Anda di halaman 1dari 5

ALAT BANTU PEMISAHAN SARI DAN AMPAS TANAMAN RIMPANG PADA

PEMBUATAN MINUMAN SERBUK HERBAL INSTAN DENGAN MENGGUNAKAN


METODE TRIZ

(Study Kasus : UMKM Nova Oesodo )

Disusun Oleh :

Sella Wanda Anggraheny (2011810031)

DEPARTEMEN MANAJEMEN REKAYASA

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

TAHUN AJARAN 2019/2020

GRESIK
a. Pengetahuan Produk

Proses produksi pembuatan minuman herbal serbuk instan oleh UMKM Nova Oesodo
masih dilakukan secara tradisional. Proses produksi minuman herbal serbuk instan yaitu
mulai dari membersihkan tanaman rimpang (temulawak, jahe, kunyit) sampai bersih,
mengupas dan parut atau bisa juga menggunakan blender sampai halus, menyaring tanaman
rimpang yang sudah halus untuk memisahkan sari dan ampasnya. Penyaringan tersebut
menggunakan kain bersih dan diperas menggunakan tangan. Proses selanjutnya sari tanaman
rimpang didiamkan sampai pati tanaman rimpang tersebut mengendap dan endapan pati
dibuang. Menambahkan air ke dalam sari tanaman rimpang. Tahap selanjutnya rebus cairan
tanaman rimpang dengan api kecil dan tambahkan gula. Aduk tanaman rimpang yang sudah
ditambahkan gula dengan api kecil sampai larut dan sampai larutan tersebut mengkristal.
Simpan serbuk tersebut di wadah kering dan tertutup.

b. Analisa Masalah

Permintaan produk minuman herbal serbuk instan meningkat pada saat kondisi covid
19 saat ini, karena kebiasaan baru masyarakat untuk hidup sehat agar imun tetap terjaga.
UMKM Nova Oesodo harus memenuhi permintaan pesanan konsumen, tetapi pegawai
terbatas dan jam kerja cukup lama karena proses pembuatannya memakan waktu yang
lama. Adapun proses pemisahan sari dan ampas rimpang masih menggunakan cara
tradisional yaitu menggunakan kain lalu diperas menggunakan tangan atau dengan tenaga
manusia yang prosesnya membutuhkan waktu lama. Akibatnya produktivitas pegawai
menurun karena kelelahan dan belum tentu sari rimpang tersebut benar benar terperas
dengan baik, bisa saja pada ampas tersebut masih terdapat sari rimpang tetapi sudah
terbuang dengan ampas. Untuk kainnya juga tidak tahan lama karena yang digunakan
kain tipis. Kain tipis diharapkan agar proses penyaringan cepat.

c. Metode Desain
39 parameters of the Altshuller’s Contradiction Matrix

Dari RCA+ didapatkan 2 kontradiksi :

1. 26 (-)
44 (+)
2. 20 (-)
44 (+)

Didapatkan Matriks pada kontradiksi yang pertama yaitu :

10 3  
24 5 4
Pada kontradiksi yang kedua yaitu :

15 35  
17 10  

Solusi :

10. PRIOR ACTION

Before an object is activated, there is a need to take an action to increase the effectiveness

3. LOCAL QUALITY

Improve the quality of a product in a specific part

24. INTERMEDIARY
An additional object is applied when a product or process is not easy to put together in the
same place.

5. MERGING

An identical object with an similar function is merged as one or in the same location

4. ASSYMETRY

Change the object from symmetry to asymmetry or increase the degree of the asymmetry

15. DYNAMIZATION

Increase the degree of dynamicity of an object.

35. PARAMETER CHANGE

Change the design parameter such as the shape, environment and consistency

17. ANOTHER DIMENSION

Increasing or changing an object dimension to increase the value

Ide dari solusi :

3. Local Quality :

Alat press dengan beberapa bagian yang bisa digunakan untuk menempatkan
pengeluaran sari dan juga ampass
Alat press dilengkapi penghalus rimpang

10. Prior Action :

Menggunakan alat press sehingga dapat memotong jam kerja dan dapat memproduksi
dengan cepat
Menggunakan alat press agar sari yang dipress dapat diambil keseluruhan tanpa
dibuang
Menggunakan alat press yang berfungsi sekaligus menghaluskan tanaman rimpang
sehingga tidak perlu lagi menggunakan blender

5. Merging :
Menggabungkan alat press dengan penghalus rimpang

17. Another dimension :


Wadah tempat penampungan sari dapat mudah dilepas dan dipindahkan

d. Analisa Desain

Anda mungkin juga menyukai