Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TELAAH KURIKULUM KIMIA SEKOLAH

STRATEGI DAN CARA KONKRIT UNTUK


MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Nama Anggota

Ulfa Istiqomah 16303241045

Qonitah 16303244005

Zuli Jamiati 16303244006

Pendidikan Kimia Unggulan – 2016

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada tugas Telaah Kurikulum ini. Pada makalah ini
kami mengusung tema mengenai strategi dan cara kongkrit yang dilakukan bangsa untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancar karena bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun
hingga menyelesaikan makalah ini.
Keluarga dan teman-teman kami yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi
selama pelaksanaan pembuatan makalah ini.
Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu di
sini.. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf
apabila terdapat kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai hal ini.

Yogyakarta, 14 November 2016

Penyusun

PENDAHULUAN
Proses kependidikan bagi suatu Negara adalah hal yang sangat penting. Pendidikan
(UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, melalui pendidikanlah peningkatkan sumber daya
manusia di Indonesia dapat terealisasikan.
Data survey selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa peringkat kulitas pendidikan di
Indonesia mengalami perubahan yang fluktuatif. Dimulai dari tahun 2012, hasil survey dari
Progamme For International Student Assessment (PISA) Indonesia berada di peringkat 71 dari
72 peserta survei PISA dari berbagai negara. Masih tahun 2012 menurut Survei UNESCO,
Indonesia di peringkat ke-64 dari 120 negara di dunia berdasarkan penilaian Education
Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Nasional. Tahun 2013 Dalam laporan
program pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Tahun 2014 Laporan UNESCO
dalam Education For All Globar Monitoring Report (EFA-GMR), Indeks Pembangunan
Nasional atau The Education For Development Indeks (EDI), Indonesia berada pada peringkat
57 dari 115 negara. Tahun 2015 Survei Programme For International Student Assessment
(PISA), Indonesia berada di posisi 69 dari 76 peserta survei PISA. Tahun 2016 dilansir dari The
Guardian, Indonesia menempati urutan ke-57 dari total 65 negara. Peringkat Pendidikan Wilayah
ASEAN tahun 2017 Indonesia berada pada peringkat 5, dengan skor 0,603 berdasarkan
UNESCO dengan rincian : 44% Penduduk menuntaskan pendidikan menengah, 11% Murid
gagal menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah.
Dari hasil survey tersebut tampak jelas bahwa kualitas pendidikan Indonesia saat ini
masih jauh dari yang diharapkan. Lalu, apa penyebab kualitas pendidikan kita masih belum
sesuai yang diharapkan? Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan di berbagai
jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal itulah yang menyebabkan
rendahnya kualitas pendidikan dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sumber daya
menusia untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Proses pendidikan harus diupayakan agar dapat berkembang sesuai yang diharapkan
bahkan dapat bersaaing dengan Negara-negara lain yang lebih maju. Tidak dapat dipungkiri
bahwa seiring berkembangnya zaman, tantangan yang akan dihadapipun juga semakin
meningkat. Saat ini, masuknya MEA telah mendorong bagaimana persaingan bebas dari aspek
pekerja yang dimana kaum-kaum pelajar indonesia dituntut untuk bersaing secara langsung
dengan pelajar-pelajar dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, China. Yang nota benenya
secara kualitas pendidikan mereka lebih berkualitas dari pada Indonesia. Untuk menghadapi hal
itu maka diperlukan strategi dan cara yang konkrit agar kualitas pendidikan di Indonesia menjadi
lebih baik.
PERANAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

1. Pemerintah (Kemdiknas)
Upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi agenda penting pemerintah
(Kemdiknas). Upaya yang dilakukan diwujudkan dengan:
A. Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional
guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik
pendidikan yang berkualitas. Pendidik yang dimaksud di sini adalah guru dan dosen.
Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut sertifikasi guru dan untuk dosen
disebut sertifikasi dosen.
Tujuan Sertifikasi adalah untuk :
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Meningkatkan proses dan kualitas hasil pendidikan
3. Meningkatkan martabat guru
4. Meningkatkan profesionalitas guru
Ketika guru mengikuti sertifikasi, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru.
Tunjangan profesi adalah konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang
dimaksud. Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna
memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar
untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa
dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas guru.
B. Akreditasi
Akreditasi sekolah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau
lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas
publik yang dilakukan dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif
dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan.
Alasan kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia adalah bahwa setiap warga
negara berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat menyelenggarakan
pendidikan yang berkualitas, maka setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi
atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan
setiap satuan/program pendidikan.

