Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Profesionalisme

2.1.1 . Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari kata profesional yang berarti bersangkutan

dengan profesi, yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

Kemudian Nana Sudjana mendefinisikan istilah profesionalisme dengan " a vocation

an wich profesional knowledge of sme departement alearning science is used in its

applications to the other or in the partice of an art found it ". Dari pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional yang memerlukan

beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian

diaplikasikan bagi kepentingan umum . Atas dasar pengertian ini , ternyata pekerjaan

profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan

kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya1.

Disamping itu, ada tiga kriteria suatu pekerjaan dikatakan profesional .yaitu

(1) mengandung unsur pengabdian, artinya bahwa setiap profesi dikembangkan untuk

memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat. Pelayanan itu dapat berupa

pelayanan individual, yaitu pelayanan kepada perseorangan, tetapi dapat juga bersifat

kolektif, yaitu pelayanan kepada sekelompok orang sekaligus. (2) mengandung unsur

idealisme, artinya bahwa setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian atau

bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam profesi itu

1
Moh Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Rosda Karya Cet-13,2003),4

14
tercakup pengertian pengabdian pada suatu yang luhur dan idealis, seperti mengabdi

untuk tegaknya keadilan, kebenaran meringankan beban penderitaan sesama manusia

dan sebagainya. (3) mengandung unsur pengembangan, artinya setiap bidang profesi

mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari

pengabdian secara terus-menerus, secara teknik tidak boleh berhenti.

Berdasarkan uraian diatas, profesionalisme dapat diartikan sebagai konsep

mengenai bidang pekerjaan, yaitu pandangan yang menganggap bidang pekerjaan

sebagai suatu pengabdian melalui keahlian tertentu dan menganggap keahlian ini

sebagai sesuatu yang harus diperbaharui secara terus-menerus dengan memanfaatkan

kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan2.

Dalam hubungannya dengan profesi guru, paling tidak ada tiga karakter yang

harus dikuasai untuk menjadi guru profesional, yaitu : (a) harus menguasai bidang

keilmuan, pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada murid. Sebagai

guru yang profesional, ilmu pengetahuan dan keterampilannya itu harus terus

ditambah dan dikembangakan dengan melakukan kegiatan penelitian, baik penelitian

kepustakaan maupun penelitian lapangan. Kemampuan penelitian ini semakin penting

dimiliki dan dilakukan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan sudah demikian

pesat. Dengan cara demikian ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru kepada

siswanya akan tetap up to date, aktual, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, (b)

harus memiliki kemampuan penyampaian pengetahuan yang dimilikinya secara

efektif dan efisien. Untuk itu, sebagai guru profesional harus mempelajari ilmu

2
Abuddin Nata, op.eit, 137-139.

15
keguruan dan ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan Dedaktik dan

Metodik serta Metodologi pembelajaran yang didukung oleh pengetahuan dibidang

psikologi anak atau psikologi pendidikan. (c) harus memiliki kepribadian dan budi

pekerti yang mulia yang dapat mendorong para siswa untuk mengamalkan ilmu yang

diajarkannya dan agar guru dapat dijadikan sebagai suri tauladan atau panutan dalam

setiap prilakunya3.

Seorang guru yang profesional harus memiliki kompetensi profesional yang

diantaranya adalah (a) menguasai landasan kependidikan yang meliputi : mengenal

tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsip-

prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar,

(b) menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah, dan

menguasai bahan pengayaan, (c) menyusun program pengajaran, yang meliputi

menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar

mengajar, memilih dan memanfaatkan sumber belajar. (d) melaksanakan program

pengajaran, yang meliputi iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan

belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.(e) menilai hasil dan proses belajar

mengajar yang telah dilaksanakan, yang meliputi menilai siswa untuk kepentingan

pengajaran, menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan4.

