PDK Darurat
PDK Darurat
irmaasusilawati
4 years ago
Advertisements
Disusun oleh:
Irma Susilawati
(NIM: P3.73.20.1.12.020)
Tingkat: II A
Dosen Pembimbing :
Prodi Keperawatan Kimia 17
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai
seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan
masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat
memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat
tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya
karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-
langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam
melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual
dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan dituntut mampu
memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul
perasaan akan kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat
dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan
yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi
keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam menentukan keefektifan
perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas keperawatan berkesinambungan.
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan
BAB I : Membahas tentang pendahuluan terdiri atas: Latar Belakang, Tujuan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : Membahas tentang tinjauan teoritis terdiri dari: Konsep dasar Dokumentasi Keperawatan
dan Konsep dasar dokumentasi keperawatan gawat darurat
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Model ini diperkenalkan oleh Dr. LAWRENCE weed at Cast Wester Reserve University in Cleveland
Introduced pada tahun 1969 dengan nama Problem Oriented Medical Record (POMR) Kemudian
diadopsi oleh dunia kebidanan dan keperawatan dengan bentuk Problem Oriented Record (POR)
kemudian dikembangkan menjadi SOAP (Subjektif Information, Objektif Information, Assesment and
Planning)
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola pencatatan.
Catatan berorientasi pada sumber yang terdiri dari 5 komponen:
Catatan perawat
Laporan khusus
PROGRESS NOTE
Catatan perawat
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang : Pengkajian, Tindakan
keperawatan mandiri, Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter, Evaluasi keberhasilan
tiap tindakan keperawatan, Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi tindakan
keperawatan, dan Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan
lain lain.
Flowsheet merupakan cara paling efektif dan efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga
kesehatan dapat dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang ada di
Flowsheet. Oleh karena itu Flowsheet lebih sering digunakan di IGD, terutama data fisiologis.
Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindahkan pada tempat perawatan lain guna
perawatan lanjutan. Discharge Notes ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan
homecare dan juga informasi pada klien.
Dimulai sejak tahun 1983 di St Luke Medikal Center In Milkwankee. Charting by exception
adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar. Format naratif merupakan format yang dipakai
untuk mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi.
PIE adalah suatu singkatan dari (Identifikasi Problem, Intervention dan Evaluation). Sistem
pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi – proses pada dokumentasi dengan penekanan pada
proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.
Pencatatan Focus adalah suatu proses orientasi dan klien fokus. Hal ini digunakan proses
keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika menuliskan catatan perkembangan,
format DAR ( Data – Action – Response ) dengan 3 kolum.
Data : Berisi tentang data subyektif dean obyektif yang mengandung dokumentasi fokus.
Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan
berdasarkan pengkajian / evaluasi keadaan klien.
Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau keperawatan.
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan
pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien meraka dengan cepat
dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus
mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar
bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit. Sifat
gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien, dan
menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.
Standar keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang tanggung jawab,
dan didefinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan memberikan perawatan
lingkungan yang sama atau serupa. Pada tahun 1983, Emergency Nurses Association (ENA) membuat
standar keperawatan untuk semua perawat profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat.
Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah kelalaian perawat
gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien yang merugikan.
Rekam Medik
1). Rekam medis gawat darurat adalah catatan penting informasi pasien yang berguna untuk
diagnosis dan pengobatan
2). Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk institusi
3). Rekam medis merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi mungkin saja
diperlukan tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang
melibatkan pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.
3. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik bagi
perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalaian dalam pemberian
perawatan
Pemahaman perawat dalam tanggung jawab profesionalnya yang dicapai dengan pembelajaran
standar spesialis nasional, akan meningkatkan apresiasi mereka terhadap nilai dokumentasi sebagai
alat pembuktian bahwa perawat telah memenuhi tugas-tugasnya terhadap pasien.
Pencatatan baik dengan computer, catatan naratif, atau lembar alur (FlowSheet) harus menunjukkan
bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan komunikasi, perancanaan dan
kolaborasi, implementasi dan evaluasi perawatan yang diberikan. Serta melaporkan data-data
penting kepada dokter selama situasi serius. Catatan tersebut harus menunjukkan bahwa perawat
gawat darurat bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi penyimpangan standar perawatan
yang mengancam keselamatan pasien.
