TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh dan merupakan organ yang
terluas, yaitu antara 1,5-2,0 m2 dengan berat kurang lebih 20 kg, sedangkan
bagian kulit yang kelihatan dari luar yang disebut epidermis beratnya 0,05-0,5 kg
(Putro, 1997). Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan lokasi tubuh
(Wasitaatmadja, 1997).
Kulit terdiri dari tiga lapisan, berturut-turut mulai dari yang paling luar adalah
sebagai berikut:
a. lapisan epidermis
b. lapisan dermis
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Epidermis
luar yang tersusun dari sel mati berkreatin dan memiliki sawar kulit pokok
terhadap kehilangan air. Apabila kandungan air pada lapisan ini berkurang,
b. Lapisan lusidum (stratum lusidum), lapisan ini tersusun dari beberapa lapisan
transparan dan di atasnya terdapat lapisan tanduk dan bertindak juga sebagai
lapisan sel dan terletak di atas lapisan stratum spinosum dan berfungsi untuk
yang paling tebal dari epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum
e. Lapisan basal (stratum basale), lapisan basal merupakan bagian yang paling
dalam dari epidermis dan tempat pembentukan lapisan baru yang menyusun
epidermis. Lapisan ini terus membelah dan sel hasil pembelahan ini bergerak
a. Keratinosit, yang berfungsi untuk membentuk lapisan yang tahan terhadap zat
7
Universitas Sumatera Utara
b. Melanosit, yang berfungsi memproduksi melanin. Sel ini tersebar di antara sel
2.1.1.2 Dermis
dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang
3-5 mm. Dermis terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin. Serabut
kolagen dapat mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak.
Pada dermis terdapat adneksa kulit, seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar
keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh
darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan
Kolagen adalah zat pengisi kulit yang membuat kulit menjadi kencang.
mengakibatkan kulit menjadi kering dan berkerut. Selain denga krim anti-aging,
kolagen dapat dipacu produksinya dengan olahraga dan nutrisi yang baik
(Sulastomo, 2013).
Salah satu zat yang memiliki peranan penting dalam kulit, terutama wajah
melindungi kulit dari polusi. Sebum dibentuk oleh kelenjar palit yang terletak di
8
Universitas Sumatera Utara
bagian atas kulit jangat, berdekatan dengan kandung rambut (folikel). Folikel
2.1.1.3 Subkutan
mengandung sel-sel lemak yang dapat melindungi bagian dalam organ dari trauma
mekanik dan juga sebagai pelindung tubuh terhadap udara dingin, serta sebagai
Lapisan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel
lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan saluran getah
bening. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3
cm, sedangkan di daerah kelopak mata dan penis sangat tipis. Lapis lemak ini juga
Lapisan ini terdiri atas jaringan konektif, pembuluh darah dan sel-sel
penyimpanan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan struktur
lainnya. Jumlah lemak dalam lapisan ini akan meningkat bila makan berlebihan,
sebaliknya bila tubuh memerlukan energi yang banyak maka lapisan ini akan
9
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Fungsi Kulit
1. Proteksi (pelindung)
luar. Misalnya pelindung dari sinar matahari, zat-zat kimia, perubahan suhu,
dan lain-lain.
Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar pada
temperatur.
Beberapa zat tertentu bisa diserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit serta
kulit juga berfungsi sebagai organ sekresi untuk melepaskan kelebihan air dan
4. Persepsi sensoris
Sebagai alat peraba, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa
Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas lima bagian
(Noormindhawati, 2013):
a. Kulit normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, memiliki pH normal, kadar air dan kadar
minyak seimbang, tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.
10
Universitas Sumatera Utara
b. Kulit berminyak
c. Kulit kering
Adalah kulit yang tampak kasar, kusam, kulit mudah bersisik, terasa kaku,
d. Kulit kombinasi
Merupakan jenis kulit kombinasi yaitu antara kulit wajah kering dan
berkulit kering.
e. Kulit sensitif
tertentu, misalnya suhu, cuaca, bahan kosmetik atau bahan kimia lainnya yang
Penuaan merupakan proses fisiologi yang tak terhindarkan yang pasti dialami
oleh setiap manusia. Proses ini bersifat irreversibel yang meliputi seluruh organ
tubuh termasuk kulit. Kulit merupakan salah satu jaringan yang secara langsung
Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya.