2.1.2.Ciri-Ciri Guru Profesional

3
Abuddin Nata, op.eit,139-140.
4
Moh.Uzer Utsman, op.eit,16-19

16
Prof. Suyanto,Ph.D dalam tulisannya yang berjudul ”Guru Profesional “

mengatakan bahwasanya seorang guru yang profesional paling tidak harus memiliki 4

ciri yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar dikelas

a. Memiliki kemampuan interpersonal khususnya untuk menunjukkan

empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan

b. Memiliki hubungan baik

c. Mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan siswa secara tulus

d. Menunjukkan minat dan antusias tinggi dalam belajar

e. Mampu menciptajan atmosfer tumbuhnya kerja sama dan kohedivitas

dalam dan antar kelompok siswa

f. Mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan

kegiatan pembelajaran

g. Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara

dalam setiap diskusi

2. Memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran

a. Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang

tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan

mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses

pembelajaran

b. Mampu bertanya dan memberikan tugas yang memerlukan tingkatan

berpikir yang berbeda untuk semua siswa

17
3. Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan

penguatan

a. Mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa

b. Mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap jawaban

siswa yang kurang memuaskan

c. Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan

4. Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri.

a. Mampu menerapkan kurikulum dan metode belajar secara inovatif

b. Mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-

metode pengajaran

c. Mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk

menciptakan dan mengembangkan metode pengajaran yang relevan.

Ada beberapa kriteria guru profesional dalam perspektif islam, yang

pertama adalah guru yang berakhlak mulia. Dengan ahlak yang mulia seorang guru

akan selalu bersikap dan berperilaku jujur, adil, bertanggung jawab serta demokratis

dapat membangun komunitas-komunitas kecil yang berakhlak mulia. Dari kelompok-

kelompok kecil masyarakat yang berahlak inilah dapat diharapkan akan lahir bangsa

yang berahlak. Betapa pentingnya peranan akhlak dalam kehidupan manusia , sampai

penyair dan ulama besar Ahmad Syauki Bey mengatakan “ sesungguhnya tegaknya

suatu bangsa , tergantung pada kokohnya akhlak masyarakat, dan sebaliknya

rapuhnya suatu bangsa tergantung pada rapuhnya akhlak masyarakat “.

18
Kriteria yang kedua , guru profesional adalah guru yang menguasai dan

ahli dalam bidangnya . Sebagai pribadi yang profesional , guru harus menguasai

bidang tugas dan kewajibannya dengan baik . Dikatakan ahli jika selain menguasai

bidang tugas dan kewajiban yang diembannya , guru juga memahami dengan baik

hal-hal diseputarnya secara mendalam .Guru profesional harus ahli, agar tidak

meanghancurkan peserta didik dan masa depannya . Karena, dipundak guru-guru

yang tidak profesional peserta didik akan menjadi korban. jika realitas ini terjadi,

maka rusaklah dunia pendidikan, karena upaya menjadikan peserta didik menjadi

seorang manusia dan mengembangkan kemanusiaannya telah gagal.

Kriteria yang ketiga , guru profesional adalah guru yang memiliki

mentalitas dalam bekerja dan berkarya selalu ingin yang terbaik bukan mentalitas

mediokrat. Dalam term David. C. Mclelland, guna harus memiliki mentalitas

achievment orientation, (yakni mentalitas dimana dalam bekerja selalu memiliki

optimisme untuk sukses dan berprestasi ), guru dalam menjalankan tugasnya harus

dilakukan dengan sungguh-sungguh, terus menerus, kerja keras, dan tanpa kenal

menyerah. Hal ini sesuai dengan ungkapan “ man jadda wajada”, artinya siapa

yang bekerja dengan sungguh-sungguh ia akan menuai hasilnya.

2.2. Guru

2.2.1. Pengertian guru

Menurut undang-undang tentang guru dan dosen no .14 tahun 2005,Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

19
mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.

disamping pengertian diatas ada juga beberapa pakar berpendapat

diantaranya menurut Drs Saiful Bahri Djamarah, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan msyarakat adalah orang

yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga

pendidikan formal, tetapi bisa juga dimesjid, disurau/musolla, dirumah dan

sebagainya5

Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan oleh Drs.N.A.Ametembun,

bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap

pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah

maupun diluar sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang

yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak

didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah atau diluar sekolah.

