Anda di halaman 1dari 36

ORTHOPEDIC

congenital Disusun Oleh:


Dila Siti Khadijah (1102016054) Dinia Yuliani (1102016057)
Dina Ramayanti (1102016055) Ekki Fhalzimi (1102016059)
Dinda Augusmiadoni (1102016056) Fanny Domingga (1102016064)

Pembimbing:
Dr (DMB). Dr (Orth). dr. Norman Zainal, Sp. OT.,
M. Kes., FICS., CCD

Kepaniteraan Klinik Bedah – Orthopedi


Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 2- 28 November 2020
anatomi Skeletal

2
anatomi otot

3
anatomi vaskular

4
anatomi saraf Tendon – melekatkan otot dengan tulang

Ligamen – melekatkan tulang dengan tulang

5
Anatomi Sendi

A. Sendi Fibrosa
(Fibrous Joint)

Struktur Sendi Sinovial

B. Sendi Kartilaginosa C. Sendi Sinovial


(Cartilagineous Joint) (Synovial Joint)
histologi tulang

7
Mescher, A.L., 2018. Junqueira's basic histology: text and

histologi otot
atlas. McGraw-Hill Education.

Otot Lurik

8
Mescher, A.L., 2018. Junqueira's basic histology: text and

histologi Kulit
atlas. McGraw-Hill Education.

9
Kelainan kongenital à kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasil konsepsi sel telur.

Leher/Cervical Tulang belakang Ekstremitas atas dan bawah HIP

1. TORTICOLIS 2. SCOLIOSIS 4. ACHONDROPLASIA 8. GENU VARUM 10. CONGENITAL


3. SPINA BIFIDA 5. SINDAKTILI 9. CLUB FOOT/CTEV DISLOCATION OF THE
6. POLIDAKTILI HIP (CDH)

Beberapa faktor etiologi yang diduga berperan dalam kelainan kongenital :

1. Faktor genetik dan kromosom (pola pewarisan genetik) 2. Faktor lingkungan


a. Autosom dominan a. Tertogenik
b. Autosom resesif b. Infeksi
c. X-linked c. Gizi
d. Hormonal dll.
1
tortikolis muskular
tortikolis muskular Sumber : Apley, A.G & Solomon. 2010. Orthopedi dan
Fraktur Sistem Appley. Jakarta: Widya Medika

Kelainan kongenital dimana M. sternocleidomastoideus mengalami fibrosis dan


gagal memanjang sementara tubuh anak terus tumbuh sehingga terjadi deformitas
progresif. Terkena pada regio vertebra cervicalis.

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Keluhan utama • Foto polos servikal untuk menilai adanya
Trauma saat kelahiran abnormalitas tulang servikal
b. Riwayat sekarang • MRI/ CT-scan untuk mengetahui adanya
Kebiasaan posisi leher yang salah penutupan tulang tengkorak yang terlalu
c. Riwayat dahulu cepat.
Riwayat kelahiran sungsang

PEMERIKSAAN FISIK TATALAKSANA


Gejala dan tanda awalnya biasanya diketahui pada usia 2
bulan Fisioterapi : Positioning; Peningkatan lingkup gerak
sendi; Lateral bending
- Look :Turn and tilt kepala ke arah sisi sakit
- Feel : Teraba massa/tumor di daerah leher dengan Farmakologis : Injeksi toksin botulinum
konsistensi lunak, tidak nyeri bila ditekan, Pembedahan : diindikasikan bila gejala menetap setelah
- Move : Susah telungkup, susah duduk, cenderung usia 1 tahun dengan metode tenotomy dan dilanjutkan Z-
menggunakan satu tangan saja, susah untuk merangkak lengthening pasca operasi
2
Skoliosis kongenital
skoliosis kongenital Sumber : Irianto, Komang & Yazid, Hizbillah. (2019). CONGENITAL
SCOLIOSIS: AN ARTICLE REVIEW. (JOINTS) Journal Orthopaedi and
Traumatology Surabaya. 8. 47. 10.20473/joints.v8i1.2019.47-58.

