Bahan Ajar: Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Denpasar 2017
Bahan Ajar: Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Denpasar 2017
MATA KULIAH
Oleh
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena kami berhasil menyelesaikan Diktat Mata Kuliah Akustik Dan
Material Penyerap Suara yang diajarkan pada Jurusan/Program Studi Teknik Mesin
(PSTM) Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Diktat Mata Kuliah Akustik Dan Material Penyerap Suara ini merupakan salah
satu mata kuliah pilihan yang tidak harus diambil oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
pada semester 5 - 8 dengan jumlah SKS sebesar 2 SKS. Penulisan diktat ini
dimaksudkan sebagai pelengkap bahan kuliah sehingga dapat membantu mahasiswa
untuk lebih memahami materi perkuliahan yang diberikan pada saat tatap muka
sehingga proses pembelajaran menjadi lancar. Diktat ini terdiri dari beberapa bab yang
membahas tentang Pengertian Akustik, Gelombang bunyi, Metode rambatan suara,
Metode Pengukuran Suara dan Medium Penyerap Suara serta Kebisingan Lingkungan.
Yang sebagian besar materi dalam diktat ini di hubungkan dengan Jurusan Teknik
Mesin. Mengingat bahwa fungsi diktat ini hanya sekedar membantu dalam mengikuti
perkuliahan, maka hendaknya mahasiswa tidak meningggalkan textbook/ buku acuan
yang dianjurkan.
Disadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna, maka penulis selalu
mengharapkan saransaran untuk kesempurnaan diktat ini di waktu yang akan datang.
Semoga Diktat ini bermanfaat bagi semua pihak. Kepada pihak-pihak yang telah
membantu kelancaran penyusunan diktat ini, tak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih.
II
DAFTAR ISI
BAB I Akustik
1.1. Pengertian Akustik ........................................................................... 1
1.2. Teori Akustik ................................................................................... 3
1.3. Perkembangan Akustik Auditorium .................................................. 4
III
5.4. Nilai Ambang Batas Kebsiingan ....................................................... 35
5.5. Pengaruh Paparan Bising Terhadap Kesehatan Pekerja ..................... 37
5.6. Pengendalian Kebisingan .................................................................. 39
IV
BAB I
AKUSTIK
Akustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah ilmu terapan yang
terutama yang relatif besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio sudah mulai
melakukan pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran suara asli
dan getaran pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun baru pada
tahun 1856 akustik ini mulai dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry dan
akhirnya dikembangkan penuh oleh Wallace Sabine di tahun 1900. Keduanya adalah
fisikawan Amerika. Namun sayangnya kecenderungan sampai saat ini dinegara kita
nampaknya menunjukan bahwa kecuali pada ruangan ruangan khusus seperti untuk
ruang konsert, studio rekaman atau panggung teater, rancangan akustik umumnya
Akustik adalah ilmu interdisipliner yang berkaitan dengan studi dari semua
gelombang mekanik dalam gas, cairan, dan padatan termasuk getaran, USG, suara, dan
infrasonik. Akustik sendiri memiliki definisi sebagai teori gelombang suara dan
perambatannya pada suatu medium. Seorang ilmuwan yang bekerja di bidang akustik
adalah acoustician sementara seseorang yang bekerja di bidang teknologi akustik dapat
disebut seorang insinyur akustik. Penerapan akustik dapat dilihat di hampir semua aspek
1
Akustik merupakan satu bidang ilmu yang mempelajari tentang suara atau bunyi
yang ditimbulkan dari benda yang bergetar. Apa itu suara? Mungkin pertanyaan ini
terkesan konyol, tapi mungkin juga tak banyak orang dapat menjawabnya, kenapa?
Suara, ia merupakan sesuatu yang tak asing buat kita, karena dalam kehidupan kita
selalu bersinggungan dengan suara (kecuali bagi orang tuli). Suara dapat kita rasakan
dan dengarkan, namun keberadaannya tak pernah dapat kita lihat alias tak kasad mata,
sehingga akan sangat sulit menerangkan seperti apa gambaran suara itu.
Jadi apa suara itu? Suara atau bunyi dapat didefinisikan sebagai gelombang yang
bergerak dalam medium baik gas, cair maupun padat. Untuk menggambarkan rupa dari
suatu gelombang bunyi kita dapat melakukan percobaan dengan memberikan usikan
pada air atau tali maka akan tampak aliran getaran (energy getaran) yang merupakan
Salah satu karakteristik dari fluida, yaitu cairan dan gas adalah kurang bisa
dipaksa untuk berubah bentuk. Gelombang suara merupakan tekanan dari getaran yang
ditampakkan dalam suatu fluida, dimana ia memiliki analogi dengan gelombang yang
2
ditampakkan pada tali yang diberi usikan (gambar 1). Sehingga apabila kita cermati
lebih dalam, gelombang tali maupun gelombang pada air yang merupakan efek getaran
(termasuk getaran suara) dapat kita simulasikan dengan konsep getarah harmonic pada
pegas yang diayunkan. Ada hubungan yang sederhana namun merupakan hubungan
matematis yang penting antara gerak harmonic sederhana dan gerak melingkar dengan
Gambar 2.
“Pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah partikel yang bergerak dengan gerak
melingkar seragam merupakan gerak harmonik sederhana.”
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala sesuatu
yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat
pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung
Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir
lingkungan, dimana kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di
udara terbuka.
3
Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah :
1. Sumber suara
2. Perambatan suara
3. Penerimaan suara
4. Intensitas suara
5. Frekuensi suara
Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang
antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi
lingkungan.
perkembangannya yang berawal dari desain bangunan umum bangsa Yunani. Dahulu
perkembangan akustik ruang berasal dari kebutuhan akan perlakuan bunyi pada
bangunan umum, mulai dari perkembangan teater Yunani klasik dan Romawi, gereja
Gothic dan Baroque, gedung opera abad ke-19 serta gedung pertunjukan abad ke-20.
diperhatikan akustiknya seperti arena gladiator, tempat pertandingan, dan olah raga.
