Anda di halaman 1dari 11

Asuhan keperawatan periopertif meliputi asuhan keperawatan yang diberikan sebelum

(preoperatif), seteah ( intraoperatif), dan setelah pembedaan (pascaoperatif). Perawat tersebut


dapat dilakukan di rumah sakit, pusat bedah mandiri, pusat bedah yang bekerjasama dengan
rumah sakit, atau di ruang praktik dokter. Keperawatan perioperatif merupakan bidang
pekerjaan yan berkembang pesat, senantiasa berubh dan penuh tantangan. Hal ini
berdasarkan pada beberapa karakteristik penting dari keperawatan perioperatif antara lain
kerjasama tim yang erkualitas tinggi; komunikasi yang efektif dan terapeutik dengan kien,
dan tim bedah; pengkajian klien yang efktif pada semua fase; advokasi untuk klien dan
keluarga klien ; dan pemahaman tentang biaya rawat inap. Perawat harus melakukan tindakan
aseptik bedah yang baik; membuat dokumentasi yang lengkap dan meneluruh; dan
mengutamakan keselamatan klien pada seluruh fase. Penuuhan dan rencana pulang yang
efektif diperlukan utuk mencegah dan meminimalkan terjadinya komplikatif. Keperawatan
perioperatif dilakukan berdasarkan proses keperaawatan dan perawat perlu menetapkan
strategi yang sesuai dengan kebutuhan individu selama periode periopertif sehingga klien
memperoleh kemudahan sejak datang sampai kien sehat kembali. Pada model ini sangat di
tekankan kesinambungan ahsuhan keperawatan.

Saat menghadapi pembedahan, klien akan mengalami berbagai stresor. Pembedahan


yang di tunggu pelaksaannya kan menyebabakan rasa takut dan ansietas pada klien yang
menghbuungkan pembedahan dengan rasa nyeri, kemudian cacat, menjadi bergantungan
pada orang lain, dan mungkin kematian. Klien mungkin mungkin merasa khawatir akan
kehilangan pendapatan atau penggantian asuransi akibat perawatan di rumah sakit. Anggota
keluarga sering merasa takut gaya hidupnya terganggu dan merasa tidak berdaya menghadapi
waktu pembedahan yang semakin dekat. kemampuan meningkatkan hubungan ang efektif
dengan klien dan mendengarka kelhan mereka secara aktif sehingga seluruh kekhawatiran
mereka dapat diatasimerupakan hal yang penting untuk mencapai hasil akhir pembedahan.
klien akan lebih mampu bekerja sama dan berpartisipasi dalam perawatan jika perawat
memberi informasi tentang peristiwa yang terjadi sebelum dan esudah pembedahan.
penyuluhan preoperatif ini akan membantu mengurangi rasa takut akibat ketidaktahuan klien
dan keluarga dan akn mengurangi masa rawat di rumah sakit, mengurangi pengunaan
analgesik pasca operatif, dan klien dapat mematuhi aturan pasca operatif (Dalayon 1994).

jumlah unit bedah sehari semakin meningkat. klien datang ke unit tersebut, menjalani
pembedahan, dan pulang kerumah pada hari yang sama. perawat yan bekerja di tempat
periporatif harus memahami prinsip-prinsip perawatan untuk klien bedah.
 Proses Keperawatan Dan Klien Bedah
Klien akan bertemu dengan beberapa anggota tim kesehatan, antara lain dokter bedah,
perawat anestesi atau ahli anestesi, petugas fisioterapi dan perawat. Semuanya
berperan dalam asuhan perawatan dan pemulihan klien.
Anggota keluarga dapat memberi dukungan melalui kehadiran mereka disana, tetapi
mereka akan menghadapi stresor yang sama seperti yang dihadapi klien. Perawat
harus berkomunikasi secara efektif dengan klien dan keluarga. Perawat mengkaji
kesehatan fisik dan emosional klien, mengetahui tingkat risiko pembedahan,
mengoordinasi berbagai pemeriksaan diagnostik, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan yang menggambarkan kebutuhan klien dan keluarga, mempersiapkan
kondisi fisik dan mental klien untuk menghadapi pembedahan, serta
mengomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pembedahan kepada tim bedah.