2.2.2 . Persyaratan Guru

Menjadi guru menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat dan kawan-kawan (1992:

41) tidak sembarangan , tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti dibawah

ini :

1. Taqwa kepada Allah SWT.

5
Drs.Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan anak didik dalam anteraksi edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta ,
2000), 31

20
Guru,sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam , tidak mungkin mendidik

anak didik agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepadanya.

sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rosulullah Saw menjadi

teladan bagi umatnya. Sejauhmana seorang guru mampu memberi teladan yang

baik kepada semua anak didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil

mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.

2. Berilmu

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa

pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang

diperlukannya untuk suatu jabatan.

3. Sehat Jasmani

Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang

melamar untuk menjadi guru. guru yang mengidap penyakit menular,

umpamanya, sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu, guru

yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar.

4. Berkelakuan Baik

Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru

harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan

pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan

ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.

21
2.2.3. Tanggung Jawab Guru

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan anak didik.

Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik.

tidak ada seorang gurupun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah

masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha

membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang

berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap hari guru meluangkan waktu demi kepentingan

anak didik. Bila suatu ketika ada anak didik yang tidak hadir disekolah, guru

menanyakan kepada anak-anak yang hadir, apa sebabnya ia tidak hadir disekolah.

Anak didik yang sakit, tidak bergairah belajar, terlambat masuk sekolah, belum

menguasai bahan pelajaran, berpakaian sembarangan, berbuat yang tidak baik,

terlambat membayar uang sekolah , tak punya seragam, dan sebagainya, semuanya

menjadi perhatian guru.

Menurut Wens Tanlain dan kawan-kawan ( 1989:31 ), sesungguhnya

guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, diantaranya :

1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan

2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira

3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat

yang timbul

4. Menghargai orang lain, termasuk anak didik

5. Bijaksana dan hati-hati,dan

6. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

22
2.2.4. Tugas-tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang

dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk

membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna

bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang

cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan

negara.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas

guru,yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang

kemasyarakatan6.

Guru merupakan profesi jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan sembarangan

orang diluar pendidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan diluar

kependdikan. Itulah profesi yang paling mudah terkena pencemaran.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

mengajar dan mngembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih

mengembangkan keterampilan – keterampilan pada siswa.

6
Moh.Uzer Utsman,Op eit , 6

23
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati selagi ia menjadi

idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan , hendaknya menjadi motivasi

bagi siswanya dalam belajar.

Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik , maka

kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu

kepada para siswanya. para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik .

pelajaran tidak dapat diserap, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila

menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat

dilingkungannya karena seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu

pngetahuan. Ini berarti bahwa tugas guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju

pembentukan manusia seutuhmya.

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas dalam masyarakat, bahkan guru

pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran penting dalam

menentukan gerak maju bangsa. Bahkan keberadaannya merupakan faktor yang tidak

mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu,

terlebih-lebih pada era kontemporer sekarang ini.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting , apalagi suatu bangsa

yang sedang membangun , terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa

ditengah lintasan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala

24
perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan

yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.

Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya , semakin terjamin ,

tercipta dan terbina kesiapan dan kehandalan seseorang, sebagai manusia

pembangunan. Dengan kata lain potret dan wajah diri bangsa dimasa depan tercermin

dari potret diri para guru masa kini dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa

berbanding lurus dengan citra para guru ditengah-tengah masyarakat.

Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid diruangan kelas, tetapi juga

diperlukan oleh masyarakat lingkungannya, yakni didepan memberi suri tauladan,

ditengah-tengah membangun (memberi semangat) dan dibelakang memberi dorongan

dan motivasi (ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri

handayani).

Secara singkat tugas guru sebagaimana tersebut diatas dapat digambarkan

melalui bagan berikut7.