Bentuk denah teater Yunani antara lain berupa semi-circular atau semi-elliptical dengan
ganti, ruang istirahat, ruang pelayanan (service) dan sebagainya. Bangsa Yunani
4
berusaha untuk mendapatkan kenyamanan garis pandang sekaligus pendengaran yang
baik dengan cara pengaturan tempat duduk yang bertingkat-tingkat. Maksud dan tujuan
pengaturan ini agar penonton dapat sedekat mungkin dengan panggung, sehingga dialog
dapat didengar dan ekspresi muka aktor dapat terlihat. Contoh teater yang masih ada
sampai saat ini antara lain teater berbentuk semi-elliptical di Herodes Atticus-Athena,
menjadi setengah lingkaran, sehingga penonton menjadi lebih dekat dengan sumber
curam dibandingkan dengan teater Yunani. Belakang panggung diberi latar belakang
dan ornamen, berfungsi untuk memantulkan bunyi dari panggung agar intensitas bunyi
langsung menjadi bertambah kuat. Contoh teater Romawi yang megah antara lain
Colloseum di Roma juga teater di Orange, Perancis yang dibangun abad ke-50 SM.
Setelah kerajaan Romawi jatuh, satu-satunya bangunan umum yang dibangun selama
abad pertengahan adalah gereja. Pada abad pertengahan, drama yang berkembang
berasal dari gereja katolik dengan karakteristik liturgis, kadang-kadang diiringi dengan
koor yang berfungsi juga untuk mengiringi misa (kebaktian). Ruang-ruang di katedral
biasanya tertutup sepenuhnya dengan volume sangat besar, sehingga waktu dengung
(reverberation time) dapat mencapai sekitar 8 detik. Akustik pada bangunan ini dengan
waktu dengung (reverberation time) yang panjang diperuntukkan bagi musik organ dan
koor gereja. Pada jaman Renaissance dan sesudahnya, bentuk terbuka teater Romawi
berkembang menjadi teater tertutup di Itali, sehingga bunyi dapat dipantulkan berulang
kali melalui dinding dan plafon, daripada diserap oleh udara terbuka. Contohnya pada
5
Teatro Olimpico di Vicenza (1585) yang dirancang oleh Palladio dan diselesaikan oleh
Scamozzi. Teater ini menjadi awal mula yang penting dari sejarah perkembangan teater
modern. Kemudian, bentuk denah berkembang menjadi bentuk U atau bentuk telur.
berkembang menjadi opera house. Contoh desain awal antara lain Teatro di Tor di Nona
khusus karya Wagner. Pengaturan tempat duduk seperti ini dipertahankan terus sampai
abad ke-19. Pada abad ke-19 beberapa nama yang menaruh perhatian terhadap akustik
muncul, diantaranya Lord Rayleigh dengan bukunya berjudul “The Theory of Sound”.
Sebelum abad ke-20, W.C. Sabine dari Univeristas Harvard telah merintis perancangan
akustik ruang, dengan teorinya ”Reverberation Time” (waktu dengung). Mulai saat itu,
ilmu akustik menjadi maju dengan pesat. Pada abad ke-20 (1927) Walter Gropius
mendesain “The Total Theatre” yang mengambil inspirasi dari teater Yunani. Denahnya
berbentuk oval dengan tempat duduk penonton melingkari panggung. Selain itu masih
banyak lagi desain-desain auditorium dengan kapasitas penonton lebih dari 2.000 orang,
yang tentunya membutuhkan desain akustik serius, seperti “The Boston Symphony
2.1 Bunyi
pergeseran partikel dalam medium elastik seperti udara (bunyi obyektif) dan
6
James Cowan (2010) mengatakan bahwa :
Bunyi dengan gelombang yang tidak berubah atau stabil walaupun didengar
dari jarak yang jauh dapat disebut sebagai point source atau sumber. Apabila
sumber tersebut berada dalam laju yang konstan maka sumber tersebut akan
2.2 Frekuensi
500 dan 4000 Hz, tingkatan frekuensi yang dihasilkan oleh bunyi manusia.
dan 500 Hz serta nada tinggi antara 4000 dan 20.000 Hz. Frekuensi di bawah
2.3 Desibel
Desibel (dB) adalah perubahan terkecil dalam tekanan bunyi yang dapat
7
Tingkatan tekanan bunyi :
(lemah).
Desibel (dB) adalah ukuran kekuatan medan bunyi pada skala logaritmik.
Dapat digunakan untuk menunjukkan besarnya tingkat bunyi pada suatu titik
dalam sebuah medan bunyi atau jumlah keseluruhan tingkat kekuatan sebuah
dengan logaritma dari kuantitas yang diukur dengan nilai referensi dari
sumber.
menambah kesan elegan pada nada yang dihasilkan. Karena itu reverberation
8
memiliki karakter yang berbeda tergantung dari kegunaan sebuah ruang.
reverberation time.
9
BAB II
GELOMBANG BUNYI
tinggi dan rendah (rapatan dan renggangan). Partikel yang saling berdesakan akan
menghasilkan gelombang bertekanan rendah. Kedua jenis gelombang ini menyebar dari
regangan, perubahan posisi partikel, dan perubahan kecepatan partikel dari medium
pengantar gelombang suara itu sendiri (udara, air/cairan atau juga benda padat).