Skoliosis kongenital didefinisikan sebagai pembengkokan tulang belakang ke


arah lateral akibat gangguan pada proses somatogenesis. Terkena pada
regio vertebral column

ANAMNESIS: DIAGNOSIS:
a. Keluhan utama Pemeriksaan Radiologis
pembengkokan tulang belakang ke arah lateral -Foto polos radiologis pada posisi
b. Riwayat sekarang Posterior-Anterior(PA) dan lateral TATALAKSANA
penurunan kemampuan untuk melakukan -CT scan Penggunaan Brace
aktivitas sehari-hari, dan depresi Brace digunakan untuk skoliosis
CT Scan rekonstruksi koronal
c. Riwayat dahulu
menggambarkan hemivertebra dengan kurva 25o-40o dengan skeletal
Sekitar 80% dari kelainan pada skoliosis
kongenital adalah kegagalan segmentasi atau lumbal dan hemivertebra yang immature.
pembentukan, dengan 20% bentuk campuran. lumbosakra • Milwaukee brace
• Boston brace
PEMERIKSAAN FISIK:
• Adam’s forward bending test Operasi
Untuk kurva 40o atau lebih, operasi
Look: tulang belakang tulang belakang hampir selalu
melengkung ke samping direkomendasikan.
Feel: nyeri
Move: terbatas
3
spina bifida
spina bifida
Kelainan bawaan sebagian komponen tulang belakang yang tidak
terbentuk. Jadi, tidak ada tulang lamina yang menutupi sumsum atau susunan
sistem saraf pusat di tulang belakang. Terjadinya kelainan ini, dimulai sejak
dalam masa pembentukan bayi dalam kandungan. Terutama pada usia 3-4
minggu kehamilan

ANAMNESIS
Chief complaint :
❏ Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul,
tungkai atau kaki PEMERIKSAAN FISIK
❏ Penurunan sensasi, inkontinensia uri dan
inkontinensia tinja Pemeriksaan neurologis pada bayi cukup sulit terutama untuk
❏ Korda spinalis yang terkena rentan membedakan gerakan volunter tungkai terhadap gerakan refleks.
terhadap infeksi (meningitis) Diasumsikan bahwa semua respons gerakan tungkai terhadap
rangsang nyeri adalah refleks sedangkan adanya kontraktur dan
deformitas kaki merupakan ciri paralisis segmental level tersebut.
Recent/past history:
Riwayat antenatal selama kehamilan
Solomon, L. et al. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition.
London: Hodder Arnold
GAMBARAN RADIOLOGIS TATALAKSANA
1. Penanganan Awal
Penutupan defek pada kulit : Dilakukan jika pasien
memiliki prognosis yang baik, dilaksanakan dalam 48
jam setelah kelahiran. Setelah bagian belakang sudah
USG tertutup, pantau jika ada hidrosephalus.
• Hidrosefalus- vp shunt

2. Penanganan Paralisis dan Deformitas


• Untuk 6 – 12 bulan pertama deformitas diterapi
strecthing dan strapping.
• Open methods adalah koreksi yang terbaik untuk
deformitas
• Deformitas proksimal dikoreksi sebelum deformitas
MRI distal terjadi.
• Splint tidak pernah digunakan tunggal dalam
mengkoreksi deformitas.

Rasjad, Chairuddin. Penyakit Akibat Lesi Medula Spinalis dalam: Pengantar


Ilmu Bedah Orthopedi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yarsif Watampone;2009. Hal 257-9
4
SINDROM MARFAN
SINDROM MARFAN
Kelainan autosom dominan pada jaringan ikat yang mempengaruhi sistem kardiovaskular, mata dan
tulang sehingga dapat ditemukan kelainan jantung, dislokasi lensa mata, deformitas tulang (skoliosis, pektus
ekscavatum dan telapak kaki rata). Pada skeletal, sindrom marfan (araknodakitili/ hiperkondroplasia) menyebabkan
tampilan ekstremitas lebih panjang, dengan badan yang sedikit membesar akibat pertumbuhan cakram epifisis
yang berlebihan.