Bisa terjadi saat umur kita memasuki usia 20-30 tahun. Penuaan dini dapat terjadi
kapan saja. Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28-30 hari. Regenerasi
11
Universitas Sumatera Utara
semakin melambat seiring dengan bertambahnya usia. Memasuki usia 50 tahun,
Tipe kulit yang cenderung mengalami penuaan dini yaitu kulit kering yang
secara alami lebih sedikit memproduksi sebum dan kulit sensitif karena kulit
tampaknya tidak diinginkan ketika seseorang masih muda, kulit berminyak dapat
menjadi berkat seiring dengan bertambahnya usia karena tipe kulit berminyak
lebih lambat mengalami penuaan dibanding jenis kulit lainnya. Penyebab utama
yang menyebabkan penuaan dini adalah aktivitas, makanan, dan gaya hidup
Banyak faktor yang ikut berpengaruh dalam proses penuaan dini, baik faktor
terus menerus dan degradasi jaringan yang ireversibel.Tidak banyak yang dapat
1. Umur
Umur adalah faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur
bertambah setiap hari dan secara perlahan tetapi pasti proses menua akan
terjadi.
12
Universitas Sumatera Utara
2. Ras
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktural dan faal tubuh dalam
melanin pada kulit.Orang kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari
daripada kulit berwarna sehingga pada kulit putih lebih mudah terjadi
3. Genetik
Para ahli yakin bahwa faktor genetik juga berpengaruh terhadap proses
metabolik dalam tubuh dan seberapa cepat proses menua itu berjalan.
4. Hormonal
5. Faktor-faktor lain
malnutrisi.
13
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor ekstrinsik (extrinsic aging)
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit dapat berupa
suhu, kelembapan, polusi, dan terutama sinar UV. Sinar matahari adalah faktor
lingkungan terbesar yang dapat mempercepat proses penuaan dini karena dapat
merusak serabut kolagen kulit dan matriks dermis sehingga kulit menjadi tidak
Kontak dengan bahan kimia tertentu dalam waktu yang cukup lama dapat
mempermudah munculnya kerutan pada kulit. Posisi tidur yang salah juga dapat
berperan dalam terbentuknya kerutan. Kerutan di area pipi dan dagu pada
umumnya muncul akibat posisi tidur yang menyamping sedangkan posisi tidur
di sekitar alis dan dahi bekerja lebih keras sehingga memperparah kerutan di area
matahari)dan intrinsic aging yang timbul pada epidermis dan dermis kulit dapat
14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan anatomi pada epidermis (Mitsui, 1997).
15
Universitas Sumatera Utara
2.4 Anti Penuaan atau Anti-Aging
degeneratif. Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit
kulit, tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap.
tujuan untuk membantu tubuh agar tetap sehat dan awet muda bahkan bisa terlihat
jauh lebih muda dari usia sesungguhnya. Produk ini digunakan untuk
antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas. Antioksidan adalah
bahan kimia yang dapat memberikan sebutir elektron yang sangat diperlukan oleh
radikal bebas agar tidak menjadi berbahaya (Putro, 1997). Radikal bebas yang
diantaranya adalah kedelai, tomat, bawang putih, brokoli, buah jeruk, teh, anggur
16
Universitas Sumatera Utara
(Silalahi, 2006), jambu biji, kiwi, kelengkeng, paprika merah, papaya, kembang
kol dan kubis (Ramadhan, 2015) serta buah andaliman (Yanti, 2015).
meter di atas permukaan laut pada temperatur 15-18 oC, tumbuhan ini tersebar
antara lain di bagian Utara India, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar, Thailand dan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famil : Rutaceae
Genus : Zanthoxylum
Rutaceae) biasanya digunakan sebagai bumbu dalam masakan serta tumbuh secara
liar yang dikenal dengan nama lokal andaliman di daerah Toba, tuba di
Simalungun dan Dairi, dan Sinyarnyar di daerah Tapanuli Selatan (Kristanty dan
Junie 2015).