Getaran/osilasi itu sendiri, terjadi pada sumber suaranya, misalnya snar gitar dan juga
body gitar itu sendiri. Gelombang suara itu sendiri harus merambat melalui medium
(atau juga kombinasi medium2 dengan jenis berbeda, misalnya udara dan tembok atau
penyebab terjadinya sensasi pendengaran pada telinga manusia. Seperti efek domino,
pergerakan gelombang terjadi dengan cara perpindahan energi yang terdapat pada
gelombang tersebut dari satu partikel ke satu partikel dekat lainnya pada suatu medium.
gelombang suara merambat dengan kecepatan kira-kira 340 m/s. Pada medium rambat
10
zat cair dan padat, kecepatan rambat gelombang suara menjadi lebih cepat yaitu 1500
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak
bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan
tertentu dalam satu waktu disebut Kecepatan Bunyi. Kecepatan bunyi di udara
meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara,
maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar
daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat
lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan udara. Cepat rambat bunyi
di udara bergantung pada jenis partikel yang membentuk udara tersebut. Persamaannya
Keterangan:
γ = konstanta Laplace
Cepat rambat bunyi dalam zat padat ditentukan oleh modulus Young dan massa
11
Keterangan:
Di dalam zat cair, cepat rambat bunyi ditentukan oleh modulus Bulk dan kerapatan
Keterangan:
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari sumber
bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola
(sferis). Intensitas bunyi adalah energi gelombang bunyi yang menembus permukaan
bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya
sebesar P watt, maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari
12
dengan :
Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r dari sumber bunyi, maka
perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :
Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
10-12 watt/m2
Intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih
bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam
persamaan :
13
dengan :
dengan frekuensi sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan sumber. Gejala
seorang fisikawan Austria. Secara matematis efek Doppler dinyatakan sebagai berikut.
dengan :
14
2.5 Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
(refleksi), pelenturan (difraksi), interferensi, dan polarisasi. Bunyi merupakan salah satu
bentuk gelombang. Oleh karena itu, gelombang bunyi juga mengalami peristiwa-
peristiwa tersebut.
Mengapa saat Anda berteriak di sekitar tebing selalu ada bunyi yang menirukan
suara Anda tersebut? Mengapa suara Anda terdengar lebih keras ketika berada
suara musik akan terdengar lebih keras di dalam ruangan daripada di lapangan
terbuka.
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati
garis normal atau sebaliknya. Pada siang hari, suhu udara di permukaan lebih
bagian atas lebih rapat daripada di bawahnya. Sehingga, pada siang hari arah
Akibatnya, suara teriakan yang cukup jauh pada siang hari terdengar kurang
jelas. Sebaliknya, pada malam hari lapisan udara di permukaan lebih rapat
15
terdengar lebih jelas.
pembayaran di sebuah bank yang sengaja dibuat dengan beberapa lubang kecil
agar gelombang bunyi tidak memantul, walaupun arah rambat bunyi tidak
v. Pelayangan Bunyi
yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah yang sama. Jadi, satu
pelayangan didefinisikan sebagai dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang
16
terjadi secara berurutan, (layangan = kuat — lemah — kuat atau lemah — kuat
menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran
berlawanan fase, akan dihasilkan bunyi paling lemah. Jika kedua gelombang
bunyi tersebut merambat bersamaan, akan menghasilkan bunyi paling kuat saat
fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan fase, akan dihasilkan
sebagai berikut :
17
BAB III
Kriteria yang biasa dipakai untuk mengukur kualitas akustik ruang auditorium
adalah parameter subjektif dan objektif. Parameter subjektif lebih banyak ditentukan
oleh persepsi individu, berupa penilaian terhadap seorang pembicara oleh pendengar
dengan nilai indeks antara 0 sampai 10. Parameter subjektif meliputi intimacy,
spaciousness atau envelopment, fullness, dan overal impressions yang biasanya dipakai
untuk akustik teater dan concert hall (Legoh, 1993). Paramater ini memiliki banyak
pengukuran yang lebih objektif dan bersifat analitis seperti bising latar belakang
Time), EDT (Early Decay Time), D50 (Deutlichkeit), C50, C80 (Clarity), dan TS
(Centre Time).
Dalam setiap ruangan, dirasakan atau tidak, akan selalu ada suara. Hal ini menjadi
dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (background noise). Bising latar
belakang dapat didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan dari sumber suarautama
atau suara yang tidak diinginkan. Dalam suatu ruangan tertutup seperti auditorium maka
bising latar belakang dihasilkan oleh peralatan mekanikal atauelektrikal di dalam ruang
seperti pendingin udara (air conditioning), kipas angin, dan seterusnya. Demikian pula,
18
kebisingan yang datang dari luar ruangan, seperti bising lalu lintas di jalan raya, bising
di area parkir kendaraan, dan seterusnya. Bising latar belakang tidak dapat sepenuhnya
dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi atau diturunkan melalui serangkaian perlakuan
akustik terhadap ruangan. Besaran bising latar belakang ruang dapat diketahui melalui
pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) di dalam ruangan pada rentang frekuensi
tengah pita oktaf antara 63 Hz sampai dengan 8 kHz, dimana hasil pengukuran
Salah satu tujuan dalam mendesain ruang auditorium adalah mencapai suatu
tingkat kejelasan yang tinggi sehingga diharapkan agar setiap pendengar pada semua
posisi menerima tingkat tekanan bunyi yang sama. Suara yang dipancarkan oleh
pembicara atau pemusik diupayakan dapat menyebar merata dalam auditorium, agar
para pendengar dengan posisi yang berbeda-beda dalam auditorium tersebut memiliki
penangkapan dan pemahaman yang sama akan informasi yang disampaikan oleh
pembicara maupun pemusik. Syarat agar pendengar dapat menangkap informasi yang
disampaikan meskipun dalam posisi berbeda adalah selisih antara tingkat tekanan bunyi
terjauh dan terdekat tidak lebih dari 6 dB. Jika dalam suatu ruangan yang relatif kecil di
mana sumber bunyi dengan tingkat suara yang normal telah mampu menjangkau
pendengar terjauh, maka hampir dapat dipastikan bahwa distribusi tingkat tekanan bunyi
19
3.3 Respon Impuls Ruang
waktu dengung (Reverberation Time). Hingga saat ini, waktu dengung tetap
mengalami pantulan jika mengenai permukaan yang keras, tegar, dan rata,
seperti plesteran, batu bata, beton, atau kaca. Selain bunyi langsung, akan
muncul pula bunyi yang berasal dari pantulan tersebut. Bunyi yang
disebut dengung. Waktu dengung adalah waktu yang dibutuhkan suatu energi
suara untuk meluruh hingga sebesar sepersatujuta dari energi awalnya, yaitu
lamanya terjadi dengung di dalam ruangan yang masih dapat didengar. Dalam
dB saja, tetapi juga pada pengaruh suara langsung dan pantulan awal (EDT)
20
b. EDT (Early Decay Time)
EDT atau Early Decay Time yang diperkenalkan oleh V. Jordan yaitu
perhitungan waktu dengung (RT) yang didasarkan pada pengaruh bunyi awal
energi suara total dalam ruangan. D50 merupakan rasio antara energi yang
disebut juga batas kejelasan speech yang dapat diterima. Semakin besar nilai
D50 maka semakin baik pula tingkat kejelasan pembicaraan, karena semakin
atau kejelasan yang baik didapatkan untuk harga D50 >0%. Adapun kategori
pada Tabel 1.