ANAMNESIS
Chief complaint:
Manifestasi awal pada usia anak atau remaja : skeletal dan ocular.
Manifestasi skeletal :
● Perawakan tinggi dengan abnormalitas sendi dan ekstremitas.
● Pectus carinatum atau pectus excavatum
● Deformasi dari tulang belakang seperti skoliosis
● Flat feet
● Palatum letak tinggi dengan susunan gigi crowding.
Recent/past history:
Penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, riwayat dalam keluarga, trauma
lokal, diet tinggi purin, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik, atau
penurunan/peningkatan asAm urat.
PEMERIKSAAN FISIK
• Look : Skoliosis pectus
Pektus ekskavatum, Pektus carinatum carinatum
Telapak kaki rata (pes plenus)
Arachnodactyly à Steinberg thumb sign (+), Walker-Murdoch wrist sign (+) (outward
• Feel : Pektus à fremitus, ekspansi dada, dan denyut apeks jantung protrusion
Vertebra à nilai sensasi, gaya, kekuatan, refleks, proprioception dan koordinasi. of the
• Move : Hipermobilitas sendi, kelemahan ligamen sternum)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM CT Scan


• Tidak ada pemeriksaan laboratorium
- Deformitas dinding dada (pectus excavatum or pectus
spesifik untuk menegakan diagnosis.
carinatum ): menilai severe pectus deformity
• Pemeriksaan genetik molekular FBN1.
- Abnormality aortic root
PEMERIKSAAN MRI
RADIOLOGIS - MRI lumbosacral : untuk deteksi dural ectasia

Foto Polos
Figure 1. Arachnodactyly in a
16-year-old girl. Radiograph
Adam D. & Paul D. 2017. Marfan Syndrome: A Clinical Update. J Am Acad Orthop Surg. 25: 603-609.
shows a metacarpal index of
JIng & Yuan. 2010.’ Marfan’s syndrome: an overview’ Sao Paulo Med J. vol. 128(6):360-6
approximately 9.5
TATALAKSANA
Terapi Non-medikamentosa Terapi Bedah
1. Menghindari aktivitas fisik yang dapat 1. Skoliosis progresif (curves > 45⁰) → spinal fusion
meningkatkan detak jantung & tek. darah instrumentation
(mis. gymnastics, basketball, rugby, scuba- Manajemen pre-operatif = evaluasi jantung,
diving, angkat beban, dll) evaluasi oftalmologi, dan MRI lumbosacral untuk
2. Skoliosis (curves 15⁰ - 25⁰) → penggunaan mengevaluasi ectasia dural
bracing 2. Severe pectus deformity → pectus repair surgery
3. Pes planus (flatfoot) → sepatu yang sesuai 3. Protrusio acetabuli (yang extreme):
& orthosis korektif a. Anak → triradiate cartilage fusion
b. Dewasa → total hip arthroplasty
(THA)
Terapi Medikamentosa

1. Beta-blocker → mengurangi progresifitas


diseksi/dilatasi aorta
2. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) →
antagonis TGF-β
Shi-Min Y. & Hua J. 2010. Marfan’s Syndrome: an Overview.Sao Paulo Med J. 128(6): 360-6.
Adam D. & Paul D. 2017. Marfan Syndrome: A Clinical Update. J Am Acad Orthop Surg. 25: 603-609.
5
akondroplasia
akondroplasia Tatalaksana
Non-medikamentosa: evaluasi
Definisi pertumbuhan dan perkembangan
Penyakit displasia skeletal yang Konservatif: rhGH (recombinant human
umum, menyebabkan dwarfisme growth hormone), natriuretik peptida
dan merupakan penyakit genetik Pembedahan: pemanjangan tungkai
autosom dominan. dengan prosedur Ilizerov

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis Look: Makrosefali, button nose, dahi
Keterlambatan menonjol, midface hypoplasia, nasal Pemeriksaan Lab
pertumbuhan, sleep bridge kecil, kaki datar, lower limb
coronal malalignment, lordosis lumbar Analisis DNA pada
apneu , Dismorfi pada FGFR3 (identifikasi
muka dan tangan, dan. tungkai pendek (rhizomelia),
Terdapat riwayat yang mutasi genetik)
Feel: Hipotonia, sublukasi kepala radial
sama di keluarga Move: Kelemahan otot, hiperekstensi sendi,
ekstensi dan rotasi terbatas pada siku.,

Karakteristik radiologis:
sayap iliaka pendek, menghasilkan ‘Champagne glass plevis', asetabula dan coxa valga horizontal dengan femora
proksimal bulat, Epifisis femoral distal memiliki penampilan 'V' terbalik, fibula panjang dan sering ada genu varum.

