Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA DI SD
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD

TUTOR :
RINI SILVINA, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3(TIGA)

1. FEBRINAS VIANDRA (856220968)


2. HAYANI ARHAM (856215167)
3. MAITHIA RAHMI (856215031)
4. MUHAMMAD ALZIKRI (856215181)
5. RIDIAN EKA PUTRI (85621498

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (FIKP)


UNIT PRAGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini di susun dengan maksud untuk
memenuhi tugas dari Dosen Rini Silvina Mata Kuliah Pembelajaran IPA di SD
(PDGK4202).
Laporan ini berisi tentang “Ketrampilan Proses IPA di SD” berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat berharap
sekali kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Lima Puluh Kota, 05 April 2021

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadist Dhaif dan Kriterianya. ............................................ 2

A. Macam-macam Hadist Dhaif................................................................ 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 12

B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan proses adalah salah satu pendekatan, di samping pendekatan yang
menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA
yang didasarkan pada langkah kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang biasa dilakukan
oleh para ilmuan pada waktu membangun atau membuktikan suatu teori. Khusus untuk
ketrampilan proses dasar, proses-prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklarifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, mempresdiksi,
mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka. Untuk
mengajarkan ketrampilan-ketrampilan ini kepada siswa maka diperlukan agar siswa pun
melakukan sesungguhnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ketrampilan-
keterampilan tersebut.
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi mencakup keterampilan memformulasi
hipotesis, menamai variabel, membuat definisi opersional, melakukan ekperimen
menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan. Tiap-tiap keterampilan IPA yang
disajikan akan dilengkapi beberapa contoh penerapanya dalam pengajaran IPA disekolah
dasar serta beberapa contoh penerapanya atau yang berkenaan dengan kejadian dalam
kehidupan sehari-hari siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Kapan keterampilan proses dasar dan ketrampilan proses Terintegrasi?
2. Bagaimana menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA?
3. Bagaimana mengembangkan keterampilan proses?

C. Tujuan
1. Menyebutkan beberapa keterampilan proses IPA
2. Menjelaskan ketrampilan mengobservasi dalam pembelajaran IPA SD
3. Menjelaskan ketrampilan proses dasar dan ketrampilan proses Terintegrasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. KEGIATAN BELAJAR 1: PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES IPA


SERTA KETERAMPILAN MENGOBSERVASI, MENGKLASIFIKASI DAN
MENGUKUR

A. PENGERTIAN
Ketrampilan proses ini dianggap sangat penting untuk pembelajaran IPA. Wynnie
Harlen (1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu:
1. Pengubahan ide-ide ke arah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan pengunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pemahaman dalam IPA tergantung kepada kemapuan melakukan
ketrampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa
pengembangan keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan ketrampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep
ilmiah.
Carin (1992) menyampaikan pula beberapa alasan tentang pentingnya ketrampilan
proses, yaitu:
1. Dalam praktiknya apa yang di kenal dalam IPA merupakan hal yang tidak
terpisahkan dari metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekadar
mengetahui materi ke-IPA-an saja, tetapi terkait pula dengan mengetahui
bagaimana cara mengumpulakan fakta dan menghubungkan fakta untuk
membuat suatu panfsiran atau kesimpulan. Ilmuan mengunakan berbagai
prosedur empiris dan analitis dalam ushanya untuk menjelaskan misteri dari
alam semesta.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat
yang dapat digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2
B. KETERAMIPILAN MENGOBSERVASI
Menobservasi merupakan keterampilan proses IPA yang paling dasar. Obeservasi-
obervasi sederhana dapat mencutasan hampil setiap inkuiri yang kita buat tentang
lingkungan kita. Observasi yang terogarnisasi merupakan dasar bagi penyelidikan yang
lebih terarah. Memperoleh kemampuan untuk membuat observasi yang teliti akan tidak
dilatih untuk menentukan konsep, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abtrak jika
disertai contoh kongkret, contoh yang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan
mempraktikkan sendiri upaya penemuan konsep melalui kegiatan fisik dan mental.
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat realatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen.
Suatu teori dapat tidak ber;aku bagi dengan adanya data baru yang mampu
membuktikan bahwa teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan nilai. Pengembangan keterampilan memproseskan perolehan
akan berperan sebagai wahana untuk pengembangan konsep dan pengembangan sikap
dan nilai.