21
Tabel 1. Kategori penilaian Speech Intelligibility berdasarkan D50
termanfaatkan (yang datang sekitar 0.05 – 0.08 detik pertama setelah suara
adalah antara 50-80 ms dan suara yang datang sesudahnya dianggap suara
yang merusak. Semakin tinggi nilai C50, maka semakin pendek waktu
bernilai baik jika C50 lebih kecil atau sama dengan -2 dB. C80 merupakan
rasio dalam dB antara energi yang diterima pada 80 ms pertama dari signal
yang diterima dan energi yang diterima sesudahnya. Batas ini ditujukan untuk
kejelasan pada musik. Nilai C80 adalah nilai parameter yang terukur lebih
dari 80 ms, semakin tinggi nilai C80 maka suara akan semakin tidak bagus.
22
e. TS (Centre Time)
TS merupakan waktu tengah antara suara datang (direct) dan suara pantul
(early to late), semakin tinggi nilai TS maka kejernihan suara akan semakin
buruk.TS merupakan sebuah titik dimana energi diterima sebelum titik ini
mana semakin rendah nilai TS semakin jelas suara yang diterima. Menurut
Ribeiro (2002), parameter objektif berupa respon impuls ruang yang meliputi
D50 (Definition), C50, C80 (Clarity) dan TS (Centre Time) memiliki standar
f. Parameter Subjektif
bunyi yang seolah-olah sumber bunyi berada di dekat pendengar, atau disebut
akustik bagi suatu pertunjukan. Untuk ruang yang tidakterlalu besar, sampai dengan
2.800 m2, perlakuan akustiknya tidak begitu berbeda.Namun, untuk ruang yang lebih
23
besar, pilihan waktu dengung yang tepat perlu dikompromikan. Apabila auditorium
jumlah penonton dibatasi sampai 1.000 orang. Bila ruang dilengkapi dengan sistem
pengeras suara elektronik, maka karakter akustikyang diinginkan dapat diatur dengan
mudah, disesuaikan dengan waktu dengung yang tepat untuk kebutuhan tertentu. Sistem
tersebut dapat dipakai untuk mengubah dan menyesuaikan kondisi akustik yang
dibutuhkan.
24
BAB IV
Material memiliki reaksi reaksi yang berbeda terhadap bunyi dengan frekuensi
yang berbeda. Pada umumnya material dengan nilai NRC di bawah 0.20 bersifat
reflektif, sedangkan material dengan nilai NRC di atas 0.40 bersifat menyerap.
25
4.2. Jenis-jenis media penyerap suara :
1. Bata : Merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat
sebagai pereduksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua
paralel dibuat tanpa hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis.
2. Beton : Material hasil campuran dari bahan air mempunyai daya yang kuat
baik, dan tidak bersifat sebagai penyerap. Bila beton diberi celah udara
bunyi dan sangat baik, tergantung pada berat dan tidak pada kepadatan
blok beton.
4. Kaca : Merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat
rendah.
5. Plywood : Jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi bunyi kecuali bila
digabung dengan material lain tetapi bila bentuknya tipis dapat menjadi
26
penyerap yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan
menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi bunyi karena cukup
dan dengung.
7. Busa akustik : Merupakan material penyerap yang baik (NRC 0,25-0,9) sebagai
8. Kaca laminasi : Penggabungan dua atau lebih lembar kaca dengan perekat. Jika
9. Karpet : Jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbs ruang dalam
10. Tirai dan tenunan : Beberapa jenis kain yang berfungsi sebagai penyerap bunyi
yang baik bila memiliki (± 500 gr/m²). Tirai yang ringan hanya
27
memiliki NRC 0,2 dan tirai yang berat berat dapat memiliki NRC lebih
dari 0,7.
11. Selimut berserat : Berupa fiberglassyang digunakan untuk dinding atau plafon
12. Papan berserat : Biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon, merupakan
0,9).
13. Semprotan berserat : Bersifat sebagai penyerap bunyi yang sangat baik dalam
diameter bahan.
14. Fiber mineral dan selulosa : Jenis bahan fiber yang sering digunakan sebagai
28
BAB V
KEBISINGAN LINGKUNGAN
Kebisingan adalah suara ditempat kerja berubah menjadi salah satu bahaya kerja
secara fisik (menyakitkan pada telinga pekerja) dan psikis (mengganggu konsentrasi dan
kebisingan didefinisikan sebagai polusi lingkungan yang disebabkan oleh suara (Sihar
Tigor B.T., 2005). Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
udara, yang berupa gelombang mencapai membrana timpani dari telinga (Perhimpunan
menyatakan bahwa dalam konteks keselamatan dan kesehatan kerja, pembahasan suara
murni maupun fisika terapan. Dalam K3, pembahasan suara lebih terfokus pada potensi
gelombang suara sebagai salah satu bahaya lingkungan potensial bagi pekerja di tempat
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia
29
(2009), bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengaran dalam
telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau
suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya,
dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau
timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atau suara
stres.
peledakan), mesin tekstil, dan uji coba mesin jet. Bising dapat didefinisikan sebagai
bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
Suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam
Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak
2009).
namun bahaya di area kebisingan tergantung pada frekuensi bising yang ada (Ridley,
2003). Menurut Harrianto (2008), tuli dapat disebabkan oleh tempat kerja yang terlalu
30
bising. Yang dimaksud dengan “tuli akibat kerja” yaitu gangguan pendengaran parsial
atau total pada satu atau kedua telinga yang didapat di tempat kerja. Termasuk dalam
1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya mesin-
2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya gergaji
1. Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras, misalnya
mendengkur.