Regio: kraniofasial, femoralis, vertebrae, brachial, dsb.

Blom, Ashley, et al. [Ed.]. 2018. Apley and Solomon’s System of Orthopaedics and Trauma. Tenth Edition. Page 164 – 165. Boca Raton: CRC Press.
Ornitz, David M dan Laurence Legeai-Mallet. 2017. Achondroplasia: Development, Pathogenesis, and Therapy. Dev Dyn, 264 (4): 291 – 309. DOI: 10.1002/dvdy.24479
6
sindaktili
Anomali kongenital dimana terjadi
fusi jari-jari yang berdekatan karena
kegagalan pemisahan falang yang
Anamnesis: perlekatan jari berkembang selama organogenesis.
PF: look (perlekatan jari),
feel (teraba keras), move
(kekuatan genggam Definisi
berkurang)
PP: X-ray dilakukan untuk
preoperatif
Klasifikasi

sindaktili •


Simple (kulit)
Complex (tulang)
Complicated (sindrom)
• Inkomplit (w/o lip. kuku)

• Komplit (lip. kuku)


Digital. Paling sering jari
tengah dan manis lalu jari Regio Tatalaksana
manis dan kelingking. Pada
kasus sindromik biasanya Pembedahan dengan memisahkan jari yang melekat menggunakan
jempol ibu jari atau jari flap dorsal untuk merekonstruksi ruang perlekatan, sayatan zigzag untuk memisahkan
manis kelingking jari dan menghindari kontraktur bekas luka, dan cangkok kulit ketebalan penuh untuk
kulit yang cacat. Lipatan kuku dapat direkonstruksi menggunakan flap lokal.
Pembedahan dilakukan jika usia sudah lebih dari 12 bulan.

Blom, Ashley, et al. [Ed.]. 2018. Apley and Solomon’s System of Orthopaedics and Trauma. Tenth Edition. Page 404. Boca Raton: CRC Press.
Braun, Tara L, et al. 2016. Syndactyly Release. Semin Plast Surg, 30 (4): 162 – 170. DOI: 10.1055/s-0036-1593478
7
polidaktili
POLIDAKTILI
Polydactyly, juga dikenal sebagai hyperdactyly atau
hexadactyly adalah anomali ekstremitas herediter yang paling
umum yang ditandai dengan jari tangan atau kaki ekstra.
Dapat terjadi mulai dari duplikasi yang berupa jaringan
lunak sampai yang di sertai dengan metacarpal dan phalang
sendiri. Hubungan pada jari tangan daerah metakarpal dapat
mempunyai sendi / tanpa sendi. Umumnya jari tambahan
tidak berfungsi, karena tidak memiliki tendon.

Anamnesis:
• Anggota keluarga yang lahir dengan jari tambahan
• Riwayat keluarga dengan kelainan yang berhubungan
dengan polidaktili
Pemeriksaan Fisik :
• Terlihat ada jari tambahan
Pemeriksaan penunjang :
• Analisa kromosom
• Foto polos

Umair M, dkk. 2018. Clinical Genetic of Polydactyly: An Update Review. Journal fontiers in genetics vol 9 (447) 27
Ahmed H, dkk. 2017. Genetic Overview of Syndactyly and Polydactyly. Journal PRS Global Open. Doi: 10.1097/GOX.0000000000001549
Tatalaksana :
• Jari tambahan yang rudimenter dapat diligasi saat awal kelahiran sehingga terjadi
amputasi otomatis.
• Pada yang mempunyai artikulasi dibutuhkan eksisi pada usia sekitar 1 tahun.
• Prinsip pengobatan pada polidaktili adalah untuk menyelamatkan jari tambahan yang
mempunyai susunan yang terbaik

Bell J, dkk. Link : https://radiopaedia.org/articles/polydactyly


Noor Z. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
8
genu varum
GENU VARUM
Deformitas sudut lutut yang terjadi pada regio ekstremitas bawah, merupakan angulasi
tulang dimana segmen distal dari sendi lutut menuju garis tengah (kaki busur/O).