Nilai kemanusian merupakan ide mendasar di balik peran perawat gawat darurat sebagai advokat
pasien. Penunjukan rasa hormat terhadap martabat manusia, menghormati nilai kemanusian salah
satu aspek dari tugas perawat sebagai advokat klien. Melindungi kerahasian dan keselamatan pasien
dan juga melindungi dari praktik medik yang tidak aman, seperti intruksi yang membahayakan dan
sesuatu respon obat yang tidak tepat.
Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis oleh sebab itu perawat mempunyai tantangan
besar untuk menentukan diagnosis keperawatan.
Berdasakan fakta bahwa diagnosis keperawatan adalah koponen dari proses keperawatan, daftar
diagnosis yang disetujui North American Nursing Diagnosis Assocation (NANDA) dan digabungkan
dalam ENA Core Curriculum pada 1987, Perawat UGD dianjurkan untuk menyimpan daftar tersebut
diunitnya sebagai referensi dan mengetahui cara penggunaannya.
Berdasarkan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakukan Triase untuk semua
pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdasarkan kebutuhan fisik dan
psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang memengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA
1995)
Proses Triase
2) Keluhan utama
2) Keluhan utama
3) Riwayat singkat
4) Pengobatan
5) Alergi
Sumber praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan menyatakan perawat gawat darurat harus
merumuskan rencana Asuhan Keperawatan yang komprehensif untuk pasien UGD dan berkolaborasi
dalam perumusan keseluruhan rencana perawatan pasien (ENA 1995).
1). Kesiapan
Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat harus siap diri untuk hal-
hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini. Perawat harus
melakukan hal berikut diawal setaiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu
jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat
berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya)
2). Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus
mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain yang
ada di UGD tersebut.
Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi menyatakan,perawat gawat darurat harus
mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan
diagnosis medis (ENA, 1995)
Berikut ini beberapa contoh tindakan perawat gawat darurat dalam pendokumentasian:
1) Pemberian Obat
Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM, jumlah dan jenis obat.
2) Selang Nasogastrik
Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk warna dan jumlah haluaran.
3) Akses IV
Perawatan Instalasi Gawat Darurat disamping mempunyai pengetahuan dasar keperawatan harus
memperoleh tambahan pelatihan PPGD penderita gawat darurat , ATLS ( Advance Trauma Life
Support ), mampu melakukan resusitasi dari semua system tubuh dan prinsip tindakan pelayanan
keperawatan dalam memberikan pertolongan pasien dengan tepata, cermat, dan cepat.
Dari ketiga prinsip ini menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut: Tepat
adalah melakukan tindakan dengan betul dan benar, Cermat adalah melakukan tindakan dengan
penuh minat, perhatian, sabar, tanggap terhadap keadaan pasien, penuh ketelitian dan berhati-hati
dalam bertindak serta hemat sesuai dengan kebutuhan sedangkan Cepat adalah tindakan segera
dalam waktu singkat dapat menerima dan menolong pasien, cekatan, tangkas serta terampil.
Sementara itu urutan prioritas penanganan Kegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu :
Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas utama karena kematian dapat terjadi sangat
cepat, langkah pertolongan ini disebut “ Live Saving First Aid “ yang meliputi :
Posisi koma dengan melakukan triple airway menuver, posisi shock dengan tubuh horizontal, kedua
tungkai dinaikan 200 untuk auto tranfusi
Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak, jangan panic
Dapat disimpulkan, tindakan dilakukan segera dan sesuai dengan standar serta fasilitas yang tersedia
karena faktor waktu dan informasi terbatas untuk mencegah kematian dan mencegah kecacatan.
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi, bahwa perawat gawat darurat harus
mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat
diobservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA,1995)
BAB III
Ny. BR berusia 32 tahun, diterima di IGD RS Restu Bunda pada tanggal 25 Februari 2013, pukul 21.22
WIB dengan keluhan sesak nafas. Ny. BR datang bersama keluarga, saat pemeriksaan TTV
didapatkan hasil, TD = 130/70 mmHg, N = 92 x/menit, RR = 30x/menit. Tingkat kesadaran Ny. BR
Composmentis. Dokter mendiagnosa Ny.BR mengalami Asma.