pendengaran yang jelas. Secra tidak langsung bunyi ini akan mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan pekerja, karena teriakan isyarat atau tanda bahaya
31
5.3. Pengukuran Kebisingan
menggunakan alat Sound Level Meter. Sebelumnya, intensitas bunyi adalah jumlah
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya
pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk
misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah
32
kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat
gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat.
warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas di bawah 85 dBA, warna oranye
untuk tingkat kebisingan yang tinggi di atas 90 dBA, warna kuning untuk
NAB menurut Kepmenaker No. per-51/ MEN/ 1999, ACGIH, 2008 dan SNI 16-
7063-2004 adalah 85dB untuk pekerja yang sedang bekerja selama 8 jam perhari atau
40 jam perminggu. Nilai ambang batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah
intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih diterima tenaga kerja tanpa
menghilangkan daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak lebih dari 8
ACGIH dan SNI 16-7063-2004, waktu maksimum bekerja dapat dirumuskan sebagai
berikut:
33
Kebisingan di atas 80 dB dapat menyebabkan kegelisahan, tidak enak badan,
kejenuhan mendengar, sakit lambung, dan masalah peredaran darah. Kebisingan yang
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan luka perut. Pengaruh kebisingan yang
merusak pada efisiensi kerja dan produksi telah dibuktikan secara statistik dalam
Sanders dan Mc Cormick, 1987, dan Pulat, 1992, dalam Tarwaka (2004)
menyatakan bahwa pengaruh pemaparan kebisingan secara umum ada dua berdasarkan
34
b. Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama tangan dan kaki,
serta dapat menyebabkan pucat, gangguan sensoris dan denyut jantung, risiko
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10
mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan
efek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh
Secara fisiologis intensitas kebisingan yang masih di bawah NAB tidak menyebabkan
35
performasi kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya.
Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan antara lain:
a. Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur. Seperti
halnya dampak dari bising intensitas tinggi, bising intensitas rendah juga dapat
efek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur, dan sesak nafas disebabkan
c. Kehilangan konsentrasi.
(bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan
36
5.6. Pengendalian Kebisingan
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yan bersifat permanen dan harus
dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai
dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan
tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima oleh
ketentuan, peraturan dan standart baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB).
2. Subtitusi
yang berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau
yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih bias
3. Engenering Control
Pengendalian dan rekayasa tehnik termasuk merubah struktur objek kerja untuk
pada mesin.
4. Isolasi
37
pengendalian aktif (active noise control) menggunakan prinsip dasar dimana
gelombang suara identik tetapi mempunyai perbedaan fase 1800 pada gelombang
5. Pengendalian Administratif
Metode ini meliputi pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk
Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana pengendalian yang digunakan
untuk jangka pendek dan bersifat sementara, ketika suatu sistem pengendalian yang
suatu sistem pengendalian risiko tempat kerja. Antara lain dapat dengan
menggunakan alat proteksi pendengaran berupa : ear plug dan ear muff. Ear plug
dapat terbuat dari kapas, spon, dan malam (wax) hanya dapat digunakan untuk satu
kali pakai. Sedangkan yang terbuat dari bahan karet dan plastik yang dicetak
(molded rubber/ plastic) dapat digunakan berulang kali. Alat ini dapat mengurangi
suara sampai 20 dB(A). Sedangkan untuk ear muff terdiri dari dua buah tutup
telinga dan sebuah headband. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara hingga 30
38
dB(A) dan juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau
39
BAB VI
PANEL AKUSTIK
Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan sederhana
canggih dengan perhitungan dan material khusus. Anda dapat merasakan perubahan
sepertikarpet, permadani, dan gorden. Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana,
terkadangmemiliki estetika yang lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini saya
mengajak untuk memahami teori panel akustik dan teknik perancangan panel akustik
yang sederhana.
Gambar 6.1
40
Beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang suara Pada gambar 6.1 kita lihat
1. Reaksi serap
Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara
yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai
dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori – pori udara pada material
berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material
tersebut. Contohnya kita dapat mendengarkan suara musik yang diputar dari ruang
sebelah kita jika dinding ruang tersebut tidak dipasangkan peredam suara.
Umumnya bahan kain, kapas, karet dan sejenisnya memililki reaksi serap yang
dengan frekuensi rendah. Sedangkan bahan tembok, kaca, besi, kayu umumnya
meneruskan sebagian energi gelombang nada rendah ke sisi lain dari material
tersebut, dan sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi panas dan sebagian
2. Reaksi pantulan
Hampir semua permasalahan ruang dengar adalah minimnya panel akustik pada
permukaan dinding, lantai, plafon ruang tersebut. Jika permukaan dinding, lantai
dan plafon memantulkan kembali sebagian dari energi suara maka kita akan
mendengar suara pantulan. Suara pantulan ini bagai bola ping pong yang mana
pantulan suara terdengar walau suara asli telah mati. Dalam ruang kosong anda
dapat menepuk tangan anda dan mendengar suara pantulan setelah anda menepuk
41
tangan anda. Suara pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tak
teratur. Efek ini seperti anda masuk ke rumah cermin dimana anda dapat melihat
bayangan anda berpuluh – puluh jumlahnya. Suara pantulan ini mengaburkan suara
hentakan alat musik dan memberi bunyi tambahan setelah hentakan alat musik,
seperti kamar mandi, ruang makan, kamar tidur dsb. Jika ruang dengar anda
memiliki suara pantulan sama dengan apa yang anda dengar didalam kamar mandi
maka anda perlu panel akustik untuk magatasi masalah ini. Mengatasi suara
pantulan sangatlah mudah, dengan solusi sederhana yaitu dengan meletakkan panel
akustik yang berfungsi sebagai penyerap suara yang tak diinginkan atau diffuser
dinding, karpet diatas lantai, korden pada dinding/jendela, atau material penyerap
suara di dinding. Material yang efektif untuk pengendalian suara pantulan tanpa
membuat ruang terlihat buruk adalah menggunakan bahan korden yang tipis seperti
penggunaan di airport atau ruang konferensi. Selain itu ada pula solusi yang mahal
penyerapannya yang sangat baik untuk mencegahan suara pantulan tanpa menyerap
42
Gambar 6.2
Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan
akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Anda dapat
Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana, terkadang memiliki estetika yang
lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini saya mengajak anda untuk
memahami teori panel akustik dan teknik perancangan panel akustik yang
sederhana.