C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengklasifikasikan menurut Esler dan Esler (1984) merupakan
ketrampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda
tersebut. Menurut Abruscato (1988) mengkalsifikasikan merupakan proses yang
digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegiatan-kegiatan.
Sedangkan Carin (1992) menyatakan bahwa mengkasifikasikan adalah mengatur atau
membagi objek, kejadian atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode atau
sistem tertentu.
Skema kalsifikasi digunakan dalam IPA untuk mengidentifikasi benda atau
kejadian dan untuk memperlihatkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubunganya.
Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih ketrampilan ini misalnya memilih
bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun atau
kancing-kancing berdasarkan sifat umunya.

3
D. KETERAMPILAN MENGUKUR
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan
melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satu-satuan yang cocok
dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan
bahwa mengkur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan
menurut Carin (1992) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang konvensional atau standar nonkovensional.
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat
ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan
menggunakan alat-alat ukur. Untuk melakukan latihan pengukuran, terhadap pertama anda
dapa menggunakan alat ukur yang anda buat sendiri atau kembangkan dari benda-benda
yang ada di sekitar kita, sedangkan tahap selajutnya kita menggunakan alat ukur yang telah
baku digunakan sebagai alat ukur.

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN,


MENGINFERENSI, MEMPREDIKSI, MENGENAL RUANG DAN WAKTU, DAN
MENGENAL HUBUNGAN-HUBUNGAN ANGKA
A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
Menurut Abruscato (1988) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut
Esler dan Esler dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar
yang menjelaskan benda-benda serta kejadian kejadian secara rinci. Mengapa keterampilan
mengkomunikasikan perlu dikembangkan? Telah kita ketahui bahwa komunikasi merupakan
hal yang penting untuk semua usaha manusia.
Komunikasi yang tepat dan jelas merupakan dasar untuk semua kegiatan ilmiah.
Ilmuan mengomunikasikan sesuatu secara lisan ataupun secara tertulis, dapat dengan
menggunakan diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan dan berbagai peragaan
visual. Kemampuan untuk memilih penjelasan yang tepat tentang benda, organisasi dan
kejadian merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara efektif.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi
informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain-lain. Misalnya siswa mengembangkan
katerampilammengkomunikasikan deskripsi benda-benda dan kejadian tertentu seraca rinci.

4
Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan beberapa jenis hewan-hewan kecil (
seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya ), kemudian siswa
tersebutmenjelaskan deskripsi tentang objek yang diamati di depan kelas.

B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai
keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato (1998) menginferensi/
menduga/ menyimpulkan secara sementara adalah menggunakan logika menbuat kesimpulan
dari apa yang kita observasi. Carin (1992) mengemukakan bahwa menginferensi adalah
membuat kesimpulan didasarkan pada alasan yang dijelaskan oleh observer.
Inferensi adalah membuat dugaan-dugaan valid berdasarkan observasi yang didapat
merupakan keterampilan penting untuk belajar secara inkuiri. Latihan inkuiri memerlukan
siswa untuk memperlihatkan sesuatu dibalik informasi yang tampak untuk menginferensi
hubungan-hubungan baru.
Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan
suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut.
Siswa kemudian menguncang-nguncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian
menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa
akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan
suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil
observer dibuat.
Perlu diingat bahwa contoh diambil dari buku yang dikembangkan diindonesia, oleh karena
itu contohnya sesuai dengan kurikulum SD dan kondisi di indonesia.
1. Judul kegiatan
2. Bahan yang digunakan
3. Alat yang digunakan
4. Tujuan pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
6. Evaluasi kegiatan

5
C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Memprediksi adalah meramal secar khusu tentang apa yang akan terjadi pada observer
yang akan datang atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang
berdasarkan yang diharapkan terjadi ( Carin, 1992 ). Keterampilan memprediksimenurut Esler
dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan
kejadian-kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk
menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan.
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa
kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui. Perlu diperhatikan bahwa
prediksi didasarkan berdasarkan observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan-
hubungan antara variabel yang diobservasi. Prediksi yang tidak didasarkan pada observasi
hanya merupakan suatu terkaan, dan ini bukanlah yang diharapkan dalam kegiatan
memprediksi pada keterampilan proses. Contoh kegiatan untuk mmelatih kegiatan ini adalah
memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyalajika
kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
2. Kegiatan eksplorasi

E. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU


Keterampilan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler (1948)meliputi keterampilan
menjelaskan posisi suatu benda terhadap yang lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan
mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut
Abruscato menggunakan hubungan ruang waktu merupakan keterampilan proses yang
berkaitan dengan penjelasan-penjelasan hubungan –hubungan tentang ruang dan waktu
beserta perubahan waktu. Keterampilan ini penting karena semua benda menempati tempat
dalam suatu ruang pada waktu tertentu.
Proses ini dapat dipecah ke dalam bermacam-macam kategori termasuk bentuk, arah,
dan susunan yang berkaitan dengan ruang waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan dan
kecepatan perubahan. Kegiatan untuk melatih keterampilan ini termasuk kegiatan

6
menamakan dan mengidentifikasikan gambar-gambar geometris dua dan tiga dimensi,
mengenal bentuk-bentuk benda tiga dimensi dan banyangannya, membuat pernyataan tentang
simetri dari benda-benda. Selanjutnya untuk membantu mengembangkan pengertian siswa
terhadap hubungan waktu ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang
pengenalan dan persamaan bentuk-bentuk dua dimensi (segiempat. Segitiga, lingkaran) dan
bentuk-bentuk tiga dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh
seorang siswa menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa datang
menyatakan bahwa ia berada dibarisan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya

F. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN


Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan menurut Esler dan Esler (1984)
meliputi kegiatan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis
bilangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Carin (1992) mengemukakan
bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus-rumus
matematika untuk menghitung jumlah atau menentukan hubungandari pengukuran dasar.
Menurut Abruscato (1988) menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan dasar
ari keterampilan proses. Kita memerlukan bilangan untuk menyatakan suatu ukuran,
mengurutkan, dan mengklasifikasi benda-benda. Lamanya waktu pada kegiatan untuk
menggunakan bilangantergantung pada program matematika disekolah. Perkembangan
keterampilan siswa bertambah jika mereka bekerja pada proses ini yang mencakup
pengidentifikasian pasangan (set) dan bilanganya, pengurutan, penghitungan rata-rata,
penggunaan desimal, dan penggunaan puluhan.
Garis bilangan dapat digunakan sebagai suatu cara grafik untuk mengajarkan bilangan
positif dan negatif. Kegiatan yang dapat digunakn untuk melatih keterampilan ini adalah
menentukan nilai 𝜋 (baca: phi) dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan
garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan-latihan yang mengahruskan
siswa unutk mengurutkan dan membandingkan benda-benda atau data berdasarkan faktor
numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. Contoh pernyataan yang
membantu siswa agar mengerti tentang hubungan bilangan antara lain adalah: “lebih jauh
mana A jika dibandingkan dengan benda B?” “beberapa derajat suhu tersebut turun dari -10
C ke -20 C?

7
3. KEGIATAN BELAJAR 3 : KETERAMPILAN PROSES MEMFORMULASI
HIPOTESIS, MENGONTROL VARIABEL, MEMBUAT DEFINISI
OPERASIONAL, MENGINTERPRETASI DATA
Keterampilan proses IPA yang terinteraksi meliputi memformulasi hipotesis,
mengontrol variabel, membuat definisioperasional dan menginterpretasi data.
Keterampilan proses IPA ini merupakan kombinasi dari keterampilan IPA dasar seprti
mengobservasi, melakukan pengukuran, dan sebagainya. Keterampilan proses IPA yang
terintekrasi biasanya diperkenalkan kepada siswa yang telah memiliki keterampilan dasar
IPA yang mendasar. Keterampilan proes IPA ini bisa juga dikembangkan dari kegiatan
belajar IPA yang terdapat dalam buku paket SD atau yang setara untuk mata pelajarananak
sekolaah dasar. Untuk lebih jelasnya keterampilan proes IPA yang terintekrasi tersebut,
baiklah akan kita coba mendalami satu persatu, agar pemahaman kita pada masing-
masingketerampilan tersebut menjadi lebih baik.