Etiologi PEMERIKSAAN FISIK


Penyakit blount’s, infeksi atau cedera Look: Pemeriksaan jarak interkondilar → Celah yang tampak nyata di
sebelumnya, rakhitis antara lutut ketika sedang berdiri dengan merapatkan kedua kaki,
mengukur sudut femoral-tibia, postur tubuh pendek, postur kaki berbentuk O.
ANAMNESIS Feel: Nyeri pada sendi lutut karena penekanan berlebih, dapat terjadi
• Keluhan utama : Postur tubuh pendek, dislokasi atau subluksasi patella yang berulang.
nyeri lutut, pola jalan abnormal Move: Pola jalan abnormal, langkah anak akan melambat
• Riwayat trauma atau fraktur.
• Riwayat keluarga PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Awitan dan perjalanan penyakit Laboratorium : hematologi dan urin jika ada
• Kelainan metabolik, beberapa penyakit kelainan metabolik dan konsultasi dengan ahli
metabolik, seperti kelainan hipotiroid, endokrin.
akan didapati postur tubuh yang pendek
juga seperti pada genu varum Radiologi :
Dilakukan jika tinggi badan < persentil 25
TATALAKSANA
• foto antero-posterior paha-pergelangan kaki
• Observasi
• Penilaian sudutmetafisis-diafisis (metaphysical-
• Stapling hemiepfisis
Diaphysial Angle, MDA) untuk membedakan
• Hemiepfisiodesis
antara genu varum dan tibia vara, pada genu
• Osteotomi tibial/femural varum sudut yang dibentuk biasanya < 11°,
sedangkan pada tibia vara sudut yang
Yen CH, Chan WL, Leung HB, Mak KH. Thumb polydactyly: clinical outcome after reconstruction. Journal of Orthopaedic
Surgery Vol 14 (3). 2006 dibentuk > 11°
Makki D. Link : https://radiopaedia.org/cases/blount-disease-6?lang=gb
9
club foot/ctv
club foot/ctv
Pemeriksaan fisik:
• Look: Tiga komponen utama deformitas yaitu
equinus, varus dan adductus.
• Feel: Otot betis melemah
Talipes equinovarus berasal dari bahasa Latin • Move: terbatas.
dimana talus (ankle), pes (foot), equinus Pemeriksaan penunjang: X-ray Anteroposterior
menunjukkan tumit yang terangkat seperti kuda, (AP) dan posisi lateral untuk menilai
dan varus berarti inversi dan adduksi. talocalcaneal dan tallo first metatarsal angle,
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) adalah tibiocalcaneal.
USG posisi posterior-sagital, anterior-medial.
fiksasi dari kaki pada posisi adduksi, supinasi, dan
varus. Pirani Score

Jan WF, Jahan A, Dar MY, Bangroo FA. A study on management of congenital clubfoot by Ponsetti
DIAGNOSIS technique in a rural medical college in India. Int J Res Orthop 2019;5:172-6
Anamnesis:
Keluhan utama yaitu kaki bengkok sejak lahir, TATALAKSANA KONSERVATIF:
tanyakan faktor resiko seperti agen teratogenik Ponseti method, Kite method dan French method
(misal sodium aminopterin), oligohidramnion, dan Tatalaksana bedah:
congenital constriction rings, riwayat ibu perokok. Soft Tissue Procedure seperti achiles tenotomy dan bone procedure
seperti calcaneal osteotomy.
10
displasia panggul
displasia panggul Ø Pemeriksaan fisik
Look : asimetri lipatan kulit gluteal atau
paha, perbedaan panjang tungkai dengan
Ø Tatalaksana
Konservatif : Pavlik Harness, Spica Cast,
Traksi Kulit
lutut tidak sama tinggi pada posisi Bedah : Osteotomi untuk meluruskan
Displasia panggul atau DDH terlentang dengan pinggul dan lutut kembali sudut panggul
(Developmental Dysplasia of Hip) tertekuk (tanda Galeazzi),
merupakan perkembangan abnormal Feel : barlow test (+), Ortolani test (+)
panggul berupa displasia, subluksasi, dan Move : abduksi panggul terbatas.
dislokasi sendi panggul pada anak-anak.
Kelainan ini mengenai regio pelvis.