Pada gambar 6.2, terlihat speaker yang ditempatkan di ruang dekat dinding dan
lantai. Kita akan mendengar suara langsung dari speaker plus suara pantulan
dinding, lantai, dan plafon.Suara pantulan tersebut terdengar sedikit lebih lambat
dari suara langsung plus warna suara yang berbeda, dan fase suara yang berbeda
43
penurunan kualitas suara yang kita dengar. Tiga hal yang mengurangi kualitas suara
karena pantulan dinding adalah: Pertama, Suara off-axis dari speaker tidak seakurat
(ada kolorasi) suara on-axis. Sehingga suara yang menyembur ke dinding memiliki
rentang frekuensi yang tidak rata. Jadi saat suara pantulan dari suara off axis speaker
Misalnya jika material dinding memiliki karaker serap pada nada tinggi tetapi tidak
pada nada mid,maka suara yang terpantul hanya pada nada mid dan kurang pada
nada tinggi. Ketiga, suara langsung dan suara pantulan sampai ketelinga pendengar
Perbedaan waktu akibatkan jelajah suara langsung dan pantulan dapat dihitung.
Seperti kita ketahui bahwa kecepatan rambatan suara di udara pada kecepatan 300
meter per detik, maka kita dapat menghitung selisih waktu. Jika perbedaan jarak
antara suara langsung dan suara pantulan adalah 1,5 meter maka suara pantulan
Fenomena ini dinamakan “comb filtering”, dimana dua buah gelombang suara
dengan selisih fase pada puncak dan lembah gelombang yang saling meniadakan
yang kita dengar. Suara pantulan dinding tidak hanya mengganggu keseimbangan
Pantulan suara dari lantai dan plafon turut memberi gangguan, misalnya
melemahnya suara pada nada mid, membuat suara menjadi tipis. Pantulan suara
plafon memberi pengaruh yang lebih sedikit karena jarak yang cukup jauh dan
44
3. Reaksi sebar
Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan sebar
(difusi) pada bidang pantul pararel. Pantulan suara dari lantai mudah untuk diatasi
terserap oleh karpet atau rug, menghasilkan fase negative pada frekuensi midbass
yang saling meniadakan, akibat interfensi suara langsung dan suara pantulan, sering
disebut dengan “Allison Affect”, diambil dari nama designer loudspeaker Roy
Allison, yaitu orang pertama mempublikasikan fenomena ini. Perlu di ingat, jenis
karpet berhubungan pula dengan kualitas suara. Sebagai contoh karpet wool
memilki suara yang lebih alami dibandingkan dengan karpet sintetik. Karena
serabut padan karpet wool memiliki panjang dan ketebalan yang tidak sama,
sintetik, sebaliknya, terbuat dari serabut dengan panjang dan ketebalan yang persis
Pantulan dinding seharusnya disebar (difuse) dan diserap. Panel Sebar mengubah
energi suara dari satu arah dan satu besaran menjadi ke beberapa arah dengan beberapa
besaran. Panel sebar dapat dibuat sendiri atau dengan membeli panel sebar yang sudah
jadi. Rak buku terbuka yang penuh dengan beragam buku dengan besar dan tebal yang
Panel serap pada dinding dengan materi serap akustik. Sampai sekarang dunia
High End masih memperdebatkan solusi yang lebih baik antara memakai panel serap
atau panel sebar.Yang beranggapan panel sebar lebih baik menggaris bawahi
45
keuntungan penyebaran suara kebeberapa arah dengan beberapa besaran memberikan
kesan suara berada di sebuah “ruang”dan “hawa” musik lebih mengalir. Sedang yang
beranggapan panel serap lebih baik berpendapat dengan pantulan suara melebih 20mili
detik dari suara langsung menurunkan kualitas suara yang kita dengar. Kebanyakan
pada studio rekaman ruang kontrol di rancang untuk menghasilkan sebuah ruang
“reflection free zone” (RFZ) dimana sound engineer duduk, dia hanya mendengar suara
langsung dari speaker monitor. Berdasarkan pengalaman panel serap pada dinding kiri
kanan lebih baik disbanding dengan panel sebar, tetapi panel sebar dibelakang tempat
duduk pendengar akan lebih baik dibanding dengan panel serap. Hal ini tidak ada
perdebatan.
Salah satu produk yang tepat untuk pengontrolan refleksi sisi dinding adalah
Technology. Sebuah panel dengan tingkat serapan yang baik. Panel ini dapat di set
secara sederhana, pada titik pantul di dinding, panel ini mencegah pantulan suara
pertama. Cara menentukan titik pantul sangatlah mudah, dengan bantuan seorang kawan
dan sepotong cermin anda dapat menentukan titik pantulan dengan mudah. Minta teman
anda untuk memegang cermin dan anda duduk di posisi dengar. Minta teman anda untuk
meletakkan cermin pada dinding sampai anda dapat melihat posisi driver speaker anda.
Berikan tanda pada titik tersebut dan ulangi prosedur ini berualang kali sampai anda
mendapatkan semua titik pantul. Panel akustik yang diletakan pada titik pantul dapat
memperbaiki tata panggung musik. Dinding akan memantulkan suara dari sisi kanan
dan sisi kiri speaker. Suara pantulan speaker kiri dari dinding sebelah kanan
mengaburkan tata panggung musik dan kelebaran panggung musik. Suara pantulan
seperti ini kerap disebut “Acoustic crosstalk”; kita tidak mau telinga kiri kita mendengar
46
pantulan suara speaker kanan. Catatan tambahan panel akustik yang di letakan dengan
sedikit jarak dari dinding menciptakan bidang yang lebih luas disbanding panel akustik
yang di tempel ke dinding. Jarak antara panel akustik dan dinding menyebabkan bidang
tambahan akustik, membuat kerja panel serap menjadi lebih baik. Teknik ini dapat
Bass berdengung dan tebal sangat sering di temukan dan sangat sukar di atasi.
