimaan jasa/barang.
Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang diinvestasikan.
Oleh sebab itu, tanah tidak terdepresiasi dan dapat diungkapkan pada laporan posisi keuangan.
Aset yang diapresiasi akan diungkap dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai pasar.
Sedangkan, nilai aset terdepresiasi akan diungkap sebagai nilai pasar aset dikurangi biaya
depresiasi saat itu.
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakan seperti
penambahan pos-pos akrual dari berbagai formulir pembukuan. Terkait dengan itu, penerapan
basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor.
Pengetahuan yang lengkap tentang ‘siapa yang meminjam uang dan berapa banyak’ dan pada
saat yang sama, ‘ siapa yang dipinjami dan berapa banyak’. Oleh sebab itu, organisasi sektor
public akan mempertahankan catatan yang sangat teliti dari para debitur dan para kreditor.
Sehingga, system akuntansi yang dibangun dapat dipilah yang berorientasi hutang atau yang
berorientasi piutang.
Keuntungan basis akrual dapat diperinci sebagai berikut: Pertama, bahwa penerimaan dan
pengeluaran dalam laporan operasional berhubungann dengan penerimaannya dan
pemasukannya yang berarti bahwa basis akrual memberikan alat ukur untuk barang dan jasa
yang dikonsumsi, diubah dan diperoleh; dan, basis kas menyediakan alat ukur aliran kas masuk
dank as keluar.
Kedua, basis akrual menunjukkan gambaran pendapatan. Perubahan harga pendapatan yang
diperoleh dalam basis akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja yang dapat
diterima. Makin besar keuantungan, makin besar pula suksesnya. Ini tidak berarti bahwa
pengukuran keuntungan bersifat mutla atau objektif. Pertambahan depresiasi, penilaian saham,
penentuan atas hutang yang meragukan, dan lain-lain adalah penilaian subjektif yang menjadikan
kautungan biaya historis bersifat subyektif pula. Namun subyektifitas ini dikendalikan dengan
opini auditor independen, pengembangan standar akuntansi, dan laporan hasil pemeriksaan.
Keuntungan ketiga, basis akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal
yang diinvestasikan dalam organisasi public berusaha dipertahanka. Pada abad kesembilan belas
di Inggris, kreditor terkecoh oleh keharusan membayar utang, dimana manajemen organisasi
telah mengubah modal sebagai pendapatan. Keterbatasan kemampuan para pemilik saham telah
menyebabkan para kreditor tidak menerima ganti rugi. Konsekuensinya, kasus dan aturan hukum
dibuat untuk mencegah distribusi modal yang ditanamkan.
Dalam basis akrual, biaya historis sebuah aset merupakan nilai awal. Kalau aset tersebut
merupakan modal organisasi maka nilai awalnya adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila
kemudian modal aset tersebut dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, maka keuntungan
akan didapatkan dan diakui sebagai pendapatan. Inilah kelemahan biaya historis. Keuntungan
yang didapatkan seharusnya merupakan selisih lebih nilai jual dibandingkan nilai pasar aset pada
saat itu. Nilai pasar aset telah disusut dan digunakan manfaatnya. Nilai pasar aset saat itu sering
disebut nilai aset sekarang.
Pertama, penentuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh
individu yang mencatat. Pengaruh subyektivitas individu pencatat transaksi mencukup besar. Hal
ini hanya bisa dikendalikan melalui fungsi audit sebagai verifikasi dan standar akuntansi sebagai
panduan mencatat. Walaupun begitu, kemungkinan untuk mendistorsikan informasi akuntansi
masih terbuka.
Kedua, relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis
dan inflasi.
Keempat, peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan. Dalam basis kas,
manipulasi akuntansi dilakukan melalui penundaan pembayaran kas,dimana anggaran
merupakan satu-satunya panduan untuk mengendalikan keuangan. Dalam basis akrual,
penundaan pengajuan kas atau penerimaan tidak berpengaruh. Peluang manipulasi menjadi
terbuka untuk melakukan pengeluaran uang tanpa melalui prosedur ketika pengeluaran uang di
bawahnormal. Apabila audit tidak dilakukan semua pengeluaran akan Nampak normal daam
besarannya. Dalam basis akrual pengeluaran untuk membeli baranng hanya dibutuhkan satu
faktur. Hal ini tak hanya memberi peluang bagi manajer dan supplier memutuskan saat yang
tepat suatu faktur dikeluarkan.
3. Jelaskan Teknik pelaporan keuangan sektor publik pada tahapan pengikhtisaran!
Setelah melakukan penyesuaian, maka neraca saldo setelah disesuaikan dihasilkan. Neraca
saldo setelah penyesuaian dapat dikerjakan secara langsung dari buku besar. Jurnal penyesuaian
dibukukan ke dalamnya atau dengan membuat neraca lajur/kertas kerja yang terdiri atas tiga
pasang kolom yaitu neraca saldo (yang belum disesuaikan), kolom jurnal penyesuaian, dan
kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan menggunakan data yang tercantum pada neraca
saldo setelah penyesuaian di kertas kerja neraca lajur penyesuaian laporan keuangan dapat
disusun dengan data yang akurat. Contoh jurnal penyesuaian lihat pada tahap pelaporan.
c. Penyusunan Kerta Kerja (worksheet) atau neraca lajur
Penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dan dibutuhkan suatu alat
bantu, yaitu neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang
dirancang, untuk menghimpun semua data akuntansi, saat menyusun laporan keuangan dengan
cara yang sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan merupakan bagian dari catatan-
catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat pembantu penysunan laporan keuangan.
Menjumlahkan kolom-kolom surplus deficit dan kolom-kolom posisi keuangan serta
memasukkan angka “surplus” atau “deficit”, sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang
kolom diatas, dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom tersebut. Contoh penyusunan kertas
kerja atau neraca, lihat pada tahapan pelaporan.
Sumber referensi :
BMP Akuntansi Sektor Publik/EKSI4207, Universitas Terbuka Modul 7-8