A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
Memformulasi hipotesis adalah memformulasi dugaan yang masuk akal yang dapat
diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering dinyatakan sebagai
pernyataan jika dan maka. Contohnya: “dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume
air PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM akan semakinkecil”. Dari informasi ini
dapat dikatakan hipotesis adalah degaan tentang pengaruh apa yang akan diberikan
variabel manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu dalam formasi hipotesis
lazim terdapat formasi manipulasi dan variabel respon. Hipotesis diformasikan dalam
bentuk pernyataan, bukan pernyataan.
Hipotesis dapat diformasikan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil
pengamatan atau diformasikandengan penalaran deduktif berdasarka teori. Penalan
induktif adalah penalan yang dilakukan berdasarkan data atau kasus menuju ke suatu
pernyataan kesimpulan umumyang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara.
Penalaran deduktif adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan
kesimpulan sementara yang bersifat spesifik. Beberapa perilaku siswa yang dikerjakan
siswa saat merumuskan hipotesis adalah
a. Memformulasi hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi

8
b. Merancang car-cara untuk menguji hipotesis
c. Merevisihipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut

B. VARIABEL
Variabel adalah faktor, kondisi dan atau hubungan antara kejadian-kejadian atau sistem
1. Jenis-jenis variabel
Dalam pembelajaran IPA ada beberapa jenis variabel. Untuk memudahkannya dalam
pembelajarannya kita pusatkan perhatian kita hanya pada 3 variabel yaitu:
a. Manipulated Variable, Mv
b. Respon ding Variabel, RV
c. Control Variabel, CV
2. Cara membuat paper kopter
Buatlah fotokopi sesuai gambar 4.4 kemudian gunting sesuai dengan petunjuk yang
ada
3. Pertanyaan dan diskusi
Dalam satu percobaan hanya satu variabel yang diubah, sedangkan variabel yang
lainnya selalu dibuat tetap atau sama selama percobaan dilakukan. Variabel yang selalu
dibuat tetap atau sama untuk setiap percobaan disebut variabel kontrol
4. Latihan mengontrol variabel
Adapun tujuab yang ingin dicapai setelah melakukan kegiatan adalah:
a. Mendefinisikan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol
b. Membedakan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan variabel kontrol.
5. Interpretasi data
Interpretasi data dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari
hasil pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha penulisan observasi, membuat
kesimpulan, inferensi/penafsiran dan merekomendasikan. Kesimpulan biasanya
berkenaan dengan ringkasan dari hasil pengamtan. Sedangkan inferensi adalah
pernyataan umum yang berfungsi untuk menjelaskan atau membuat kesimpulan
menjadi bermakna. Rekomendasi adalah saran untuk tindakan damasa yang akan
datang berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat. Interpretasi data adalah
membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna.

9
Dari hasil penyelidikan biasanya diperoleh data hasil percobaan. Data yang
dihasilkan kemudian diinterpretasikan. Misal angka-angka ditransper kedalam kata-
kata atau kalimat untuk menjelaskan hasil. Terakhir peneliti harus memutuskan apa arti
dari kata-kata tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan antara lain. Apakah
ramalan yang telah dibuat cukup akurat? Apakah satu variabel memperoleh variabel
yang lainnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini adalah bagian dari data interpretasi.
Data interpretasi lebih mudah dipahami setelah melalui beberapa percobaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ketrampilan mengkomunikasikan adalah menyapaikan hasil pengamatan yang berhasil
dikumpulkan atau menyapikan hasil penyelidikan, yang dapat dikembangkan dengan
cara menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda-
benda/kejadian-kejadian secara rinci.
2. Ketrampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara dari
yang observasi dengan mengunakan logika.
3. Keterampilan memprediksi adalah ketrampilan menduga/memperkirakan /meramalkan
beberapa kejadian/keadaan yang akan datang berdasarkan dari kejadian/keadaan yang
terjadi sekarang (yang telah diketahui), keterampilan menggunakan grafik untuk
menyiapkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan.
4. Ketrampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi ketrampilan menjelaskan
posisi suatu benda terhadap benda lainya atau terhadap waktu, atau keterampilan
mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu.
5. Ketrampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan meliputi kegiatan menemukan
hubungan kuantatif di antara data dan mengunakan garis bilangan untuk membuat
operasi aritmatik.

B. SARAN
Keterampilan Proses IPA di SD diharapkan membantu guru dalam melakukan
proses pembelajarandan juga harus bijak dalam mengunakan ketrampilan pembelajaran
IPA di sd terlebih kelas rendah yang membuat guru harus kreatif dan inovasi dalam proses
pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Sapriati, dkk, 2020. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka

12

Anda mungkin juga menyukai