Hal ini terjadi akibat pertama adalah dari resonansi ruang (baca artikel akustik kami
yang pertama), kedua adalah penempatan speaker yang tidak benar (baca artikel akustik
kami yang ketiga), ketiga adalah minimnya panel serap frekuensi rendah di ruang
dengar. Jika masalah bass tetap terjadi walau telah dilakukan perletakan speaker secara
benar atau anda telah mengubah dimensi ruang dengar anda sehingga tidak ada
menambahkan panel serap frekuensi rendah. Panel serap ini mencegah pantulan nada
rendah kembali ke ruangan yang menyebabkan suara bass langsung bercampur dengan
Teori dasar penyerapan frekuensi rendah adalah mengubah energy nada rendah
menjadi bentuk energi lain yaitu energi panas. Panel serap nada rendah dapat di beli
yang sudah jadi seperti Acourete – Corner Correction, yang dibuat dengan material dan
design khusus yang dapat cocok di letakan di ruang dengar. Atau anda dapat membuat
sendiri panel ini dengan biaya yang relatif murah. Panel ini, disebut panel Air
Suspension, memiliki daya serap yang tinggi pada frekuensi rendah. Panel serap dapat
dibuat tersendiri atau menempel ke dinding. Pertama – tama buat bingkai kayu dengan
ukuran 1200 mm x 2400 mm di pantek ke dinding. Setelah itu bubuhkan silicon siler
pada siku – siku antara kayu dan dinding sampai kedap udara, setelah itu isi rongga
47
tersebut dengan material penyerap suara seperti Acourete Fiber. Lalu, tutup rangka kayu
tersebut dengan selembar plywood atau Acourete Board. Buatlah lubang – lubang keci
pada lembaran panel. Kini anda telah memiliki panel serap nada rendah.
Ada beberapa panel serap yang tidak dilubangi, hanya menggunakan lembaran
tipis yang bergetar jika menerima gelombang suara. Frekuensi serap dapat di sesuaikan
dengan mengatur volume rongga udara di dalam panel, rongga berukuran 60cmx120cm,
high density di rongga panel berfungsi memperluas kemampuan redam pada frekuensi
yang lebih lebar. Kita dapat mengatur rentang frekuensi serap dari nada paling rendah
ke nada mid dengan mengatur besaran ketebalan x luas panel rongga panel dan jumlah
dan ukuran lubang. Kebanyakan ruang dengar memerlukan penyerapan bass, tetapi
panel serap dapat pula diatur untuk menyerap frekuensi tertentu saja untuk
meminimalkan masalah resonansi ruang. Panel serap yang independent dapat dibangun
dengan cara yang sama, dengan landasan material yang kokoh, misalnya 20mm triplek.
Untuk perhitungan detail panel serap dapat ditemukan di buku yang di karang oleh
Cara lain untuk membuat panel serap frekuensi rendah adalah dengan membuat
rongga pada dinding, lalu ditutup dengan material serap. Struktur ini kerap disebut
“quarter wavelength trap”. Panel serap ini memiliki frekuensi serap pada ¼ frekuensi
F = 300/4D
48
Jika membuat rongga dengan ketebalan 0.6 meter maka frekuensi serapnya adalah:
Selain itu frekuensi serap terjadi pada harmoni pertama, kedua, ketiga dst: harmoni ke
dua 250 Hz, harmoni ke tiga kedua: 375 HZ, harmoni ke tiga: 500Hz dan seterusnya.
Korden dan rongga jendela juga mempunyai fungsi sebagai panel serap nada rendah.
Definisi teknis bahan insulasi peredam suara adalah bahan yang dapat menginsulasi
perpindahan suara. Bahan insulasi suara umumnya dipakai untuk mencegah gangguan
suara dari sebuah ruangan ke ruangan lainnya seperti ilustrasi dibawah ini. Kemampuan
sebuah material peredam suara untuk menginsulasisuara di tentukan dengan nilai STC
atau Sound Transmission Class atau Sound Transmission Loss. STC adalah nilai
tunggal yang dinyatakan dalam besaran dB (decibel). Sound Transmission Loss adalah
nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi.
Definisi teknis bahan peredam suara adalah bahan yang mampu menyerap energi
suara. Bahan insulasi suara umumnya dipakai untuk meredam suara yang
memantul dalam sebuah ruangan seperti ilustrasi dibawah ini. Kemampuan sebuah
material peredam suara untuk menyerap suara di tentukan dengan nilai NRC atau
Noise Reduction Class atau Sound Absorbing Coefficient. NRC adalah nilai
49
6.4. Penutup
suara atau pantulan suara yang mengganggu, dan menginginkan solusi yang terbaik
dengan harga yang sesuai, kami menyarankan untuk mempelajari spesifikasi bahan
peredam suara yang akan dibeli beserta metode pemasangan peredam suara.
a. Perencanaan Layout
ruangan yang baik. Apabila hal ini dilakukan dengan baik dapat mengurangi biaya
memposisikan ruangan yang butuh ketenangan berjauhan dari ruangan yang bising.
Apabila memungkinkan letakan ruangan yang jarang dipakai seperti toilet, gudang
dan sebagainya diantara ruang yang berisik dan ruangan yang butuh ketenangan.
Salah satu penyebab kebocoran suara antar ruangan adalah terjadinya resonansi
ruang yang berdempetan dengan perbedaan ukuran 1/3, 1/5, atau 1,7. Apabila
yang terjadi di ruang adalah dengan menghindari design dengan permukaan dinding
c. Bayangan Suara
Penyebab lain kebocoran suara adalah karena kebocoran suara yang disebabkan
karena adanya celah pada dinding partisi di bagian atas. Sebaiknya dinding partisi
50
d. Konduksi Suara
pertama adalah konduksi melalui media udara dan konduksi kedua adalah konduksi
melalui media struktur. Solusi untuk mengurangi konduksi suara melalui media
udara adalah dengan membuat rongga udara diantara dua dinding partisi.