Fungsi akreditasi sekolah antara lain :


1. Pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan dan
kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, mengacu kepada
baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator amalan
baik sekolah.
2. Akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah
layanan yang diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.
3. Kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan
peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil
akreditasi.
Prinsip-prinsip akreditasi antara lain : 
1. Objektif; hasil penilaian akreditasi Sekolah/Madrasah dapat menggambarkan
kondisi yang sebenarnya dengan kondisi yang diharapkan, sehingga dalam
prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan.
2. Komprehensif; dalam pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, fokus
penilaian tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga
meliputi berbagai komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh.
3. Adil; dalam melaksanakan akreditasi, semua Sekolah/Madrasah harus
diperlakukan sama dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme
kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif.
4. Transparan; data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi
S/M harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
5. Akuntabel; pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat dipertanggungjawabkan
baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur
yang telah ditetapkan
6. Memandirikan, sekolah dapat berupaya meningkatkan kualitas dengan
bercermin pada evaluasi diri. 
7. Keharusan (mandatori), akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah sesuai
dengan kesiapan sekolah.
C. Standarisasi
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
8. Standar Penilaian Pendidikan
Fungsi dan Tujuan Standarisasi antara lain :
1. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang berkualitas.
2. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin kualitas pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.
Melalui standarisasi inilah standar kurikulum dapat distandarkan secara nasional.
Sehingga diharapkan kualitas pendidikan secara Nasional dapat berkembang secara
merata yang akan berdampak pada meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Namun, memang proses standarisasi saat ini masih terganjal pada sarana pra sarana
dimasing-masing daerah belum sama. Padahal, sarana pra sarana merupakan penunjang
awal bagi berjalannya proses standarisasi. Sehingga proses standarisasi saat ini belum
berjalan maksimal.
Sarana prasarana sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam
menunjang kualitas belajar peserta didik. Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam
kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara
langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana
pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas sarana prasarana.
Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan
sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga
menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki. 
Manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sangat diperlukan. Manajemennya meliputi: perencanaan sarana dan prasarana
persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, dan
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.
D. Ujian Nasional Ujian Nasional (UN)
UN merupakan salah satu cara peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. UN
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fungsi ujian nasional adalah sebagai alat pengendali kualitas pendidikan secara
nasional, pendorong peningkatan kualitas pendidikan, bahan dalam menentukan
kelulusan peserta didik, dan bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan peserta didik
baru pada jenjang yang lebih tinggi.
E. Kurikulum
Kurikulum sebagai instrumen peningkatan kualitas pendidikan terdiri dari tiga
entitas yaitu tujuan, metode, dan isi. Peningkatan kompetensi guru dan penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan hanya akan memberikan makna bagi peserta didik jika
diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum.
Saat ini, Indonesia melaksanakan kurikulum 2013. Dimana, kurikulum 2013
merupakan intervensi peningkatan kualitas yang strategis, namun sasarannya besar baik
dari segi peserta didik yang akan menjadi subyek dari kurikulum 2013, maupun guru
yang menjadi aktor utama dalam implementasinya, sehingga pelaksanaan secara serentak
dengan sasaran semua satuan pendidikan secara nasional menjadi hal yang sulit untuk
dilaksanakan. Kurikulum 2013 memang merupakan instrumen peningkatan kualitas
pendidikan. Peran guru dan kepala sekolah menjadi pendukung utama agar Kurikulum
2013 dapat secara signifikan meningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah.