7
ibid, hlm.8

25
TUGAS PROFESI MENDIDIK ( meneruskan dan
GURU mengembangkan nilai-nilai hidup )

MENGAJAR ( meneruskan dan


mengembangkan ilmu pengetahuan dan
terknologi )

MELATIH ( mengembangkan
ketrampilan dan penerapannya )

Menjadi orang tua kedua

Auto-pengertian ( homoluens,
KEMANUSIAAN
homopuber, homosapiens )

Tranformasi diri

Autoidentifikasi

KEMASYARAKA Mendidik dan mengajar masyarakat


TAN untuk menjadi warga negara yang baik

Mencerdaskan bangsa

2.2.5. Peranan guru dalam proses belajar mengajar

Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal antara

lain sebagaimana dikemukakan oleh Adams & decey dalam Basic prinsiples of

student

teaching, antara lain adalah guru sebagai pengajar, pembimbing kelas,

pembimbing,pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana

26
supervesor, motivator dan konselor8. Yang akan dikemukakan disini adalah

peranan yang dianggap paling dominan.

a. peran guru sebagai demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan

serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam

hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang

dicapai oleh siswa.

Salah satu yang harus diperhatikan guru, bahwa ia sendiri adalah pelajar.

Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ini akan

memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator, sehingga mampu

memperagakan apa yang diajarkannya secara dedaktis. Maksudnya agar apa yang

disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.

Disamping itu seorang guru hendaknya juga mampu dan terampil dalam

merumuskan Rencana Pembelajaran ( materi pokok,kompetensi dasar,indikator,dan

hasil belajar ), memahami kurikulum dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil

dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar ia pun harus membantu

perkembangan anak didik untuk menerima, memahami serta menguasai ilmu

pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa

8
Prof.Dr,Oemar Hamalik, perencanaan Pengajaran Pendekatan Sytem,( jakarta: bumi
aksara,2002 ),52

27
belajar dalam berbagai kesempatan. akhirnya seorang guru akan dapat memainkan

peranannya sebagai pengajar yang baik.

b. Peran guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas ( learning manager ), guru

hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan

aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan

diatasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.

Pengawasan terhadap belajar lingkungan ini turut menentukan sejauh mana

lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yabg baik

ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa

aman dan kepuasan dalam mencapai kepuasan.

Tujuan umum pengalolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan

fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai

hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan

siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang

memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh

hasil yang diharapkan.

Sebagai manager bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik

kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau

membimbing proses-proses intelektual dan sosial didalam kelasnya. dengan

demikian, guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga

mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif dikalangan siswa.

28
Tanggung jawab yang lain sebagai manager yang penting bagi guru

adalah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari kearah self directed

behavior. Salah satu managemen kelas yang baik adalah menyediakan kesempatan

bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan kepada guru

sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Siswa harus belajar

melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap. Sebagai manager

guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efesien dengan

hasil optimal. sebagai manager lingkunagn belajar, guru hendaknya mampu

mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan teori perkembangan

sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang

menimbulkan kegiatan belajar mengajar akan mudah dilaksanakan dan sekaligus

memudahkan pencapaian tujuan yang diharapakan.

c. Peran guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator hendaklah memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Untuk itu guru tidak

cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus

memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu

dengan baik. Untuk itu guru perlu memahami latihan-latihan praktik secara kontinue

dan sistematis, baik melalui pre-service maupun melalui inservice training. Memilih

dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode,

evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.

29
Sebagai fasilitator guru hendaknya membantu siswa mau dan mampu

untuk mencari, mengolah dan memakai informasi. memperbanyak mutu pemberian

tugas, pekerjaan rumah, ujian, kuis dan lain-lain yang mampu “memaksa” secara

tidak sadar, membiasakan siswa untuk mencari dan membaca berbagai referensi,

menggunakan perpustakaan, mengoptimalkan manfaat internet, menulis laporan

dengan komputer dan mempresentasikannya.

d. Peran guru sebagai evaluator

Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru menjadi seorang

evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang

telah dirumuskan itu tercapai atau belum, apakah materi yang diajarkan sudah cukup

tepat atau belum. Maka dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau

keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk

mengetahui kedudukan siswa didalam kelas atau kelompoknya.

Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat

mengetahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif

memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa

guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian, karena dengan

penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

melaksanakan proses belajar mengajar.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya

terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu

30
kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik

( feed back ) terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik

tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.