Sumarna V, Angliadi E. 2015. Jurnal Biomedik (JBM). Displasia


Perkembangan Panggul Awal (lahir hingga usia 4 bulan) Vol 7,
No.1, Hal 1-7

Deriano B. 2019. CDK. Diagnosis Dini Displasia Panggul. Vol


46(11). Hal 647-651.

DIAGNOSIS:
Ø Pemeriksaan Penunjang
Ø Anamnesis USG
riwayat kehamilan dan persalinan bayi yang Evaluasi statis dan dinamis sendi pinggul,
memiliki risiko seperti presentasi sungsang, memungkinkan penilaian anatomi statis pinggul
oligohidramnion, primipara, persalinan sungsang dan stabilitas kepala femoralis di soket acetabular.
pervaginam, dan jenis kelamin perempuan. Riwayat Foto polos AP berguna untuk DDH saat pusat
keluarga osteoartritis panggul prematur dan Yang S, Zusman N, Lieberman E, Goldstein RY. 2019.
osifikasi kepala femur muncul pada usia 4-6 bulan.
pembedongan. CT-Scan
Developmental Dysplasia of the Hip. Pediatrics
143(1) e20181147;DOI:
https://doi.org/10.1542/peds.2018-1147
Daftar pustaka
• Adam D. & Paul D. 2017. Marfan Syndrome: A Clinical Update. J Am Acad Orthop Surg. 25: 603-
609.
• Ahmed H, dkk. 2017. Genetic Overview of Syndactyly and Polydactyly. Journal PRS Global Open.
Doi: 10.1097/GOX.0000000000001549
• JIng & Yuan. 2010.’ Marfan’s syndrome: an overview’. Sao Paulo Med J. vol. 128(6):360-6
• Blom, Ashley, et al. [Ed.]. 2018. Apley and Solomon’s System of Orthopaedics and Trauma. Tenth
Edition. Page 164 – 165. Boca Raton: CRC Press.
• Deriano B. 2019. CDK. Diagnosis Dini Displasia Panggul. Vol 46(11). Hal 647-651.
• Jan WF, Jahan A, Dar MY, Bangroo FA. A study on management of congenital clubfoot by Ponsetti
technique in a rural medical college in India. Int J Res Orthop 2019;5:172-6
• Meena S, Sharma P, Gangary SK, Lohia LK. 2017. Journal of Orthopedics and Allied Sciences.
Congenital Club Foot. Vol 2(2). Hal 34-38.
• Mescher, A.L., 2018. Junqueira's basic histology: text and atlas. McGraw-Hill Education.
• Noor Z. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
• Ornitz, David M dan Laurence Legeai-Mallet. 2017. Achondroplasia: Development, Pathogenesis, and
Therapy. Dev Dyn, 264 (4): 291 – 309. DOI: 10.1002/dvdy.24479
Daftar pustaka
• Rasjad, Chairuddin. Penyakit Akibat Lesi Medula Spinalis dalam: Pengantar
Ilmu Bedah Orthopedi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yarsif Watampone;2009. Hal 257-9
• Irianto, Komang & Yazid, Hizbillah. (2019). CONGENITAL SCOLIOSIS: AN ARTICLE REVIEW.
(JOINTS) Journal Orthopaedi and Traumatology Surabaya. 8. 47. 10.20473/joints.v8i1.2019.47-58.
• Solomon, L. et al. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: Hodder
Arnold
• Sumarna V, Angliadi E. 2015. Jurnal Biomedik (JBM). Displasia Perkembangan Panggul Awal (lahir
hingga usia 4 bulan) Vol 7, No.1, Hal 1-7
• Umair M, dkk. 2018. Clinical Genetic of Polydactyly: An Update Review. Journal fontiers in genetics
vol 9 (447)
• Yang S, Zusman N, Lieberman E, Goldstein RY. 2019. Developmental Dysplasia of the Hip
Pediatrics January 2019, 143 (1) e20181147; DOI: https://doi.org/10.1542/peds.2018-1147
• Yen CH, Chan WL, Leung HB, Mak KH. Thumb polydactyly: clinical outcome after reconstruction.
Journal of Orthopaedic Surgery Vol 14 (3). 2006
• Makki D. Link : https://radiopaedia.org/cases/blount-disease-6?lang=gb

Anda mungkin juga menyukai