2. Masyarakat Umum
Masyarakat tentu memiliki peran besar terhadap pendidikan, karena lingkungan
pendidikan berada di tengah-tengah masyarakat. Sekolah berada di tengah-tengah masyarakat
baik desa atau kota. Sebagai masyarakat, ada beberapa upaya untuk dapat meningkatkan
mutu pendidikan antara lain:
A. Kesadaran akan pentingnya pendidikan
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, bahwa
pendidikan itu menjadi acuan penilaian terhadap masyarakat terutama kesejahteraannya.
Dengan membandingkan dengan daerah lain, kota lain sampai membandingkan dengan
Negara lain. Tentu akan semakin memacu sekolah di suatu daerah untuk terus maju
mengikuti perkembangan jaman .
B. Memberi wadah untuk berkembangnya pendidikan
Dalam pendidikan perlu adanya koneksi terhadap masyarakat sekitar. Tentunya
sebagai warga masyarakat yang berada di lingkungan pendidikan menerima warga
sekolah jika memerlukan bantuan, bukan malah menolak atau menghindari. Karena
sekolah merupakan tempat dimana orang-orang mempersiapkan dan membekali diri
untuk terjun, berkontribusi kepada masyarakat, untuk berada di masyarakat. Sebagai
contoh pada praktek pengabdian masyarakat. Tentu di sini tujuannya baik untuk
kesejahteraan suatu masyarakat di daerah tertentu. Jadi dapmak baiknya tentu akan
diarahkan ke masyarakat pula.
Contoh lain adalah masyarakat sebagai mitra. Bersama pendidikan masyarakat
bisa mengembangkan suatu usaha. Misalnya usaha kecil yang didirikan, dikembangkan
bersama peserta didik. Di sini akan terjadi simbiosis mutualisme antara peserta didik
dengan masyarakat. Peserta didik akan memiliki pengalaman bagaimana menjadi
wirausahawan, dan bagaimana berada dalam masyarakat. Jadi, peserta didik tidak hanya
stuck di dalam kelas yang membosankan saja. Untuk masyarakat sendiri, akan terbantu
dalam usahanya, dapat berkembang luas dan keuntungan pun banyak.
C. Kontribusi dana
Dalam pendidikan tentu tidak lepas dari kebutuhan dana yang sangat banyak
terutama untuk sekolah yang ingin berkembang dan terus maju. Kemajuan teknologi yang
kompleks dan mahal menjadi pemicu meningkatnya kebutuhan dana di suatu lembaga
pendidikan. Selain itu, berbagai pembangunan infrastruktur sekolah juga ditingkatkan
demi kemajuan pendidikan. Dana yang digunakan berasal dari pemerintah tentunya. Nah,
dana pemeerintah itulah sebenarnya berasal dari masyarakat biasa yang membayar pajak.
Selain melalui pemerintah, masyarakat juga bisa memberikan bantuan dana langsung
kepada suatu lembaga pendidikan berbentuk hibah. Hibah ini tentunya akan sangat
berguna bagi peningkatan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
D. Menciptakan lingkungan ramah sekolah
Sekolah atau lembaga pendidikan berada di tengah-tengah masyarakat. Kondisi di
masyarakat di sekitaran lingkungan sekolah akan sangat mempengaruhi proses
pembelajaran di sekolah tersebut. Contoh saja, ketika suatu lingkungan yang sudah
terkenal tidak aman atau sering terjadi kejahatan, tentu saja peserta didik pun akan
enggan untuk pergi ke sekolah disamping orangtuanya yang tidak membolehkan. Selain
itu, lingkungan yang berada di tempat untuk berlangsungnya proses pembelajaran
haruslah steril. Maksud dari steril di sini adalah bersih, tidak kumuh, dan tentunya tidak
bising. Tujuannya adalah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik tanpa
gangguan.