Dengan demikian proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk

memperoleh hasil yang optimal.

e. Peran guru dalam pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat

berperan :

a. Sebagai pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan

pendidikan. hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-

kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya

b. Sebagai wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah

guru menjadi anggota suatu masyarakat, guru harus mencerminkan

suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik

c. Sebagai orang yang ahli dalam mata pelajaran, guru bertanggung

jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang

berupa pengetahuan

d. Sebagai penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu

disiplin

e. Sebagai pelaksana administrrasi pendidikan, disamping menjadi

pengajar, gurupun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya

31
pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan

administrasi

f. Sebagai pemimpin generasi muda, masa depan generasi terletak

ditangan guru, guru berperan sebagia pemimpin mereka dalam

mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang dewasa

g. Sebagai penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk

menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada

masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.

f. Peran guru secara pribadi

Dilihat dari dirinya sendiri, (self oriented), seorang guru harus

berperan (a) sebagai petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk

kepentingan masyarakat, maka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa

merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya,(b)

sebagai pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu

pengetahuan, maka dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,(c) sebagai orang tua, yaitu mewakili

orang tua murid disekolah dalam pendidikan anaknya,(d) sebagai pencari teladan,

yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik bagi siswa sebab guru

merupakan ukuran bagi norma-norma tingkah laku,(e) sebagai pecari keamanan, yaitu

yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa, guru menjadi tempat berlindung

bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas didalamnya.

g. Peran guru sebagai psikologis

32
Peran guru secara psikologis, guru dipandang (a) sebagai ahli

psikologis pendidikan, yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip

psikologis,(b) sebagai seniman dalam hubungan antar manusia,yatu orang yang

mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan

menggunakan tehnik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan, (d) sebagai

catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan

pembaharuan atau inovator, (e) sebagai petugas kesehatan mental yang bertanggung

jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.

2.3. Prestasi Belajar

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

“prestasi “ dan “belajar “ . antara kata “prestasi “ dan “belajar “ mempunyai arti yang

berbeda. oleh karena itu, pengertian yang lebih rinci akan dibahas dibawah ini .

“Prestasi” adalah hasil darisuatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan,baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar

untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari

aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian, belajar

33
dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila

tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil9.

Disamping pengertian diatas, ada beberapa ahli yang memberikan

pengertian tentang prestasi belajar, diantaranya :

a) Menurut Hadari Nawawi, prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang

diperoleh dari nilai test mengenai sejumlah pelajaran tertentu (1981;100)

b) Menurut pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, dijelaskan pula bahwa “prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. (1989;700)

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil penelitian belajar yang diukur dengan

test yang hasilnya berupa angka-angka huruf atau simbol, yang lain diperoleh dalam

usaha mencapai atau menguasai kecakapan-kecakapan, baik jasmani maupu rohani.

Hasil test yang berupa angka atau huruf-huruf itu dapat

mencerminkan hasil usaha disengaja yang diperoleh atau dicapai anak pada periode

tertentu dalam studinya. Namun karena prestasi belajar itu hanya bersifat sementara

atau hanya pengambilan sesaat, maka hasil tersebut akan berubah pada saat yang lain,

apabila situasi dan kondisi anak berubah. Bisa jadi positif dan bisa negatif. sejalan

9
Drs.Syaiful Bahri Djamarah,Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha
Nasional,1995),19

34
dengan itu, untuk mengetahui baik atau tidaknya prestasi belajar siswa, guru perlu

mengadakan evaluasi dan penilaian yang dilaksanakan dapat dijadikan dasar untuk

memperoleh balikan tentang keberhasilan siswa. Nilai prestasi belajar siswa

dilaporkan kepada orang tua setiap akhir semester melalui buku raport.

2.3.2. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar

Bentuk-bentuk prestasi belajar disekolah umumnya mencakup tiga

hal, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Tim Dosen IKIP Malang, yang menyatakan bahwa, bentuk

kemampuan dalam proses belajar mengajar adalah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. (1980:120).Berdasarkan hal tersebut maka dapat diuraikan sebagai

berikut :

a) Prestasi dalam bentuk kognitif

Yang dimaksud bentuk kognitif, adalah kemampuan untuk

menyatakan kembali atau memproduksi kembali apa yang telah diterima.

keterampilan kognitif dapat dikembangkan melalui proses belajar mengajar.