17
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Morfologi tumbuhan andaliman
Andaliman merupakan tumbuhan semak atau pohon kecil bercabang rendah, tegak
dengan tinggi mencapai 5 m dengan batang, cabang dan ranting berduri. Daun
tersebar, bertangkai dengan panjang 5-20 cm dan lebar 3-15 cm. Anak daun
berduri terdiri dari 3-11 dengan ujung meruncing tepi bergeri halus, paling ujung
memiliki ukuran paling besar, panjang anak daun 1-7 cm dengan lebar 0,5-2,0
cm. Permukaan atas daun hijau berkilat dan permukaan bawah daun hijau muda,
sedangkan daun muda pada permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah
kerucut dengan panjang bunga 1-2 cm berwarna kuning pucat. Buah andaliman
berbentuk bulat kecil dengan diameter 2-3 mm, perikarpnya berwarna hijau tua
pada buah muda dan berwarna kemerahan pada buah tua, tiap buah terdiri dari
sebagai antioksidan (Tensiska, 2003) dan senyawa aromatik dan minyak atsiri
seperti limonen, citronelal dan linalol (Kristanty dan Junie 2015; Siregar, 2003).
mengobati diare (Kristanty dan Junie 2015). Buah andaliman juga digunakan
sebagai antioksidan (Suryanto, dkk., 2004) dan buah andaliman juga digunakan
18
Universitas Sumatera Utara
sebagai antimikroba (Parhusip, 2005; Kristanty dan Junie 2015), antiinflamasi dan
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan zat aktif yang terdapat dalam tumbuhan
dengan pelarut yang sesuai, sedangkan ekstrak adalah sediaan pekat yang
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Ditjen POM
RI, 1995).
Sedangkan menurut (Ditjen POM RI, 1979) Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara
yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering adalah
ekstrak yang apabila digerus harus mudah menjadi serbuk. Menurut (Ditjen POM
RI, 1995) Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung
etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet
ekstraksi, yaitu:
a. Cara dingin
1. Maserasi
temperatur kamar.
19
Universitas Sumatera Utara
2. Perkolasi
b. Cara Panas
1. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
pada residu pertama samapai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi sempurna.
2. Sokletasi
3. Digesti
4. Infudansi
20
Universitas Sumatera Utara
5. Dekoktasi
kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang bersifat
subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan seperti ini
memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya
diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga
mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian
sensor kamera yang terpasang pada Skin analyzer menampilkan hasil dengan
yang terdapat dalam Skin analyzer aramo. Caranya dengan menekan tombol
power dan diletakkan pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat
21
Universitas Sumatera Utara
2. Kehalusan (Evenness)
lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera
diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol
capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi
3. Pori (Pore)
Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada saat
melakukan pengukuran kehalusan pada kulit. Gambar yang telah terfoto pada
pengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori kulit.
Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori secara otomatis akan keluar
4. Noda (Spot)
kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil
berupa angka dan penentu banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada
layar komputer.
5. Keriput (Wrinkle)
diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol
22
Universitas Sumatera Utara
capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi
Pengukuran Parameter
Moisture Dehidrasi Normal Hidrasi
(Kadar air) 0-29 % 30-50 % 51-100 %
Evenness Halus Normal Kasar
(Kehalusan) 0-31 32-51 52-100
Pore Kecil Beberapa besar Sangat besar
(Pori) 0-19 20-39 40-100
Spot Sedikit Beberapa noda Banyak noda
(Noda) 0-19 20-39 40-100
Wrinkle Tidak berkeriput Berkeriput Berkeriut parah
(Keriput) 0-19 20-52 53-100
2.8 Gel
Gel (gellones) merupakan sistem semi padat, gel terdiri atas suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar
dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Syamsuni, 2006). Gel merupakan suatu sediaan
(Mitsui, 1997). Gel mengandung zat aktif dan merupakan dispersi koloid,
terlihat ada batas diantaranya, disebut dengan gel satu fase. Jika massa gel terdiri
23
Universitas Sumatera Utara
dari kelompok-kelompok partikel kecil yang berbeda maka gel ini dikelompokan
meliputi gom alam tragakan, pektin, karagenan, agar, asam alginat, serta bahan-
bahan sintetis dan semi sintetis seperti metil selulosa, hidroksietilselulosa dan
karbopol (Lachman, dkk., 1994). Dasar gel yang umum digunakan adalah gel
terjadi interaksi antara dua fase. Berbeda dengan gel hidrofilik, umumnya adalah
molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul
komponen bahan pengembang, air, humektan, dan juga bahan pengawet (Voight,
1994).