Orangtua dari objek pendidikan atau peserta didik merupakan masyarakat juga. Sebagai
orang yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap seorang peserta didik, orangtua harus
memperhatikan bagaimana anaknya mengenyam pendidikan. Upaya yang bisa dilakukan
orang tua untuk mendukun meningkatnya mutu pendidikan yang terpenting antara lain :
1. Mengawasi pergaulan peserta didik
Sekarang ini marak terjadi kasus-kasus kejahatan terutama di kalangan remaja
atau pelajar. Baik menjadi pelaku maupun seorang korban. Peran orangtua di sini
sangatlah penting. Dengan siapa anak itu bergaul, di mana saja. Bukan berarti dikekang.
Hanya diawasi saja. Dengan pengawasan yang baik dari orangtua maka seorang anak
akan fokus belajar dan memikirkan masa depannya, dan tidak akan terjerumus kepada
hal-hal yang negatif
2. Mempercayakan pendidikan saat peserta didik berada di sekolah
Orang tua harus sepenuhnya melepas anaknya ketika berada dalam kelas. Karena
seorang pendidik tidak mungkin membawa peserta didiknya ke dalam hal yang negatif.
Orangtua harus percaya pada pendidik di suatu lembaga pendidikan. Orangtua harus
memahami akan pemberian sanksi terhadap peserta didik jika memang peserta didik
tersebut melakukan kesalahan. Bukan malah tidak terima kemudian melakukan balas
dendam terhadap pendidik yang memberikan sanksi.

3. Guru/ Pendidik
Peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu memotivasi peserta didik belajar
dengan baik dan mendisiplinkan peserta didik pada peraturan-peraturan di sekolah maupun
diluar sekolah, juga mengajarkan pada peserta didik agar patuh dan hormat terhadap orang
tuanya, saudara, atau terhadap orang yang lebih tua darinya dan dapat bersifat religius. Selain
itu, peran guru di sekolah adalah sebagai orang tua ke dua bagi peserta didik. Oleh karenanya
diharapkan sifat dan sikap guru harus cerdas, baik, bijak, sopan dan santun, karena pada
dasarnya guru dijadikan sebagai contoh bagi peserta didiknya dan sebagai pentransfer ilmu
dan keterampilan-keterampilan lainnya. Guru yang profesional, dapat mengatur kegiatan
belajar secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan peserta didik yang cerdas, pintar,
berwawasan, dan religius.
Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetisi, yaitu kompetisi pedagogis,
kognitif, personaliti dan sosial (Riva, Dede M, 2007). Oleh karena itu, selain terampil
mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan bijak dan dapat bersosialisasi dengan
baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-
prinsip profesional. Mereka harus memiliki:
a) bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism
b) komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
muli
c) kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai dengan bidang tugas
d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas,
e) tanggung jawab atas keprofesionalan
f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g) kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat
h) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i) organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
(Undang-Undang Dasar tentang Guru dan Dosen, 2006: 7).

Beberapa upaya yang sedang dilaksanakan dan harus dijalankan dalam rangka
meningkatkan mutu guru adalah sebagai berikut:
A. Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah sebuah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah
memenuhi syarat, yakni empat kompetensi guru yang telah disebutkan diatas.
B. Peningkatan Kompetensi
Peningkatan mutu guru yang mutlak harus dilakukan adalah peningkatan kualifikasi
pendidikan, minimal memenuhi amanat UU Guru & Dosen, juga guru harus secara intens
harus mengikuti Penataran, Sosilisasi, Seminar, Workshop dan kegiatan lain yang sejenis,
yang dapat dilkukan dan diselenggarakan baikoleh Pemerintah selaku otoritas maupun
Lembaga Pendidikan lainnya yang berkompeten dan profesional.
C. Lembaga Pencetak Guru
Perguruan Tinggi yang memproduksi CALON GURU masa depan sebagai penerus
dimasa datang hendaknya harus lebih selektif, transparan, akuntabel, kapabel dan
profesional, baik dalam rekruitment calon mahasiswa maupun dosen, proses
penyelenggaraan, kurikulum, hingga pembiayaan.
D. Cetak Biru
Kebjakan Pemerintah dalam menangani Pendidikan di Indonesia dimasa yang akan
datang akan menentukan masa depan bangsa.
E. Penyelenggaraan Pelatihan.
Dasar profesionalisme adalah kompetensi, sementara itu, pengembangan kompetensi
mutlak harus berkelanjutan, caranya tiada lain dengan pelatihan.
F. Pembinaan Perilaku Kerja
Studi-studi psikologi sejak zaman Max Weber diawal abad ke 20 dan penelitian-
penelitian manajemen 20 tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa
keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia
terutama perilaku kerja
G. Penciptaan Waktu Luang
Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudidayaan. Salah satu
tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia makin menjadi “penganggur terhormat”,
dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas
( mind) dan kepribadian (personal),
H. Peningkatan Kesejahteraan
Agar seorang guru bermartabat dan mampu membangun manusia muda dengan penuh
percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup.