Sedangkan untuk dapat mengembangkan keterampilan ini dituntut keterlibatan orang

tua dan guru. Terjadinya perubahan keterampilan kognitif ini bertahap, cepat atau

lambat tergantung pada kondisi anak.

b) Prestasi dalam bentuk afektif

Yang dimaksud dengan sikap adalah kecenderungan emosional pada

diri individu untuk menanggapi atau merespon obyek yang ada disekitarnya, baik

35
secara positif maupun negatif. Perilaku afektif meliputi : sikap apresiasi, nilai-nilai,

menikmati, menghormati, menyenangi, menghina, dan sebagainya.

c) Prestasi belajar dalam bentuk psikomotorik.

Prestasi belajar dalam bentuk psikomotorik yaitu perubahan tingkah

laku yang berbentuk keterampilan. Keterampilan ini dapat dilihat dalam kegiatan

anak sehari-hari, yaitu terutama dalam bidang ketrampilan atau skill. Sebagian dari

kemampuan kelompok ini tidak ada hubungannya dengan sekolah, misalnya :

berjalan, bersepeda, pertukangan, elektronika, atau menggunakan alat-alat sederhana

yang biasa ada dirumah tangga. Tetapi ada yang diperoleh dari sekolah, seperti

terampil menulis, membaca, mengetik, menggunakan pasir dan busur derajat dan

lain-lainnya, yang setidak-tidaknya sebagian diperlukan dalam kehidupan.

2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya prestasi belajar anak/siswa tidak terlepas dari

komponen-komponen yang terlibat dalam prestasi belajar itu sendiri serta faktor-

faktor yang menunjang dan mempengaruhi anak dalam kehidupan sehari-hari.

Komponen-komponen yang berpengaruh dalam prestasi belajar di sekolah

diantaranya adalah : siswa itu sendiri, guru dan nara sumber. Sedangkan faktor-faktor

yang menunjang dan mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua

macam, yaitu faktor intern dan ekstern (Tim Dosen IKIP Malang, 1980:121)

a. Faktor Intern

36
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak, meliputi : 1).

Intelegensi, 2). Kematangan, 3) Motifasi, 4) Minat, 5) Kesehatan ( Tim Dosen

IKIP Malang, 1980 :121)

1). Intelegensi

Kita semua menyadari bahawa tingkat intelegensi atau tingkat

berpikir seseorang tidak sama. Demikian pula pada anak-anak. ada yang cepat

dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Anak yang demikian dikategorikan

anak yang mempunyai intelegensi tinggi, tetapi ada pula yang dalam

memecahkan masalah yang sama memerlukan waktu yang lama serta berjalan

lambat. Anak yang demikian dikategorikan mempunyai intelegensi rendah.

2). Kematangan dan Kesiapan

Kematangan terbentuk karena adanya pengaruh dari dalam.

Sedangkan kesiapan merupakan kematangan psikis maupun fisik yang

memungkinkan seseorang dapat melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Kesiapan dalam adalah terbentuknya fungsi jiwa yang meliputi intelek, syaraf,

kebutuhan, kemampuan, dan cita-cita sebagi hasil dari pada respon yang

dikuasai.

3). Motivasi

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan

aktifitas tertentu guna mencapai tujuan, seperti yang dikemukakan Sardiman

(1992:73) “Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai

dengan munculnya feeling dengan tanggapan terhadap adanya tujuan” dengan

37
demikian apabila anak mempunyai dorongan hati untuk belajar, maka akan

memperlancar dan mempertinggi prestasinya.

4). Minat

Kelancaran belajar akan berjalan dengan baik apabila pada masing-

masing anak mempunyai minat yang tinggi untuk belajar yang tinggi pula.

5). Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat menentukan kemauan

belajar siswa. Kesehatan ada dua macam, yaitu kesehatan fisik atau jasmani dan

kesehatan mental atau rohani. Misalnya, badan yang sering sakit-sakitan dan

kurang gizi, jelas akan menghambat kemajuan anak. Sedangkan kesehatan

mental meliputi gangguan emosi, rasa takut, khawatir, mudah tersinggung, dan

gangguan dalam berpikir, mengakibatkan belajar anak akan terganggu. jadi

kesehatan anak, baik jasmani maupun rohani sangat menentukan belajar anak.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar diri anak.