1. Pengkajian
Pengkajian klien bedah meliputi pengumpulan riwayat keperawatan, pemeriksaan
fisik, mengkaji kembali kesehatan emosional klien dan anggota keluarga, dan
menganalisa faktor-faktor risiko serta data diagnostik. ama waktu preoperatif
menentuan lengkapna data pengkajian.
Misalnya, jika klien datang ke tempat pembedahan pada hari yang sama,
waktu yang tersedia mungkin tidak cukup untuk melakukan pemeriksaan fisik
yang komprenshif. Dalam kasus ini, perawat berfokus pada pengkajian utama
seuruh sistem tubuh utuk memastikan bahwa tidak ada masalah yag terabaikan.
Walaupun dikter akan melakukan pemeriksaan yang diteliti dan menyeluruh
sebelum menentukan jadwal pembedahan, pengkajian preoperatif seringkali
menunjukan adanya ketidaknormalan sehingga akan menunda atau membatalkan
pembedahan yang telah dijadwalkan. Namun, biasanya pemeriksaan
memperlihatkan hasil yang normal dan perawat tetap harus waspada terhadap
kemungkinan terjadinya komplikasi pascaoperatif.

Riwayat Keperawatan
Pada tempat bedah sehari riwayat yang perlu dikaji lebih singkat daripada
riwayat yang seharusnya dikumpulkan. Pengkjian dilakukan pada saat klien
dirawat di rumah sakit, sore hari sebelum pembedahan dilakukan, karena
terbatasnya waktu. Apabila klien tidak mampu memberikan seluruh informasi
yang dibutuhkan perawat dapat bertanya pada anggota keluarga.

Riwayat Medis
Pengkajian ulang riwayat kesehatan klien harus meliputi riwayat penyakit
yang pernah di derita dan alasan utama klien mencari pengobatan. Riwayat
kesehatan klien adalah sumber yang sangat baik. Sumber berharga lainnyaadalah
rekam medis dari riwayat perawatan sebelumnya.
Penyakit yang diderita klien dapat mempengaruhi kemampun menoleransi
pembedahan dan mencapai pemulihan yang menyeluruh. Klien yang akan
mengalami bedah sehari harus diperiksa secara teliti dan menyeluruh untuk
menentukan kondisi kesehatan yang mungkin akan meningkatkan resiko
komplikasi selama atau setelah pembedahan.

Riwayat Pembedahan Sebelumnya


Pengalaman bedah sebelumnya dapat mempengaruhi respons fisik dan
psikolois klien terhadap prosedur pembedahan. Jenis pembedahan sebelumnya,
tingkat rasa tidak nyaman, dan seluruh tingkat perawatan yang pernah diberikan
adalah faktor-faktor yang mungkin akan diingat kembali oleh klien. Perawat
mengkaji semua komplikasi yang pernah dialami klien. Informasi ini akan
membantu perawat mengantisipasi kebutuhan klien selama preoperatif.

Riwayat Obat-Obatan
Obat tertentu mempunyai implikasi khusus bagi klien bedah. Obat yang
diminum sebelum pembedahan secara otomatis akan dihentikan saat kien selesai
menjalani operasi kecuali dokter meminta klien untuk menggunakannya kembali.