Menurut Supratno (2006: 10), untuk lebih mendukung tercapainya peningkatan


kemampuan profesionalisme guru, pemerintah dalam hal ini Depdiknas senantiasa secara
periodik memfasilitasi kegiatan melalui:
a) Peningkatan kualitas guru melalui penyelenggaraan penyetaraan disetiap jenjang
pendidikan.
b) Peningkatan kemampuan profesionalisme guru melalui kegiatan penataran/pelatihan
bekerja sama dengan lembaga-lembaga penalaran atau diklat.
c) Memotifasi pengembangan kelompok kerja guru melalui PKG, PSB SPKG, PPPG
dan sebagainya.
d) Penyesuaian penataan/ pemerataan jumlah guru dalam berbagai jumlah studi/mata
pelajaran guna memenui kebutuhan kurikulum.
e) Mensubsidi bantuan tenaga guru serta melakukan pembinaan mutu guru pada setiap
sekolah khususnya sekolah swasta.
f) Melakukan pembinaan karir guru sesuai jabatan fungsional guru.
g) Secara periodik berusaha meningkatkan guru melalui berbagai cara atau terobosan.
Upaya-upaya peningkatan profesionalitas guru ini harus dilakukan secara sistematis,
dalam arti direncanakan secara matang, dilaksanakan secara taat asas dan dievaluasi secara
obyektif. Seharusnya yang melakukan upaya peningkatan profesionalisme guru ini tidak
hanya para kepala sekolah maupun pemerintah tetapi yang paling menentukan yaitu guru
yang bersangkutan. Walaupun telah diikutkan pelatihan atau telah disupervisi tanpa disertai
kemauan dan kesadaran dari guru yang bersangkutan, maka semua kegiatan yang dilakukan
akan sia-sia.

4. Mahasiswa/ Peserta Didik


Peran dan Fungsi Mahasiswa seharusnya dapat diterapkan sebagai solusi di bidang
pendidikan ini. Mahasiswa bisa membuat suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif
terhadap permasalahan seputar pendidikan di bangsa ini. Buah pikiran tersebut dapat
disumbangkan kepada pihak terkait. Selain itu mahasiswa bisa melakukan kontrol terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, komunikasi
antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat berjalan dengan baik dengan
menghasilkan suatu solusi bagi kebuntuan permasalahan pendidikan. Misalnya peran
mahasiswa sebagai petugas knowledge transfer yakni memberikan training, penyuluhan,
kerjasama dan pengabdian kepada masyarakat. Contoh peran community developmentyaitu
dengan membentuk Taman Pendidikan Al-Qur’an ataupun dengan membuat rumah singgah
sehingga anak-anak jalanan juga bisa merasakan pendidikan yang layak. Contoh generasi
intelektual yaitu dengan melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah mengenai
penentuan arah dan karakteristik pendidikan bangsa. Maksudnya bahwa mahasiswa
diharapkan dapat mengontrol kebijakan pemerintah terhadap pendidikan sehingga seluruh
lapisan masyarakat mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dan itulah peran yang
harusnya ada dalam mahasiswa dalam peningkatan mutu pendidikan.
Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. Keempat peran ini
adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:
A. Agent of change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa.
Dari segi ekonomi masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin sangat jelas terlihat.
Dari segi politik, masih banyak para pejabat yang melakukan korupsi. Untuk itu
mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap
bangsa ini melalui pendidikan.
B. Iron Stock
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan
idealisme yang dimiliki membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa
harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan
mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan
untuk melakukan hal-hal yang baik.
C. Social control
Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang
tidak baik di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku
pemerintah yang bertentangan dengan undang-undang dan merugikan masyarakat.
Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan
kepada diri masing-masing mahasiswa.

D. Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan
sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan
diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan
diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.

Upaya untuk meningkatkan dan menjaga mutu yang baik tidaklah mudah. Selain perlu
upaya terus menerus dari pihak perguruan tinggi dalam membangun sistem yang mendukung
penjaminan mutu, juga diperlukan kesadaran setiap pribadi yang ada di dalamnya, dan tidak
akan maksimal hasilnya kalau dipaksakan. Jadi harus ada kesadaran dari pribadi masing-
masing, dan kemudian merasakan bahwa meningkatkan mutu dan menjaganya adalah sebuah
kebutuhan yang muncul dari dalam diri sanubari.
Berhubungan dengan hal tersebut, dorongan kepada mahasiswa agar memahami perannya
dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan menjadi sangatlah penting. Banyak cara
yang dapat dilakukan mahasiswa dalam mendukung mutu pendidikan tersebut yaitu dengan
berusaha mendukung tepenuhinya standar mutu yang telah ditetapkan, beberapa diantaranya
adalah:
a) Mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
b) Mahasiswa mencapai kematangan akademik dan kebebasan berpikir sehingga dapat
melaksanakan aktivitas intelektual secara maksimal.
c) Mahasiswa memahami perkembangan Ipteks dan mencari informasi langsung ke
sumbernya melalui ICT.
d) Mahasiswa mampu menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah.
e) Mahasiswa mampu mengkomunikasikan pengetahuan kepada pihak lain.
f) Mahasiswa dapat mengembangkan belajar mandiri dan belajar kelompok.
g) Mahasiswa banyak terlibat dalam penelitian dosen/lembaga.
h) Mahasiswa berperan serta dalam menjaga kemanan, keindahan, dan kebersihan
lingkungan kampus.
i) Mahasiswa melakukan evaluasi diri untuk mencapai kompetensi lulusan program
studi.
j) Mahasiswa berpartisipasi aktif dalam organisasi mahasiswa dan kegiatan
ekstrakurikuler.
k) Mahasiswa memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Dimulai dari kesadaran diri masing-masing mahasiswa akan pentingnya peran mereka
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mahasiswa harus berperan aktif dalam sistem
pendidikan yang ada, ikut memberikan pendapat dan sanggahan. Dalam meningkatkan mutu
pendidikan, seorang mahasiswa tidak hanya mementingkan bidang akademik saja, bidang
non akademik juga menjad pendorong mutu pendidikan, seperti: kegiatan ekstrakulikuler,
kegiatan karya tulis ilmiah, keaktifan dalam berorganisasi. Karena dalam non akademik
tersebut, mahasiswa akan memperoleh pengalaman yang tidak didapatkan dari bidang
akademik.
Selain itu, mahasiswa harus mensosialisasikan akan pentingnya pendidikan pada
masyarakat yang kurang mengenyam pendidikan.
Mahasiswa memiliki potensi dalam pemberantasan problematika yang ada dalam
masyarakat terutama dalam lingkup pendidikan. Dengan program pemberdayaan manusia
diantaranya Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebagai aset
permanen, dan banyak program lain yang dapat dilakukan mahasiswa dalam membantu
masalah masalah yang dihadapi masyarakat. sebagaimana yang terkonsep dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan serta
Pengabdian kepada Masyarakat.
Mahasiswa juga memiliki peranan penting bagi kemajuan bangsa. Setidaknya ada dua hal
yang dapat dilakukan generasi muda Indonesia untuk ikut serta dalam perbaikan dunia
pendidikan yaitu menjadi relawan pendidikan dan menginspirasi perlombaan karakter
masyarakat. Mahasiswa dapat ikut serta memperbaiki pendidikan di Indonesia dengan
menjadi relawan dalam bidang pendidikan di Indonesia.
Mahasiswa bisa membuat suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap
permasalahan seputar pendidikan di bangsa ini. Buah pikiran tersebut dapat disumbangkan
kepada pihak terkait. Selain itu mahasiswa bisa melakukan kontrol terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, komunikasi antara
mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat berjalan dengan baik dengan menghasilkan
suatu solusi bagi kebuntuan permasalahan pendidikan. Mahasiswa sebagai generasi
intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya dengan kualitas intelektualnya pula, bukan
dengan hal lainnya. Jika mahasiswa sudah tidak lagi bisa mengandalkan kecemerlangan
intelektualnya, maka kemampuan lain apa yang bisa dipertaruhkan mahasiswa bagi negara
ini. Oleh karena itu mahasiswa memiliki peran yang besar terhadap peningkatan mutu
pendidikan bangsa. Peran itu bisa berupa:
A. Pengembangan Potensi Diri
Mahasiswa mengembangkan potensi dirinya sebagai bentuk kesadaran akan
hakikat pendidikan yang mendasar.
B. Melakukan Kontrol Kebijakan Pemerintah
Sesuai dengan peran dan fungsinya, mahasiswa wajib melakukan kontrol
kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan mengenai penentuan arah dan
karakteristik pendidikan bangsa. Sehingga mampu menganalisa kebijakan dan
melakukan control terhadapnya.
C. Memenuhi Kebutuhan akan Perbaikan Sistem Pendidikan Nasional
Mahasiswa seharusnya mampu menjawab dan memberi solusi atas kebutuhan-
kebutuhan akan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Hal yang paling sederhana
adalah dengan berprestasi di bidang kita masing-masing. Dengan seperti itu, akan
lahir banyak ahli di banyak bidang. Ahli-ahli tersebut sekaligus sebagai pemberi
solusi terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia.