Beberapa faktor ekstern yang dapat menetukan prestsi belajar anak, antara lain

seperti terurai dibawah ini .

a). Guru atau Pengajar

Tinggi rendahnya stimulasi yang diciptakan guru akan

mempengaruhi tinggi rendahnya kadar belajar anak dan pada akhirnya akan

mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar

anak perlu peningkatan kadar proses belajar anak, Sedangkan untuk

38
meningkatkan kadar proses belajar anak, perlu peningkatan stimulasi yang

diciptakan guru.

Hal-hal yang dapat menentukan prestasi belajar anak diantaranya

adalah: sikap guru, kepribadian guru, tinggi rendahnya pendidikan guru,

kemampuan mengajar guru, perhatian guru terhadap siswa. Inilah yang sangat

menentukan prestasi belajar siswa (Tim Dosen IKIP Malang, 1980 :121).

b). Bahan Pengajaran

Bahan pengajaran yang terlalu tinggi akan sulit dimengerti siswa,

sehingga minat belajar anak akan menurun. Dengan menurunnya semangat dan

minat belajar, tentu saja akan menurun pula prestasi belajarnya.

c). Sarana dan Pra sarana

Keadaan ruang belajar yang kurang teratur, alat pelajaran yang tidak

memadai, kecakapan guru dalam menggunakan alat peraga, situasi sekolah yang

bising, semua berpengaruh pada situasi belajar siswa.

d). Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga sangat menentukan prestasi belajar anak.

Keluarga yang rukun, damai, penuh perhatian pada pendidikan anak-anaknya,

selalu memberikan motifasi, keadaan ekonomi mapan, akan sangat mendukung

keberhasilan belajar anak. Sebaliknya, situasi keluarga yang kacau, orang sering

bertengkar, ekonomi kurang, tidak pernah memberikan motivasi, kurang

perhatian pada anak-anaknya, orang tua yang sibuk, acuh tak acuh, dan

sebagainya, akan mempengaruhi prestasi belajar anak.

39
e). Lingkungan Masyarakat

Situasi lingkungan yang dapat mengganggu belajar antara lain

pengaruh negatif pergaulan, lingkungan yang bising, serta masyarakat yang rata-

rata tidak memiliki pendidikan formal.

f). Lingkungan Alam

Lingkungan alam juga dapat menentukan prestasi belajar anak.

lingkungan alam yang kurang mendukung atau tidak memungkinkan ketenangan

belajar anak seperti : hujan, bising, polusi, dan sebagainya.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

anak dapat meningkat apabila ada minat, bakat, intelegensi tinggi, motivasi,

disiplin belajar tinggi (sebagai faktor intern), dan faktor ekstern (faktor dari luar)

ikut mendukung. Tentu dapat diharapkan prestasi belajar siswa dapat atau akan

memuaskan.

2.4. Aqidah Akhlak

2.4.1. Pengertian Aqidah Akhlak

Aqidah berasal dari bahasa arab yang berarti perjanjian atau ikatan,

sedangkan menurut istilah Aqidah adalah pokok keyakinan yang harus dipegangi oleh

orang yang mempercayainya ( Hanik Mahliatusikah, 2004:2 ).

Akhlak menurut bahasa adalah Al Adah artinya kebiasaan-kebiasaan atau

adat istiadat, sedangkan menurut istilah Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang menimbulkan segala perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan

pikiran dan pertimbangan ( Moh.Rifa'I, 1997:2).

40
41

Anda mungkin juga menyukai

  • Kopian
    Kopian
    Dokumen6 halaman
    Kopian
    kholidah staipati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen19 halaman
    Bab Iii
    kholidah staipati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    kholidah staipati
    Belum ada peringkat
  • CHANIFAH
    CHANIFAH
    Dokumen8 halaman
    CHANIFAH
    kholidah staipati
    Belum ada peringkat
  • RPP Agama PDF
    RPP Agama PDF
    Dokumen2 halaman
    RPP Agama PDF
    Rusdhy Al-farizy
    Belum ada peringkat