B. Asuhan Keperawatan
Identitas Pasien
Nama : Ny. BR
Umur : 32 tahun
Pengkajian
1. Pengkajian Primer
– Airway
– Breathing
– Circulation
Teraba nadi
– Disability
GCS 15
Pengkajian Sekunder
a) Tingkat Kesadaran : CM
b) GCS : E4 M6 V5
d) Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien baru dating bersama keluarga dengan keluhan sesak
nafas.
f) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Muka : Sianosis (-), ukuran pupil kanan/kiri: 3 mm/ 3 mm, rangsang cahaya pupil kanan / kiri: +/+
3) Punggung : bersih
5) Ekstremitas
Analisa Data
No
Data Fokus
Masalah keperawatan
Etiologi
1.
DS: –
DO:
d. RR = 30 x/menit
No
NIC
NOC
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah akan berkurang, dengan kriteria:
pergerakan dada normal, penggunaan otot-otot bantu berkurang
E. Implementasi
Waktu
No. Dx
Implementasi
Respon
25/02/2013
21.23
21.25
21.28
1
Terdengar whizzing
21.33
Pasien kooperatif
21.53
RR = 24 x/menit
F. Evaluasi
Waktu
No. Dx
SOAP
25/02/2013
Jam 22.10
S:-
O:
– RR = 24 x/menit
– Sianosis (-)
IDENTITAS
TRIAGE P1 P2 P3 P4
PRIMER SURVEY
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Mekanisme Cedera : –
AIRWAY
Diagnosa Keperawatan:
Keluhan Lain:
Kriteria Hasil :
Intervensi :
BREATHING
Diagnosa Keperawatan:
Keluhan Lain: … …
Intervensi :
CIRCULATION
Diagnosa Keperawatan:
Sianosis : ¨ Ya R Tidak
Keluhan Lain:
Kriteria Hasil :
Intervensi :
DISABILITY
Diagnosa Keperawatan:
Keluhan Lain :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
EXPOSURE
Diagnosa Keperawatan:
Deformitas : ¨ Ya ¨ Tidak
Contusio : ¨ Ya ¨ Tidak
Abrasi : ¨ Ya ¨ Tidak
Penetrasi :¨ Ya ¨ Tidak
Laserasi :¨ Ya ¨ Tidak
Edema :¨ Ya R Tidak
Keluhan Lain:
……
Kriteria Hasil :
Intervensi :
SECONDARY SURVEY
ANAMNESA
Diagnosa Keperawatan:
Alergi : –
Medikasi : –
Even/Peristiwa Penyebab:
Tanda Vital :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
PEMERIKSAAN FISIK
Diagnosa Keperawatan:
Inspeksi :
Dada:
Inspeksi : simetris(+),
Auskultasi : whizzing(+)
Abdomen:
Palpasi :
Perkusi :
Pelvis:
Inspeksi :
Palpasi :.
Ektremitas Atas/Bawah:
Punggung :
Inspeksi : Bersih
Palpasi :
Neurologis :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa Keperawatan:
¨ ENDOSKOPI ¨ Lain-lain, … …
Hasil :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2013
Jam : 21.22
Keterangan :
DATE
FOCUS
25 Februari 2013
Diagnosa Keperawatan :
DATA :
subjektif : –
objektif :
– Retraksi dinding dada (+)
ACTION :
RESPON :
subjektif : –
objektif :
– RR = 24 x/menit
– Sianosis (-)
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan. Perawat
mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan
kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik edisi 1. Jakarta :
Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC Edisi 7. Jakarta: EGC.
http://handayanilina.files.wordpress.com/2013/06/pegkajian-gadar-dewasa.doc
Advertisements
Categories: Uncategorized
Tags: askep di unit gawat darurat, dokep UGD, dokumentasi gadar, dokumentasi pasien dewasa di
ugd
Leave a Comment
irmaasusil
Create a free website or blog at WordPress.com.
Back to top
Advertisements