Dengan menerapkan usaha-usaha tersebut, diharapkan mahasiswa benar-benar berperan


dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia tidak butuh wacana untuk
berubah. Indonesia butuh peubah, entitas yang bisa mengubah keterpurukan, menjadi
kemakmuran. Mahasiswa harus mampu menjadi entitas peubah itu, demi Indonesia yang
lebih baik dan bermartabat. Hal yang paling sederhana adalah dengan berprestasi di bidang
kita masing – masing. Dengan seperti itu, akan lahir banyak ahli di banyak bidang. Ahli –
ahli tersebut sekaligus sebagai pemberi solusi terhadap permasalahan pendidikan di
Indonesia.
Dengan menerapkan usaha – usaha tersebut, diharapkan mahasiswa benar – benar
berperan dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia tidak butuh wacana
untuk berubah. Indonesia butuh peubah, entitas yang bisa mengubah keterpurukan, menjadi
kemakmuran. Mahasiswa harus mampu menjadi entitas peubah itu, demi Indonesia yang
lebih baik dan bermartabat.

SMART TEACHING

Smart teaching menurut kami adalah cara bagaimana kekreativan guru menyusun suatu
pembelajaran, misalnya pada materi kimia Minyak Bumi disusun dalam penyampaiannya di
kelas dilakukan pengemasan seperti berikut ini:

1. Target yang dicapai adalah peserta didik dapat menemukan sendiri konsep dari minyak
bumi, kaitannya dengan sifat-sifat senyawa hidrokarbon, titik didik, dari cara kerja yang
diberikan yaitu destilasi.
2. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat seperti pameran
3.
1. 2.
Memberikan arahan
Penjelasan materi Pembagian kelompok
bagaimana proses
sebagai pengantar dan materi
pameran