viskositas yang tinggi serta menghasilkan gel yang bening. Carbomer digunakan
sebagai pembentuk gel pada konsentrasi 0,5 – 2,0%. Struktur kimia carbomer
24
Universitas Sumatera Utara
2.9 Masker
perkutan dengan menempelkan suatu selaput atau membran pada kulit sehingga
pembuangan sisa metabolisme kulit, meningkatkan kadar oksigen pada kulit maka
pori-pori secara perlahan membuka dan membantu penetrasi zat aktif ke dalam
kulit 5 hingga 50 kali dibanding sediaan lain (Lu, 2010; Lee, 2013).
Mitsui (1997), Lu (2010), dan Lee (2013), dan, jenis-jenis masker adalah
sebagai berikut:
melekat pada kulit sehingga saat masker kering akan terbentuk lapisan film tipis.
Ketika dilepaskan, sel-sel kulit mati dan kotoran pada pori akan ikut terlepas
membersihkan komedo.
Tipe masker ini tidak akan membentuk film pada kulit, terbagi menjadi 4
jenis yaitu:
25
Universitas Sumatera Utara
a. Tipe mud pack
b. Tipe krim
Keuntungan: dapat digunakan pada semua bagian kulit dan cocok digunakan
3. Tipe gel
4. Tipe sheet
atau essence yang kemudian didiamkan pada kulit wajah hingga meresap pada
26
Universitas Sumatera Utara
kulit. Keuntungannya yaitu memberikan efek dingin, nyaman digunakan serta
pemakaiannya praktis.
Masker gel peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang
berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu hingga
mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis,
sehingga dapat dikelupaskan (Rahim, 2014). Sediaan farmasi dalam bentuk gel
banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Gel disukai karena kandungan airnya
cukup besar, sehingga terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan, tidak berminyak,
kulit hingga mengering akan terbentuk lapisan film transparan pada kulit wajah.
Ketika dilepaskan, sel-sel kulit mati dan kotoran pada pori akan ikut terlepas
bersama dengan lapisan film tersebut. Masker peel off memiliki beberapa manfaat
2.11.1 Carbomer
memiliki bau lemah serta besifat higroskopis dan asam. Carbomer digunakan
27
Universitas Sumatera Utara
sebagai bahan pengental yang baik dan menghasilkan gel yang bening. Carbomer
digunakan sebagai pembentuk gel pada konsentrasi 0,5 – 2,0% (Rowe, dkk.,
2009).
vynil alkohol polimer dan airvol. Polyvinil alkohol merupakan polimer sintetis
yang larut air terutama digunakan untuk sediaan topikal berfungsi sebagai zat
peningkat viskositas. Polyvinil alkohol serbuk granul berwarna putih dan tidak
Berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk ktristal putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar. Metil paraben umumnya
ataupun pengawet lain. Metil paraben (0,18%) dikombinasi dengan propil paraben
Penggunaan metil paraben dalam sediaan krim ataupun sediaan topikal lainnya
adalah sebagai pengawet (anti mikroba). Dalam sediaan topikal biasa digunakan
sediaan farmasetik dan kosmetik yang berfungsi sebagai pembersih dan zat
pembasah. Sodium Lauryl Sulfat berbentuk kristal berwarna putih hingga kuning
28
Universitas Sumatera Utara
2.11.5 Gliserin
Gliserin tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental bersifat higroskopis yang
Etanol 96% memiliki sinonim etyl alkohol, etyl hidroksida, metal karbinol
yang digunakan sebagai disinfektan, antimikroba, dan pelarut (Rowe, dkk., 2009).
29
Universitas Sumatera Utara