2. Diagnosa Keperawatan
Perawat menggolongkan karakteristik tertentu yang diperoleh selama pengkajian
untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan bagi klien bedah. Klien yang
sebelumnya telah mempunyai masalah kesehatan cenderung mempunyai berbagai
jenis diagnosa risiko. Misalnya, klien yang sudah menderita bronkitis dengan
bunyi napas abnormal dan batuk yang produktif beresiko mengalami bersihan
jalan napas tidak efektif. Sifat pembedahan dan status kesehatan klien merupakan
karakteristik penentu untuk beberapa diagnosa
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA. MAMMAE

I. Pengkajian

A. Identitas Diri :

a. Nama (Inisial) : Ny. S

b. Tanggal Lahir / Umur : 2 Agustus 1970/ 46th

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : SD

f. Tanggal masuk : 08 November 2015

g. Tanggal pengkajian : 09 November 2015

h. Diagnose medis : Ca Mammae

B. Data Fokus

a. Data subyektif :

§ klien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri

§ klien mengatakan nyeri berasa antara 5-8 menit seperti tertusuk tusuk

§ klien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi sesuatu yg
membahayakan

§ klie mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan
perubahan pada dirinya

b. Data Objektif :

§ Klien tampak cemas,

§ Klien tampak bingung

§ Klien tampak menunduk sambil menangis

§ Skala nyeri 5

§ jaringannya mulai menyebar hampir di sekeliling payudara kanan


§ Hasil pemeriksaan TTV : TD 140/80mmHg, RR 24x/mnt, N 86x/mnt

( http://mudiarsa.blogspot.co.id/2012/06/ca-mammae-kanker-payudara.html )

II. Analisa data

Tanggal

Data

(Data subyektif dan data obyektif)

Etiologi

Masalah

DS : klien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri berasa 5-8 menit seperti tertusuk
tusuk, nyeri tetap

DO : jaringannya mulai menyebar hampir di sekeliling payudara kanan, skala nyeri 5, N 86x/mnt, RR
24x/mnt, TD 140/80 mmHg

Agen injuri : kimia (proses tumor)

Nyeri akut

DS : Klien menatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang
membahayakan.

DO : klien tampak cemas, bingung, menunduk sambil menangis

Status kesehatan

cemas

DS : klien merasa malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan
perubahan pada dirinya

DO : bingung, tampak cemas, tampak malu

Kerusakan fungsional

Harga diri rendah kronis

III. Diagnosa Keperawatan


Nyeri akut b.d agen injuri kimia (proses tumor)

Cemas b.d status kesehatan

Harga diri rendah b.d kerusakan fungsional

IV. Intervensi Keperawatan

No.

Hari/

tgl/jam

Diagnosa Keperawatan

NOC

NIC

Nyeri akut b.d agen injuri kimia (proses tumor)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan

1) Melaporkan nyeri

sudah terkontrol

2) Menggunakan

analgetik sesuai

dengan kebutuhan

3) Menggunakan

metode non

analgetik untuk

mengurangi nyeri

4) Melaporkan nyeri

sudah terkontrol

5) Mengenali gejala
gejala nyeri

1) Menejemen nyeri

2) Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

3) Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi

4) Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

5) Tingkatkan

istirahat

6) Kurangi factor

prespitasi.

2.

Cemas b.d status kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien menunjukkan:

1) Monitor intensitas

kecemasan

2) Menggunakan

strategi koping
efektif

3) Menggunakan teknik

relaksasi untuk

menurunkan

kecemasan

4) Mempertahankan

penampilan peran

5) Menggunakan sport

sosial yang

memungkinkan

Pengurangan cemas

1) Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

2) Pahami perspektif

pasien terhadap

situasi setres

3) Temani pasien

untuk memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

4) Identifikasi tingkat

kecemasan

5) Instruksikan pasien

menggunakan teknik

relaksasi
3

Harga diri rendah b.d kerusakan fungsional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan

1) Body image

2) Sensory function

3) Memelihara kontak

dengan sumber

komunitas yang tepat

4) Mengenal kejadian

5) Kemampuan untuk

memvalidasi diri

6) Penilaian diri yang

akurat

Berbicara dengan pasien dengan lambat dan suara yang jelas.

1) Memberikan

reinforcementpositif

kepada pasien

2) Instruksikan keluarga

untuk mensport pasien

3) Memberikan arti hidup

dan berguna bagi

pasien.

Anda mungkin juga menyukai