Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

“GANESHA”
TERAKREDITASI BAN PT
Kampus : Jl. Legoso Raya No. 31 Ciputat Jakarta Selatan
Telp/Fax (021) 744 3078, email : info@stieganesha.ac.id website: stieganesha.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


Mata Kuliah : Tourism
Semester : II.B (Dua)
Program Studi : S2 Manajemen
Waktu : 120 Menit
Sifat : Tutup Buku
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Dosen : Dr. Achmad Mulyana, M.M
=============================================================================
Soal :
Kasus Turis Thailand, Puncak dari Buruknya Pariwisata Indonesia
5 Juli 2019 10:29 Diperbarui: 5 Juli 2019 16:09 6599 14 7

"Ada mafia di sini yang tidak bersahabat dengan wisatawan. Saya tidak akan kembali lagi. Sepertinya tidak
ada hubungannya dengan wisatawan seperti ini. I can't take Gojex here I must use them service they ask me
550000 IDR per car from Probolinggo to Bromo tpp expensive gojek ask me only 300000 IDR per car when
i walk far away from them but them take motorcycle to block and will attack me.
I must tell them that i will sleep here at Probolinggo not go anywhere. But them found me at Cemeru
Lawang and must use them service I pay 40000 IDR per person Them send me at Bayuangga again dan give
me 60,000 IDR to Surabaya if not pay they May attack me. Why too expensive I take bus from Banyuwangi
to Probolinggo 35000 IDR but bus from Probolinggo to Surabaya 60000 IDR. So I run escape Mafia and
can take bus to surabaya only 25.000 IDR," Sumber: kompas.com
****
Pemalakan, baik secara halus maupun kasar, sepertinya sudah mendarah daging dalam
industri pariwisata kita. Kita selalu menganggap wisatawan baik domestik maupun asing adalah orang kaya
yang akan menghambur-hamburkan uangnya di tempat wisata. Padahal di era teknologi informasi 4.0
sekarang ini, berwisata bukan lagi monopoli orang kaya. Kemudahan membeli tiket dan pesan hotel online
membuat semua orang, tanpa memandang miskin atau kaya, dengan mudah berwisata ke mana saja selama
masih sanggup membayar baik tunai maupun dicicil.
Sebagai travellers, saya sudah sering mengalami hal serupa seperti yang ditulis turis Thailand tersebut.
Mulai dari bandara yang restricted untuk transportasi lain dari luar bandara, sewa kendaraan di luar batas
kewajaran bila menuju obyek wisata tertentu, tarif masuk yang tidak jelas terutama pada obyek wisata yang
dikelola pribadi atau bukan pemerintah, tukang parkir yang mematok ongkos tinggi, makanan yang mahal,
hingga toko-toko suvenir yang memaksa membeli barang mereka.
Contoh-contohnya sudah banyak, seperti tarif masuk pantai di Anyer yang pernah mencapai 100 Ribu per
kendaraan, tiket masuk Bromo yang sudah mahal tapi karcis yang diberikan berkurang satu, ojek merangkap
pemandu wisata di Kawah Drajat yang memalak dengan dalih menunjukkan jalan, makan seharga 500 Ribu
untuk tiga orang, hingga ibu-ibu penjual kaos di Kintamani yang memaksa beli barangnya. Mahalnya tiket
pesawat turut memperparah keadaan yang membuat orang semakin malas berwisata di dalam negeri.
Kalau boleh jujur, saya merasa lebih nyaman berwisata di luar negeri daripada di negeri sendiri. Bukan tidak
cinta, tapi karena hilangnya rasa nyaman dan aman saat berwisata karena berbagai gangguan seperti telah
disebutkan di atas. Nyaris tidak ada keramahan dari penduduk lokal kecuali kita mau mengeluarkan uang
banyak buat mereka. Seolah-olah wisatawan itu seperti raja minyak yang harus 'diporotin' sampai habis
uangnya.
Sayang sekali indahnya alam dan budaya Indonesia dikotori oleh perilaku sebagian atau oknum penduduk
lokal yang hanya mengejar Rupiah tanpa berpikir panjang dampak ikutan yang terjadi. Padahal Indonesia
memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi bisnis pariwisata, apapun
un bisa jadi uang asal
dikelola dengan baik seperti Dukuh Ponggok di Klaten.
Memang harus diakui, pemerintah kurang memberdayakan dan mengedukasi penduduk lokal bagaimana
melayani wisatawan agar betah berlama
berlama-lama
lama di tempatnya. Persoalan klasik kemiskinan menjadi akar
segala masalah yang berujung pada tindakan pemalakan seperti yang dialami oleh turis Thailand dan turis
turis-
turis lainnya selama ini.
Keberadaan transportasi online semakin memperparah gap antara mereka yang melek teknologi dengan
orang-orang yang masih berpikiran jadul dan tak mau berubah. Mereka yang tak mau kehilangan rezeki
gara-gara
gara transportasi online menghalalkan segala cara agar tetap memperoleh penghasilan walau
sebenarnya dapat dikategorikan melanggar hukum.
Carut marut pengelolaan pariwisata
sata ini tak lepas dari bisnis pariwisata yang belum menjadi prime
mover atau penggerak utama perekonomian. Wisata masih menjadi kebutuhan sekunder, bahkan tersier bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.
Obyek wisata hanya ramai di hari Sabtu
Sabtu-Minggu atau hari libur nasional saja, sementara hari
hari-hari biasa
tampak sepi. Hanya Bali saja yang sudah benar
benar-benar
benar menjadikan wisata sebagai mata pencaharian utama
penduduknya, lainnya masih mengandalkan sektor lain di
d luar pariwisata.
Inilah saatnya pariwisata mulai bebenah. Mimpi menjadikan 10 Bali lain di Indonesia harus dimulai dengan
edukasi penduduk lokal, bukan sekedar membangun infrastrukturnya saja.
Penduduk lokal harus mulai diberdayakan dan dibimbing untuk memberikan kenyamanan pada wisatawan.
Pemerintah juga harus bisa menjamin periuk nasi mereka selama dalam masa transisi tersebut agar tidak lagi
'memalak' wisatawan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Percuma membangun bandara dan atraksi di obyek wisata
wisat tanpa didukung oleh hospitality penduduk lokal
terhadap wisatawan. Mereka akan trauma seperti turis Thailand tadi bila pemerintah tak segera mengedukasi
warga lokal.
Apalagi di era medsos sekarang ini, segala sesuatu yang buruk dapat segera menjadi vira
viral tanpa terkendali,
ibarat kata pepatah bad news is a good news.
news. Kalau pemerintah tidak segera turun tangan, jangan harap
industri wisata kita berkembang seperti negeri tetangga.
Tugas :
Bagaimana analisis saudara terhadap kasus tersebut ? (minimal 2 halaman)
- Buat identifikasi permasalahan
- Apa dampak negatifnya dan
- Berikan solusi yang terbaik dan kepada pihak mana saja yang terkait untuk disampaikan.

==== SELAMAT BEKERJA ====

VERIFIKASI SOAL
Ketua Program Studi

Diterima Tanggal : 16 Nov 2020


Diperiksa Tanggal : 21 Nov 2020

Anda mungkin juga menyukai