4.
6. 5.
proses pekerjaan dan
Proses tanya jawab Pameran hasil karya diskusi

1. Penjelasan materi sebagai pengantar


Guru menjelaskan materi minyak bumi, kilang minyak, dan skema kerja dari destilasi
minyak bumi.
2. Pembagian kelompok dan materi
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dibagikan materi per sub
bab, misalnya kelompok I materi LPG, kelompok II materi naftalen, dan sebagainya.
3. Memberikan arahan bagaimana proses pameran
Guru menjelaskan proses pameran. Materi didiskusikan bersama teman sekelompok
kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar pada papan besar, atau kertas
besar, yang kemudian dipamerkan kepada kelompok lain.
4. Proses pekerjaan dan diskusi
Mengerjakan sesuai arahan guru, di sini kreativitas dan pemahaman peserta didik
akan tampak.
5. Pameran hasil karya
Masing masing kelompok diberikan tempat untuk memamerkan hasil karyanya dalam
kelas. Hasil diskusi bisa ditempel pada dinding. Salah satu anggota kelompok
menjaga pameran dan menjelaskan materi kepada pengunjung. Sementara yang lain
sebagai mengunjung untuk mengetahui materi lain pada bab minyak bumi. Di sini,
penjaga pameran akan dipilih orang yang pandai berbicara. Kemudian dalam satu
kelompok, yang menjadi pengunjung di kelompok lain harus bisa menjelaskan materi
yang ia dapatkan kepada penjaga pameran.
6. Proses tanya jawab
Akhir dari pameran akan diberikan beberapa pertanyaan dari guru sebagai salah satu
proses evaluasi.
3. Sebagai evaluasi, pendidik menilai tiga aspek pada peserta didik yaitu pemahaman
materi, kuis (tanya jawab langsung mengenai materi yang dipamerkan), kreativitas.
Selain pendidik (guru) yang menilai, antar peserta didik juga diberi kesempatan untuk
menilai agar mereka menemukan sendiri masalah yang mereka hadapi dalam proses
pebelajaran, kemudian guru akan membantu memecahkan masalah tersebut.
4. Hasil dari evaluasi guru dan antar peserta didik menjadikan refleksi, dan dapat menjadi
acuan untuk pembelajaran lain, serta menjadi motivasi bagi peserta didik.

PENUTUP

Strategi dan cara konkrit untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia dilakukan oleh
berbagai pihak. Upaya yang dilakukan pemerintah berupa sertifikasi, akreditasi, standarisasi,
ujian nasional, dan kurikulum yang dijalankan. Dari masyarakat umum berupa kesadaran akan
pentingnya pendidikan, memberikan wadah untuk berkembangnya pendidikan, kontribusi dana,
dan menciptakan lingkungan ramah sekolah. Kemudian darir guru berupa sertifikasi guru,
peningkatan kompetensi, lembaga pencetak guru, cetak biru oleh pemerintah, penyelenggaraan
pelatihan, pembinaan perilaku kerja, penciptaan waktu uang, dan peningkatan kesejahteraan.
Lalu, dari mahasiswa berupa agent of change, iron stock, social control, dan moral force.
Untuk mewujudkan strategi dan cara konkrit tersebut, sebagai pendidik dapat
menggunakan metode smart teching. Smart teaching menurut kami adalah cara bagaimana
kekreativan guru menyusun suatu pembelajaran.

SUMBER

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Supratno, Haris. 2006. Peran Strategis LPTK dan Sertifikasi. Media, hlm 10.
Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.
Suryobroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta 
Soeryadi, DM. November, 2005. Profesionalisme Guru Merupakan Pilar Utama dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Media, hlm 23-24.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Riva, Dede M. Oktober 2007. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru. (Online).
(http://beta.pikiran.rakyat.com, diakses 13 November 2017)
Undang-Undang Dasar Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra
Umbara.
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jambi: Gaung Persada Press.
https://www.kompasiana.com/siti_windiyarti/kondisi-pendidikan-di-
indonesia_58c25c1e337b61b0188f2b67
https://www.kompasiana.com/ivo_dwiputri/peran-pemerintah-dalam-meningkatkan-mutu-
pendidikan_54f85eb3a33311845e8b4ace
http://www.rijal09.com/2016/03/sarana-dan-prasarana-pendidikan.html
https://www.kompasiana.com/www.nurbaeti_jannah.com/peran-guru-dalam-meningkatkan-
mutu-pendidikan_552bc2e46ea834b5058b45c3
https://www.kompasiana.com/firmanagungnugroho/peningkatan-mutu-guru-dalam-upaya-
peningkatan-mutu-pendidikan_55203053a333119941b65fca
http://www.knpikotasemarang.org/2017/05/peran-mahasiswa-dalam-meningkatkan-mutu.html
https://www.researchgate.net/publication/315112713_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
MENINGKATKAN_MUTU_PENDIDIKAN_PADA_ERA_GLOBALISASI

Anda mungkin juga menyukai