Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MENYUNTING TEKS ULASAN

“Abbey Road, Sebuah Mahakarya Jelang Perpisahan”

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Etsa Purbarani, M.Pd.

Disusun Oleh:
Faisal Achmadhani – 1407620083
Kelas P. IPS A 2020

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
Abbey Road, Sebuah Mahakarya Jelang Perpisahan
Oleh: Faisal Achmadhani (PIPS A – 1407620083)

Judul album : Abbey Road


Artis : The Beatles
Tanggal rilis : 26 September 1969
Genre : Rock
Label : Apple Records
Produser : George Martin

The Beatles merupakan band yang paling legendaris dalam sejarah musik.
Mereka telah menghasilkan karya-karya yang ikonik serta memiliki “kekuatan” dalam
masing-masing karyanya. Mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kultur
pop era 60-an, bahkan hingga saat ini. Hal inilah yang tercermin dari album ke-11
mereka yang berjudul Abbey Road.

Nama album yang dirilis pada 26 September 1969 ini diambil dari nama sebuah
jalan yang merupakan lokasi studio mereka di London, Inggris. Album ini merupakan
album terakhir yang dibuat oleh The Beatles. Meski demikian, setelah rilisnya Abbey
Road, The Beatles sempat merilis album Let It Be yang sempat terbengkalai, sebelum
akhirnya dirilis menjelang bubarnya The Beatles pada 1970.

Abbey Road dibuat dan dirilis saat keempat personel The Beatles saling
bersitegang. Beruntung, para personel dapat melupakan perselisihan mereka saat
pembuatan album berkat sang produser, George Martin, yang memberi syarat agar para
personel bersikap sopan saat sesi rekaman.

Album ini berisi 16 lagu yang terbagi ke dalam dua sisi cakram. Sisi A berisi enam
lagu, sedangkan sisi B berisi sepuluh lagu. Album ini dibuka oleh lagu Come Together
yang ditulis oleh John Lennon, dan ditutup oleh lagu The End karya Paul McCartney. Di
sisi B, terdapat sebuah medley yang berdurasi 16 menit dan terdiri dari delapan lagu
pendek.
Sesi pemotretan foto untuk sampul album Abbey Road (8 Agustus 1969).

Selain dari sisi musik, sampul dari album ini juga sangat menarik untuk dibahas.
Sampul dari album ini menampilkan foto keempat personel The Beatles sedang
menyebrangi zebra cross di Abbey Road, London. Foto tersebut menjadi foto The
Beatles yang paling ikonik dan paling banyak dikenal publik. Meski demikian, foto yang
dijadikan sampul album ini bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi foto tersebut telah
menjadi ikon dari The Beatles, serta membuat zebra cross di Abbey Road menjadi tujuan
wisata. Namun di sisi lain, foto tersebut telah melahirkan sebuah konspirasi palsu.
Konspirasi palsu yang disebut sebagai Paul is Dead ini mengatakan bahwa salah satu
personel The Beatles, Paul McCartney, telah wafat sejak 1966 dan digantikan oleh
seseorang yang mirip dengannya.

Mahakarya yang Lahir di Ambang Perpecahan

Berbeda dari album-album mereka sebelumnya, Abbey Road dibuat dengan


kematangan, kedewasaan dan profesionalitas dari para personel The Beatles. Mereka
melupakan friksi di antara mereka dan menutupnya dengan sempurna lewat Abbey
Road sebagai mahakarya mereka. Abbey Road menunjukkan bahwa walaupun sedang
di ambang perpecahan, mereka berusaha sebisa mungkin mempertahankan
kekompakkan dalam menghasilkan lagu bersama-sama, tidak egosentris dan
seenaknya sendiri.

Secara instrumental, masing-masing lagu terasa sangat matang, seperti


instrumen bass dalam lagu Maxwell's Silver Hammer, gitar dalam lagu Octopus's
Garden, serta drum di seluruh lagu-lagu di album ini. Lagu-lagu dalam album ini juga
ditulis dengan progres yang apik, seperti lagu I Want You (She's So Heavy), Carry That
Weight, dan The End. Terdapat pula puisi-puisi yang indah dalam lagu Golden Slumbers
dan Here Comes The Sun.

Dalam urusan penulisan lagu, John Lennon dan Paul McCartney masih
mendominasi seperti pada album-album The Beatles sebelumnya. Lagu Come Together
yang ditulis oleh John Lennon membuka album ini dengan elegan. Selain itu, lagu-lagu
ciptaan Paul McCartney dalam album ini juga terdengar sangat harmonis, sesuai dengan
ciri khasnya. Lagu-lagu ciptaannya dalam album ini diantaranya ialah Maxwell’s Silver
Hammer yang merupakan gabungan dari genre pop-rock dan music hall, kemudian lagu
Oh! Darling yang bergenre swamp pop, dan lain-lain.

Meski masih didominasi oleh Lennon-McCartney, dalam album ini George


Harrison menunjukkan perkembangannya sebagai penulis lagu yang handal. Dua lagu
hits di album Abbey Road, yakni Something dan Here Comes The Sun, merupakan lagu
ciptaannya. Bahkan, ketiga personel The Beatles yang lain mengakui bahwa Something
adalah lagu terbaik dalam album ini.

Selain itu, medley yang terdapat pada sisi B juga tidak boleh dilewatkan. Medley
yang juga dikenal dengan nama The Long One ini berisi delapan lagu pendek yang
disusun secara bersambung satu sama lain. Medley ini dibuka dengan lagu You Never
Give Me Your Money dan ditutup dengan lagu The End. Instrumen yang membangun
suasana, vokal yang harmonis, serta transisi antar lagu yang rapi dan apik menjadikan
medley ini sebagai ciri khas album Abbey Road dari sisi musik.

Meski demikian, album ini tidak se-eksperimental album Sgt. Pepper’s Lonely
Hearts Club Band (1967) dan The Beatles (1968 – juga dikenal sebagai The White
Album). Dibanding Abbey Road, kedua album ini menawarkan variasi musik yang lebih
beragam. Album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band misalnya, dianggap sebagai
revolusi dalam dunia musik karena komposisi musiknya seakan “melampaui zamannya”
pada saat itu. Sedangkan The White Album berisikan lagu-lagu yang memiliki genre
yang berbeda-beda, mulai dari balad, barok, pop, rock, hingga heavy metal, sehingga
album ini dikatakan sebagai album The Beatles yang paling eksperimental.

Meski bukan album yang paling eksperimental, Abbey Road merupakan album
The Beatles paling ikonik sepanjang masa. Atribut zebra cross yang melekat pada The
Beatles lahir dari album ini. Medley dalam album ini turut menginspirasi para musisi
untuk menciptakan karya sejenis. Oleh karena itu, sulit membayangkan apabila The
Beatles tidak merilis mahakarya yang satu ini.

Anda mungkin juga menyukai