Gunakan double door dan double window untuk menginsulasi suara keluar dari
Ada beberapa saran untuk mengurangi resonansi yang terjadi pada rongga.
seperti Acourete Fiber. Cara lain untuk mengurangi resonansi yang terjadi pada
rongga adalah memiringkan salah satu atau kedua dinding partisi. Terakhir adalah
untuk meminimalkan resonansi antar bidang partisi gunakan material partisi dengan
Partisi dengan massa yang besar memiliki nilai insulasi yang lebih baik
insulation material dengan massa yang besar seperti Acourete Mat pada partisi yang
ada dapat meningkatkan nilai insulasi suara terutama suara dengan frekuensi yang
rendah.
51
Tiga Kesalahan Umum Insulasi Suara Analisa Pengerjaan Insulasi Suara
1. Kesalahan Analisa
Kesalahan yang paling mendasar pada saat memulai pekerjaan insulasi suara adalah
tidak melakukan analisa terlebih dahulu atau melakukan analisa yang salah. Faktor
faktor yang perlu di analisa sebelum melakukan tindakan insulasi suara adalah sebagai
berikut:
Menganalisa sumber bunyi yang menganggu dari mana asalnya. Bisa ditentukan dari
yang paling umum adalah indra pendengaraan, hingga mengunakan alat bantu.
Mengukur kekuatan suara yang akan di insulasi dengan memakai alat ukur yang
telah terlebih dahulu di kalibrasi agar nilai hasil pengukuran dapat dipertanggung
jawabkan.
Setelah itu perlu pula diketahui frekuensi suara yang akan di insulasi. Apakah bunyi
mendesis sebuah peralatan atau dentuman bass dari sebuah sub woofer? Tahapan
udara:dalam ruang, udara bebas, dan lain lain atau merambat melalui struktir benda
padat seperti tanah, konstruksi bangunan dan lain lain.Apabila kita tidak melakukan
hal tersebut diatas dan langsung melakukan tindakan pemasangan insulasi suara
maka insulasi suara yang di pasangkan tidak akan berfungsi dengan baik atau
52
2. Kesalahan Pemakaian Bahan
yang secara mitos mampu menginsulasi suara yang sangat populer di sebut sebut oleh
masyarakat umum. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan dalam penggunaan bahan
insulasi suara:
Penggunaan gipsum dan mineral wool untuk meredam suara drum pada ruang
studio musik
Bahan yang di sebutkan diatas tidak efektif untuk menginsulasi suara karena bahan
tersebut tidak memiliki massa yang besar. Bahan yang efektik untuk menginsulasi suara
adalah bahan dengan massa yang besar sehingga memiliki sound transmission loss yang
cukup tinggi dan mampu mengurangi rambatan getaran. Salah satu contoh bahan yang
memenuhi syarat tersebut adalah Acourete Mat yang memiliki Sound Transmission
Loss yang cukup besar yaitu 17 dB pada frekuensi 125 Hz, 31 db pada 1000 Hz dan 52
53
3. Kesalahan Perencanaan Desain dan Sistem Pemasangan
Apabila kita sudah benar dalam menganalisa sumber suara dan pemilihan bahan maka
kita masuk ke tahapan membuat perencanaan desain insulasi suara dan sistem
pemasangan.Dari data data analisa sumber suara, besaran suara, cara merambat suara,
data teknis bahan maka kita dapat melakukan perencanaan dan perhitungan sistem
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem insulasi adalah:
Sistem Insulasi Getaran yang tidak benar sehingga kurang efektif meredam suara
Sistem Peredaman Resonansi yang tidak benar sehingga sistem insulasi kurang
bekerja sempurna karena resonansi yang terjadi pada sistem insulasi yang ada.
Aplikasi pekerjaan lapangan yang tidak tepat seperti lupa menutup lubang, atau
insulasi suara.
Peredam Suara Untuk Ruang Studio Musik, Home Theater, Aula, Sekolah, Industri,
Kendaraan Bermotor Ruangan yang berhubungan dengan suara seperti studio, home
theater, aula dan lainnya akan mendapat fungsi akustik dengan baik apabila
penggunaan peredam suara tidak sesuai dengan tujuannya. Seperti pemasangan glaswoll
dengan tujuan mengurangi kebocoran suara pada studio. Tentunya kebocoran suara
54
tidak akan berkurangkarena glaswoll bertujuan untuk menyerap suara. Sedangkan untuk
suara. Maka untuk dapat menentukan peredam suara dengan tepat sesuai kebutuhan
perpindahan suara. Contoh material peredam insulasi suara adalah Acourete Mat
Resin, Acoutere paint. Bahan peredam insulasi suara umumnya dipakai untuk
mencegah gangguan suara dari sebuah ruangan ke ruangan lainnya seperti ilustrasi
dibawah ini.Di ilustrasikan diatas sumber suara datang menuju material insulasi,
kemudian di isolasi oleh material insulasi, dan sebagian dipantulkan sehingga suara
redamannya
Kemampuan sebuah material peredam suara untuk meng insulasi suara di tentukan
dengan nilai STC atau Sound Transmission Class atau Sound Transmission Loss.
STC adalah nilai tunggal yang dinyatakan dalam besaran dB (decibel). Sound
55
Transmission Loss adalah nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari
Contoh material serap suara adalah Acourete Fiber, Acourete Board 230.
Bahan peredam serap suara umumnya dipakai untuk mengurangi suara yang
memantul dalam sebuah ruangan seperti ilustrasi dibawah ini. Karakteristik dari
Ringan
Berpori
Permukaan lunak
dengan nilai NRC atau Noise Reduction Class atau Sound Absorbing Coefficient.
NRC adalah nilai koefisien. Sound Absorbing CoeTransmission Loss adalah nilai
56
57